Jumat, 25 Maret 2011

Sekolah itu Terasa Ringan Bila…..

http://www.sadargizi.com/wp-content/uploads/2010/06/anak-sekolah1.jpg


Sekolah itu terasa ringan bila bapak dan ibu guru di sekolah menyayangi peserta didiknya dengan sepenuh hati. Melayani mereka layaknya anak sendiri, dan memahami benar potensi unik peserta didiknya. Setiap anak memiliki kehebatan lebih dari satu potensi. Potensi unik inilah yang harus tergali di sekolah. Potensi unik itulah yang harus dikembangkan oleh para guru dalam pembelajarannya di sekolah.

Sekolah itu terasa ringan bila para orang tua memahami arti penting sebuah pendidikan. Tidak menyerahkan begitu saja pendidikan anaknya ke sekolah. Sebab pendidikan yang paling utama adalah pendidikan dalam keluarga. Bila keluarga kita baik, maka anakpun menjadi baik. Tetap mengawasi anak dan mengamati lingkungan pergaulannya. Anak itu terlahir seperti kertas berwarna putih. Peran bapak ibunya yang telah merubah warna putih itu menjadi warna lainnya.

Sekolah itu terasa ringan bila para peserta didik memahami untuk apa anak sekolah. Sekolah tak membuatmu kaya. Sekolah membuatmu menjadi manusia yang berkarakter, dan berintegritas tinggi. Asalkan kamu benar-benar memahami bahwa tujuan kita ke sekolah adalah meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan yang Maha Esa. Baru setelah itu meningkatkan keterampilan dan kepandaian. Apalah artinya kamu terampil dan pandai, tapi kamu tak menjadi orang bertakwa. Jujur dalam bertingkah laku, dan mampu menjadi manusia yang memiliki kerendahan hati. Tidak sombong, dan menguatamakan kolaborasi untuk mencapai tujuan. Korupsi di negeri ini terjadi karena sekolah telah melahirkan koruptor yang mengkorupsi uang rakyat.

sekolah itu terasa ringan bila kita para orang tua tak melulu menyalahkan sekolah sebagai biang keladi kenakalan anak anaknya. sebab kenakalan anaknya bisa jadi karena pendidikan di rumah kurang dibina dengan baik. pendidikan keteladanan adalah cara paling jitu di dunia agar anak menjadi manusia yang unggul.
Sekolah itu tidak terasa berat, yang membuat berat adalah para guru yang tak lagi tersenyum, dan para orang tua yang selalu mengeluh dan mengeluh. Mari kita bergandengan tangan, dan kita benahi kekurangan dalam dunia pendidikan kita dengan cara-cara bijaksana.

Orang tua, guru, dan peserta didik harus menyatu menjadi 3 kekuatan yang membawa sekolah memiliki budaya sekolah yang kokoh. Budaya sekolah yang terlahir dari kekuatan kasih sayang diantara mereka.
Mengeluh dan mengeluh bukanlah cara terbaik menyelesaikan masalah di sekolah. Cara yang paling jitu adalah mari kita perbaiki mulai dari diri kita sendiri untuk menjadi manusia yang dapat dijadikan panutan.

Pakar pendidikan Arif Rachman mengatakan, “Jadikanlah anak anak didik kita berakar moral dan agama, berbatang ilmu, beranting amal, berdaun silahturahmi, dan berbuah kebahagiaan di dunia dan akhirat”.

Wijaya Kusumah

Sumber: kompasiana.com

1 komentar: