Jumat, 09 September 2011

Tanaman-Tanaman yang Berkhasiat sebagai Obat (15)

31. Ciplukan
http://images.yasminali.multiply.com/image/1/photos/upload/300x300/Rzq6cQoKCooAACoCEYA1/Tomatillo_Gruen.jpg?et=k3LgKJGXWkXRj4fK8R8PMw

Tanaman ini banyak dicari dan ditemukan oleh anak-anak pedesaan pada saat musim panen palawija tiba. Biasanya pada saat musim panen kacang tanah. Begitu kacang tanah dipanen (dicabut), yang tinggal hanyalah rumput-rumput yang tumbuh di sela-sela kacang tanah, termasuk diantaranya pohon ciplukan.
Pada musim seperti ini biasanya pohon ciplukan sudah cukup umur dan banyak buahnya yang sudah masak, dengan kulit buah agak mengering dan buah ciplukannya sendiri sudah menguning. Di samping mencari kacang tanah yang tersisa/tertinggal setelah dipanen, biasanya anak-anak juga memunguti buah ciplukan yang memang sangat manis dan enak rasanya.

Tumbuhan ini tumbuh dengan subur di dataran rendah sampai ketinggian 1550 meter diatas permukaan laut . Ceplukan merupakan tumbuhan semak semusim. Tumbuh di tanah-tanah kosong yang tidak terlalu becek, pinggir selokan, pinggir kebun dan sawah. Bunganya berwarna kuning, buahnya berbentuk bulat dan berwarna hijau kekuningan bila masih muda, tetapi bila sudah tua berwarna coklat dengan rasa asam-asam manis. Buah Ciplukan yang muda dilindungi cangkap (kerudung penutup buah).

Ciplukan (Physalis minina) temasuk ke dalam famili tumbuhan Solanaceae. Nama lain dari ceplukan antara lain adalah Morel berry (Inggris); Ciplukan (Indonesia); Ceplukan (Jawa); Cecendet (Sunda); Yoryoran (Madura); Lapinonat (Seram); Angket, Kepok-kepokan, Keceplokan (Bali), Dedes (Sasak); Leletokan (Minahasa).

Sifat tumbuhan ini analgetik (penghilang rasa sakit), peluruh air seni (diuretic), menetralkan racun, meredakan batuk, mengaktifkan fungsi kelenjar-kelenjar tubuh dan anti tumor. Tumbuhan ini mempunyai kandungan kimia berupa Chlorogenik acid, asam citrun, fisalin, flavonoid, saponin, polifenol. Buah mengandung asam malat, alkaloid, tannin, kriptoxantin, vitamin C dan gula. Biji mengandung elaidic acid.

Dengan ramuan ceplukan, ternyata berbagai penyakit dapat disembuhkan, antara lain :
1. Hipertensi. Sediakan 5 gram brankas (herba kering) ceplukan dan masukan kedalam air 110 ml. Rebus campuran tersebut selama 10-15 menit sambil sesekali diaduk selanjutnya saring dan biarkan sampai dingin. Air rebusan tersebut diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, masing-masing 100 ml. Sebagai perhatian, air rebusan yang sudah disimpan lebih dari 24 jam tidak boleh diminum karena sudah rusak.
2. Kencing Manis. Untuk mengobati kencing manis, sediakan 10 gram brankas ciplukan dan air 400 ml. Cara pembuatan ramuan dan aturan pemakaiannya sama dengan untuk mengobati hipertensi.
3. Bisul. Untuk mengobati bisul, sediakan 1 genggam daun ciplukan, 1 sendok teh adas pulasari, 1 lembar daun sirih, dan sedikit garam. Campurkan semua bahan tersebut dan diremas-remas hingga menjadi lembut. Oleskan sekitar bisul. Bisul akan cepat pecah dan cepat kering.
4. Borok. Ambil 1 genggam daun ciplukan dan tambahkan 2 sdt air kapur sirih. Tumbuk sampai halus, lalu tempelkan ke bagian yang sakit.
5. Gusi Berdarah. Karena kaya vitamin C, buah ciplukan bisa digunakan untuk menyembuhkan gusi berdarah, caranya, makanlah 30 buah ciplukan segar setiap hari.
6. Diabetes Mellitus. Caranya, tumbuhan ciplukan yang sudah berbuah dicabut beserta akar-akarnya dan dibersihkan, lalu dilayukan dan direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga tingga 1 gelas, kemudian disaring, dan diminum 1 kali sehari.
7. Sakit paru-paru. Caranya, tumbuhan ciplukan lengkap (akar, batang, daun, bunga dan buahnya) direbus dengan 3-5 gelas air sampai mendidih dan disaring, diminum 3 kali sehari 1 gelas.
8. Ayan. Caranya, 8-10 butir buah ciplukan yang sudah dimasak, dimakan setiap hari secara rutin.
9. Borok. Caranya, 1 genggam daun ciplukan ditambah 2 sendok air kapur sirih, ditumbuk sampai halus, lalu ditempelkan pada bagian yang sakit.

Sekarang ini sudah banyak tersedia ceplukan dalam kemasan kapsul yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi berbagai keluhan penyakit.


32. Kecubung
http://jokondo.com/wp-content/uploads/2011/05/kecubung_gunung.jpg

Di daerah pedesaan khususnya di Jawa Tengah, kecubung sebagai tanaman liar yang tumbuh di kebun-kebun yang kadang dipakai sebagai pagar pekaranga. Buahnya yang bulat dan berbintil-bintil menjadi alat permainan anak-anak yang sangat menyenangkan.

Tanaman ini termasuk keluarga Solanaceae, sekerabat dengan terung dan kentang. Kecubung biasanya berbunga putih dan ungu, namun hibridanya berbunga aneka warna. Diperkirakan tanaman ini pertama kali dipakai sebagai obat-obat pada abad kesepuluh. Kecubung ada yang berasal dari Asia Tenggara, namun ada juga yang berasal dari Benua Amerika.

Sebenarnya jenis tanaman kecubung yang dapat dimanfaatkan sebagai obat sangat banyak, di antaranya Datura Stramonium, Datura tatura, dan Brugmansia suaviolens, namun daya khasiat masing-masing jenis kecubung, berbeda-beda. Penyalahgunaan kecubung memang sering terjadi, sehingga bukan obat yang didapat malah racun (menyebabkan pusing/teler) yang sangat berbahaya.

Hampir seluruh bagian tanaman kecubung dapat dimanfaatkan sebagai obat. Hal ini disebabkan seluruh bagiannya mengandung alkaoida atau disebut hiosamin (atropin) dan scopolamin, seperti pada tanaman Atropa belladona.

Alkahoid ini bersifat racun sehingga pemakaiannya terbatas pada bagian luar. Biji kecubung mengandung hiosin dan lemak, sedangkan daunnya mengandung kalsium oksalat. Berkhasiat mengobati rematik, sembelit, asma, sakit pinggang, bengkak, encok, eksim, dan radang anak telinga.

Ketiga alkaloida ini bersifat antikolinergik. Sampai saat ini digunakan oleh industri farmasi sebagai sumber utama hyosciamin yang berkhasiat memberi efek menenangkan kejang-kejang, khususnya perut. Daunnya mengandung hyasciamin dan scopolamin yang berkhasiat mengobati asma, encok (linu tulang) dan penyakit kulit.

Kecubung dimanfaatkan untuk mengatasi berbagai keluhan penyakit, antara lain :
1. Rematik. Caranya, ambil daun dan bunga kecubung secukupnya, bawang merah secukupnya, dan jahe secukupnya. Tumbuk bahan-bahan tersebut sampai halus, tempelkan pada bagian yang sakit.
2. Sembelit. Caranya, ambil dua lembar daun kecubung lalu olesi dengan minyak kelapa dan kemudian dipanggang di atas api hingga daunnya layu. Daun yang telah dipanggang tempelkan di bagian bawah perut. Lakukan 2-3 kali sehari.
3. Asma. Caranya, ambil beberapa lembar daun kecubung lalu iris-iris halus. Hasil irisan dijemur hingga kering. Daun dibuat lintingan seperti rokok, lalu diisap seperti mengisap rokok.
4. Sakit pinggang. Caranya, ambil 5-10 lembar daun kecubung yang berbatang ungu dan kapur sirih secukupnya lalu tumbuk hingga halus. Tempelkan hasil tumbukan tersebut pada pinggang yang sakit. Lakukan 2-3 kali sehari.
5. Bengkak. Caranya, ambil satu lembar daun kecubung dan basahi dengan minyak kelapa kemudian dipanggang dan diremas-remas. Tempelkan pada bagian yang bengkak 2-3 kali sehari.
6. Encok. Caranya, ambil delapan lembar daun kecubung hitam, cuci bersih dan giling hingga halus kemudian diremas-remas bersama air kapur. Gosokkan ramuan tersebut pada bagian yang sakit dua kali sehari.
7. Eksim. Caranya, ambil kira-kira 25 gram daun kecubung, lalu tumbuk hingga halus, dan beri minyak kelapa secukupnya, lalu panaskan di atas api. Tempelkan ramuan tersebut pada eksim dan biarkan sampai beberapa saat.
8. Bisul. Caranya, ambil 5 lembar daun kecubung, lalu tumbuk hingga halus. Tempelkan ramuan tersebut pada bisul agar segera matang.
9. Radang anak telinga. Caranya, ambil 10 lembar daun kecubung, lalu cuci dan tumbuk hingga halus. Campur ramuan/gilingan daun tersebut dengan dua sendok makan minyak kelapa yang telah dihangatkan terlebih dahulu. Lalu, peras dan saring. Minyak perasan diteteskan pada anak telinga yang sakit, lakukan dua kali sehari sebanyak lima tetes.
10. Ketombe. Siapkan 7 lembar daun kecubung kering dan 5 sdm minyak kelapa. Masukan daun kecubung dan minyak kelapa kedalam botol, lalu tutup. Jemurlah dibawah terik matahari selama seminggu. Selanjutnya, oleskan minyak tersebut pada kulit kepala 2 kali sehari, pagi dan sore. Ulangi selama beberapa hari sampai ketombe hilang.


Sumber: http://kyaimbeling.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar