Kamis, 18 Agustus 2011

Kemerdekaan Indonesia Kini Untuk Siapa?

1313533667267639077
Ilustrasi Suasana Proklamasi RI (foto: Google)


Bulan Agustus bisa dikatakan menjadi bulan teristimewa bagi bangsa ini. karena pada bulan Agustus ini, Bangsa Indonesia ini dapat bersatu, membulatkan tekad menjadi bangsa yang mandiri, dan membebaskan diri dari cengkraman penjajah yang telah mendiami bangsa ini sekaligus mengeksploitasi isi perut bumi Indonesia berabad-abad lama nya. melalui sosok dwi Tunggal Ir.Soekarno dan Moh.Hatta bangsa ini mem-proklamasikan kemerdekaannya.


1313533595738847446
Ilustrasi Teks Proklamasi (foto: Google)


Hari ini tepat tanggal 17 Agustus 2011 bangsa ini merayakan genap ulang Tahun Kemerdekaannya yang ke-66 Tahun. Sebuah perjalanan panjang dan berliku sudah dan akan terus dilalui oleh bangsa ini dalam menjalani kehidupannya di dunia ini. diawal kemerdekaan bangsa ini harus bersusah payah menyatukan segala sesuatu nya, banyak melakukan rekonsiliasi dalam kehidupan berbangsa. hal ini dapat dimaklumi, karena sebagai bangsa yang baru terlahir, Bangsa Indonesia harus terlebih dahulu menguatkan pondasi kebangsaannya agar dapat kuat menopang kehidupan bernegara di tahun-tahun berikutnya. Hal yang mungkin saja paling kita ingat peristiwa diawal-awal Indonesia merdeka adalah bagaimana langkah Ir.Soekarno yang sangat patriotik untuk melakukan nasionalisasi untuk seluruh asset yang tadi nya milik penjajah yang terkutuk dengan tujuan untuk menggerakkan perekonomian anak Bangsa.

Selepas Rezim heroik khas Ir.Soekarno dan Moh Hatta, datanglah rezim baru yang pada masa nya juga ikut mewarnai perjalanan bangsa ini. Tepatnya pada Tahun 1966, sosok H.M. Soeharto hadir mengisi tampuk kekusaan Republik kita ini. dengan mengusung nama “orde baru” H.M.Soeharto menawarkan gagasan untuk Koreksi total atas semua penyimpangan yang terjadi di masa orde lama dibawah komando Ir.Soekarno. Rezim Orde baru ini berlangsung pada periode 1966 hingga 1998, seperti yang kita ketahui Presiden Soeharto memimpin bangsa ini selama 32 Tahun. Selama kurun waktu inilah warna bangsa Indonesia semakin berwarna-warni dibuatnya. karena, dibawah orde baru pertumbuhan ekonomi bangsa yang tercapai, namun tak dapat dipungkiri pada masa orde baru inilah, bangsa ini memiliki budaya baru yang bernama korupsi. Selain itu, bangsa ini mengalami sebuah fase kemiliteran yang tegas dan keras. berlindung di balik tank-tank militer inilah rezim Soeharto mengambil keputusan terkenal hingga kini, diantara nya pelarangan berekspresi warga keturunan Tionghoa, mereka di anggap sebagai warga negara asing, sehingga menghapus hak-hak mereka sebagai warga negara. selain itu. Di rezim inilah bangsa kita mengalami fase-fase hitam di dunia informasi, dikarenakan kebebasan Pers di kerdilkan, hal ini ditandai dengan banyaknya media massa yang di bredel. ditengah banyak nya noda hitam, tidak bisa dipungkiri oleh Republik ini. 
Rezim Orde baru pernah mencapai hal-hal positif untuk rakyatnya, diantaranya: Perkembangan GDP per kapita Indonesia yang pada tahun 1968 hanya US$ 70 dan pada 1996 telah mencapai lebih dari US$ 1.560, sukses Transmigrasi, Sukses KB, Sukses mengurangi Buta Huruf, Sukses swasembada pangan, Pengangguran minimum, Sukses REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun), Sukses Gerakan Wajib Belajar, Sukses Gerakan Nasional Orang-Tua Asuh (GN-OTA), Sukses keamanan dalam negeri, Investor asing mau menanamkan modal di Indonesia, Sukses menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta produk dalam negeri.

Pada periode Tahun 1998, terjadi pergolakkan besar di bangsa ini. dimulai dengan krisis finansial yang mendera bangsa ini pada pertengahan 1997. disertai kemarau terburuk dalam 50 tahun terakhir dan harga minyak, gas dan komoditas ekspor lainnya yang semakin jatuh. Rupiah jatuh, inflasi meningkat tajam, dan perpindahan modal dipercepat. hal ini lah yang diyakini menjadi awal mula jatuhnya rezim orde baru. melihat negara yang berada dalam titik nadir, para pemerhati nasib bangsa keluar dari sarangnya. disertai perjalanan sejarah yang panjang, dan dimotori oleh kaum akademisi kampus atau biasa sebut dengan Mahasiswa proses penggulingan H.M.Soeharto di mulai. perjuangan para mahasiswa ini ditambah dengan dengan gerak para tokoh bangsa, akhirnya pada tanggal 21 Mei 1998 H.M.Soeharto menyatakan mundur sebagai Presiden Indonesia. Selepas pernyataan mundurnya H.M. Soeharto dari tampuk kekuasaan, bangsa Indonesia memasuki periode barunya dalam menjalani kehidupan berbangsa nya. Periode baru ini kita kenal dengan periode Rezim Reformasi. pada rezim Reformasi ini bangsa Indonesia kerap sekali berganti tampuk pimpinan Republik, sehingga memunculkan nama-nama Berikut sebagai pemimpin bangsa. tokoh-tokoh itu ialah: B.J.Habibie, K.H.Abdurrahman Wahid, Megawati, dan Susilo Bambang Yudhoyono.

Di masa Reformasi ini, hanya nama Susilo Bambang Yudhoyono yang dapat sukses menjadi pemegang kekuasaan Republik ini terlama. Karena SBY sapaan akrab presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini berhasil duduk sebagai penguasa kekuasaan Republik ini selama 2 Periode berturut-turut. SBY awal naik sebagai Presiden pada tahun 2004-2009. lalu pada periode berikutnya 2009 SBY yang berganti pasangan ini sebagai wakil nya terpilih kembali dalam pemilihan umum 2009 yang konon menjadi pemilu pertama yang memilih presiden dan wakil presiden secara langsung. selepas pemilu 2009 itu, hingga kini SBY berserta Boediono menguasai rezim Reformasi ini. seperti Rezim-Rezim sebelumnya, Rezim SBY ini juga mengalami fase-fase negatif dan tak jarang hal-hal postif. Di Rezim SBY ini hal positif yang paling dapat dirasakan semakin baiknya kebebasan Pers di Indonesia. Dan melalui Pers inilah Rakyat dapat memantau tingkah laku pemimpinnya. melalui kebebebasan Pers inilah Rakyat dapat melihat hal-hal yang berbau negatif pula dari pengelolaan negara ini. sesuatu yang langka dan bahkan mustahil di lihat di Rezim Sebelumnya.

Rezim Reformasi dibawah kekuasaan SBY, tampaknya menjadi perjalanan terberat Republik. karena, di Bawah kekuasaan SBY inilah tersajikan untuk dikonsumsi Rakyat, hal-hal yang sangat memalukan dan menjijikan dari tingkah para pemegang amanah rakyat. hal-hal tersebut, diantaranya nya adalah: mencuatnya kasus Mafia hukum dimana para pemegang amanah. Di bidang hukum Republik memper-jual belikan hukum, Korupsi semakin sistemik, kasus centuri, mafia pemilu, mafia Pajak dimana para pemegang amanah pengelola pajak Republik ini bermain-main dengan profesi nya, sehingga pemasukkan negara tidak optimal, serta yang terbaru adalah terkuaknya Korupsi sistemik di bidang anggaran dewan, selain itu, di rezim inilah baru diketemukan para politisi pembohong untuk menutupi kebobrokkan yang terjadi, beserta pemimpin yang kerap “curcol” (curhat colongan) , hingga mengusik ketenangan Yogyakarta, dan para pemimpin negeri ini tidak bergeming ketika melihat Kedaulatan negeri ini kerap di injak-injak oleh negeri seberang.

Melalui peran Pers ini pula kita semakin mengetahui, bahwa dibawah Rezim SBY perjalanan kehidupan Rakyat Indonesia juga mengalami hal-hal yang tidak lebih menggembirakan dari rezim-rezim sebelumnya. Rakyat Indonesia mengalami fase-fase dimana biaya kehidupan nya sangat berat, padahal seperti kita ketahui Rezim SBY mengklaim pertumbuhan Ekonomi yang tinggi. Pada Rezim SBY inilah rakyat juga mengalami sebuah ketidak pastian hukum di tanah airnya sendiri, karena pedang hukum hanya tajam ke kaum bawah Republik ini. Di bidang Pendidikan Rezim SBY juga tidak menunjukkan prestasi yang lebih hebat dan visioner ketimbang rezim sebelumnya. Masih banyak gedung-gedung sekolah yang hancur di daerah-daerah, akses menuju sekolah yang masih sulit juga masih kerap ditemui, ditengah-tengah beribu-ribu permasalahan di bidang Pendidikan ini Rezim SBY tetap angkuh untuk menggelar Ujian Nasional sebagai Tolak Ukur Kelulusan siswa. Rezim SBY juga masih belum dapat berperan terdepan untuk meratakan pembangunan Republik. Sehingga banyak daerah yang jenggah dengan realita yang ada sehingga mereka berteriak ingin merdeka, atau ingin kibarkan bendera negara lain di tanah Ibu pertiwi. ditengah kondisi perjalanan rakyat Indonesia yang serba sulit, Rakyat di suguhi pemandangan Pejemputan seorang KORUPTOR menggelontorkan Uang Rakyat sebesar 4 Milyar dengan pertunjukkan yang berlebihan. 

Berkaca pada hal ini, sudah seharusnya rakyat Indonesia kembali menyakan esensi kita merdeka. sebuah pertanyaan yang timbul dari tingkah laku negatif yang menjijikan para pemimpin negeri ini. Terutama para penerus tongkat komando pemimpin bangsa dimasa kini., selain itu, tampaknya negeri ini masih belum dapat memberikan perhatian terbaik terhadap seluruh sejarah dan pelaku sejarahnya, hal ini dibuktikan dengan banyaknya tokoh-tokoh Veteran yang kerap mendapat perlakuan buruk dari negara. Padahal sosok pemimpin saat ini diharapkan dapat merekonstruksi kembali tujuan kita berbangsa yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945, sekaligus MEWUJUDKAN HAL ITU menjadi nyata bukan sekedar pemanis Kemerdekaan saja.

Untuk itu menjelang detik-detik proklamasi yang ke-66 Tahun kita sebagai bangsa dan negara. sekaligus yang bertepatan dengan 17 RAMADHAN ini, mari kita rakyat Negara Kesatuan Republik Indonesia tertunduklah sejenak sekaligus serentak berteriak:  
KEMERDEKAAN INDONESIA KINI UNTUK SIAPA..?? untuk seluruh Rakyat Indonesia kah atau hanya untuk segelintir manusia yang mendiami lingkaran kekuasaan Republik Indonesia…


13135323931367633216 


DIRGAHAYU TANAH AIR KITA, INDONESIA TERCINTA…
TERIMA KASIH UNTUK PARA PENDAHULU BANGSA..

Ahmad Zain
 
Sumber: kompasiana.com
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar