Senin, 14 Maret 2011

Pemimpin Besar

Saya melihat pemimpin atau calon pemimpin saat ini terbagi dua; 1. PEMIMPIN BESAR dan 2. PEMIMPIN YANG DIBESARKAN;

Pemimpin besar seperti buah kuini yang matang dan jatuh ke bumi karena ditiup angin sepoi-sepoi basah, baunya harum dan wangi yang memikat semua makhluk untuk datang ketempatnya. Rupanya cantik yang membuat orang suka padanya. Rasanya enak, sedap dan lazat yang susah dikalimatkan dengan kata-kata seorang pujangga. Sehingga menjilat jari, yang membuat kita merasa ingin, ingin dan ingin lagi. Pemimpin besar seperti pokok kelapa yang tinggi menjulang. Uratnya untuk obat, batangnya digunakan untuk papan dan jembatan, lidinya digunakan untuk membuat sapu, daunnya untuk membuat ketupat, dahan, sabut dan tempurungnya untuk kayu api, santannya untuk memasak, minyaknya untuk menggoreng.

Pemimpin yang dibesarkan seperti buah kuini muda yang jatuh karena dilempar anak-anak, dipanjat atau dijolok dengan galah yang panjang lalu diperam berhari-hari lamanya. Walaupun masak orang tetap menamakannya masak busuk, tak wangi dan tak harum, rupanya berkerut dan tidak cantik, rasanya masam yang membuat orang `trauma` dan tobat untuk tidak akan memakannya lagi. Pemimpin yang dibesarkan seperti benalu yang hidup menompang di atas orang lain, menompang nama besar, kehebatan, keagungan, populeritas orang lain dan membawa-bawa nama institusi karena diri sendiri hampa tak berisi.

Pemimpin besar adalah orang yang besar dengan sendirinya. Terbukti memiliki bau yang wangi, rupa yang cantik dan rasa yang enak. Pemimpin yang besar adalah seorang yang cerdas yang dapat dilihat dari tulisan-tulisannya selama ini. Seorang yang merakyat bukan hanya karena mau pemilu saja. Seorang yang terbukti sukses dalam akademik, karier, keluarga, agama, moral, kejujuran, keadilan, penyayang. Pemimpin yang besar adalah orang yang terkenal secara natural dan media akan datang menyiarkan karena kepribadiannya yang unggul dan amal soleh yang sering dia lakukan. Pemimpin yang besar adalah seperti bibit unggul yang apabila jatuh ke bumi akan menjadi benih dan akhirnya tumbuh berkembang menjadi pokok yang rindang dan menaungi. Pemimpin besar berpijak di alam nyata, membuat kreatifitas, menjadi diri sendiri dan teruji.

Pemimpin yang dibesarkan adalah seorang yang melakukan apa saja untuk mencapai tujuannya. Dia dibesarkan oleh iklan-iklan yang dia bayar untuk tv, radio, surat kabar dan berbagai media lainnya. Mereka dibesarkan oleh nama-nama nenek moyang mereka. Seperti; aku adalah anak, cucu, cicit wali, raja, pahlawan, sultan eyang prabu marang kepunden marang keteper. Mereka dibesarkan oleh media dengan membuat dan mengatakan perkara-perkara yang aneh dengan tujuan khalif tu`raf (berbeda untuk terkenal).

Mereka membayar media dengan jumlah yang sangat mahal agar bisa terkenal. Pemimpin yang dibesarkan adalah mereka-mereka yang mendapat nama besar bukan karena kemampuan diri pribadinya yang unggul, tetapi karena mereka di unggulkan atau mengunggulkan orang lain.

Pemimpin yang dibesarkan seperti buah yang masak dikarbit, dan buah masak busuk yang jatuh waktu muda, jangankan manusia, tupai dan kerapun enggan memakan. Hanya ulat yang datang mendekat, itupun karena menghalang jalan mereka sehari-hari. Pemimpin yang dibesarkan bagaikan hidup di alam bunian, penuh dengan hayalan, menghitung bintang di langit. Seperti bujang lapuk yang mengharapkan bidadari, seperti labu dan labi yang yang tidak tidur sepanjang hari karena asik bermimpi menjadi tarzan, koboi, orang kaya dan kawin dengan anak dara yang cantik. Pemimpin yang dibesarkan tidak akan mampu berbuat apa dan tidak akan kemana-mana karena pribadi mereka sebenarnya kosong. Mereka hanya mengharapkan kembalinya bapak yang telah mati, mereka hanya menunggu wangsit dari nenek moyang yang sudah menjadi history dan mereka hanya berandai kembalinya zaman purba kala yang sudah tiada. Pemimpin yang dibesarkan seperti benalu yang hidup dan tumbuh diatas kebesaran orang lain, bukan karena diri yang sudah teruji. Sampai ada gambar bersalaman dengan Obama, di bawah naungan gambar sang ayah, membawa nama-nama nenek moyang yang sudah mati untuk tujuan kampanye dan banyak lagi.

Pemimpin adalah masa depan kita, pemimpin yang besar akan membesarkan negara dan bangsanya dan pemimpin yang dibesarkan akan menjadikan kita sebagai tumbal untuk membesarkan mereka. Mereka akan selalu menghisap seperti lintah, membunuh seperti nyamuk, merapuhkan seperti benalu.

Kelazatan, kecantikan, kewangian dan keharumannya bukan karena pencitraan, pembohongan dan pengalihan isu yang sering berlaku di negara kita baru-baru ini. Karena pemimpin yang suka melakukan pembohongan, pencitraan dan pengalihan isu hanya akan menjadi seperti “balon” yang besar karena ditiup dan pada suatu saat pasti akan meletus juga.

Adirao
PhD In Islamic Political Science

Sumber: kompasiana.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar