Jumat, 11 Maret 2011

Pendakian Gunung Semeru

Jika ada pertanyaan siapa pendaki Gunung Semeru paling terkenal saya pasti akan menjawab Soe Hok Gie, bahkan lebih terkenal dari Clignet [Belanda] yang dianggap sebagai orang pertama yang mencapai puncak Semeru, hanya saja saya tidak tahu apakah Clignet juga Meninggal seperti Gie.Mungkin karena saya orang Indonesia yang hanya tahu Soe Hok Gie, itupun setelah dia di filmkan itu,hehe.. tapi inti dari posting ini adalah pendakian Gunung tertinggi di Pulau Jawa ini, bukan tokoh-tokohnya ...

 
 
Mahameru merupakan puncak dari gunung Semeru, Gunungapi tertinggi di Pulau Jawa dan tertinggi ketiga setelah Kerinci dan Rinjani. Akses ke basecamp pendakian (Ranupani) bisa melalui Malang, Probolinggo atau Lumajang. Dari Kota Malang kita menuju Tumpang, dari sini kita naik jeep (nyarter) sampai Ranupani. 
 
Jika dari Probolinggo kita bisa naik angkutan umum sampai di Bromo, permukiman masyarakat Tengger, angkutan ini hanya sampai jam 4an sore. Dari Bromo kita perlu menyewa jeep lagi untuk ke Ranupani karena jaraknya lumayan jauh, kira-kira 10Km. Bromo dan Semeru merupakan satu area, yaitu Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). gambar diatas adalah pos izin pendakian ranupani.


Ranupani

Untuk melakukan pendakian, kita harus mendaftar lebih dulu disini, izin pendakian di buka mulai jam 07.00-05.00. Menurut saya, pendakian di Semeru lebih asik dilakukan pada siang hari karena pemandangannya yang indah sayang untuk kita lewatkan. jika memulai pendakian setelah dzuhur kita bisa sampai danau Ranukumbolo sebelum gelap, sehingga bisa menikmati bayang-bayang sunset dan lebih nyaman saat mendirikan tenda. 
 
Jalur ini relative datar, kita akan disuguhi pemandangan yang berupa tebing yang dinamakan watu rejang. Sebelum waturejang, kita akan melalui jalanan paving terlebih dahulu yang disebut landengandowo. Antara Ranupani- Ranukumbolo ada 3 pos bangunan yang dapat kita gunakan untuk istirahat atau berteduh apabila hujan.

 
Sebenarnya masih ada satu jalur lagi untuk ke Ranukumbolo yaitu jalur Gunung Ayeg-ayeg. Ini adalah jalur local dan tidak ada penunjuk arah, medannya juga berat/terjal sehingga cukup menguras tenaga kalau kita membawa beban. Untuk jalur ayeg-ayeg tepat berada didepan perizinan pendakian [tidak beraspal] sedangkan untuk jalur umum kita perlu mengikuti jalan aspal kurang lebih 200M sampai ketemu gerbang pendakian.


Ranukumbolo

 
 
Danau Ranukumbolo adalah tempat yang asik buat berkemah, tempatnya luas, air yang melimpah dan keindahannya yang tak perlu lagi saya ceritakan [silahkan buktiin sendri ae bro n sist,,hehe..] kita tidak perlu buru-buru melanjutkan perjalanan, nikmati aja sunrise n kabut-kabut yang melayang di atas danau sampai puas sambil masak, bikin kopi atau bahkan sambil mancing. 
 
Setelah matahari berpindah di sisi barat barulah kita mulai perjalanan lagi menuju kalimati atau arcopodo, tapi saya lebih menyarankan sampai kalimati saja, karena lebih luas, datar dan tidak terlalu jauh dari sumber air jika kalian enggan membawa air dari ranukumbolo. Ranukumbolo-Kalimati kurang lebih 4jam versi natupala dan bisa 2jam jika ingin cepat. 
 
Rutenya yaitu ranukumbolo - orooro ombo – cemoro kandang – jambangan – kalimati. Meninggalkan ranukumbolo kita akan disambut tanjakan cinta, sangat terjal dan memiliki cerita sendiri di balik namanya. Dari atas tanjakan ini pemandangan kearah danau sangat mempesona, jadi sempatkanlah untuk mengambil gambar… selain tanjakan ini medan ke kalimati datar…

 
Oro-oro Ombo
 
Merupakan sabana yang luas dengan di tumbuhi rumput-rumput yang tinggi dan bunga-bunga berwarna ungu, mirip lavender tapi saya tidak tau nama aslinya, oro-oro ombo juga tempat favorit untuk diabadikan dengan kamera…


Cemoro kandang


Berupa hutan pinus, banyak juga yang sudah tumbang karena usianya yg sudah tua. Titik ketinggiannya 2600mdp, sekitar 200m lebih tinggi dari ranukumbolo..


Kalimati
 
Dari sini, Semeru tampak jelas sekali. Terlihat kokoh dan menantang dengan asap jonggrang seloka yang menghiasi puncaknya.. dari info yang saya tahu cemoro kandang dan jambangan ini banyak hewan liar seperti burung dan kijang, tapi saya hanya sempat melihat babi hutan..

 
Kalimati
 
Pos Kalimati berada pada ketinggian 2.700 m, disini dapat mendirikan tenda untuk beristirahat. Pos ini berupa padang rumput luas di tepi hutan cemara, sehingga banyak tersedia ranting untuk membuat api unggun.Terdapat mata air Sumber Mani, ke arah barat (kanan) menelusuri pinggiran hutan Kalimati dengan menempuh jarak 40an menit pulang pergi..

Saya lebih senang mendirikan tenda disini daripada harus ke arcopodo. Alasan utamanya adalah kita tidak perlu membawa beban berat lagi, kita bisa meninggalkan barang bawaan disini, tidak perlu khawatir karena sebagian besar dari pendaki melakukannya dan belum pernah terdengar cerita kehilangan (dan semoga slalu begitu…).


Arcopodo

Sekitar jam 1 pagi, kita harus sudah memulai perjalan menuju puncak [untuk versi natupala mungkin jam 00 lebih baik], Bawalah air dan makanan secukupnya saja, karena mulai dari sini medannya berat tidak seperti sebelumnya, untuk menuju Arcopodo berjalan kearah Timur sekitar 500 meter, kemudian berbelok ke kanan (Selatan) sedikit menuruni padang rumput Kalimati. Arcopodo berjarak 1 jam dari Kalimati menanjak hutan cemara yang sangat curam, dengan tanah yang mudah longsor dan berdebu. Dapat juga kita berkemah di Arcopodo, tetapi kondisi tanahnya kurang stabil dan sering longsor. Sebaiknya menggunakan kacamata dan penutup hidung karena banyak abu beterbangan. Arcopodo berada pada ketinggian 2.900m, Arcopodo adalah wilayah vegetasi terakhir di Gunung Semeru,. “Beberapa saat lagi anda akan tiba di Arcopodo, beristirahatlah sejenak untuk persiapan menuju Puncak Mahameru, apabila mental dan fisik belum siap maka dilarang untuk mendaki” begitulah kira-kira bunyi pesan di papan saat kita memasuki arcopodo.. selebihnya akan melewati bukit pasir.

 
Summit Attack (gbr: memoriam Gie di puncak)
 
 
Dari Arcopodo menuju puncak Semeru diperlukan waktu 4-5 jam, melewati bukit pasir yang sangat curam dan mudah merosot. Sebagai panduan perjalanan, di jalur ini juga terdapat beberapa bendera segitiga kecil berwarna merah. Pendakian menuju puncak dilakukan pagi-pagi sekali sekitar pukul 02.00 pagi dari Arcopodo... sebelum sampai puncak istirahatnya secukupnya saja karena bisa hilang kesempatan melihat sunrise [ itu masih mendingan, waktu ada teman yang gak kesampain ke puncak karena kwatir resiko gas beracun..] Siang hari angin cendurung ke arah utara menuju puncak membawa gas beracun dari Kawah Jonggring Saloka, sebaiknya sebelum jam 10 sudah mulai turun. 
 

Pendakian sebaiknya dilakukan pada musim kemarau yaitu bulan Juni, Juli, Agustus, dan September. Sebaiknya tidak mendaki pada musim hujan karena sering terjadi badai dan tanah longsor…

 Jonggrang Seloka                          

 
Hi Beauty Girl in the city,
Don't fall in love with the Climbers
Because he always thinking that the Beauties only grow in the Mountains

Hi the Climbers,
Don't fall in love with the Beauty Girl in the city
Because her thinking and mind like the Weather in the Mountains


Sumber: wisatabagus.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar