Minggu, 13 Februari 2011

Akhirnya Mubarak Mundur dari Kekuasaannya (2)

Militer dan Demonstran Pun Berpesta


foto 

Setelah menunggu selama 18 hari, akhirnya Presiden Mesir Husni Mubarak kemarin menyatakan secara resmi pengunduran dirinya. Mundurnya Mubarak ini disampaikan oleh Wakil Presiden Omar Suleiman, yang disiarkan secara langsung oleh televisi pemerintah Mesir.

Kekuasaan tertinggi kini ada di Dewan Tinggi Militer, yang sejak demonstrasi anti-Mubarak pada 25 Januari memang tak ingin mencoba menyingkirkan para pemuda dari jalanan. Dewan ini terdiri atas Jenderal Omar Suleiman, wakil presiden, dan mantan kepala intelijen, Marsekal Ahmed Shafiq, yang ditunjuk menjadi Perdana Menteri, serta beberapa jenderal lain.

Keputusan ini disambut dengan emosional oleh jutaan orang yang saat itu sedang turun ke jalan, berdemonstrasi di Midan Tahrir, di depan gedung parlemen, gedung televisi Mesir, maupun Istana Kepresidenan di Heliopolis. Inilah yang mereka nantikan selama 18 hari. Para demonstran berteriak, menari, bahkan banyak yang menangis. Militer menyatakan kemarin jam malam sudah dicabut, hingga mereka dapat berpesta sampai pagi.

Yang menarik, sejumlah demonstran naik ke atas tank dan mencium para tentara. Ini adalah bentuk rasa terima kasih para demonstran kepada para tentara, yang selama demonstrasi lebih banyak menjaga mereka dari serangan kelompok pro-Mubarak. Tank-tank yang dipasang di Tahrir adalah benteng yang justru melindungi para demonstran. Berbeda dengan polisi Mesir yang menembaki demonstran, tentara memilih untuk tak memuntahkan peluru sama sekali.

Sejak awal, tentara tampaknya memang sengaja membiarkan demonstrasi ini bergulir dan membesar. Hampir tidak ada dalam sejarah kepemimpinan Mubarak, tentara membiarkan demonstrasi lebih dari 100 orang tetap berlangsung. Kecuali saat ini. Di lapangan mereka juga tampak bersatu dengan para demonstran. Saat berada di Tahrir, Tempo menyaksikan bagaimana tentara datang ke rumah sakit darurat demonstran untuk minta bantuan kesehatan bagi tentara yang sedang piket jaga.

Selasa lalu, tentara sudah seperti kehilangan kesabaran, mereka mulai membersihkan Midan Tahrir dari bekas-bekas mobil polisi yang terbakar. Tapi langkah ini dilarang oleh mahasiswa. Mereka meminta puing-puing itu dibiarkan untuk menjadi benteng. Tentara menurut. Saat tentara ingin mempersempit ruang gerak demonstran di Midan Tahrir dengan memajukan tank, para demonstran melarang. Lagi-lagi, tentara manut. Salah satu slogan yang populer adalah: "Rakyat dan tentara minta rezim segera turun."



Mubarak, Simbol Korupsi dan Represi


foto 
Hosni Mubarak
Dia selamat dari percobaan pembunuhan beberapa kali, selama 30 tahun dia juga berhasil menekan para lawan politiknya. Tapi tidak pada hari ini, Jumat (11/2). Presiden Mesir Husni Mubarak akhirnya mundur dari jabatannya.

Kepastian mundur Mubarak ini disampaikan oleh Wakil Presiden Omar Suleiman. Ratusan ribu massa yang berkumpul di Tahrir Square bersorak. Mubarak yang selama ini menjadi simbol: represi dan korupsi menyerah juga. Dia memberi kekuasaanya kepada Dewan Tinggi Militer. 

Mubarak lahir 4 Mei 1928 di desa Kahel-el-Meselha. Dia tamat dari Akademi Militer pada 1949. Setelah perang Arab-Israel, Mubarak mendapat promosi menjadi Kepala Angkatan Udara Mesir, inilah pintu pertama dia masuk ke lingkaran elit politik. 

Mubarak dikenal seorang pembantu setia Presiden Mesir Anwar Sadat. Dia diangkat jadi Wakil Presiden oleh Anwar Sadat pada 1975. Sejak itu dia memainkan peranan penting: membangun hubungan dengan negara-negara barat. Pada 1981, Sadat dibunuh, Mubarak naik menjadi orang nomor satu di Mesir. 

Mubarak menikah dengan Suzanne, yang berdarah campuran, Mesir-Inggris. Ayah Suzanne, Saleh Thabet, yang berprofesi sebagai dokter anak bertemu dengan Lily May Palmer, suster yang tumbuh dewasa di Wales. Mereka bertemu di London. Saleh kemudian menikah dengan Lily, dan lahirlah Suzanne. 

Mubarak dan Suzanne memiliki dua anak laki-laki, Alaa dan Gamal. Keduanya berkarir di bidang keuangan. Alaa, si sulung, jarang muncul dan tidak tertarik politik. Sedangkan Gamal, 47, lebih sering terlihat dan lebih dikenal orang. 

Gamal terjun ke dunia politik pada 2000. Ayahnya menunjuk dia menjadi Sekretaris Jenderal partai berkuasa, National Democratic Party. 

Gamal lulusan American University di Kairo, dia bekerja di Bank of America, Mesir lalu pindah ke London. Dia tinggal di sebuah rumah mewah 5 lantai di kawasan elit London, Knightsbridge.  

Di rumah bergaya Georgian seharga 8,5 juta pounds atau sekitar Rp 122 miliar, Suzanne kini tinggal. Dia dikabarkan telah terbang ke Inggris dengan membawa 100 kopor pada akhir bulan lalu. Dan kini kemungkinan suaminya akan menyusul.

Sumber: tempointeraktif.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar