Jumat, 15 Oktober 2010

Rujak Cingur "Master Piece" Kulinernya Surabaya

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjW9uPg4rs801ybT9WbhyWs21_nqQl2fVZ6NQQhwRzDQBp0n1fWrWr-xl7bt_HGsnXN1ucira_jBGSJB6Je1E2tzJ3an5Eb50NULxRGfzo2uKZ0RNTtIw_B_oMMzyjLCg-DxMIGL2Or6KUN/s320/RUJAK+CINGUR.jpg
Jika kita berjalan – jalan ke Surabaya, tidak lengkap jika belum mencicipi kuliner yang satu ini, namanya Rujak Cingur. Tidak seperti rujak pada umumnya, yang terdiri dari buah – buahan segar dengan bumbu sambal kacang dan temen –temennya. Pertama kali tinggal di Surabaya, dibuatnya aku bingung dengan hal ini. Hal yang perlu diketahui di Surabaya dikenal 2 macam rujak, yaitu Rujak Manis (seperti layaknya rujak ditempat lain) dan Rujak Cingur (yang akan kita bedah selanjutnya).
Ada beberapa orang yang mengatakan bahwa Rujak Cingur adalah master piece kuliner khas yang nomor wahid di Surabaya. Hal ini dapat dilihat dari beragamnya bahan dan aneka bumbu untuk membuatnya serta cara penyajiannya yang khas.

Mari kita bedah apa dibalik rahasia Rujak Cingur. Rujak Cingur dibuat dari sayur – sayuran yang direbus dan buah – buahan serta menggunakan bumbu petis khas Surabaya. Sayuran yang telah direbus, dicampur dengan buah – buahan seperti nanas, kedondong, mangga dan lain – lain ditambah dengan tahu dan tempe goreng. Bahan – bahan tadi kemudian disiram dengan bumbu yang telah dihaluskan. Bumbu tersebut terdiri dari petis (yang satu ini tidak boleh ketinggalan), pisang batu / klutuk, kacang dan terasi serta cabai sesuai dengan pesanan atau selera. Ada beberapa orang yang suka ditambah dengan lontong, namun juga ada beberapa orang yang tidak menyukainya. Ada satu hal lagi yang tidak boleh ketinggalan, adalah cingur.





Ada beberapa karakteristik dari Rujak Cingur yang menjadi tantangan bagi penikmatnya. Pertama yang menjadi khas pada Rujak Cingur adalah bumbunya. Inti dari bumbu Rujak Cingur adalah petis, ditambah dengan kacang, bawang putih, terasi dan cabai. Khusus untuk petis, beberapa penjaja Rujak Cingur yang terkenal selalu menggunakan petis nomor wahid.
Sebagaimana salah satu penjaja Rujak Cingur di Ahmad Jaiz, menggunakan tehnik khusus khusus untuk campuran petisnya. Petis yang digunakan adalah petis nomor 1 yang dicampur dengan petis kualitas nomor 2, kenapa mesti begitu ..? Masih menurut penjaja tersebut, jika menggunakan petis  nomor 1, maka akan terasa sekali amisnya sedangkan jika menggunakan petis nomor 2, rasa udangnya kurang keluar. Jadi jangan memiliki persepsi negative atau apriori dulu dengan warna hitam bak Lumpur dulu sebelum mencicipinya.

Khas yang kedua dari Rujak Cingur adalah rasanya yang campur aduk, pedas, asam dan manis pasti akan bikin mata kita melek merem dan  berdesis – desis … ehm. Hal ini bisa dimaklumi dari bahan yang digunakan, kedondong dan mangga muda akan menyumbang rasa asam dan manis.

Khas lainnya yang amat menonjol adalah Cingur. Ini salah satu ciri utama dari Rujak Cingur yagn kenyal dan empuk yang membikin rasa tersendiri. Cingur adalah bibir sapi alias moncong sapi. Awas, hati – hati ..! banyak penjaja Rujak Cingur yang tidak menggunakan cingur asli alias menggunakan kulit sapi. Jangan tergiur harga murah, jika rasa menjadi taruhan.

Kita telah membedah Rujak Cingur dari segi bahan dan rasa, terus dimana kita mesti beli ..? Ada beberapa tempat yang cukup terkenal yang menjajakan Rujak Cingur dengan kualitas mantap, antara lain Rujak Cingur Achmad Jaiz, Rujak Cingur Delta Plasa dan Rujak Cingur Genteng Durasim.
Ayo lestarikan kuliner tradisional Indonesia ..!
Sumber: ww.widyani.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar