Rabu, 26 Oktober 2011

Menikmati Keindahan Kota Lama Semarang

 


Jelajah Kampung Eropa di Malam Hari

 
Kota lama Semarang dimulai pertama kali pada abad ke 18 ketika era pemerintahan Hindia Belanda. Hampir sama dengan kota lama-kota lama di berbagai kota besar di sepanjang pulau Jawa seperti Surakarta, Jogjakarta dan Jakarta. Semarang juga memiliki kota lama dimana ketika itu sebagai pusat perekonomian dan budaya masyarakat Jawa Tengah sekaligus menjadi pusat pemerintahan Hindia Belanda yang berada di Jawa Tengah. Pada masanya dahulu beberapa etnis berkumpul menjadi satu di area kota lama Semarang. Dibagian utara yang dipotong oleh Kali Mberok terdapat kawasan kampung melayu yang beragama islam dengan peninggalan berupa Masjid Layur (Masjid Menara) , sementara di sisi barat terdapat kawasan orang Jawa islam dengan dibangunnya Masjid Kauman Semarang.  Sedang disisi selatan, terdapat pemukiman keturunan cina yang berkumpul menjadi satu membentuk kawasan Pecinan Semarang. Sedang bagian dalam Kota Lama terdapat bagunan arsitektur yang bagus, masyarakat menamai dengan gereja Blenduk.

 


Dikawasan kota lama Semarang tak ubahnya kota mati apabila tidak terdapat beberapa titik bisnis seperti Stasiun dan Polder Air Tawang, Pabrik Rokok Praoe Layar, Bank Mandiri, Asuransi Jiwa Sraya dan Ikan bakar Cianjur. Beberapa analisis yang pernah diceritakan, ada beberapa alasan kenapa kota lama Semarang yang menjadi puncak bisnis kota itu di tinggalkan dan berpindah ke kawasan lain di kota Semarang seperti Simpang Lima hingga Peterongan karena beberapa alasan sebagai berikut. Satu, karena kawasan kota lama ketika itu sudah sangat ekslusif terutama pada biaya sewa, sehingga banyak pelaku bisnis yang meninggalkan dan berpindah ke tempat lain. Dua, karena kawasan kota lama Semarang sedikit demi sedikit sudah mulai terpendam sehingga di bawah batas air laut yang menjadikan air sungai tidak bisa hanyut ke laut tapi kembali ke kota (rob) sehingga area kota lama menjadi mudah banjir.

 


Dengan segala kelebihan dan kekurangan Kota Lama ternyata kota lama memiliki semua cerita sejarah yang panjang. Namun untuk hal tersebut belum mampu terurai di coretan saat ini. Nah, untuk mencapai kawasan Kota Lama Semarang tidak perlu bingung karena tempat ini mudah di temukan dari arah mana saja. Karena tempatnya berada di tengah-tengah Kota Semarang. Apabila Petualang dimulai dari Demak (kota) silakan ke arah Terminal Terboyo – menuju Jalan Raden Patah –  Kota Lama, waktu yang dibutuhkan sekitar 1 jam. Apabila dari arah Ungaran silakan Petualang berjalan ke Banyumanik – Peterongan – Jalan MT Haryono – Bundaran Mbubakan – Jalan Cenderawasih – Kota Lama Semarang. Ditempuh dalam waktu sekitar 50 menit.

 


Untuk Petualang yang berada di jalur barat, silakan menuju Mangkang – Bundaran Kali Banteng (masuk kota) – Bundaran Tugu Muda dan Lawang Sewu – Jalan Pemuda – Pasar Johar (belok kiri jalan terus karena satu arah) – Kota Lama Semarang. Cukup dengan waktu sekitar 45 menit dapat mencapai kawasan kota lama Semarang dengan nyaman. Karena jalur menuju kota lama berada di pusat kota, petualang akan banyak menemukan titik perhentian lalu lintas kota. Sabar saja karena Kota Lama Semarang tak pergi kemana.

 


Titik yang wajib untuk dikunjungi adalah Kawasan Stasiun Tawang dan Polder Air Tawang. Stasiun Tawang yang terletak di Jalan Taman Tawang, dibangun oleh NIS (Nederlandsche Indische Spoorweg Maatscharij), yang diresmikan oleh Gubenur Jenderal Hindia Belanda bernama Baron Sloet Van De Beele. Stasiun ini menggantikan stasiun sebelumnya dibangun pada 16 Juni 1864 sampai dengan 10 Februari 1870 yang melayani jalur Semarang – Jogja – Solo. Arsitek gedung ini adalah JP De Bordes. Bangunan ini selesai dibangun pada bulan Mei 1914. Bangunan ini mempunyai gaya arsitektur yang Indische yang sesuai dengan kondisi daerah tropis. Sedang Polder air Tawang di bangun untuk menjadi pusat pembuangan air dari kawasan sekitarnya lalu di alirkan ke laut untuk mengurangi ROB. Polder Tawang ini sudah beberapa kali mengalami perbaikan karena kondisinya yang tidak nyaman dan berbau busuk. Namun saat ini, Polder Air Tawang sudah bagus dan menggagumkan untuk di kunjungi.

 


Disekitar Kawasan Polder terdapat pabrik rokok Praoe Lajar (Prau Layar) yang sudah lama beroperasi sampai sekarang. Pabrik rokok yang dibanguan jaman Hindia Belanda ini menempati sebuah gedung tua di Jalan Merak kawasan kota Lama. Pabrik rokok ini masih beroperasi hingga kini. Bisa jadi sebagian Petualang belum pernah melihat bentuk rokoknya, kerena persaingan yang ketat di dunia tembakau sehingga pemasaran tidak sebanyak perusahan tembakau lainnya.

 


Selanjutnya menuju kawasan tengah Kota Lama yang berada di persimpangan perempatan Jalan Glatik, Jalan Garuda dan Jalan Jend Soeprapto.  Persimpangan ini cocok untuk berfoto ria dan mengabadikan tentang kota lama. Kondisinya yang bersih dan ramai sehingga aman leluasa untuk santai dan melakukan aktivitas lain lain. Ada taman dan tempat duduk di sekitar persimpangan tersebut, hanya berjalan kaki beberapa meter. Beberapa lampu menerangi setiap sudut jalan, nampak semakin indah dan menyenangkan. Beberapa kuliner tersedia seperti sego kucing (nasi bungkus), nasi goreng dan ikan bakar Cianjur serta beberapa menu lainya.

 


Petualang bisa melanjutkan berjalanan ke arah barat sekitar 10 meter, maka akan menemukan bagunan kuno yang sampai hari ini masih digunakan yaitu gereja Blenduk. Bagunan ini juga salah satu icon kota semarang selain Masjid Agung Jawa Tengah, Tugu Muda dan Lawang Sewu. Bangunan ini berusia lebih dari 200 tahun dan masih kokoh berdiri. Masyarakat menamai dengan kata Blenduk karena dibagian atas ( menara)  dan sebuah kubah besar berbentuk setengah bola, orang jawa menyebutnya Mblenduk (mengembang ke atas). Bangunan ini mulai berdiri pada tahun 1753, digunakan untuk gereja Nederlandsche Indische Kerk. Gedung telah mengalami beberapa kali renovasi hingga nampak seperti saat ini. Perancang bangunan ini adalah De Wilder dan W. Westamas.

 


Jika di tarik garis lurus dari perempatan jalan Glatik melewati Blenduk ke arah barat menuju Kali Mberok (Pasar Johar) maka akan ditemukan keindahan sisi lain dari kota lama Semarang. Karena jalan ini adalah salah satu titik kawasan yang benar-benar terawat dibandingkan dengan jalan jalan yang lain di sekitar Kota Lama Semarang. Petualang bisa melanjutkan menuju jembatan Kali Mberok. Jembatan ini dibangun sekitar tahun 1705. Mberok dalam pelafalan lidah Belanda sebenarnya adalah Burg (jembatan), karena kebanyakan orang jawa sulit untuk melafaskan dalam bahasa Belanda.

 


Beberapa tempat yang bisa dikunjugi di dekat Kota Lama adalah Masjid Tua kota Semarang (Petualangan Selanjutnya) seperti Masjid Menara yang berada di jalan Layur kampung melayu dan Masjid Besar Kauman yang terletak di Jalan Alun-alun Kota Semarang Tempo dulu. Jangan lupa untuk berbelanja batik atau keperluan lainnya di Pasar Johar. Jangan malu-malu untuk menawar harga, dengan uang sedikit Petualang bisa mendapatkan barang yang lumayan.


Sumber: http://coretanpetualang.wordpress.com

3 komentar:

  1. kapan ya bisa ke sana lagi...waktu itu kota lama di genangi air...jadi ga bisa menelusuri dengan jalan kaki... :)

    BalasHapus
  2. makasih infonya....klo ke smrng kan mengunjungi kota lama semarang :)

    BalasHapus
  3. aku yang baru menetap di semarank 5 bulan ini sudah merasakan jatuh cinta berat dg kota ini... semuanya lengkap dan kota yang sangat nyaman....

    BalasHapus