Selasa, 03 Mei 2011

Masih Adakah Prestasi Pasukan Khusus?

Sore hari selepas HUT TNI AU ke-65, sebuah stasiun televisi swasta, masih dalam
rangka HUT TNI AU, menyiarkan secara langsung dari Lanud Halim Perdanakusuma,
ketangguhan Detasemen Bravo 90, pasukan khusus di linkungan TNI AU, dalam menanggulangi teror pembajakan pesawat.

Dalam tayangan itu terlihat dari tampilan yang ada, Den Bravo begitu gagahnya dengan
senjata lengkap mampu membebaskan para sandera dari ancaman pembajakan. Latihan tersebut tentu menjadi modal bagi Den Bravo apabila peristiwa sebenarnya terjadi.
Den Bravo merupakan salah satu detasemen khusus antiteror, selain Densus 88 Polri,
Detasemen 81 Kopasus TNI AD, Detasemen Jala Mangkara Korps Marinir TNI AL, dan dan satuan anti-teror BIN. Sesuai dengan keahlian masing-masing mereka sering melakukan latihan pembebasan sandera atau operasi rahasia dengan model pelatihan diantaranya pembebasan pembajakan di berbagai tempat seperti kapal terbang, kereta api, kapal laut, dan fasilitas umum.

Ketangguhan detasemen khusus TNI, ketangguhannya sudah teruji ketika Kopassandha
(Kopassus) mampu membebaskan pembajakan pesawat Garuda Indonesia DC-9 yang dilakukan oleh lima teroris yang dipimpin Imran Bin Muhammad Zein, pada 28 Maret 1981, di Bangkok, Thailand. Operasi Grup-1 Para-Komando di bawah pimpinan Letnan Kolonel Infanteri Sintong Panjaitan itu mampu membebaskan pesawat itu setelah disandera selama empat lewat serbuan kilat.

Dari kesuksesan dalam pembebasan Operasi Woyla itu menempatkan Kopassus setara
dengan pasukan elit lainnya seperti Delta Force (Amerika Serikat), SAS (Inggris), dan Spetsnaz (Rusia). Tentu tugas detasemen-detasemen khusus Indonesia tidak selesai atau tidak melakukan apa-apa ketika tidak ada peristiwa pembajakan atau peristiwa sejenis. Saat ini dan ke depan pasti ada kejadian serupa yang membuat keahlian detasemen khusus harus terus teruji dan mampu menanggulangi. Kesuksesan Kopassus tidak berhenti di situ, dalam operasi pembebasan sandera Mapenduma, tahun 1996, pasukan khusus yang saat itu dipimpin Prabowo Subianto juga mampu membebaskan tim Ekspedisi Lorentz dari OPM.

Dalam penyanderaan kapal Sinar Kudus, sebenarnya menjadi peluang untuk membuktikan ketangguhan-ketangguhan detasemen khusus di Indonesia yang selama ini giat melakukan latihan. Namun sayangnya, disebut ketika operasi digelar, Kapal Sinar Kudus sudah tidak berada di tengah laut namun sudah ditarik ke sarang perompak, sehingga ada kekhawatiran timbul korban ketika operasi militer tetap digelar. Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono mengatakan perompak telah melabuhkan kapal MV Sinar Kudus ke pantai yang dikuasai gerombolan perompak. Sehingga posisi yang demikian menurut Agus Suhartono lebih sulit daripada di tengah laut.

Namun mantan KSAL Laksamana (Purn) Bernard Ken Sondakh mengatakan penangkapan perompak di lautan sangat sulit dilakukan. Untuk itu yang diperlukan mengamati gerak-gerik perompak tersebut sampai mengetahui di mana sarangnya. Jadi tidak kejar di laut, tapi sergap di darat.

Kalau sulit apakah kita tidak melakukan? Tentu harus tetap dilakukan. Bila banyak AL
negara lain bisa, kenapa kita tidak? Dari sekian AL yang paling sukses membebaskan sandera adalah AL Korea Selatan. Dalam pembebasan sandera di kapal milik perusahaan swasta Korea Selatan itu, AL Korea Selatan menyerbu kapal itu. Aksi pasukan komando itu menyelamatkan semua kru kapal, termasuk dua awak asal Indonesia, dan menewaskan delapan bajak laut.

Alasan Agus Suhartono yang mengatakan AL Malaysia dan AL Korea berhasil melakukan pembebasan sandera karena kapalnya masih di tengah laut, itu hanya sebuah alasan
semata atas keterlambatan operasi militer. Keterlambatan ini bisa jadi karena pemerintah bisa dikatakan lamban, sehingga operasi menjadi terlambat, dan lebih memilih menempuh opsi membayar tebusan dengan alasan untuk menghindari jatuhnya korban jiwa. Menebus dengan uang dirasa lebih aman daripada melakukan operasi militer yang penuh dengan resiko.

Dan cara itu berhasil, buktinya disebut perompak sudah membebaskan awak Kapal Sinar Kudus. Cara seperti itu syah-syah saja, bisa dikatakan itu merupakan bagian dari diplomasi, namun cara seperti itu semakin menyuburkan perompakan di wilayah perairan Teluk Aden, Laut India, dan Perairan Somalia. Langkah seperti ini pernah dilakukan oleh pemilik kapal berbendera Jerman, Arab Saudi, Singapura, dan Yunani. Mereka membayar tebusan karena negara kaya, lha kita bagaimana? Dengan cara seperti itu, maka target dan tujuan dari perompak Somalia tercapai, yakni memperoleh uang dari hasil kegiatannya itu.

Sebenarnya kita yakin Detasemen 81 Kopasus TNI AD, Detasemen Jala Mangkara Korps
Marinir TNI AL, dan Detasemen Bravo TNI AU, mampu melakukan hal itu. Para komando
mereka pun menyatakan siap jika menggelar operasi militer. Bukankah detasemen-detasemen itu sering melakukan pelatihan pembebasan pembajakan di berbagai tempat seperti kapal terbang, kereta api, kapal laut, dan fasilitas umum.

Bila kita tidak memberi kesempatan detasemen-detasemen khusus yang ada untuk
menggelar operasi militer, disebabkan karena kelambanan dalam bersikap, akan membuat
anggaran TNI menjadi membengkak. Mengapa membengkak? Karena detasemen-detasemen
khusus Indonesia itu akan belajar atau studi banding kepada AL Korea Selatan atau AL Malaysia untuk menimba ilmu pembebasan sandera di atas kapal. Belajar ke Korea Selatan kita masih bisa maklum, yang tidak maklum atau memalukan adalah belajar kepada AL Malaysia.

Di sinilah maka pemerintah harus memberi kesempatan kepada detasemen khusus untuk berperan, dengan segera bertindak ketika ada pembajakan. Kopassus tidak akan mampu
membuktikan keelitannya bila Presiden Soeharto dan Panglima ABRI, saat itu, tidak memberi kepercayaan kepadanya. Karena Soeharto dan Panglima ABRI memberi kepercayaan kepada Kopassus, maka pasukan elit itu terbukti tangguh di lapangan, tidak hanya tangguh saat pertunjukan atau tangguh ketika hanya melawan teroris kelas kampung.

Bila detasemen khusus berhasil dalam operasi pembebasan sandera kapal Sinar Kudus,
sebenarnya hal itu akan menjadi nilai tambah efek penggetar kekuatan militer Indonesia kepada negara-negara tetangga. Keberhasilan AL Malaysia dalam pembebasan sandera mungkin dalam hati kita membuat sedikit ciut bila menghadapi Tentara Diraja Malaysia. Keberhasilan AL Malaysia itu bisa jadi akan digunakan oleh Negeri Jiran untuk semakin melecehkan Indonesia.

*) Ardi Winangun pernah Bekerja di Civil-Militery Relation Studies (Vilters) dan Peminat Studi Pertahanan. Penulis tinggal di Matraman, Jakarta Timur. No kontak: 08159052503. E-mail: ardi_winangun@yahoo.com


Sumber: detiknews.com

Jihad Ala Syech Siti Jenar

Keamanan siaga satu. Itu diucapkan Joko Suyanto, Menko Polhukam, setelah bom buku, bom Cirebon, bom Serpong, bom di Gereja Christ Cathedral muncul susul-menyusul. Benarkah bertebarannya bom-bom itu dilakukan orang-orang yang habis dicuci otaknya? Tidak adakah kemungkinan dilakukan pengikut sekte semacam Syech Siti Jenar?

Cuci otak. Cap itu selalu diberikan pada siapa saja yang terlihat linglung, bunuh diri atau melakukan perbuatan di luar nalar normal. Akibat cap itu, maka setiap kasus identik, termasuk Syarif yang meledakkan diri di Polres Kota Cirebon selalu menggantung. Dia dianggap bukan subyek tapi obyek. 

Namun amati pesan yang tertuang dalam sampul buku milik Syarif. Pesan saya: 'Sungguh, kehidupan dunia itu hanya menipu'. Dalam pesan ini ada kesan yang dilakukan bukan hasil cuci otak. Dia punya kesadaran dan berkesadaran, bahwa yang dilakukannya adalah benar.  Dan 'kebenaran' itu serta-merta menyeret kita pada paham Syech Siti Jenar.

Memang, kata-kata itu mengingatkan kita pada doktrin Syech Siti Jenar yang meyakini hidup ini adalah kematian, dan matilah jika ingin hidup mulia dan langgeng. Dalam salahsatu pupuh Serat Siti Jenar, 'Kawula-Gusti ada dalam diriku. Siang-malam tidak dapat dipisahkan. Kawula-Gusti menyatu saat mati. Kalau sudah hidup, Kawula-Gusti lenyap, tinggal kebahagiaan langgeng.

Dalam kematian banyak godaan. Godaan yang merangsang hawa nafsu. Itu semua akibat panca-indera. Jangan terbenam dalam kematian. Itu hanya impian. Syech Siti Jenar tidak tertarik dan tak sudi tersesat dalam kematian, berusaha kembali kepada kehidupan'. (Catatan penulis: baca hidup itu mati, dan sebaliknya).

Indikasi Jenarisme (paham Syech Siti Jenar) yang menstimulasi atau menginspirasi terorisme itu tak sulit diruntut. Babad Cerbon dengan gamblang mencatat sepak terjang sang wali yang juga disebut sebagai Syech Lemah Abang itu. Termasuk kematiannya yang semerbak mewangi dengan jasad menjadi sekuntum melati. Ini juga diperkuat dengan mitos sejarah keberadaan Wali Songo, sebuah organisasi dakwah yang diproklamasikan di Sumur Gumuling, Gunung Jati, yang kini dikenal sebagai pemakaman Syech Bayan dan Adipati Keling.

Kendati Jenarisme juga berkembang di Jawa Tengah (Muria, Klaten, Jenawi) dan Jawa Timur (Sedayu (Gresik), Tuban), tetapi pertumbuhan paham ini di Cirebon dan Majalengka lebih subur karena lambatnya daerah ini menyerap kemajuan. Itulah faktor Cirebon dan Majalengka reaktif. Terjadi shock culture. Mandiri dalam 'jihad'. Sendiri-sendiri dalam merealisasi keyakinan 'hidup mulia dan langgeng'.

Memang 'kesendirian' itu tidak aneh jika melirik kasus bunuh diri maupun teror yang berlatar ekonomi, sekte dan kepercayaan yang pernah terjadi di negeri ini. Malah di Jawa Tengah ada sebuah daerah yang menganggap bunuh diri sebagai solusi. Itu saking banyaknya 'kasus kendat' akibat persoalan 'sepele'. Kepepet kebutuhan hidup.

Dan untaian itu kian memanjang kalau sudah terbalut sektarian. Pemberontakan Ngaisah salah satunya. Teror Mbah Suro di antaranya. Perjuangan Diponegoro ala gerilya Jawa termasuk didalamnya. Selain yang paling terkenal, Syech Siti Jenar dengan sikap 'hidup dalam mati dan kematian dalam hidup'. 

Para pengikutnya selalu mencari jalan menuju mati. Melakukan keonaran di pasar. Pura-pura merampok. Menggoda perempuan agar dihakimi. Semua itu dipakai sebagai sarana agar hidup cepat diakhiri.

Doktrin Syech Siti Jenar atau Syech Lemah Abang itu lekat tertancap di benak para santri. Ilmu kasampurnan (kesempurnaan) yang dalam pewayangan disebut sastra jendra hayuningrat pangruwat diyu yang amat ditabukan itu disadari mengundang petaka jika diamalkan. Tapi pengikut Syech Siti Jenar yang meyakini hidup adalah kematian, dan kalau ingin hidup langgeng penuh kemuliaan perlu mencari hidup sejatinya hidup (mati), maka mereka pun melakukan itu. 

Murid-murid Syech Siti Jenar yang termotivasi itu dengan gagah menantang maut. Mereka rindu hidup bahagia setelah mati. Anak-anak muda itu mengalami inisiasi sama dengan sekte Ranting Daud yang rela bakar diri massal. Adakah bom bunuh diri itu sarana menuju binasa? Bukan dengan cara mati dianiaya? 

Tapi mengapa semua yang terlibat dan melibatkan diri dalam aksi mencelakai diri itu kaum muda? Benarkah itu sebagai refleksi menemukan derajat hidup yang dicita-citakan seperti abstraksi Clifford Geertz? Jika pendidikan tinggi tidak bisa diraih karena ketiadaan harta, pekerjaan membanggakan tak mampu diwujudkan karena sulitnya lapangan kerja, maka spiritualitas sebagai simbol dari kemuliaan adalah satu-satunya langkah. Adakah 'jihad ala Syech Siti Jenar' itu konotasi spiritualitas itu?

Jika 'jihad' yang kini marak mengarah pada 'keterlibatan sekte', maka rasanya bom akan kian banyak bertebaran di berbagai daerah di Indonesia. Sebab 'calon pengantin' itu militan. Mereka meyakini lebih mulia 'jihad' daripada hidup tidak punya kemuliaan, tanpa pendidikan dan pekerjaan yang membanggakan. 

Kalau pemerintah ingin 'mencuci otak' mereka, maka lakukan dengan memberi kemudahan pendidikan dan sediakan lapangan pekerjaan. Selain, tentu, jangan biarkan bubuk mesiu mudah didapat di pasaran.

*) Djoko Suud Sukahar adalah pemerhati sosial budaya, tinggal di Jakarta.
Sumber: detiknews.com

Menuju Manusia Ketujuh Milyar

http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2011/03/13015030071760377674_150x150.gif
Oleh Andi Nur Aminah

Ledakan penduduk menjelang 2030 akan menyebabkan kelangkaan pangan, air, dan energi yang luar biasa. Kondisi ini bisa memicu kerusuhan sosial dan konflik internasional.



Bumi kian padat. Pertengahan tahun ini, diprediksi jum lah penduduk bumi akan dihuni oleh tujuh miliar manusia. Sanggupkah bumi menjadi pijakan dengan kondisi air tanah kian kerontang, hutan yang semakin menggundul, es di kutub yang terus mencair, namun berbagai polutan terus menggila?

Menelusuri dokumen tentang kependudukan, tercatat pada tahun 1 Masehi, bumi dihuni oleh 200 juta manusia. Pertumbuhan terus terjadi dan menjadi 1 miliar pada 1800 Masehi. Pertambahan penduduk terus melonjak pada 1930 menjadi 2 miliar.

Dalam kurun waktu 30 tahun, jumlah penduduk bumi sudah mencapai 3 miliar jiwa (1960). Lalu 14 tahun kemudian, sudah berkembang menjadi 4 miliar (1974). Pertambahan 1 miliar penduduk, terjadi 13 tahun kemudian menjadi 5 miliar (1987). Penduduk ke-6 miliar terjadi 12 tahun kemudian (1999). Dan pada 2011 ini, jumlah manusia di bumi akan mencapai 7 miliar jiwa. Angka tersebut tentu akan terus bertambah. Diprediksi, pada 2024, jumlah penduduk dunia akan mencapai 8 miliar.

Indonesia menjadi salah satu penyumbang terbesar jumlah penduduk dunia. Urutan pertama dan kedua, masih diduduki Cina dan India, menyusul Amerika Serikat yang mencapai 304 juta jiwa. Hasil sensus penduduk 2010 mencatat penduduk Indonesia sudah mencapai 237 juta jiwa. Angka ini pasti sudah bertambah lagi pada tahun ini.

Population Reference Bureau (PRB) AS memprediksikan, dengan laju pertumbuhan seperti sekarang ini, bumi akan menjadi rumah bagi penduduk pa da 2050 yang berjumlah 9 miliar pada tahun tersebut.

Menurut PRB, negara-negara berkembang memiliki laju penduduk yang lebih cepat daripada negara-negara maju. Di negara-negara maju, populasi terbesar akan didominasi usia rata-rata pendu duk, sedang kan jumlah tenaga kerja akan berkurang berkurang karena populasi yang menua itu.

Angka harapan hidup yang membaik ikut memberi andil dalam pertumbuhan penduduk dunia termasuk Indonesia. Perbaikan gizi dan pelayanan medis di negara-negara berkembang mengakibatkan terjadinya ledakan penduduk.

Di Indonesia, populasi usia 4-9 tahun menduduki posisi terbanyak, begitu pula usia 60 tahun ke atas. Menurut Kepala Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Sonny Harry B Har madi, membengkaknya jumlah pendu duk pada usia ini akan memberikan tambahan beban kepada usia produktif yang harus menanggung anakanak dan orang tua.

Angka harapan hidup orang tua memang saat ini cukup besar dibanding tahun-tahun sebelumnya. Selain umur manusia yang relatif lebih lama, pertumbuhan penduduk pun dipastikan akan terus bertambah karena banyak sekali perempuan di seluruh dunia yang sekarang ini berada dalam usia subur. Jumlahnya di dunia mencapai 1,8 miliar.

Usia produktif melahirkan anak itu bisa dipastikan akan terus menyumbang angka pertambahan penduduk dunia, setidaknya dalam beberapa dasawarsa men datang. Satu orang perempuan memi liki dua anak saja sama dengan satu perempuan memiliki empat anak pada generasi sebelumnya.


Kekhawatiran


Bertambahnya penduduk dunia setiap tahun akan berdampak pada banyak hal. Sumber daya alam yang terus terkikis, ke butuhan air, serta pangan otomatis akan membengkak. Kondisi ini tentu saja mengundang keprihatinan. Saat ini saja, berita-berita rawan pangan di berbagai penjuru dunia sudah kerap terdengar. Beberapa tahun dari sekarang, angka orangorang yang mati kelaparan karena kekurangan pangan akan terus meningkat.

Kekhawatiran tentang ledakan penduduk sudah diutarakan sejumlah ilmuwan, di antaranya John Beddington dari Inggris menyebutkan, perubahan iklim dan ledakan penduduk menjelang 2030 akan menyebabkan terjadi kelangkaan pangan, air, dan energi yang luar biasa. Menurutnya, kondisi tersebut bisa memicu kerusuhan sosial dan konflik internasional akibat terjadinya migrasi penduduk negara-negara lain.

Kepala BKKBN, Sugiri Syarif, mengatakan upaya menyadarkan masyarakat pentingnya pengendalian pertumbuhan penduduk melalui program KB perlu digiatkan lagi. Menurutnya, dengan jumlah penduduk 237 juta jiwa saja, pemerintah sudah menghadapi banyak masalah di antaranya banyaknya subsidi yang harus disalurkan.

Menurut Sugiri, saat ini, Indonesia telah menghadapi banyak kendala dan masalah seperti sampah, banjir, kemacetan, kesulitan akses udara dan air ber sih, serta isu perubahan iklim hingga ben cana akibat perusakan alam. “Bila gejala ledakan penduduk tidak terkendali, akan terjadi kehancuran ekologi,” ujar dia.

Sedangkan terkait masalah SDM, penduduk yang padat akan berimbas pada kian menurunnya kualitas Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Saat ini, kata Sugiri, IPM Indonesia masih berada di urutan ke-108 dari 189 negara. Jumlah penduduk yang besar itu ditambah lagi dengan IPM yang rendah akan menjadi masalah yang kian kompleks. Terbatasnya penyediaan lapangan kerja yang tidak seimbang dengan pertumbuhan angkatan kerja bisa memicu masalah baru, salah satunya kriminalitas.

Kondisi kependudukan Indonesia, menurutnya, sudah dalam keadaan lampu kuning. Karena itu, BKKBN memiliki tugas berat untuk menekan laju pertumbuhan penduduk yang kini sudah mencapai 1,49 persen. Mantan kepala BKKBN periode 1980-an, Haryono Suyo no, bahkan mengatakan tugas BKKBN saat ini jauh lebih berat daripada ketika program KB mulai dicanangkan pada 1970 lalu.

Menurut Haryono, saat program KB di canangkan 30 tahun lalu, ancaman yang terjadi adalah ledakan kelahiran ba yi (baby boom). Ketika itu, populasi jumlah bayinya yang meningkat tajam. Sedangkan saat ini, jika melihat piramida kependudukan, terjadi penggelembungan di tengah, yakni di bagian usia produktif.

Menurutnya, ini akan menjadi pekerja an berat karena populasi yang banyak ada lah usia produktif. Usia-usia yang ber potensi melahirkan anak, ujar Haryono.

Beratnya tugas yang terbentang di hadapan BKKBN untuk mengatasi lampu kuning itu sudah diatasi dengan melakukan revolusi dan revitalisasi di segala lini. Kini, BKKBN telah melakukan pelatihan terhadap 35 ribu bidan dan 10 ribu lebih dokter agar mampu menjadi tenaga pelayanan di 23.500 klinik KB. Klinik ini tersebar hingga ke wilayah-wilayah terpencil, pulau-pulau terluar, dan wilayah perbatasan.

Sumber: www.republika.co.id

Sejarah Singkat Metodologi Hadits

Sejarah Singkat Metodologi Hadits
Ilustrasi
 
 
Oleh: Syekh Suhaib Hassan *

Seiring berlalunya waktu, kian banyak perawi yang terlibat dalam setiap isnad (mata rantai sanad), sehingga situasi menuntut disiplin yang ketat dalam penerimaan hadits; aturan yang mengatur disiplin ini dikenal sebagai mustalah al-hadits (metodologi hadits).

Di antara para ahli hadits pada masa-masa awal, aturan dan kriteria yang mengatur studi hadits mereka sangat ketat. Namun sebagian terminologi mereka bervariasi dari satu orang ke orang lain, dan prinsip-prinsip mereka mulai ditulis secara sistematis, dan tersebar di berbagai kitab.

Misalnya, dalam Ar-Risalah-nya Asy-Syafi'i (wafat 204 H), kumpulan Sahih-nya Muslim (wafat 261 H) dan Al-Jami'-nya At-Tirmidzi (wafat 279 H). Banyak kriteria ulama hadits di masa awal, misalnya Al-Bukhari, yang disyarah oleh ulama-ulama setelahnya dengan sebuah studi yang hati-hati terkait perawi atau isnad, apakah diterima dan ditolak oleh mereka.

Salah satu tulisan awal yang mencoba mengulas metodologi hadits secara komprehensif, menggunakan terminologi yang standar (berlaku umum), adalah karya Ar-Ramahurmuzi (wafat 360 H). Kontribusi utama berikutnya adalah Ma'rifat Al-Ulum Al-Hadits oleh Al-Hakim (wafat 405 H), yang membedah 50 klasifikasi hadits, namun masih meninggalkan beberapa hal yang belum tersentuh.

Abu Nu'aim Al-Asbahani (wafat 430) kemudian menyempurnakan beberapa bagian pekerjaan Al-Hakim yang hilang. Setelah itu muncul Al-Kifayah fi Ilm Ar-Riwayah karya Al-Khatib Al-Baghdadi (wafat 463 H) dan yang sejumlah karya lain yang membahas masalah pengajaran dan pelajaran hadits. Para ulama selanjutnya dianggap sangat berhutang pada karya Al-Khatib ini.

Setelah kontribusi-kontribusi Qadi Iyad Al-Yahsubi (wafat 544 H) selanjutnya dan juga Abu Hafsh Al-Mayanji (wafat 580 H), muncullah studi-studi yang walaupun sederhana dalam ukuran, namun sangat komprehensif dalam metode penafsiran subyek yang menjadi referensi standar yang digunakan oleh ribuan sarjana dan mahasiswa hadits selama berabad-abad sampai hari ini.

Kitab Ulum Al-Hadits karya Abu Amr bin Utsman As-Salah (wafat 643 H) yang biasa dikenal dengan Muqaddimah Ibnu As-Salah misalnya, disusun saat ia mengajar di Darul Hadits (sekolah hadits) di beberapa kota di Suriah.

Beberapa kitab hadits yang kemudian ditulis berdasarkan karya Ibnu As-Salah antara lain; Al-Irsyad, sebuah ringkasan Muqaddimah, karya An-Nawawi (wafat 676 H), yang kemudian dirangkum dalam kitab Taqrib-nya. As-Suyuti (wafat 911 H) kemudian menyusun syarah yang berharga berdasarkan Taqrib dalam kitabnya, Tadrib Al-Rawi.

Kita-kitab Ulum Al-Hadits karya Ibnu Katsir (wafat 774 H); Al-Khulasah karya Al-Taibi (wafat 743 H.); Al-Minhal karya Badruddin bin Jamaah (wafat 733 H.); Al-Muqni' karya Ibnu Al-Mulaqqin (wafat 802 H); dan Mahasin Al-Istilah karya Al-Balqini (wafat 805 H), semuanya merupakan ringkasan-ringkasan Muqaddimah-nya Ibnu As-Salah.

Kitab Nukat karya Az-Zarkashi (wafat 794 H); At-Taqyid wal-Idah karya Al-Iraki (wafat 806 H), dan An-Nukat karya Ibnu Hajar Al-Asqalani (wafat 852 H), juga merupakan catatan-catatan lebih lanjut tentang poin-poin yang dibuat oleh Ibnu As-Salah.

Kitab Alfiyyat Al-Hadits yang ditulis oleh Al-Iraki, merupakan penulisan ulang Muqaddimah dalam bentuk puisi panjang, yang menjadi subjek beberapa kitab syarah selanjutnya—termasuk dua kitab yang ditulis sendiri oleh Al-Iraki—yaitu Fath al-Mughith karya As-Sakhawi (wafat 903 H); Qatar Ad Durar karya As-Suyuti dan Fath Al-Baqi yang ditulis oleh Syeikh Zakaria Al-Anshari (wafat 928 H).


* Syekh Suhaib Hassan adalah anggota Dewan Eropa Untuk Fatwa dan Riset


Sumber; www.republika.com

Keadilan Rasulullah Terhadap Non-Muslim

Keadilan Rasulullah Terhadap Non-Muslim
Ilustrasi
 
 
Oleh: Harun Yahya*

Dalam Al Qur'an, Allah memerintahkan orang-orang yang beriman untuk berlaku adil. "Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran..." (QS An-Nisaa':135)

Dengan aturan yang beliau terapkan pada umat Islam, keadilan dan toleransinya terhadap orang-orang yang berbeda agama, bahasa, ras, suku, dan sikap beliau yang tidak membedakan antara kaya dan miskin namun memperlakukan semua orang sama. Rasulullah Saw adalah teladan terbaik bagi seluruh umat manusia.

Dalam sebuah ayat Al-Qur'an Allah berfirman kepada Rasulullah, "Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong, banyak memakan yang haram. Jika mereka (orang Yahudi) datang kepadamu (untuk meminta putusan), maka putuskanlah (perkara itu) di antara mereka atau berpalinglah dari mereka; jika kamu berpaling dari mereka, maka mereka tidak akan memberi mudharat kepadamu sedikit pun. Dan jika kamu memutuskan perkara mereka, maka putuskanlah (perkara itu) di antara mereka dengan adil. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang adil." (QS Al-Ma'idah :42)

Nabi Saw mematuhi perintah Allah, bahkan terhadap orang yang keras kepala macam mereka (Yahudi), dan beliau tidak pernah membuat konsesi dalam menegakkan keadilan. Beliau menjadi teladan sepanjang masa dengan kata-kata, "Tuhanku menyuruh menjalankan (menegakkan) keadilan." (QS Al-A'raf: 29)

Sejumlah insiden membuktikan keadilan Nabi. Beliau hidup di tempat mana orang-orang yang berbeda agama, bahasa, ras, dan suku hidup berdampingan. Sangat sulit bagi mereka untuk hidup bersama dalam damai dan harmoni serta mengawasi mereka yang berusaha menyebarkan perpecahan. Satu kelompok bisa menjadi agresif dan bahkan menyerang kelompok lain melalui kata-kata atau perbuatan. Namun, keadilan Nabi Saw adalah sumber perdamaian dan keamanan bagi komunitas lain, sama seperti yang berlaku bagi umat Islam.

Selama masa Nabi Muhammad Saw, kaum Kristen, Yahudi, dan orang-orang kafir semua diperlakukan sama. Rasulullah berpegang pada ayat, "Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam)," (QS Al-Baqarah: 256), dan menjelaskan agama yang benar untuk semua orang, namun membebaskan mereka untuk membuat menetapkan pilihan sendiri.

Sikap mulia Nabi Saw secara total selaras dengan moralitas Al-Qur'an, hendaknya dijadikan teladan dalam memperlakukan penganut agama-agama yang berbeda. Keadilan Nabi memberikan pemahaman kepada orang-orang dari ras yang berbeda. Dalam khutbah-khutbahnya, beliau kerap menyatakan bahwa keunggulan tidak terletak pada ras, tetapi dalam kesalehan. Sebagaimana Allah menyatakan dalam Al-Qur'an, "...Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu..." (QS Al-Hujuraat: 13)

Dua hadits menegaskan prinsip keadilan beliau: "Kamu adalah anak-anak Adam, dan Adam berasal dari debu. Hendaknya orang-orang berhenti membangga-banggakan nenek moyang mereka "(HR Abu Dawud).

"Sesungguhnya nasab-nasabmu ini bukan menjadi sebab kamu boleh mencaci kepada seseorang; kamu semua adalah anak-cucu Adam... Tidak ada seorangpun yang melebihi orang lain, melainkan karena agama dan takwanya..." (HR Ahmad)

Dalam Khutbah Wada' (khutbah perpisahan) Rasulullah menegaskan beberapa prinsip, "Hai ummat manusia! Sesungguhnya Tuhanmu hanyalah satu. Ingatlah! Tidak ada kelebihan bagi orang Arab atas orang lain Arab; tidak pula ada kelebihan bagi orang selain Arab atas orang Arab; tidak juga ada kelebihan orang yang berkulit merah atas orang kulit hitam; dan tidak pula orang kulit hitam atas orang kulit merah, melainkan lantaran takwa. Sebab sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu ialah yang paling bertakwa kepada Allah." (HR Baihaqi)

Perjanjian yang dibuat dengan orang-orang Kristen Najran di selatan Semenanjung Arab adalah contoh teladan lain keadilan Nabi Saw. Salah satu pasal dalam perjanjian itu berbunyi, "Kehidupan masyarakat Najran dan sekitarnya, agama mereka, tanah mereka, harta, ternak, dan orang-orang mereka yang hadir atau tidak, rasul mereka dan tempat-tempat ibadah mereka berada di bawah perlindungan Allah dan perwalian Nabi-Nya (Muhammad)."

Piagam Madinah, ditandatangani oleh para imigran Muslim dari Makkah, penduduk asli Madinah, dan kaum Yahudi Madinah adalah contoh lain pentingnya keadilan Rasulullah. Sebagai hasil konstitusi, yang menetapkan keadilan antara masyarakat dengan keyakinan berbeda dan memastikan perlindungan dari berbagai kepentingan mereka, dan mengakhiri permusuhan yang terjadi selama bertahun-tahun. Salah satu keistimewaan yang paling luar biasa dari perjanjian ini adalah dikokohkannya kebebasan beragama.

Salah satu pasal Piagam Madinah menyebutkan, "Orang-orang Yahudi Bani `Auf merupakan satu bangsa dengan umat Islam. Orang Yahudi memiliki agama mereka dan Muslim memiliki mereka."

Pasal 16 dari perjanjian tersebut berbunyi, "Orang Yahudi yang mengikuti kami dipastikan berhak atas dukungan kami dan persamaan hak yang sama seperti salah satu dari kami. Ia tidak akan dirugikan atau musuhnya tidak akan dibantu."

Para sahabat Rasulullah tetap berpegang pada Piagam Madinah tersebut, bahkan setelah beliau wafat. Dan mereka bahkan menerapkannya dengan orang-orang Barbar, Buddha, Brahmana, dan orang-orang dari keyakinan lain.

Salah satu alasan utama mengapa zaman keemasan Islam merupakan salah satu masa yang dinaungi perdamaian dan keamanan adalah sikap Nabi yang adil, dan itu merupakan cerminan moralitas Al-Qur'an.

Oleh sebab itu, satu-satunya solusi untuk menghentikan pertempuran dan konflik yang terjadi di seluruh dunia adalah dengan mengadopsi moralitas Al-Qur'an. Sebagaimana Rasulullah Saw, beliau tidak pernah menghindar dari jalan keadilan, dan beliau tidak pernah membeda-bedakan manusia berdasarkan agama, bahasa, atau ras.


* Harun Yahya lahir di Ankara pada 1956. Ia belajar seni rupa di Istanbul's Mimar Sinan University dan filsafat di Istanbul University. Sejak 1980-an, ia telah menerbitkan banyak buku tentang politik, tauhid, dan sains ilmiah.

Sumber: www.republika.co.id

Filosofi Gelap Freemasonry Ateis

Filosofi Gelap Freemasonry Ateis
Lambang atau logo Freemasonry.
 
 
Oleh: Harun Yahya *

Freemason Ateis menjadikan "perdamaian, persaudaraan dan kasih sayang di antara umat manusia" sebagai ajaran misi mereka. Namun konsep-konsep ini, meskipun tampaknya positif pada pandangan pertama, menyimpan permusuhan terhadap agama.

Masonry Ateis telah menjadi salah satu topik utama yang membuat orang penasaran dan bingung. Itu karena kegiatan organisasi ini bersifat rahasia, dus filosofi dan tujuan-tujuan mereka memiliki sejumlah kontroversi.

Dalam pernyataan publik, Freemason Ateis kerap mengobral "cinta kasih sesama manusia, toleransi, persaudaraan universal, cara-cara menggapai pengetahuan dan kebijaksanaan..." secara luas. Sebuah konsep instan yang menarik hati. Walau demikian, Freemasonry Ateis adalah sebuah organisasi gelap dengan fitur-fitur ateis dan bahkan anti-agama.

Aspek paling menarik Freemasonry Ateis adalah konsep-konsep yang mereka sebutkan dalam pernyataan publik dan tuduhan mereka terhadap kaum "beragama" pada intinya tidak memiliki banyak perbedaan. Pada tahap ini, seseorang mungkin akan bertanya, "Kenapa?"

Bagaimana pun juga, konsep-konsep ini tampaknya saling berlawanan; cinta, toleransi dan konsep "humanis" sejenis lainnya tampaknya tidak anti-agama pada pandangan pertama. Selain itu, banyak orang yang berpikir bahwa konsep-konsep tersebut terdapat dalam moral dan ajaran agama. Benarkah demikian? Bagaimana pun jua, kebenaran yang melekat dalam konsep inilah yang lebih utama.

Apakah arti cinta bagi kaum Freemasonry Ateis? Freemason Ateis kerap berbicara tentang persaudaraan, toleransi dan perdamaian universal. Mereka menggunakan retorika bahwa manusia bertanggung jawab terhadap manusia lainnya. Sebenarnya ini adalah kata-kata yang merujuk pada konsolidasi (persatuan) di antara manusia, dengan demikian tidak ada yang salah dengan mereka. Namun, bagaimana dengan tanggung jawab seseorang kepada Allah?

Pertanyaan ini menguak wajah filosofi Masonik Ateis yang sebenarnya. Hal itu karena, "cinta pada manusia", sebagaimana dimaksudkan filsafat Masonik ateis, bukan cinta yang bersumber dari kenyataan bahwa manusia adalah ciptaan Allah, sebagaimana disepakati Yunus Emre dalam kata-katanya "untuk mengasihi ciptaan karena Sang Pencipta". Sebaliknya, Freemason Ateis percaya bahwa semua manusia lahir sebagai akhir dari sebuah proses evolusi. Hal ini, bagaimanapun, merupakan ekspresi utama penolakan terhadap Allah.

Secara singkat, filsafat yang didefinisikan sebagai "humanisme", yang merupakan tulang punggung Freemasonry Ateis, hanya meramalkan cinta yang ditunjukkan kepada manusia dan bukan kepada Allah. Filosofi yang terdistorsi ini diungkapkan dalam laporan resmi Freemason Ateis loji Turki yang diterbitkan pada 1923:

"Kami tidak lagi menerima Allah sebagai tujuan hidup kita. Kami telah menciptakan tujuan kita sendiri. Tujuan itu akan melayani kemanusiaan dan bukan Allah lagi."

"Masyarakat tertinggal itu impoten. Untuk menutupi ketidakmampuan mereka, mereka kerap mendewakan kekuatan dan kejadian yang mengelilingi mereka. Masonry mempertuhankan manusia." (Selamet Mahfili-Konferensi Ketiga, hal: 51).

Definisi humanisme, yang menjadi dasar Freemasonry Ateis, menunjukkan bahwa filosofi ini bersifat anti-agama. Julian Huxley, pemimpin gerakan humanis di abad ke-20 mendirikan sebuah agama baru, "Evolusi Humanisme" dengan bimbingan teori evolusi Darwin.

Dia berkata, "Ketika menggunakan kata "humanis", maksud saya adalah manusia merupakan makhluk alam seperti tetumbuhan atau binatang. Dengan kata lain, tubuh manusian, pikiran dan jiwa manusia tidak diciptakan oleh kekuatan supranatural, namun tercipta berdasarkan hasil evolusi. Oleh karena itu, manusia tidak boleh percaya pada kendali maupun panduan kekuatan supranatural, tapi harus percaya pada kendali dan kekuatannya sendiri." (Brosur Asosiasi Humanis Amerika).

John Dewey menerbitkan "Manifesto Humanis" pada 1933. Manifesto ini menekankan gagasan bahwa sudah waktunya untuk menghilangkan agama Ilahi dan menggantinya dengan era baru pengembangan ilmiah dan kerjasama sosial.

Manifesto kedua yang diterbitkan pada 1973 menjelaskan semua ancaman terhadap umat manusia. Dalam Manifesto ini, diberikan garis besar tentang bagaimana filsafat ini menyangkal keberadaan Allah; "Tidak ada Tuhan yang akan menyelamatkan kita. Kita harus menyelamatkan diri kita sendiri."

Ideologi Masonik Ateis juga didasarkan pada prinsip-prinsip humanistik yang sama. Semua kata-kata panas yang digunakan dalam ideologi mereka bersifat menipu ketika seseorang benar-benar melihat arti keberadaan masing-masing. Setelah terlepas dari keberadaan Allah, kata-kata seperti cinta, persaudaraan dan perdamaian menjadi tidak berarti. Tujuan eksistensi manusia satu-satunya di dunia adalah untuk menyembah Allah. "Tidaklah aku menciptakan jin dan manusia kecuali supaya mereka menyembah-Ku." (QS Adz-Dzariyat: 56).

Jika manusia menyangkal tugas ini dan memberontak kepada Allah, maka Allah mungkin tidak akan pernah memberikan keselamatan.

Seseorang tidak akan pernah bisa benar-benar mencintai orang lain kecuali ia memiliki iman kepada Allah. Inilah sebabnya mengapa istilah "cinta kasih terhadap manusia" kerap digunakan dalam ideologi Masonik Ateis yang sepenuhnya terpisah dari kenyataan: Semua ideologi yang didasarkan pada pengingkaran akan memperkuat sisi jahat dalam diri seseorang dan oleh sebab itu akan menimbulkan pertumpahan darah dan penyiksaan.

Selama abad ke-20, karena adanya ideologi anti-agama seperti komunisme dan fasisme, ratusan juta orang menderita dan menjadi korban genosida, sementara miliaran lainnya menjadi sasaran penyiksaan dan penindasan. Hal ini juga penting diingat, bahwa Revolusi Perancis—sebuah gerakan yang didukung Freemason—mendapatkan kekuatannya dari moto "Kebebasan, Kesetaraan dan Persaudaraan", namun berakhir dengan tewasnya puluhan ribu orang di bawah guillotine (pisau jagal).

Seperti halnya konsep "cinta kasih sesama manusia" yang ditafsirkan dalam kerangka Humanisme, "pengetahuan" dan "rasionalisme" juga digunakan dalam konteks anti-agama oleh Freemason Ateis.

Bagi seorang Muslim, ilmu pengetahuan adalah alat untuk mengamati alam semesta yang diciptakan Allah dan untuk memahami rahasia-rahasia yang mendasari cara dan fungsinya. Berpikir rasional, di sisi lain, adalah cara menjalankan perintah-perintah Allah dalam Al-Qur'an dan merupakan tanda keimanan. Namun dalam terminologi Masonik Ateis, konsep-konsep ini digunakan dengan konotasi yang sama sekali berbeda.

Menurut pola pikir Masonik Ateis, ilmu bukan merupakan alat yang digunakan untuk menganalisa makhluk yang diciptakan Allah. Sebaliknya, memercayai sains dikaitkan dengan menjadi ateis. Dengan kedok ilmu pengetahuan, kebohongan Darwinisme diindoktrinasikan kepada masyarakat. Kaum Masonik Ateis mengajarkan perang melawan agama dengan cara-cara tipuan ala Darwinisme, yang sebenarnya ditolak oleh ilmu itu sendiri.

Dalam sebuah jurnal yang diterbitkan Freemason Ateis Turki,  disebutkan bahwa tanggung jawab Freemason Ateis adalah membuat propagasi non-religiusitas yang berkedok "ilmu" pengetahuan. "Memercayai bahwa ini (teori Darwin) adalah cara terbaik dan tunggal dalam evolusi, tugas utama Masonik kami tidak menyimpang dari ilmu-ilmu dan kebijaksanaan positif, untuk menyebarkan kepercayaan di antara masyarakat dan untuk meningkatkan masyarakat dengan bimbingan ilmu."

Kata-kata Ernest Renan berikut ini sangat penting, "Tujuan agama yang sia-sia akan runtuh dengan sendirinya, hanya jika masyarakat dilatih dan tercerahkan oleh ilmu pengetahuan dan akal."

Kata-kata Lessing berikut juga mendukung argumen yang sama, "Melalui pencerahan manusia dengan ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan, manusia tidak lagi merasa membutuhkan agama satu hari nanti."

Inilah pendekatan Masonik Ateis terhadap agama.


* Ilmuwan Muslim asal Turki

Sumber: www.republika.co.id

Bagaimana AS Menemukan Osama di Pakistan

Bagaimana AS Menemukan Osama di Pakistan
Berita Osama Bin Laden Meninggal

 

Osama bin Laden tewas oleh sebuah peluru yang ditembakan oleh seorang personel pasukan khusus AL Amerika Serikat, Navy SEAL.

Pasukan komando AL AS itu melakukan penyergapan dari atas helikopter selama 40 menit terhadap satu komplek bangunan yang dijaga amat ketat yang diyakini sengaja dibangun untuk menyembunyikan pemimpin Alqaeda itu.

Tiga pria lainnya terbunuh dalam apa yang seorang pejabat pemerintahan Obama gambarkan sebagai "serangan pembedahan oleh satu tim kecil yang dirancang untuk meminimalkan dampak kerusakannya".

Dua dari ketiga pria ini diyakini sebagai kurir Alqaeda yang sudah tinggal lama di komplek bangunan itu. Mereka tinggal bersama keluarganya, sedangkan seorang pria lainnya kemungkinan besar putera Osama bin Laden.

Seorang perempuan yang digunakan sebagai tameng hidup oleh salah seorang anggota Alqaeda selama tembak menembak itu, juga terbunuh, sementara dua wanita lainnya terluka.

Satu helikopter yang terlibat dalam penyergapan mengalami kegagalan mesin dan kemudian diledakkan oleh tim pasukan AS.  Tidak ada satu pun awaknya yang tewas atau terluka.

Pemerintah Pakistan sama sekali tak diberi tahu soal penyergapan ini, sampai kemudian operasi itu dinyatakan berakhir.

Rincian penyusunan tim penyergap yang membunuh bin Laen itu sangat dijaga kerahasiaannya, namun dinas intelijen Amerika CIA terlibat sangat dalam dengan perencanaan dan eksekusi serangan.



Para serdadu dari satu unit SEAL --pasukan khusus Angkatan Laut AS yang akronimnya kepanjangan dari Sea, Air, Land-- diyakini menjadi pasukan inti dalam penyergapan itu.

Bangunan yang terletak di Abbotabad yang jauhnya sekitar 35 mil dari Islamabad, dibangun pada 2005 dan pernah menjadi kediaman keluarga Osama bin Laden selama beberapa waktu. Dibutuhkan beberapa tahun untuk menjejak bangunan tersebut.

Awalnya, CIA hanya tahu seorang pria yang diyakini sebagai kurir terpercaya dari bin Laden. Perlu waktu empat tahun untuk mengetahui identitas sebenarnya pria ini dan dua tahun lalu tempat-tempat di Pakistan yang sering dikunjungi lelaki ini berhasil dilacak.

Terobosan penting terjadi pada akhir Agustus lalu manakala bangunan di mana sang kurir tinggal bersama saudara lelakinya yang juga seorang kurir, berhasil dilacak.  Presiden Barack Obama kemudian segera diberi tahu.

Komplek bangunan itu terletak di wilayah elite di Abbotabad di mana banyak purnawirawan militer Pakistan tinggal. Komplek bangunan itu ada di area terpencil di ujung jalan berdebu, namun di dekatnya berjejer banyak rumah mewah lainnya.

Luas bangunan di mana Osama disergap itu delapan kali lebih besar dibandingkan rumah-rumah mewah di sekitar situ.  Bangunan ini dijaga oleh dua pos keamanan dan tembok setinggi 18 kaki.

Inti bangunan bertingkat tiga di kompleks rumah tinggal mewah itu memiliki teras yang tersembunyi oleh dinding setinggi 7 kaki. Banyak bagian dari gedung ini ditutupi oleh dinding-dinding dalam gedung.

Kendati nilai dari kompleks bangunan mewah itu diperkirakan mencapai 1 juta dolar AS (sekitar Rp9,8 miliar), tak pernah diketahui dari mana sumber keuangan kedua kurir Alqaeda itu.  Di komplek bangunan itu juga tidak ada telepon, apalagi internet.

Dan tidak seperti tetangga-tetangganya, para penghuni kompleks bangunan mewah itu selalu membakar sampah-sampah mereka.

Dinas intelijen Amerika yang terlibat memata-matai bangunan itu adalah CIA, Badan Keamanan Nasional (NSA) dan Badan Geospasial Nasional (NGA). Akhirnya, disimpulkan bahwa keluarga ketiga yang tinggal di komplek bangunan itu adalah keluarga bin Laden, termasuk sang pemimpin Alqaeda itu dan istri mudanya.

Serangan diam-diam ke kompleks bangunan mewah itu dilakukan demi mempertimbangkan kekhawatiran bakal ikut membunuh sejumlah besar warga Pakistan yang tinggal dekat rumah besar tersebut.

Namun, Obama baru memberikan otorisasi serangan pada Jumat lalu kepada serangan via helikopter yang amat berisiko yang dilakukan Senin dini hari waktu Pakistan.

Sumber: www.republika.co.id

Osama bin Laden Ternyata Fans Fanatik Arsenal

Osama bin Laden Ternyata Fans Fanatik Arsenal
Osama bin Laden


Osama bin Laden memang tengah menjadi pusat pemberitaan dunia paska kematiannya di tangan serdadu Amerika Serikat. Nama klub London, Arsenal, secara mengejutkan pun terbawa-bawa kabar kematian pimpinan Al Qaeda yang diduga keras mendalangi peristiwa serangan 9/11.
Dikutip dari Scotsman, Osama bin Laden semasa tinggal di London pada tahun 1990-an itu disebut-sebut merupakan salah satu Gooners atau pendukung setia Arsenal. Osama kerap menonton pertandingan Young Gunners di stadion Highbury yang menjadi kandang Arsenal saat itu. Bahkan ketika Arsenal menjuarai Piala Winners pada 1993-1994, Osama disinyalir berada di kerumunan para pendukung Arsenal ketika mengalahkan Torino di semifinal dan Parma di partai final.

Kecintaan Osama pada Arsenal juga terungkap dalam biografi Osama yang berjudul "Behind The Mask of Terror" yang dibuat oleh Adam Robinson. Buku tersebut menyebutkan bahwa Osama adalah seorang fans sejati Arsenal. Dalam buku tersebut, Osama disebutkan kerap mampir ke sebuah toko aksesoris Arsenal dan membeli sebuah kostum replika milik Ian Wright yang merupakan salah satu pemain favoritnya.

Seolah enggan dikaitkan dengan tokoh yang disebut-sebut terorisme, pihak Arsenal kala itu kabarnya segera memberlakukan larangan bagi Osama untuk mengunjungi stadion Arsenal. Penjagaan ketat melebihi biasanya pun segera dilakukan manajemen Gunners menyusul berita kematian Osama.

Sumber: www.republika.co.id

Kronologi Operasi Militer TNI di Somalia

http://data.tribunnews.com/foto/bank/images/Kapal-MV-Sinar-Kudus.jpg


Kapal MV Sinar Kudus berhasil dibebaskan setelah PT Samudera Indonesia membayar tebusan pada para perompak. TNI sebenarnya telah mengirim pasukan khusus ke perairan Somalia, namun pasukan ini batal beraksi dengan alasan keselamatan para sandera.

"Kita sudah mengirimkan pasukan elit kita. Ada dari Kopassus, Marinir dan Kostrad. Ada 800 orang yang dikirim, pasukan khusus ada 300 orang," ujar Kapuspen TNI, Laksamana Muda, Iskandar Sitompul dalam jumpa pers bersama PT Samudera Indonesia (PT) di Kantor PT SI, Slipi, Jakarta Barat, Minggu (1/5/2011).

Berikut kronologi sepak terjang pasukan khusus TNI yang batal beraksi di Somalia. 

16 Maret 2011 pukul 14.49 WIB, Kapal MV Sinar Kudus dibajak di Somalia

18 Maret 2011, Presiden RI memimpin rapat kabinet terbatas membahas langkah-langkah menangani pembajakan kapal MV Sinar Kudus. Selanjutnya menentukan berbagai opsi (negosiasi, operasi militer, negosiasi bersama operasi militer).

23 Maret pukul 18.00 WIB, KRI Abdul Hakim Perdanakusuman dan KRI Yos Sudarso diberangkatkan sebagai satuan tugas Duta Samudra I/2011 dari Kolinlamil Tanjung Priok.

25 Maret pukul 10.00 WIB, Satgas DS I/2011 merapat di Pelabuhan Teluk Bayur Padang untuk mengisi ulang perbekalan dan kemudian pukul 11.45 WIB berangkat menuju Colombo.

29 Maret pukul 07.20 waktu setempat, Satgas DS I/2011 tiba di Pelabuhan Colombo untuk melaksanakan bekal ulang. Pada pukul 11.45 waktu setempat, pesawat Boeing 737 TNI AU mendarat di Colombo membawa pasukan Taifib Marinir TNI AL dan Kopassus TNI AD.

30 Maret pukul 07.25 waktu setempat, Satgas DS I/2011 menuju ke daerah operasi di perairan Somalia.

5 April pukul 06.00 waktu setempat, Satgas DS I/2011, tiba di perairan Somalia untuk pengumpulan data-data yang diperlukan untuk kegiatan operasi berikutnya.

25 April pukul 10.30 waktu setempat, Satgas DS I/2011 tiba di Pelabuhan Salalah (Oman) untuk melaksanakan bekal ulang.

26 April Satgas menuju daerah operasi.

1 Mei pukul 06.00 waktu setempat, Satgas DS I/2011 berada di perairan Somalia berjarak 15 Nm dari KM Sinar Kudus, siaga mengikuti perkembangan proses negosiasi dan diplomasi untuk pembayaran tebusan.

Tugas TNI berikutnya adalah mengawal Kapal Sinar Kudus ke Wa Salala (Oman)

Sumber: detik.com