Sabtu, 10 Juli 2010

Pupuh Negarakretagama 6

Negarakretagama bagian 6


Pupuh LXIV

1. Ketika saatnya tiba, tempat telah teratur sangat rapi

Balai Witana terhias indah, di hadapan rumah-rumahan

Satu di antaranya berkaki batu karang, bertiang merah

Indah dipandang, semua menghadap ke arah takhta Baginda

2. Barat, mandapa dihias janur rumbai, tempat duduk para raja

Utara, serambi dihias berlapis ke timur, tempat duduk

Para isteri, pembesar, menteri, pujangga serta pendeta

Selatan, beberapa serambi berhias bergas untuk abdi

3. Demikian persiapan Sri Baginda memuja Buda Sakti

Semua pendeta Buda berdiri dalam lingkaran bagai saksi

Melakukan upacara, dipimpin oleh pendeta Stapaka

Tenang, sopan, budiman faham tentang sastra tiga tantra

4. Umurnya melintasi seribu bulan, masih belajar tutur

Tubuhnya sudah rapuh, selama upacara harus dibantu

Empu dari Paruh selaku pembantu berjalan di lingkaran

Mudra, mantra, dan japa dilakukan tepat menurut aturan

5. Tanggal dua belas nyawa dipanggil dari surga dengan doa

Disuruh kembali atas doa dan upacara yang sempurna

Malamnya memuja arca bunga bagai penampung jiwa mulia

Dipimpin Dang Acarya, mengheningkan cipta, mengucap puja

Pupuh LXV

1. Pagi purnamakala arca bunga dikeluarkan untuk upacara

Gemuruh disambut dengan dengung salung, tambur, terompet serta genderang

Didudukkan di atas singasana, besarnya setinggi orang berdiri

Berderet beruntun-runtun semua pendeta tua muda memuja

2. Berikut para raja, parameswari dan putera mendekati arca

Lalu para patih dipimpin Gajah Mada maju ke muka berdatang sembah

Para bupati pesisir dan pembesar daerah dari empat penjuru

Habis berbakti sembah, kembali mereka semua duduk rapi teratur

3. Sri Nata Paguhan paling dahulu menghaturkan sajian makanan sedap

Bersusun timbun seperti pohon, dan sirih bertutup kain sutera

Persembahan raja Matahun arca banteng putih seperti lembu Nandini

Terus-menerus memuntahkan harta dan makanan dari nganga mulutnya

4. Raja Wengker mempersembahkan sajian berupa rumah dengan taman bertingkat

Disertai penyebaran harta di lantai balai besar berhambur-hamburan

Elok persembahan raja Tumapel berupa perempuan cantik manis

Dipertunjukkan selama upacara untuk mengharu-rindukan hati

5. Paling haibat persembahan Sri Baginda berupa gunung besar Mandara

Digerakkan oleh sejumlah dewa dan danawa dahsyat menggusarkan pandang

Ikan lambora besar berlembak-lembak mengebaki kolam bujur lebar

Bagaikan sedang mabuk diayun gelombang, ditengah tengah lautan besar

6. Tiap hari persajian makanan yang dipersembahkan dibagi-bagi

Agar para wanita, menteri, pendeta dapat makanan sekenyangnya

Tidak terlangkahi para kesatria, arya dan para abdi di pura

Tak putusnya makanan sedap nyaman diedarkan kepada bala tentara

Pupuh LXVI

1. Pada hari keenam pagi Sri Baginda bersiap mempersembahkan persajian

Pun para kesatria dan pembesar mempersembahkan rumah-rumahan yang terpikul

Dua orang pembesar mempersembahkan perahu yang melukiskan kutipan kidung

Seperahu sungguh besarnya, diiringi gong dan bubar mengguntur menggembirakan

2. Esoknya patih mangkubumi Gajah Mada sore-sore menghadap sambil menghaturkan

Sajian perempuan sedih merintih di bawah nagasari dibelit rajasa

Menteri, arya, bupati, pembesar desa pun turut menghaturkan persajian

Berbagai ragamnya, berduyun-duyun, ada yang berupa perahu, gunung, rumah, ikan….

3. Sungguh- sungguh mengagumkan persembahan Baginda raja pada hari yang ketujuh

Beliau menabur harta, membagi-bagi bahan pakaian dan hidangan makanan

Luas merata kepada empat kasta, dan terutama kepada para pendeta

Hidangan jamuan kepada pembesar, abdi dan niaga mengalir bagai air

4. Gemeruduk dan gemuruh para penonton dari segenap arah, berdesak-desak

Ribut berebut tempat melihat peristiwa di balai agung serta para luhur

Sri Nata menari di balai witana khusus untuk para puteri dan para istri

Yang duduk rapat rapi berimpit, ada yang ngelamun karena tercengang memandang

5. Segala macam kesenangan yang menggembirakan hati rakyat diselenggarakan

Nyanyian, wayang, topeng silih berganti setiap hari dengan paduan suara

Tari perang prajurit, yang dahsyat berpukul-pukulan, menimbulkan gelak-mengakak

Terutama derma kepada orang yang menderita membangkitkan gembira rakyat

Pupuh LXVII

1. Pesta serada yang diselenggarakan serba meriah dan khidmat

Pasti membuat gembira jiwa Sri Rajapatni yang sudah mangkat

Semoga beliau melimpahkan berkat kepada Baginda raja

Sehingga jaya terhadap musuh selama ada bulan dan surya

2. Paginya pendeta Buda datang menghormati, memuja dengan sloka

Arwah Prajnyaparamita yang sudah berpulang ke Budaloka

Segera arca bunga diturunkan kembali dengan upacara

Segala macam makanan dibagikan kepada segenap abdi

3. Lodang lega rasa Baginda melihat perayaan langsung lancar

Karya yang masih menunggu, menyempurnakan candi di Kamal Pandak

Tanahnya telah disucikan tahun dahana tujuh surya (1274)

Dengan persajian dan puja kepada Brahma oleh Jnyanawidi

Pupuh LXVIII

1. Demikian sejarah Kamal menurut tutur yang dipercaya

Dan Sri Nata Panjalu di Daha, waktu bumi Jawa dibelah

Karena cinta raja Erlangga kepada dua puteranya

2. Ada pendeta Budamajana putus dalam tantra dan yoga

Diam di tengah kuburan Lemah Citra, jadi pelindung rakyat

Waktu ke Bali berjalan kaki, tenang menapak di air lautan

Hyang Mpu Barada nama beliau, faham tentang tiga zaman

3. Girang beliau menyambut permintaan Erlangga membelah negara

Tapal batas negara ditandai air kendi, mancur dari langit

Dari barat ke timur sampai laut; sebelah utara, selatan

Yang tidak jauh, bagaikan dipisahkan oleh samudera besar

4. Turun dari angkasa sang pendeta berhenti di pohon asam

Selesai tugas kendi suci ditaruhkan di dusun Palungan

Marah terhambat pohon asam tinggi yang puncaknya mengait jubah

Mpu Barada terbang lagi, mengutuk asam agar jadi kerdil

5. Itulah tugu batas gaib, yang tidak akan mereka lalui

Itu pula sebabnya dibangun candi, memadu Jawa lagi

Semoga Baginda serta rakyat tetap tegak, teguh, waspada

Berjaya dalam memimpin negara, yang sudah bersatu padu

Pupuh LXIX

1. Prajnyaparamitapuri itulah nama candi makam yang dibangun

Arca Sri Rajapatni diberkahi oleh Sang pendeta Jnyanawidi

Telah lanjut usia, faham akan tantra, menghimpun ilmu agama

Laksana titisan Empu Barada, menggembirakan hati Baginda

2. Di Bayalangu akan dibangun pula candi makam Sri Rajapatni

Pendeta Jnyanawidi lagi yang ditugaskan memberkahi tanahnya

Rencananya telah disetujui oleh sang menteri demung Boja

Wisesapura namanya, jika candi sudah sempurna dibangun

3. Candi makam Sri Rajapatni tersohor sebagai tempat keramat

Tiap bulan Badrapada disekar oleh para menteri dan pendeta

Di tiap daerah rakyat serentak membuat peringatan dan memuja

Itulah suarganya, berkat berputera, bercucu narendra utama

Pupuh LXX

1. Tersebut pada tahun Saka angin delapan utama (1285)

Baginda menuju Simping demi pemindahan candi makam

Siap lengkap segala persajian tepat menurut adat

Pengawasnya Rajaparakrama memimpin upacara

2. Faham tentang tatwopadesa dan kepercayaan Siwa

Memangku jabatannya semenjak mangkat Kertarajasa

Ketika menegakkan menara dan mekala gapura

Bangsawan agung Arya Krung, yang diserahi menjaganya

3. Sekembalinya dari Simping, segera masuk ke pura

Terpaku mendengar Adimenteri Gajah Mada gering

Pernah mencurahkan tenaga untuk keluhuran Jawa

Di pulau Bali serta kota Sadeng memusnahkan musuh

Pupuh LXXI

1. Tahun Saka tiga angin utama (1253) beliau mulai memikul tanggung jawab

Tahun rasa (1286) beliau mangkat; Baginda gundah, terharu, bahkan putus asa

Sang dibyacita Gajah Mada cinta kepada sesama tanpa pandang bulu

Insaf bahwa hidup ini tidak baka, karenanya beramal tiap hari

2. Baginda segera bermusyawarah dengan kedua rama serta ibunda,

Kedua adik dan kedua ipar tentang calon pengganti Ki patih Mada

Yang layak akan diangkat hanya calon yang sungguh mengenal tabiat rakyat

Lama timbang-menimbang, tetapi seribu sayang tidak ada yang memuaskan

3. Baginda berpegang teguh, Adimenteri Gajah Mada tak akan diganti

Bila karenanya timbul keberatan, beliau sendiri bertanggung jawab

Memilih enam menteri yang menyampaikan urusan negara ke istana

Mengetahui segala perkara, sanggup tunduk kepada pimpinan Baginda

Pupuh LXXII

1. Itulah putusan rapat tertutup

Hasilnya yang diperoleh perundingan

Terpilih sebagai wredamenteri

Karib Baginda bernama Mpu Tandi

2. Penganut karib Sri Baginda Nata

Pahlawan perang bernama Mpu Nala

Mengetahui budi pekerti rakyat

Mancanegara bergelar tumenggung

3. Keturunan orang cerdik dan setia

Selalu memangku pangkat pahlawan

Pernah menundukkan negara Dompo

Serba ulet menaggulangi musuh

4. Jumlahnya bertambah dua menteri

Bagai pembantu utama Baginda

Bertugas mengurus soal perdata

Dibantu oleh para upapati

5. Mpu Dami menjadi menteri muda

Selalu ditaati di istana

Mpu Singa diangkat sebagai saksi

Dalam segala perintah Baginda

6. Demikian titah Sri Baginda Nata

Puas, taat teguh segenap rakyat

Tumbuh tambah hari setya baktinya

Karena Baginda yang memerintah

Pupuh LXXIII

1. Baginda makin keras berusaha untuk dapat bertindak lebih bijak

Dalam pengadilan tidak serampangan, tapi tepat mengikut undang-undang

Adil segala keputusan yang diambil, semua pihak merasa puas

Mashur nama beliau, mampu menembus zaman, sungguhlah titisan batara

2. Candi makam serta bangunan para leluhur sejak zaman dahulu kala

Yang belum siap diselesaikan, dijaga dan dibina dengan saksama

Yang belum punya prasasti, disuruh buatkan piagam pada ahli sastra

Agar kelak jangan sampai timbul perselisihan, jikalau sudah temurun

3. Jumlah candi makam raja seperti berikut, mulai dengan Kagenengan

Disebut pertama karena tertua: Tumapel, Kidal, Jajagu,Wedwawedan

Di Tuban, Pikatan, Bakul, Jawa-jawa, Antang Trawulan, Kalang Brat dan Jago

Lalu Balitar, Sila Petak, Ahrit, Waleri, Bebeg, Kukap, Lumbang dan Puger

Pupuh LXXIV

1. Makam rani : Kamal Pandak, Segala, Simping

Sri Ranggapura serta candi Budi Kuncir

Bangunan baru Prajnyaparamitapuri

Di Bayalangu yang baru saja dibangun

2. Itulah dua puluh tujuh candi raja

Pada Saka tujuh guru candra (1287) bulan Badra

Dijaga petugas atas perintah raja

Diawasi oleh pendeta ahli sastra

Pupuh LXXV

1. Pembesar yang bertugas mengawasi seluruhnya sang Wiradikara

Orang utama, yang saksama dan tawakal membina semua candi

Setia kepada Baginda, hanya memikirkan kepentingan bersama

Segan mengambil keuntungan berapa pun penghasilan candi makam

2. Desa-desa perdikan ditempatkan di bawah perlindungan Baginda

Darmadyaksa kasewan bertugas membina tempat ziarah dan pemujaan

Darmadyaksa kasogatan disuruh menjaga biara kebudaan

Menteri her-haji bertugas memelihara semua pertapaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar