Selasa, 28 Desember 2010

Stop Politisasi Timnas Sepakbola Kita!

Stop Politisasi Sepakbola!  

Alfred Riedl tak cukup kuasa memendam kekecewaan atas kekalahan telak 0-3 yang diperoleh timnas Indonesia saat ditaklukkan Malaysia.

Pelatih tim Garuda berdarah Austria ini menilai ada kendala nonteknis yang membuat permainan timnas kacaubalau.

Sungguh ironi, kata Riedl, gegap gempita kemenangan beruntun yang ditorehkan Indonesia sejak babak penyisihan sampai semifinal, seakan sirna ketika konsentrasi Firman Utina dkk dirusak oleh kegiatan tetek bengek yang tak ada kaitannya dengan sepak bola.

Sampai terakhir kali, ia harus bersitegang dengan pengurus PSSI saat menolak acara jamuan makan dari Menpora Andi Mallarangeng. Riedl berpendapat konsentrasi timnas harus terjaga dari urusan ecek-ecek menjelang laga final pertama yang digelar Minggu (26/12) kemarin.

Apa yang dikhawatirkan Riedl terbukti di lapangan. Mental pemain timnas, yang seketika saja menjadi bintang di media massa, meleleh saat gawang tim Merah Putih dibobol secara beruntun oleh pasukan Harimau Malaya.

"Inilah sepakbola," kata Riedl. Ia hanya ingin menyakinkan publik jika sepakbola bukanlah sekedar permainan 90 menit di lapangan hijau. Namun, lebih daripada itu, konsentrasi, kebugaran dan semangat tim yang tetap terjaga selalu dibutuhkan para pemain dari sebelum bertanding maupun sesudahnya.

Tapi apa yang terjadi di dalam negeri saat timnas melangkah ke final. Kebanggaan suporter terhadap timnas menjadi komoditas politik bagi para elit politik di tanah air. Mereka saling berebut tempat mencari keuntungan politik, saat suporter mengeluk-elukan tim kebanggannya.

Inilah, barangkali, dilema yang dihadapi Riedl. Ia tak kuasa menahan tarik-menarik kepentingan di antara pejabat negara dan para elit politik.

Euforia masyarakat terhadap timnas tak lebih dari sekedar proses politisasi. Di satu sisi, sulit mengingkari, ada berbagai fakta yang cukup mencemaskan hingga akhirnya timnas gagal memperoleh hasil maksimal dalam partai puncak kemarin.

Demi memenuhi hasrat petinggi partai politik, timnas dengan terpaksa menerima tawaran PSSI untuk mengunjungi  rumah kediaman salah satu tokoh nasional, yang diikuti kunjungan ke sebuah pesantren di Jakarta. Belum lagi, para wartawan yang menumpang satu pesawat bersama pemain saat bertolak ke Malaysia.

Riedl merasa para pemain seperti kurang terlindungi dari kejaran para pencari berita, mulai dari pinggir lapangan, latihan, sampai di pesawat.

"Melihat cara timnas bermain, kekalahan ini akibat politisasi yang dilakukan pengurus PSSI yang terlalu menaruh harapan besar tanpa melihat kondisi yang sebenarnya," ungkap mantan pengurus PSSI Eddy Elison.

Pengurus PSSI yang dikomandoi Nurdin Halid terlena dengan kemenangan yang telah dicapai timnas dan mengklaim keberhasilan itu untuk menguntungkan PSSI.

Mereka sibuk membalikkan opini masyarakat terhadap lemahnya kinerja PSSI. Sehingga induk sepakbola tanah air itu banyak membuat acara ecek-ecek yang mengabaikan pembinaan mental pemain dan mengganggu konsentrasi pemain untuk mempersiapkan diri secara maksimal.

Para pemain Timnas belum memiliki mental baja untuk menghadapi laga final. Terlebih, pembinaan mental dan teknis menjadi titik lemah yang selama ini terjadi di PSSI.

"Pemain tidak perlu dibawa-bawa menghadiri berbagai macam acara, terpenting adalah bagaimana menyiapkan mental mereka. Baru saja mendapatkan kerikil kecil oleh gangguan sinar laser kok seperti sudah tidak berdaya," ujarnya.

Keseluruhan fakta ini menjadi ironi saat PSSI menyebut sumber dana yang selama ini menghidupi induk sepakbola Indonesia itu. Di satu sisi, Nurdin Halid mengklaim skuad timnas yang ada sekarang hasil dari kompetisi Liga Super Indonesia yang dikelola PSSI sejak beberapa tahun lalu. Padahal, faktanya tidak sepenuhnya seperti itu. 


Tuntut Jangan Politisasi Timnas


Di sisi lainnya, peranan media elektronik (televisi) yang terlalu mengeksploitir para pemain semakin membuat runyam permainan timnas. Padahal skuad timnas belum teruji, sebab kemenangan besar yang diperoleh di babak penyisihan belum menjadi ukuran kekuatan timnas yang sesungguhnya.

Dalam keseluruhan persoalan ini, sistem pembinaan PSSI sudah layak dirombak total. "Saya kira sudah saatnya Nurdin Halid meletakkan jabatannya karena secara fundamental benar-benar sudah gagal dalam memajukan sepakbola di tanah air," tuturnya.

Lepas dari segala hal di atas, politisasi terhadap sepakbola sudah harus disingkirkan demi dan untuk kemajuan sepakbola Indonesia. Kita mafhum betul, ada kepentingan politik tengah bermain untuk memperlihatkan mereka berperan besar dalam kemajuan sepakbola. Aroma politisasi sulit untuk diingkari.

Dan kita bisa menggunakan momentum ini untuk menuntut PSSI, para elit politik dan pejabat negara menapikkan kepentingan pribadi terhadap persepakbolaan nasional. Sebab, hanya ada dua aspek yang cukup menentukan demi kemajuan spekbola Indonesia, konsentrasi dan konsistensi membina sepakbola.


Sumber: wartanews.com

Timnas, Euforia Media, dan Nasionalisme Latah Kita

http://www.koran-jakarta.com/gambarberita/2010-12-14/Rona/Berita%20Utama%20Rona/GambarBeritaKoranJakarta20101213191147.jpg

Baiklah Kita patut berbangga dengan prestasi Tim nasional sepak bola Kita yang secara luar biasa mampu lolos ke final piala AFF tahun ini, luar biasa karena memang sudah sejak lama sepak bola Kita terpuruk dan tiba-tiba Kita dapat hadiah akhir tahun dari Timnas yang berprestasi. Lalu mendadak kesadaran Kita tergugah dan timbul pula rasa nasionalisme dan cinta negeri di diri Kita. Namun yang perlu sedikit Kita kaji ialah: bagaimana kalau ternyata nasionalisme Kita latah Cuma karena dipicu oleh euforia produksi media massa? Tentu pertama perlu ditegaskan bahwa maksud Kita bukan mendiskreditkan tim nasional maupun pesimistik dan merendahkan Mereka, karena seyogyanya timnas memang perlu dipuji dan di support agar mampu maju lebih jauh lagi, yang perlu Kita ketahui ialah pengaruh media massa yang sedemikian besar dalam membentuk opini publik dan secara alam bawah sadar menimbulkan kepercayaan pada diri Kita sehingga apapun yang dikatakan media langsung Kita percaya tanpa adanya bantahan. Itu yang coba Kita gali maknanya.

Ada sebuah teori yang dikembangkan oleh teoritikus Sandra Ball-Rokeach and Melvin DeFleur yang disebut “The Dependency Theory” alias “Teori Ketergantungan.” Dalam teori ini disebutkan bahwa “semakin seseorang tergantung pada media massa untuk memenuhi kebutuhannya, maka media akan menjadi semakin penting bagi seseorang itu. Kemudian media akan menjadi sangat berkuasa kepada seseorang tersebut, dan lama-kelamaan media akan berkuasa atas hidup seseorang itu.” Begitu tergantung Kita pada sebuah produk media sehingga tanpa sadar Kita memang sudah sampai pada proses dimana media menjadi sangat urgen dalam aspek kehidupan, Kita begitu percaya pada semua yang dikatakan media tanpa mau memilah mana yang benar dan mana yang blunder. Salah satu kasus yang cukup membuat Saya geli sendiri adalah di sebuah akun Twitter seorang bertanya dalam tweet nya “eh lagi dijalan nih menuju Benteng Vrederburg, ada yang tahu enggak jalannya kemana?” apa yang lucu hingga Saya geli sendiri? Sebenarnya pertanyaan itu tidak lucu dan biasa saja, bertanya jalan. Yang lucu dan perlu diperhatikan adalah mental pemilik akun tersebut yang sudah terlalu tergantung pada media (dalam hal ini Twitter) sehingga dia memutuskan bertanya arah jalan pada orang di Twitter. 

Coba ditelaah secara logika, bukankah akan lebih efektif bila orang tersebut turun dari motornya sejenak lalu bertanya langsung pada orang di pinggir jalan ketimbang harus bertanya di Twitter dan harus menunggu sekian lama ada orang yang menjawab pertanyaannya tersebut? Namun secara alam bawah sadar memang pola pikir dependensia media itu sudah tertanam jadi pemilik akun itu lebih percaya pada Twitter daripada bertanya orang di jalan, walau tentu itu lebih nonefisien. Contoh lain adalah sebut saja si A yang berasal dari Jakarta yang panas tiba-tiba pindah ke Bogor yang sering turun hujan, karena pindah Kota maka Si A merasa membutuhkan membaca koran, atau melihat TV, maupun di internet tentang ramalan cuaca hari ini agar tahu apa akan hujan. Satu hari tiba-tiba Dia terputus dari media yang dikonsumsi nya tiap hari, internet putus, TV mati, koran tak dikirim. Alih-alih melihat keluar apa hari ini akan hujan atau percaya pada intuisi bahwa mungkin hari ini tak akan hujan, si A memilih tak keluar rumah sebab Dia tak mendapat ramalan cuaca hari ini dari media, sebuah sumber yang paling dipercayanya dalam hidup.

Maka dengan mengacu pada teori ketergantungan media tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut: “bagaimana kalau ternyata rasa cinta negeri, nasionalisme, serta dukungan Kita pada timnas sekarang ini hanya karena Media memaksa alam bawah sadar Kita agar percaya hal itu, dan bukan berasal dari lubuk hati Kita yang paling dalam?” karena porsi pemberitaan media massa yang Kita konsumsi tiap hari sangat berlebih dan cenderung bias pula, dan semua Kita telan mentah-mentah. Padahal media tentu membuat berita itu bertendensi pada penaikkan oplah dan rating maka sebuah isu yang sepertinya berpotensi meningkatkan kredibilitas media itu harus di blow up sebanyak mungkin bahkan kalau perlu didramatisir agar lebih menarik minat. Dalam makalahnya “pengantar Komunikasi Massa” Nurudin menyebutkan “Media massa dan budaya massa telah mempromosikan banyak hal yang ikut menjadi sasaran teori kritis. Bahkan ketika media massa tidak melihat sebagai sumber masalah khusus, mereka dikritik untuk memperburuk atau melindungi masalah dari yang diidentifikasi atau disebut dan dipecahkan. Contohnya, seorang teoritikus berpendapat bahwa isi praktik produksi para praktisi media tidak hanya menyebabkan tetapi juga mengabadikan masalah.” Maksudnya ialah media massa seringkali harus menambahkan bumbu-bumbu penyedap dalam sebuah informasi agar para audience berminat mengkonsumsi informasi itu, dan sialnya Kita ini lagi-lagi tanpa sadar ikut termakan propaganda budaya massa itu. 

Kita lebih butuh sebuah hiburan ketimbang isi informasi itu, Kita lebih suka kemasannya yang wah daripada esensi informasi yang dikandungnya. Maka porsi pemberitaan luar biasa media lokal akan Timnas Indonesia mau tak mau tak mau memunculkan euforia massal yang melahirkan nasionalisme latah yang muncul tiba-tiba selama Piala AFF terselenggara. Sebuah pertanyaan lantas timbul: seandainya media tidak mengatakan “kemenangan timnas sepakbola Indonesia menimbulkan nasionalisme pada penduduk Indonesia” apakah Kita tetap memiliki rasa nasionalisme itu? Kalo iya kenapa sebelumnya euforia nasionalisme ini tak muncul ke permukaan? Kasus yang sama persis terjadi dimana Kita tahu kalau Kita butuh dan harus makan Burger setelah Kita melihat iklannya di TV, padahal sebelum melihat iklan itu Kita tak butuh makan burger dan hidup Kita baik-baik saja tanpanya.

Sebagai penutup, lagi-lagi ini bukan bentuk pesimis akan timnas, justru harusnya ini jadi perenungan Kita. Apakah dukungan Kita pada timnas sepakbola Indonesia benar-benar dari lubuk hati yang terdalam atau kesadaran ini adalah kesadaran (palsu) yang timbul karena digugah media massa yang orientasi utamanya adalah atas nama rating dan oplah? Agaknya niat baik Kita memberi support dan tekad nasionalisme pada timnas perlu didekonstruksi dan dievaluasi. Agar timnas sepakbola negeri yang memang bermain bagus dan patut berprestasi itu benar-benar dapat membuat prestasi luar biasa di kancah internasional karena mendapat dukungan yang sesungguhnya dari lubuk hati terdalam warga Indonesia.

(sebuah perenungan ketika menanti final piala AFF dimana Indonesia akan melawan Malaysia. Jadi, Kita nonton bola dan support timnas karena memang suka dan sadar, atau karena tanpa sadar media massa membentuk mental Kita?)

Aris Setyawan
Yogyakarta, 24 Desember 2010

Sumber: kompasiana.com

Nasionalisme, Kapitalisasi dan Politisasi Sepak Bola

1inabahrain 1007 1 Nasionalisme, Kapitalisasi dan Politisasi Sepak Bola (Kajian Kritis Euforia Timnas dan Kemunculan LPI)
Antusiasme Calon Penonton Timnas di Piala AFF 2010 

Beberapa saat terakhir perhatian kita semua Bangsa Indonesia seolah-olah terpusatkan pada kiprah dan polah sebelas lelaki perkasa diatas lapangan hijau. Di bawah asuhan pelatih kawakan asal Austria, sebelas lelaki tersebut telah menyihir puluhan ribu pasang mata di stadion dan jutaan pasang mata lainnya melalui layar kaca. Hadirnya beberapa bintang naturalisasi dan rancaknya permainan team menjadi campuran resep yang mampu memikat siapapun yang menikmatinya.

 Nasionalisme, Kapitalisasi dan Politisasi Sepak Bola (Kajian Kritis Euforia Timnas dan Kemunculan LPI)
Timnas Indonesia menjelang laga pada penyisihan AFF 2010 

Kegagahan mereka diatas lapangan menarik antusiasme dan minat yang luar biasa dari anak bangsa ini. Berbondong-bondong merekapun berebut tiket pertandingan yang semula, bahkan hingga pertandingan penyisihan terakhir piala AFF 2010 88.000 kapasitas Stadion Utama Gelora Bung Karno hanya mampu terisi setengah lebih sedikit. Sedikit lebih banyak dari pertandingan Timnas sebelum euforia terjadi. Entah apa yang masyarakat tunggu, sehingga baru pada saat semifinal Stadion terbesar di Nusantara dan pernah menjadi yang terbesar di Asia Tenggara ini baru penuh sesak dengan atribut dan yel-yel mendukung Laskar Garuda.

Sejenak, setiap kali menjelang pertandingan dan saat penjualan tiket berlangsung, Sekitar SU GBK pun seolah-olah menjadi pusat keramaian baru di Jakarta. Lalu lalang crew Media, harapan menyaksikan pertandingan, dan kecemasan jika tidak mendapatkan tiket pertandingan menjadi pemandangan yang lumrah kita saksikan. Hal inipun dimanfaatkan dengan baik dan ahli oleh beberapa orang yang memiliki kepentingan pribadi untuk memperkaya diri sendiri. Disamping itu, ulasan di berbagai media tentang Team Merah Putih dan berbagai hal disekitarnya seolah membangunkan kembali rasa Nasionalisme kita yang seolah-olah telah tidur panjang.

Hadirnya Laskar Perkasa yang seolah-olah baru keluar dari kawah Chandradimuka seolah-olah menjadi harapan baru rakyat negeri ini yang tengah berada di tengah kondisi yang carut marut. Kondisi carut marut yang belum dapat diatasi oleh pemerintah mengakibatkan rakyat negeri ini mendambakan sosok pahlawan. Dan kemunculan Laskar Garuda yang gagah perkasa seolah-olah menjadi jawaban akan apa yang didambakan rakyat Zamrud Khatulistiwa ini.

Membuncahnya antusiasme masyarakat yang terjadi menjadi ketertarikan tersendiri bagi mereka yang memiliki hasrat, ambisi dan kepentingan. Dengan didukung oleh kekuasaan, akses, dan kekayaan yang dimiliki mencoba berbagai daya dan upaya untuk memanfaatkan situasi yang terjadi. Sepak Bola seolah-olah menjadi alat kampanye baru sekaligus alat untuk mencapai kepentingan tertentu yang efektif. Terlebih lagi dengan dukungan media nasional yang akan mendongkrak popularitas menjadi lebih efektif. Dengan sedikit tambahan bumbu, popularitas tersebut akan menjadi simpati dan pada saatnya nanti, akan dapat menjadi sebuah pilihan politik.

Hal tersebut diatas, mau tidak mau membagi energi dan konsetrasi para punggawa Laskar Garuda yang seharusnya memusatkan konsentrasi dan do’anya untuk menghadapi pertandingan selanjutnya menjadi terpecah-pecah dengan keterpaksaan untuk mengikuti dan menghadiri berbagai program dan acara yang disusun oleh rezim penguasa Perserikatan Sepakbola.

Sejatinya, Team Nasional adalah produk dari sebuah system yang kompleks dan panjang. Sebagaimana Sepak Bola sendiri, merupakan sebuah system yang melibatkan banyak hal dan banyak pihak. Di mulai dari pembinaan yang baik dan tersistem terhadap bibit-bibit berbakat anak negeri, kemudian diterjunkan dalam kompetisi berjenjang yang berkualitas, akan menghasilkan sebuah team berkualitas yang diisi oleh bakat-bakat yang terdidik dan memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi.

Di negeri ini, Sepak Bola sendiri seolah-olah sudah melampaui lebih dari sekedar batasan olah raga. Namun, sudah menjadi sebuah sub kultur tersendiri. Jika kita menengok kedalam, dalam kompetisi yang berlangsung, Team peserta kompetisi yang didalamnya memiliki sebuah system yang sudah berjalan bertahun-tahun termasuk diantaranya adalah pembinaan pemain usia dini, dan kompetisi internal, masing-masing team tersebut kemudian membentuk sebuah system yang lumrah kita kenal dengan “Liga”. Masing-masing peserta kompetisi tersebut yang dipisahkan oleh wilayah geografis juga memiliki dukungan dari masyarakat lokal dengan berbagai ciri khas dan keunikannya. Dukungan yang besar dan luar biasa, kerap kita menyebut dengan loyalitas dan fanatisme. Pada beberapa team peserta Liga, dukungan yang besar ini menjadi modal team untuk berpartisipasi dalam kompetisi. Sebut saja Arema Indonesia yang mengandalkan sebagian besar dana operasionalnya dalam mengikuti kompetisi dari pemasukan tiket suporter.

Pendek kata, sebuah kompetisi yang terbangun merupakan sebuah proses panjang bertahun-tahun dan dengan keterlibatan banyak pihak, serta bersifat bottom up. Agar kompetisi berjalan semakin baik maka perlu untuk ditangani secara lebih profesional, sehingga akan terjadi multiplayer effect yang baik. Misalkan, terbukanya ruang-ruang bisnis yang melibatkan dan menguntungkan banyak pihak termasuk team itu sendiri.

Ketika muncul sebuah wacana hadirnya sebuah kompetisi baru yang menggelontorkan dana hingga milyaran rupiah kepada masing-masing team peserta kompetisi, menimbulkan minat tersendiri bagi beberapa orang individu di beberapa daerah. Di tengah kondisi perekonomian negeri yang belum tertata dengan baik, kucuran dana milyaran rupiah tentunya akan menyebabkan air liur para pegiat proyek di daerah menetes deras.

Dengan serta merta, Itikad baik untuk menciptakan liga yang sehat dengan mekanisme bisnis terkandung didalamnya disambut oleh para pegiat proyek didaerah dengan berlomba-lomba membuat team baru yang belum memiliki basis massa pendukung dan sistem pembinaan yang sistemik.

Dalam sekejap, puluhan klub baru bermunculan di berbagai daerah. Dan kucuran dana milyaran rupiahpun segera tersebar pula ke berbagai daerah. Mereka seolah-olah lupa bahwa system Kompetisi yang diciptakan mengkolaborasikan olah raga dan mekanisme bisnis yang berkelanjutan. Sehingga di dalamnya dibutuhkan pembinaan yang tersystem, antusiasme dan dukungan masyarakat yang memenuhi stadion sebagai pasar dari bisnis tersebut. Karena, sebuah Bisnis atau Usaha tanpa pasar hanya akan menjadi investasi merugi jangka pendek yang sia-sia dan dimanfaatkan dengan rakus oleh pegiat proyek untuk memperkaya diri sendiri.

Dengan demikian Liga yang seharusnya menjadi Liga Primer hanya akan menjadi tak lebih dari Liga Proyek.
Kita semua tidak menutup mata, bahwa kompetisi yang sedang berjalan dibawah pengelolaan rezim yang menutup mata dan telinga terhadap kondisi dan tuntutan sekitar adalah kompetisi yang amat sangat tidak sehat. Namun, kompetisi ini telah berjalan bertahun-tahun dan telah berakulturasi dengan masyarakat, bahkan membentuk sub kultur tersendiri. Oleh karena itu, solusi untuk memperbaikinya bukanlah dengan membentuk system kompetisi baru yang diisi oleh klub-klub baru pula. Akan tetapi dengan mengurai secara perlahan dan satu persatu untuk mencari benang yang kusut. Ketika bagian yang kusut/rusak sudah ditemukan, tinggal kita lakukan upaya perbaikan atau jika tidak memungkinkan dilakukan pula pergantian spare part di beberapa bagian.

Sumber: aremasenayan.com

Senin, 27 Desember 2010

Rumah Tropis



Desain rumah di Indonesia saat ini sangat beragam. Mengikuti trend dari luar negeri, berbagai model desain rumah diterapkan di Indonesia walaupun mungkin tidak begitu sesuai dengan iklim dan kondisi cuaca di Indonesia. Mulai dari desain klasik, tropis, modern, minimalis, mediterania,kontemporer, dan sebagainya.
Indonesia adalah negara tropis dimana musim terbagi menjadi dua, kemarau dan penghujan. Kedua musim ini terbagi sama dalam kurun waktu satu tahun. Dalam masa musim kemarau, suhu sangat tinggi, dimana panas akan langsung menghantam atap rumah. Disaat seperti ini, ketahanan bahan dan material bangunan yang langsung berhubungan dengan area luar harus sangat diperhatikan.

.

Sebaliknya disaat musim penghujan, curah hujan yang tinggi mengharuskan material dan bahan bangunan yang bersinggungan dengan area luar harus sangat diperhatikan. Model atap, jenis cat, kerapatan atap dak beton, talang air harus dirancang sesuai kebutuhan aliran air sehingga air tidak akan mengganggu area dalam rumah, apalagi merusak bahan material yang seharusnya tidak terkena aliran air hujan.

Kami CruZIndo Artwork, yang bergerak dalam jasa arsitektur dan interior, selalu berusaha untuk mewujudkan rumah tropis yang sangat sesuai dengan kondisi dan cuaca di Indonesia. Jasa kami, yaitu jasa arsitek, akan sangat berguna untuk mewujudkan rumah anda yang menginginkan gaya tropis. Bentuk-bentuk tropis yang cenderung mengutamakan perlindungan terhadap cuaca bagi bangunan, seperti atap tritisan, bukaan-bukaan yang memungkinkan aliran udara akan bebas keluar masuk sehingga ruangan terasa nyaman, tidak sumpek.

 



Desain tropis, bagi konsultan dan jasa arsitek seperti kami, adalah desain yang sangat menarik. Kita bisa menggunakan bahan-bahan seperti kayu yang retan terhadap air. Karena penggunaan kayu di rumah bergaya tropis akan terlindungi dari cuaca. Bentuk atap dengan kemiringan yang sesuai memungkinkan aliran air lancar langsung turun ke tanah. Atap tritisan akan melindungi kusen, daun pintu/jendela, roster, dan ornamen-ornamen yang berbahan kayu, sehingga akan lebih awet.

Sumber: cruzindoartwork.wordpress.com

Dapur Minimalis


kitchen-minimalist
kitchen minimalist

Dapur minimalist atau dapur modern, karena mereka lebih dikenal, dapat mengangkat dan merevitalisasi setiap rumah. Ada banyak gaya untuk dipilih, jadi jika Anda ingin memperbarui dan memodernisasi rumah Anda, maka lihatlah gaya untuk dipilih.

Ada tiga gaya dasar dari dapur kontemporer: minimalis, modern dan geometris. gaya modern selalu berubah tetapi desain yang paling modern termasuk garis lurus, bersih dan bersemangat. Dengan dapur modern ada aksesoris yang lebih sedikit, lebih sedikit rincian dan peralatan yang tersembunyi. Bahan yang digunakan di dapur modern adalah marmer, granit, stainless steel dan kaca buram. Menunjukkan gaya modern dan kontemporer yang kembali ke tahun 1940-an dan 1950-an dan semua cara untuk menyajikan waktu, dengan rasa Eropa dipamerkan di banyak produk jadi.

Dengan dapur minimalis, menyingkirkan kekacauan adalah tujuan utama. Ada beberapa yang menginginkan ruang yang rata-rata dalam ukuran dan memiliki peralatan yang lebih sedikit dan gadget. Lantai ubin dan tenggelam dengan gaya minimalis merupakan dasar dalam desain dan warna tapi fungsional dan menarik. Kap rentang minimal dalam desain tapi fungsional. Jadi, untuk menciptakan dapur yang minimalis, penting untuk membersihkan ruang, merapikan ruang counter dan item yang tidak perlu dimasukkan ke dalam penyimpanan.
Dapur geometrik adalah contoh lain dari gaya desain kontemporer. Geometris dapur datang dalam berbagai ukuran dan bentuk-tergantung pada apa yang diinginkan oleh pelanggan dan kebutuhan. Pertama, ada dapur lingkaran, di mana sebuah pulau dapur menjadi fokus. Gaya lingkaran geometris merupakan kelengkapan bagi banyak orang. Dalam lingkaran ini dapur Anda memiliki sebuah meja-dengan segala-nya kursi aksesoris, piring, nampan, panci dan sebagainya dan sekitarnya meja adalah peralatan.

bentuk geometris lain yang dapat membuat membuat dapur geometrik adalah garis-garis vertikal dan horisontal, kubus dan furnitur yang memiliki garis lembut dan sudut bulat. Apa yang membuat dapur geometris menonjol adalah kurva atau garis lurus dan pilihan bahan yang digunakan untuk lantai, peralatan dan lemari. Selain itu, lampu liontin menambah keindahan dan bentuk geometris ke dapur. Ini adalah kombinasi dari bentuk, warna dan desain yang membuat geometris dapur yang unik, fungsional dan menarik.

Sumber: www.avif-jaya.info

Komponen “Rumah Tropis”

Anda mungkin salah satu masyarakat awam, namun senang dengan melihat, membaca dan mengunjungi bangunan-bangunan yang Indah, termasuk juga bangunan rumah baik di Indonesia ataupun di mancanegara. setelah Anda melakukan tersebut, secara sepintas anda akan dapat melihat perbedaan yang kuat terhadap tipologi rumah di benua Epora, Asia, Amerika dll.

Namun saya tidak akan berdiskusi masalah keberagaman tersebut, saya disini ingin berdiskusi tipologi rumah di negara kita Indonesia yang notabene berada di Asia Tenggara. Yaitu negara kepulauan, dengan dua musim (kemarau, hujan), khatulistiwa, matahari terik kira-kira 12 jam dalam sehari dll. Apakah ini semua berdampak terhadap tipologi bentuk hunian di Indonesia, jawabannya tentu iya. Arsitektur rumah daerah tertentu  misalnya Joglo, bentuk tersebut dapat mewakili dari segi budaya, sejarah, cara hidup, tipologi, filosofi terhadap masyarakat jawa.

Nah, sekarang apa tipologi kongkrit mengenai “rumah tropis”. dengan potensi Indonesia yang sedemikian ada beberapa tinjauan untuk kenyamanan rumah tinggal “ala indonesia. dari bentuk cukup nyata bahwa rumah tropis adalah ada 3 komponen:

11 
komponen rumah tropis

1. Atap Miring untuk mengalirkan air hujan dengan baik, dan oversteak + 1meter (tritisan),
2. Bukaan (ventilasi ideal) unruk memasukkan cahaya matahari  dan udara ke ruang-ruang dengan baik untuk kenyamanan,
3. Panggung untuk antisipasi adanya banjir yang mungkin terjadi ketika musim penghujan.

Dengan mengacu pada tiga komponen tersebut, perkembangan saat ini bentuk-bentuk arsitektur rumah tropis kian beragam, dari tipe paling sederhana sampai tipe mewah dan besar. Atap bangunan rumah juga kian beragam, bahan dan bentuknya, namun sebaiknya pilih material yang baik dan sesuai dengan konsep rumah Anda, kemiringan atap untuk bahan Genteng sebaiknya 30 derajat atau lebih.  untuk bahan Asbes bisa kurang dari 30 derajat,  dan jangan lupa untuk penyelesaian tritisan, jangan sampai air hujan masuk ke dalam ruangan. Menjadi perhatian penting disini adalah arah ventilasi pada ruang tersebut, misalnya lebih baik di hadapkan ke matahari pagi hari karena sinarnya baik untuk ruangan, dan hindari bukaan pada arah datangnya sinar matahari sore, jika terpaksa sebaiknya di beri “sun shading” berupa kisi-kisi atau “double shading”.

cam4 
rumah sangat sederhana sehat

Peran panggung saat ini cukup penting karena kondisi daerah-daerah kita sering dilanda banjir sekian tahun terakhir ini, maka sebaiknya rumah tinggal Anda lantai dasarnya dinaikkan kira-kira 1 meter atau tergantung dengan tipologi tanah dan kemungkinan tinggi air ketika banjir daerah Anda. Sekian maturnuwun.

Sumber: beterworld.wordpress.com

Mendesain Rumah di Lahan Sempit



















Kecenderungan masyarakat di perkotaan pada saat ini ingin memiliki Bangunan Rumah Minimalis dengan Desain Minimalis yang praktis dan multifungsi, tetapi tetap nyaman untuk ditinggali. Tidak mengherankan jika gaya Arsitektur Minimalis kerap digandrungi sehingga rumah-rumah mungil pun tetap mempunyai seabrek fungsi. Beberapa orang mengatakan Living in the box, mungkin itulah ungkapan yang cocok bagi Bangunan Desain rumah yang berDesain Minimalis tersebut

Gaya Arsitektur Rumah Minimalis memang sangat cocok untuk wilayah perkotaan atau padat penduduk, banyak orang sekarang menggunakan jasa Arsitektur Bangunan atau Arsitektur Rumah Minimalis untuk mensiasati keadaan ini.

Akan tetapi, yang jelas dalam Bangunan Minimalis hanya terdapat fungsi pokok rumah. Kini Rumah Minimalis tidak selalu berarti kaku, sumpek, dan sempit. Sebenarnya, Bangunan Rumah Minimalis dapat ditata dengan interior yang tepat agar nyaman dan terkesan luas. Meskipun hanya memiliki lahan yang terbatas Anda harus bisa mensiasati ruang-ruang yang sempit pada Bangunan Minimalis agar dapat memenuhi seluruh kebutuhan yang diinginkan keluarga. Dan mencari solusi agar kesan sesak yang seringkali terlihat pada rumah-rumah mungil bisa diminimalisasi.

Ukuran ruangan di Rumah Minimalis boleh sempit, tapi kita bisa menyiasati Bangunan Desain menjadi seolah-olah terkesan luas. Padahal ukurannya ya segitu-gitu saja. Hanya dengan sedikit trik Anda akan terbebas dari sumpek dan jenuh layaknya seorang Arsitektur Minimalis.

Penggunaan Furnitur
Pilihlah furnitur yang terkesan simplekarena fuitur yang berukuran besar hanya akan menambah ruangan Anda terkesan sempit. Sebab dengan ukuran yang besar tentu akan memakan banyak ruang (space). Jadi pilihlah furniture yang berbentuk simpel, ringan, dan langsing.

Gunakan warna cerah
Aplikasikan warna cerah (bright) pada permukaan lantai, dinding, dan plafon. Tapi jangan terlalu mendominasi ruangan. Sebab warna yang dominan justru akan menjadi ruangan berkesan penuh. Warna cerah dapat mengurangi kesan sempit ruangan Anda.

Pasang cermin besar.
Tempatkan cermin ukuran besar pada dinding dalam ruangan sempit Anda. Cermin memberikan manipulasi (tipuan) pada mata bahwa ruangan seolah-olah berukuran dua kali lipat.

Beri jendela yang banyak dan lebar
Jebol tembok ruangan sempit Anda dan gantikan dengan jendela yang banyak dan berukuran lebar. Anda akan merasakan sebuah pandangan yang tak terbatas di dalam ruangan.

Cara-cara di atas bisa Anda lakukan untuk menyiasati ruangan Arsitektur Desain yang sempit. Anda tinggal mengaplikasikannya sesuai dengan keinginan. Selamat mencoba!


Sumber: topkanopi.blogspot.com

Desain Eksterior Rumah Tropis Modern

Desain Eksterior Rumah Tropis Modern


Arsitektur modern tropis merupakan pengembangan arsitektur tradisional dengan penambahan dan penyesuaian kehidupan masyarakat modern. Arsitektur modern tropis memiliki nilai estetika khas bangunan tropis yang modern (ramah lingkungan tropis, sesuai kekinian), model bangunan memiliki keabadian baik dari segi desain dan seni, serta benar dari segi fungsi, kebutuhan, iklim, dan lingkungan sekitar.

Kemampuan bangunan mengakomodasi keadaan iklim tropis menambah kenyamanan penghuni rumah dan hemat energi. Rumah modern tropis hadir sebagai rumah yang nyaman dihuni, tampilan desain menarik, dan tanggap terhadap iklim tropis. Hidup di daerah tropis mensyaratkan rumah ramah lingkungan tropis yang panas dan lembab, serta musim hujan dan musim panas bergantian sepanjang tahun. Rumah dirancang dengan mempertimbangkan dan memanfaatkan secara optimal sumber daya alami cahaya dan udara ke dalam rumah.

Setiap ruangan dalam rumah diterangi cahaya alami sepanjang hari yang masuk melalui bukaan pintu jendela lebar dan lubang angin (ventilasi) di sekeliling bangunan, serta skylight di beberapa pojok atap plafon. Ruang terasa terang dan segar sepanjang hari (pagi-sore).

Sirkulasi silang udara segar yang masuk mengalir lancar dan atap plafon yang cukup tinggi (2,5-3 meter) menciptakan ruang terasa segar, tidak sumpek atau lembab, dan meminimalkan pemakaian kipas angin atau AC.

Rumah bukan sekadar tempat berteduh dari terik matahari atau siraman hujan, tetapi rumah adalah tempat proses sosialisasi bagi seorang manusia bersama keluarga. Teritisan lebar memberikan keteduhan teras, bangunan, dan menyelesaikan masalah tempias air hujan. Di bawah teritisan tempat jatuhnya air hujan dibuat taman kering dengan permukaan koral linier memanjang yang memudahkan resapan air, sekaligus meniadakan talang air yang sering kali tersumbat atau bocor. Saat hujan, dinding dan lantai tidak becek dan licin, dinding bersih dari percikan air lumpur.

Keterbukaan dan hubungan antar ruang yang cair membuat sirkulasi ruang terasa mengalir dari depan ke belakang hingga atas. Ruang bersama disediakan sebagai tempat bercampurnya berbagai kegiatan multifungsi, seperti ruang tamu dan ruang keluarga, ruang keluarga, ruang makan dan dapur, ruang keluarga dan ruang belajar bersama.

Kelebihan rumah modern tropis yang akomodatif terhadap iklim tropis membuat rumah terasa lebih hidup dan hangat. Perpaduan kearifan arsitektur (tradisional) tropis, pemenuhan kebutuhan kehidupan modern, serta material modern (beton, baja, kaca, fiberglass) dan material alami (kayu, batu kali, batu bata, terakota).

Mengolah material lokal (batu kali, batu bata, teraso, koral, kayu, kelapa, bambu, eceng gondok, pelepah pisang) dengan kreatif dan tepat guna membuat bangunan berumur panjang, hemat pemeliharaan, dan memberi nilai tambah eksotis tropis bangunan secara keseluruhan. Jalinan kemajuan teknologi industri (presisi, dingin) dan budaya pengrajin (alamiah, hangat) membuat kesan rumah semakin hangat dan memberikan karakter bangunan yang kuat.

Pembuatan void dan distribusi void yang tepat dan merata secara klimatik tropis berfungsi menjaga kelancaran sirkulasi udara dan cahaya alami ke dalam rumah. Bagian atas void dilengkapi pergola yang berguna menyaring intensitas sinar matahari dan katalitas cahaya yang berubah-ubah, serta tempias air hujan pada keempat sisi dinding bangunan.

Kepekaan arsitektur modern tropis mendorong bangunan terbuka terhadap ruang luar sebagai satu kesatuan secara berimbang. Ruang dalam, teras, dan taman sebagai kesatuan perluasan ruang. Artinya, kegiatan yang berlangsung di dalam ruang dapat ditarik ke teras terus selanjutnya ke taman, seperti fungsi ruang makan saat berlangsung pesta keluarga.

Kehadiran taman menambah nilai bangunan. Nilai ekologis sangat kental. Taman modern tropis menekankan pada pemakaian sedikit jenis tanaman (rumput atau tanaman pengalas lain, 1-3 pohon, bambu pembatas), memberi efek hijau yang kuat, hamparan koral dan 2-3 sumur resapan air (memperbesar daya resap air tanah), serta mudah pemeliharaannya.

Penyelesaian dinding dan lantai plester semen, beton ekspos, pintu dan jendela ekspos kayu polos dengan atau tanpa kusen, hemat biaya konstruksi, tetapi mampu menampilkan keindahan bangunan. Dinding rumah dirambati tanaman untuk meredam kebisingan, menyerap gas polutan, menahan radiasi matahari, dan menyejukkan suhu ruang dalam.

Keterbatasan lahan dan konsekuensi atas lahan terbangun mendorong pembangunan atap-atap rumput menggantikan atap rumah konvensional. Kehadiran pohon berfungsi menyaring sinar matahari yang masuk berlebihan (meredam panas dalam bangunan, mengawetkan cat dinding), menciptakan keteduhan, dan menghasilkan efek bayangan pada dinding dan lantai.

Sumber: www.architectaria.com

Rumah Tetap Sejuk, Meski Tanpa AC

Manipulasi Matahari dan Angin
Sebagai negara tropis, Indonesia memang dilimpahi sinar matahari dan curah hujan yang tinggi. Teorinya, Jika sudah didalam rumah, kita terpayungi dari panas matahari. Tapi kenyataannya seringkali tidak, rumah dapat meneruskan panas matahari, bahkan membuat panas itu terperangkap didalamnya. Nah, saat kita memasuki rumah, kulit akan menyerap panas yang terperangkap. Itulah sebabnya kita merasa panas dan lembab.

Rumah dingin tanpa ac by Andy Rahman Architect

Untuk mendapat rumah yang dingin, ada 2 hal yang bisa dilakukan. Yang pertama adalah upaya mengurangi radiasi matahari, sehingga rumah tidak terasa panas. Yang kedua adalah bagaimana cara kita memanfaatkan angin untuk mengurangi panas yang sudah terlanjur masuk kedalam rumah. Angin bisa membantu pelepasan panas dari kulit tubuh sehingga kita merasa nyaman, angin juga dapat menurunkan suhu ruangan sekitar 3˚C.

Rumah dingin tanpa ac by Andy Rahman Architect

Ada beberapa aspek yang bisa diolah agar panas tidak “memanggang” rumah :
  • Orientasi
Untuk menghindari panas, bangunan bisa dihadapkan kea rah utara-selatan,. Arah ini memungkinkan kita mendapatkan terang matahari, tanpa ikut memasukkan panasnya ke dalam rumah.

Rumah dingin tanpa ac by Andy Rahman Architect
  • Desain bangunan
Dalam keadaan terbataspun, bangunan bisa didesain sedemikian rupa hingga mampu memasukkan angin. Misalnya dengan penggunaan courtyard yang bisa menangkap angin  atau menggunakan tembok untuk membelokkan arah angin hingga angin akan melewati daerah yang diinginkan.

Rumah dingin tanpa ac by Andy Rahman Architect
  • Kulit bangunan (dinding dan atap)
Karena berada paling luar, dinding dan atap berhadapan langsung dengan matahari, dan sangat mungkin menyerap radiasi matahari. Karenanya, pemilihan material atap dan dinding bangunan sangat penting. Material seperi beron, seng, asbes, aspal lebih menyerap pa
nas dibanding genteng atau ijuk. Bata lebih menyerap panas disbanding bambu atau kayu. Warna bangunan juga sangat berpengaruh. Warna cerah akan memantuklan cahaya matahari sehingga panas yang di serap lebih sedikit.
  • Bukaan pada bangunan
Bukaan-bukaan mesti didesain agar bisa mendulang cahaya matahari dan angin, tanpa memasukkan panasnya. Misalnya saja dengan menggunakan shading, memilih jenis kaca yang bisa menahan radiasi matahari, atau menggunakan jendela ganda.
Rumah dingin tanpa ac by Andy Rahman Architect
  • Lingkungan sekitar bangunan
Alam sekitar bisa diolah untuk mendinginkan bangunan, misalnya dengan menanam pohon, atau membuat kolam air.


Sumber: andyrahman-architect.com

Pencahayaan Alami Dalam Rumah

Bersyukurlah kita yang tinggal di daerah beriklim tropis, walaupun berudara sedikit panas namun sinar matahari terus menemani kita sepanjang musim, anugerah energy alam yang tidak pernah ada habisnya.
Pada konsep rumah ramah lingkungan, energi gratis in hendaknya dapat kita olah dan manfaatkan untuk menunjang kenyamanan hidup kita. Dengan memanfaatkan cahaya alami, panggunaan lampu di siang hari dapat dihindari. Sumber pencahayaan alami ini dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sinar matahari dan terang langit.
Rumah Terang dengan cahaya alami

Sinar matahari yang membawa panasnya dapat kita manfaatkan sesuai dengan garis edarnya, timur dan barat. Sinar yang datang di pagi hari dari arah timur membawa panas yang menyehatkan, sehingga masih layak dimasukkan kedalam rumah, sedangkan sinar sorenya dari arah barat sebaiknya dihindari. Oleh karenanya, sebaiknya menghindari arah hadap rumah kebagian barat. Jika tak terhindarkan, sebaiknya beri penhalang sinar vertical di depan bukaan, baik berupa kisi-kisi yang dapat terbuat dari bermacam bahan termasuk tanaman merambat. Sedangkan pada arah timur cukup diberi atap teritisan sebagai penghalang panasnya.

Rumah Terang dengan cahaya alami

Untuk sumber cahaya yang berasal dari terang langit lebih menguntungkan, karena tidak membawa panas ke dalam rumah. Cahaya ini berasal dari pantulan sinar matahari terhadap partikel udara, sayangnya tingkatan terangnya kalah jauh dengan sinar matahari langsung. Posisi utara-selatan menjadi lokasi terang langit dapat diperoleh, makan bukaan rumah pada posisi ini sebaiknya dibuat semaksimal mungkin.

Rumah Terang dengan cahaya alami


Sumber: andyrahman-architect.com
 

Merancang Interior Rumah yang Islami

Rumah merupakan salah satu hal yang penting dalam membangun sebuah keluarga. Rumah yang nyaman tentu akan membuat betah seluruh penghuninya, hingga saat dalam berpergianpun ia akan berharap untuk cepat kembali pulang berkumpul bersama keluarga nya. Rumah yang nyaman tidak selalu harus rumah yang mewah dengan segala fasilitas didalamnya, tetapi adalah rumah yang bisa memberikan ketenangan dan keamanan bagi penghuninya.
rumah islami


rumah islami

“Allah itu indah dan menyukai keindahan”. Hendaknya setiap muslim menyadari hal ini, terutama keindahan rumahnya. 

Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatur dan menata interior rumah islami sehingga menjadi indah dan enak dipandang :
1. Ruang - ruang yang bersifat publik dan privat sebaiknya di pisahkan dengan hijab atau sekat. Hal ini untuk menghindari tercampurnya aktifitas yang melibatkan tamu dengan aktifitas pribadi yang hanya melibatkan keluarga. Dengan demikian aurat dari penghuni bisa terlindungi dari tamu yang bukan muhrim.
2. Menata perabot rumah tangga dengan teratur rapi pada tempatnya, ruangan harus ditata sesuai dengan fungsi dan kondisi, misalnya sebuah pigura Baitul Haram sepantasnya diletakkan di dinding ruang tamu dan bukan di dapur.
3. Interior rumah jangan sampai ada hal-hal yang dilaknat Allah seperti patung atau pun jenis lainnya. Rumah muslim terbebas dari gambar dan anjing. “Malaikat tidak akan memasuki rumah yang didalamnya terdapat anjing dan gambar”(HR. Bukhari dan Muslim). Juga hal yang perlu dihindarkan apa-apa yang termasuk kategori “lagho’, makruh dan haram. Seperti kebanyakan acara-acara televisi, radio atau acara lain yang tidak berfaedah, dan membuang waktu.
4. Penataan interior dapat dengan beragam aksesori berupa kalimat – kalimat dzikir (kaligrafi) yang disyariatkan agar anak-anak lebih mengenal agamanya semenjak dini dan juga untuk menunjukkan identitas Islami. Pada dasarnya kaligrafi tulisan Arab dimaksudkaAn untuk menunjang pelaksanaan ibadah agar lebih khusyu. Namun jangan sampai pemilihan dan penempatan aksesori berupa kaligrafi tersebut sampai mengganggu harmonisasi ruang karena penempatannya yang cenderung dipaksakan. Kaligrafi tidak selalu harus diletakkan di musala. Di ruang lain pun dapat saja ditempatkan hiasan kaligrafi ini. Misalnya di ruang tamu atau ruang keluarga.
5. Beragam elemen yang bernuansa Islami tidak selalu berbentuk kaligrafi yang ditempelkan di dinding saja. Dapat pula menempatkan throw (kain yang disampirkan di sofa) dengan nada dan warna serta gaya yang bernuansa Islami. Pilihan warna seperti hijau tua bernuansa kesejukan dapat menambah dinamis tatanannya.
6. Membuat perpustakaan rumah sebagai peran edukasi di dalam rumah, mengingat pentingya pengetahuan mengenai ilmu-ilmu wajib seperti masalah ibadah, bagaimana menunaikan amalan fardlu dan juga amalan-amalan sunnah.
7. Di dalam ruang tamu juga dapat ditata koleksi buku-buku rohani,seperti tafsir Al Quran. Ini bisa menjadi aksesori interior di ruang tamu. Jadi tidak selalu harus ada kaligrafi di dinding.
8. Penataan tempat tidur menghadap kiblat (kepala membujur ke arah utara) atau paling tidak ke arah barat sebagai tanda kepasrahan kepadaNya.
9. Untuk lighting ruangan sebisa mungkin mendapatkan pencahayaan yang cukup, semakin terang semakin memberikan kesan rumah yang sehat. Tapi untuk lighting tergantung selera jiwa anda juga, sedikit meredupkan pencahayaan boleh saja asal tidak terlalu redup sehingga memberikan kesan kekhusukan ketika beribadah.

rumah islami


rumah islami

10. Pemilihan furniture dan barang elektronik untuk ruang keluarga anda untuk mendukung desain simple dan modern dan memberikan kesan luas, furniture anda harus simple dan sebisa mungkin disesuaikan proporsinya dengan ukuran ruang keluarga anda, dianjurkan untuk memakai custom furniture sehingga akan sangat cocok dengan keadaan ruang keluarga anda. Untuk barang elektronik usahakan untuk memilih yang tidak terlalu banyak memakan ruang dan sesuai dengan tema ruang keluarga yang simple dan modern.

rumah islami

11. Di usahakan terpisah antara kamar orang tua dan anak-anak jika mereka telah dewasa.
12. Sebisa mungkin terdapat ruangan khusus untuk melaksanakan shalat, sehingga terjaga kebersihannya.
13. Seharusnya closed menghadap ke arah selatan atau utara, sehingga tidak menghadap atau membelakangi kiblat, sesuai dengan hadis nabi.

Sumber: andyrahman-architect.com

Rumah Minimalis Modern

Rumah minimalis modern by Andy Rahman

Gaya minimalis di Indonesia sebenarnya telah mengalami perkembangan yang cukup berbeda daripada yang telah dipahami secara internasional sebagai ‘minimalisme’. Gaya yang sesungguhnya pada minimalisme memiliki prinsip ‘less is more’ yang menggebu-gebu. Prinsip arsitektur modern minimalis sebenarnya mengikuti prinsip arsitektur ‘form follow function’ atau bentuk mengikuti fungsi. Karena itu bentuk-bentuk yang tidak perlu dihilangkan. Namun di Indonesia, kita mendapati ornamentasi atau hiasan-hiasan masih banyak digunakan, dan minimalisme telah menjadi sebuah gaya arsitektur yang berdiri sendiri, kadang-kadang ‘gaya minimalis’ dianggap sebagai istilah pengganti untuk ‘gaya arsitektur modern’. Hal ini bisa dipahami, karena kebudayaan Indonesia yang sarat dengan ornamentasi atau hiasan.

Ada beberapa rumah minimalis yang sederhana, dalam hal ini bahan bangunan yang digunakan tidak mahal. Nah, rumah minimalis yang mengikuti gaya posmodern biasanya disebut “ rumah minimalis modern”. Untuk rumah minimalis modern ini bahan bangunannya cenderung mahal, tapi rumahnya memang akan terlihat lebih mewah, dengan kesan minimalis yang tetap terjaga.


 
Gaya ini dipandang praktis dan dapat mewakili gaya hidup modern mereka. Benarkah? Ada beberapa alasan mengapa orang cenderung memilih gaya minimalis. Di antaranya, gaya ini dianggap merupakan jawaban atas tantangan zaman yang ingin mendapatkan hasil maksimal dari sesuatu yang minimal. Bisa berupa dana pembangunan yang minim atau dengan meminimalkan gaya hidup. Namun kemudian keterbatasan ini melahirkan tren arsitektur yang banyak digemari, arsitektur minimalis. Desain rumah minimalis bercirikan tampilan rumah tanpa ornamen yang berlebihan, menggunakan bahan material yang diekspos sehingga tampilannya terkesan jujur dan tidak berlebihan.


 
Gaya ini melahirkan sebuah bangunan yang tanpa hiasan berlebihan, jujur dan apa adanya. Jika Anda menyukai gaya hidup modern, maka gaya ini bisa jadi pilihan gaya hidup sehari-hari. Sebagai contoh sepasang suami istri yang sama-sama bekerja akan memilih gaya hidup yang cepat, simple dan praktis dengan tetap mengedepankan tren yang sedang digandrungi.Tren boleh saja diikuti dan digemari, namun Anda tetap harus memperhatikan kesesuaiannya terhadap iklim. Perhitungkan arah matahari, jangan sampai rumah minimalis Anda salah arah dengan menghadap matahari, alhasil Anda bakal memiliki ruangan yang kerap panas terjemur matahari. Digabungkan seperti diketahui, gaya arsitektur rumah minimalis memiliki ciri khas sendiri dalam tampilan bangunannya.


 
Biasanya rumah-rumah minimalis menggunakan batuan, permainan unsur garis dan bidang, serta pewarnaan yang cenderung lebih berani daripada gaya arsitektur rumah Mediterania maupun klasik. Kekuatan utama dalam desain modern minimalis terletak pada gubahan geometri dan penggunaan material, karenanya permainan pada permukaan dinding merupakan hal yang biasa dalam gaya ini. Sama saja jika anda membuat sebuah “lukisan” bergaya kubisme dan mengisi relung-relung bidang kubus tersebut dengan warna dan bahan yang berbeda.


 

Tips dan Trik

“Masukan” gaya modern dapat dilakukan melalui pemilihan cat interior maupun eksterior, pemilihan furniture, serta pernik atau aksesori yang dapat menambah nilai estetika rumah minimalis.

Tiap ruang hendaknya fungsional, juga memiliki ambience yang mendukung kegiatan di dalamnya. Soal furniture, kami memiliki tips dan trik menata rumah bergaya modern minimalis untuk Anda. Biasanya sesuai dengan sifatnya, furniture yang kita gunakan juga simpel, fungsional, dan tidak berornamen atau tidak ada hiasan sama sekali. Jika kita menggunakan furniture berornamen, maka kesan modern dari desain sebuah ruangan bisa kacau. Anda bisa memilih kursi kayu dengan jok suede berwarna gelap atau sofa berwarna cerah seperti peach, marun, dan krem berukuran besar maupun sedang untuk diletakkan di ruang keluarga. Bentuk lampu gantung ataupun standing lamp modern melengkung juga bisa diaplikasikan untuk mendukung tata desain modern.


 
Pada prinsipnya, untuk sebuah ruangan bergaya modern, pada saat mendesain interior ruangan itu, seringkali kita harus masuk ke dalam ruangan dan merasakan sendiri atmosfer ruangan tersebut. Jika orang terlalu sering berada dalam sebuah ruangan, misalnya karena dia pemilik rumah tersebut, maka dia boleh jadi sering kehilangan sense of space seperti jika kita pertama kali masuk ke sebuah tempat.

Masih senapas dengan kampanye go green yang berkumandang di penjuru dunia, hendaknya rumah Anda memiliki taman. Jika memiliki lahan sisa, jangan disia-siakan. Kita bisa segera menanaminya dengan tanaman yang sejuk dan rindang saat ini juga. Jika tanah di sekitar rumah tidak ada lagi yang bisa digunakan sebagai taman, kita bisa menggunakan pot-pot tanaman yang digantungkan atau diletakkan di mana saja. Bahkan kita bisa meletakkan pot kecil berisi tanaman di meja kerja rumah atau pojok ruang tamu.

 
Sumber: .andyrahman-architect.com

Rumah Sehat

Rumah Sehat

Rumah sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat kesehatan yang optimum. Untuk memperoleh rumah yang sehat ditentukan oleh tersedianya sarana sanitasi perumahan dan konsep desain rumah yang baik. Sanitasi rumah adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada pengawasan terhadap struktur fisik dimana orang menggunakannya untuk tempat tinggal berlindung yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Rumah juga merupakan salah satu bangunan tempat tinggal yang harus memenuhi kriteria kenyamanan, keamanan dan kesehatan guna mendukung penghuninya agar dapat bekerja dengan produktif.

Secara umum rumah dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Memenuhi kebutuhan cahaya dan udara, dimana pencahayaan yang optimal dan sirkulasi udara yang baik akan membunuh kuman-kuman penyakit serta mencegah perkembang-biakan bakteri. Sehingga rumah akan terasa lebih segar dan nyaman.
2. Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup, komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah, adanya ruangan khusus untuk istirahat (ruang tidur), bagi masing-maing penghuni;
3. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup;
4. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena pengaruh luar dan dalam rumah, antara lain persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi bangunan rumah, bahaya kebakaran dan kecelakaan di dalam rumah;

”Pada dasarnya alam disekitar kita memiliki potensi untuk kita gunakan dalam desain rumah tinggal, seperti udara alami yang sejuk, dan matahari yang bersinar sepanjang hari sepanjang tahun. Dari segi desain, rumah sehat berupaya mengembalikan potensi alam yang seharusnya sangat baik, tapi karena kehadiran manusia jadi semakin hancur. Contohnya, jangan menggunakan seluruh area lahan rumah untuk bangunan, namun sisakan untuk taman-taman asri yang bisa membantu memproduksi oksigen. Selain itu tetap gunakan sumur peresapan air agar air bisa meresap ke tanah kembali.

Pagar yang segar dapat membuat rumah kita makin aksi. Pagar rumah tidak harus dibuat dengan meletakkan teralis besi disekitar rumah kita.. Pagar pembatas rumah bisa dibuat memiliki bak tanah agar tanaman dapat tumbuh, selain itu cara yang bisa dilakukan adalah membuat pergoa diatas pagar, atau bahkan menanam tanaman rambat pada dinding pagar itu sendiri. Cara ini bisa meningkatkan nilai kesejukan rumah kita dan menghadirkan rumah tinggal yang semakin nyaman. Hal ini karena tanaman dapat memproduksi udara segar, yaitu oksigen (O2) yang sangat dibutuhkan tubuh kita. Selain itu tanaman juga menyerap debu dan polusi dari jalanan.

sumber: andyrahman-architect.com

Twitter Ryan Babel dan Nurdin Halid pun Menjadi "Terkenal"

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeOOszD37h9Dg5DfmtiCCeF_IIf6cTu7rKqTybqKYImtG3b5e0U1fxOM1ZPzdfeT7nsF4ppzSfXl-mRa6amGdEJUsIqfRiGIBJrrVORBAZbvTf5y6MV_Z444wV88dexMEPdFPlIqiCIrKR/s1600/Ryan-Babel-Liverpool-2008_1366766.jpg 
Ryan Babel Pemain timnas Belanda yang bermain di klub Liverpool

image


Timeline twitter Ryanbabel.




Nurdin halid menjadi Trending topics di Twitter menyusul kekisruhan yang terjadi di Gelora Bung Karno. Dan ini menarik perhatian pemain Liverpool, Ryan Babel.

Situs Twitter membuat nama Indonesia terdengar ke seluruh dunia. Hari ini nama Nurdin Halid, menjadi trending topics (topic paling hot) di Twitter, menyusul suara masyarakat yang memintanya untuk turun dari jabatan ketua umum PSSI.

Ini menyusul rentetan peristiwa kekisruhan penjualan tiket di Gelora Bung karno (GBK), hari ini. Sebelumnya sempat dilaporkan kalau antrian tiket menyebabkan satu orang meninggal dunia. Beberapa jam lalu juga sempat terjadi kisruh di GBK sampai masuk ke dalam lapangan.
Yang unik dari munculnya Nurdin sebagai Trending Topics adalah komentar dari Ryan Babel. Pemain Liverpool ini nampaknya bingung ketika banyak orang menuliskan kata Nurdin di Twitternya.
Babel, dengan nama account RyanBabel mengatakan: Why does Nurdin Halid cuz problems ? (Kenapa Nurdin Halid membuat masalah?)

Beberapa orang membalas komentar Babel itu.

Seseorang dengan account bojanhartlane menulis:  “Because he uses our national team for his political purpose” (karena dia menggunakan timnas kami untuk tujuan politiknya.)

Yang lain tidak mau ketinggalan menaggapi pertanyaan Babel. Seorang dengan account Jeje_Jobial menuliskan “Coz he's responsible 4 all of the football problems in indonesia.” (Karena dia bertanggung jawab atas semua masalah sepakbola di Indonesia.)

Biasanya selama ini hanya kaum selebritas saja yang menjadi trending topics di Twitter.
Mungkin Nurdin Halid adalah satu-satunya ketua federasi sepakbola di dunia yang pernah menjadi trending topics.

Wah, benar-benar terkenal anda bung!

Sumber: bolanews.com

Kisruh Penjualan Tiket, Euforia dan Provokasi

http://static.inilah.com/data/berita/foto/1087542.jpg
TERENYUH. Dapat dipastikan perasaan ini menghinggapi kita, bangsa Indonesia yang benar-benar merindukan Tim Nasional (Timnas) PSSI kali ini menjuarai Piala Federasi Sepak bola ASEAN (AFF). Kita sedih karena Firman Utina dkk harus menyerah kalah 0-3 pada pertemuan (leg) pertama putaran final di Stasion Bukit Jalin, Kuala Lumpur, tadi malam. Harapan memang belum pupus karena Timnas masih akan bertindak sebagai tuan rumah, Rabu (29/12), di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, tapi kekalahan semalam harus membuat Tim Nasional dan kita semua mawas diri.

Kita terpukul, sulit menerima kenyataan, karena sebelum tampil di Kuala Lumpur, prestasi pemain Timnas begitu perkasa. Dengan bintang baru Cristian Gonzales, Irfan Bachdim, dan para pemain murni produk dalam negeri, tim Nasional membabat habis lawan-lawannya di babak penyisihan termasuk Malaysia dan tim favorit Thailand, kemudian membungkam Filipina di semifinal. Kita pantas terhenyak, karena untuk menjadi juara, tim nasional harus berjuang ekstra, minimum menang 4-0 saat menjamu Malaysia.

Seharusnya kekalahan semalam membuat kita semua, terlebih para petinggi bangsa, sadar dari euforia berkepanjangan. Berhentilah dari pesta pora, terlebih merasa diri paling berjasa dalam mengantar Timnas ke final Piala AFF. Apalagi jika ada di antara pemimpin-eksekutif, legislatif, dan lainnya-justru mengeksploitasi euforia masyarakat yang merindukan kebanggaan yang akhir-akhir ini tak pernah ada lagi di Nusantara ini.

Kisruh penjualan tiket untuk pertandingan kandang di Stadion Gelora Bung Karno tak terlepas dari euforia dan provokasi. Masyarakat begitu bersemangat untuk memiliki tiket guna menyaksikan langsung perjuangan Timnas. Semangat menggebu-gebutu makin tersulut-bak api disiram bensin-akibat ulah beberapa elite negeri ini yang melakukan kritik atas cara PSSI menjual tiket yang bernada memanas-manasi. Ucapan seorang pemimpin yang tidak pada tempatnya, tentang keputusan PSSI menaikkan harga tiket, ikut memicu kebencian masyarakat terhadap PSSI.

Seharusnya atas nama bangsa dan negara, peluang yang terbuka bagi Timnas untuk menjuarai Piala AFF (dulu Piala Tiger) menjadikan semua lapisan bangsa bersatu. Pemimpin mengayomi, memanfaatkan semangat rakyat yang menggebu ke arah positif. Kapasitas Stadion Gelora Bung Karno yang hanya 80 ribu penonton seharusnya disadari oleh semua pihak bahwa sejumlah itulah karcis yang dapat disediakan panitia. 

Belajar kepada Malaysia yang bertindak sebagai tuan rumah pertemuan pertama tadi malam, seharusnya pemimpin di negeri ini malu mengapa mereka tidak bisa menyadarkan rakyat bahwa tak semua orang bisa menonton langsung di stadion karena memang tempatnya terbatas. 

Pemerintah melalui pemimpin-presiden, Menpora, pimpinan partai politik, anggota DPR, dan tokoh bangsa lainnya-seharusnya memberi contoh. Setidaknya mereka mengeluarkan komentar untuk menyadarkan semua pihak, bukannya justru mengeluarkan komentar yang memanaskan suasana. Soal keputusan PSSI menaikkan harga tiket, seharusnya seorang pemimpin bicara langsung kepada Ketua Umum PSSI, atau lewat Menpora, bukannya berkomentar lewat media massa yang justru dapat memanaskan suasana.

PSSI sebagai penyelenggara seharusnya juga belajar dari pengalaman bagaimana mendistribusikan tiket, bagaimana mengelola penonton, keamanan, dan hal-hal lainnya. Peringatan keras dari otoritas sepak bola tertinggi Asean (AFF) suatu pukulan dan PSSI harus belajar banyak. PSSI harus lebih serius menanggapi penjualan tiket dan mengatur penonton jika tidak ingin pertandingan kandang, 29 Desember nanti, dialihkan AFF ke negara netral.


Sumber: suarakarya-online.com

Sebuah Catatan Kekalahan

http://www.wartakota.co.id/upload/photo/2010/12/20/eea778f532311e0825c6092000cdabfd.jpg
Baru saja kita disadarkan oleh sebuah kenyataan bahwasanya timnas kita yang digadang-gadang sedang memiliki performa menanjak harus menerima pil pahit ditaklukkan oleh negeri jiran, Malaysia dengan skor cukup telak 3-0. Hal ini tentu saja merupakan pukulan telak bagi seluruh masyarakat Indonesia. Ditengah segala kesusahan dan dahaga akan sebuah kemenangan jiwa yang belakangan sulit diraih oleh mereka yang papa. Setidaknya ketika bulan Desember 2010 ini terjadi perhelatan Piala AFF, turnamen sepakbola antar negara Asia Tenggara yang cukup bergengsi di kawasan dan grafik permainan timnas Indonesia yang boleh dibilang ‘agak’ membaik, kerinduan akan adanya prestasi itu mulai kembali bersemi diiringi semarak pekik nasionalisme yang semakin menjadi barang langka untuk negeri yang kaya raya ini.

Tetapi apa lacur, sepakbola yang hampir di berbagai belahan dunia memiliki banyak penggemar fanatik harus dinodai oleh tindakan-tindakan yang bertentangan dengan motto induk sepakbola dunia (FIFA) itu sendiri, FAIR PLAY. Ya, ketika pertandingan yang seharusnya diwarnai adu strategi antar pelatih dan adu teknik harus diwarnai insiden Laser Hit oleh suporter Malaysia yang mengganggu konsentrasi Pemain Indonesia. Dampaknya pertandingan sempat dihentikan sesaat dan para pemain Indonesia kehilangan fokus. Sang Garuda pun harus tertunduk lesu, setelah takluk oleh Harimau Malaya.

Namun, terlepas dari adanya insiden Laser Hit oleh pendukung Malaysia, yang patut menjadi perhatian insan sepakbola tanah air adalah budaya negeri kita yang terlalu cepat berpuas diri, cepat bangga, dan tidak mawas diri. Ketika timnas baru lolos dari fase penyisihan grup, semua kalangan memperbincangkan aksi para pemain timnas dan pemainnya sendiri layaknya mereka telah menjadi juara. Ketika pasukan Garuda mengalahkan Tim gajah putih dengan bantuan maglia fortunata, media seolah-olah memberitakan mereka telah menumbangkan tim Samba Brasil.

Para pejabat negeri ini pun tak tahu malu pamer diri seakan-akan peduli dengan timnas, mereka berbondong-bondong datang ke stadion dengan menggunakan uang rakyat, memborong jatah tiket dengan seenaknya dan mendapatkannya dengan mudah, tetapi  ironisnya diluar sana banyak sekali suporter sejati yang rela tak makan demi mendapatkan selembar tiket pertandingan harus berdiri antri berjam-jam, berdesak-desakan dan kadang harus siap kecopetan mati-matian belum tentu juga mendapatkan tiket.

Mereka yang sejak lama meneriakkan NURDIN TURUN, REVOLUSI PSSI tak jua didengar. Padahal merekalah yang paling tahu dan paling loyal mendukung. Malaysia setidaknya telah mengingatkan pasukan garuda bahwa mereka lebih cerdik dalam melihat masa lalu dan menatap masa depan, ayo teruslah berjuang GARUDA-ku.

Sumber: kompasiana.com

Minggu, 26 Desember 2010

Gegap Gempita Suporter Timnas Indonesia

Puluhan ribu suporter Tim Nasional Indonesia saat beranjak pulang seusai menonton pertandingan putaran pertama semifinal Piala AFF 2010 antara Indonesia melawan Filipina di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (16/12/2010). Indonesia berhasil mengalahkan Filipina berkat gol semata wayang Christian Gonzales pada menit ke-32 babak pertama.
Puluhan ribu suporter Tim Nasional Indonesia memenuhi bangku penonton saat menyaksikan pertandingan putaran pertama semifinal Piala AFF 2010 antara Indonesia melawan Filipina di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (16/12/2010). Indonesia berhasil mengalahkan Filipina berkat gol semata wayang Christian Gonzales pada menit ke-32 babak pertama.
Puluhan ribu suporter Tim Nasional Indonesia saat beranjak pulang seusai menonton pertandingan putaran pertama semifinal Piala AFF 2010 antara Indonesia melawan Filipina di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (16/12/2010). Indonesia berhasil mengalahkan Filipina berkat gol semata wayang Christian Gonzales pada menit ke-32 babak pertama.
Pendukung timnas Indonesia meneriakkan yel-yel menyemangati saat berlaga melawan timnas Filipina dalam semifinal Piala Suzuki AFF 2010 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (16/12/2010). Indonesia menang 1 – 0.

Kemenangan Indonesia atas Filipina pada pertandingan semifinal Piala AFF 2010 putaran pertama, tidak luput dari pemain ke-12 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) alias para pendukung tim “Garuda”. Puluhan ribu suporter tim nasional Indonesia memenuhi semua bangku duduk di stadion kebanggaan Indonesia tersebut.
Dengan membawa bendera merah putih, terompet, drum, hingga spanduk raksasa berisikan dukungan untuk Indonesia, mereka tak henti-hentinya memberi dukungan lewat nyanyian dan sorakan.

“Markus, Ferry, Kurnia, jangankan bola, angin aja gak boleh lewat,” demikian tulisan salah satu spanduk yang digantung suporter.

s

Nurdin Halid, Segeralah Turun dari Jabatanmu!

http://www.supporter-indonesia.com/wp-content/uploads/nurdinhalid.jpg


Sekilas Informasi Nurdin Halid :
Nurdin terpilih sebagai Ketua PSSI pada tahun 2003. Ia dikenal sebagai ketua PSSI yang kontroversial. Dia menjalankan organisasi dari balik terali besi penjara, mengumumkan ide menaturalisasikan pemain asing, menambah jumlah peserta Liga Indonesia tiap tahun sehingga tidak ada klub yang terdegradasi, menentang penghentian pengucuran dana APBD untuk klub, dan mengurangi sanksi Persebaya yang sebelumnya terlibat kerusuhan pertandingan secara besar-besaran (dari larangan main di kandang selama dua tahun menjadi hanya larangan sebanyak 3 kali pertandingan kandang). Sayangnya, oleh karena kekhilafannya itu, banyak pihak yang tidak mendukungnya.

Pada 16 Juli 2004, dia ditahan sebagai tersangka dalam kasus penyelundupan gula impor ilegal. Ia kemudian juga ditahan atas dugaan korupsi dalam distribusi minyak goreng. Hampir setahun kemudian pada tanggal 16 Juni 2005, dia dinyatakan tidak bersalah atas tuduhan tersebut oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dan dibebaskan. Putusan ini lalu dibatalkan Mahkamah Agung pada 13 September 2007 yang memvonis Nurdin dua tahun penjara. Ia kemudian dituntut dalam kasus yang gula impor pada September 2005, namun dakwaan terhadapnya ditolak majelis hakim pada 15 Desember 2005 karena berita acara pemeriksaan (BAP) perkaranya cacat hukum. Selain kasus ini, ia juga terlibat kasus pelanggaran kepabeanan impor beras dari Vietnam dan divonis penjara dua tahun 6 bulan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Utara pada 9 Agustus 2005. Tanggal 17 Agustus 2006 ia dibebaskan setelah mendapatkan remisi dari pemerintah bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Indonesia.

Dalam pertandingan Indonesia Vs Uruguay 8 Oktober 2010 di Senayan, ia di soraki ribuan penonton “TURUNKAN NURDIN HALID”, Presiden pun tentunya mendengar kegundahan hati penggemar sepak bola Indonesia, karena beliau duduk tidak jauh dengan Nurdin Halid, tapi tetap!Nurdin seakan tidak peduli dengan teriakan tersebut, lantas ia mengatakan

Saya tahu siapa yang membayar  supporter teriak-teriak di stadion agar saya mundur dan turun dari PSSI, saya tahu orangnya,” tegasnya.

yang artinya bahwa teriakan Supporter tersebut adalah di rekayasa, dan ada aktor di balik teriakan tersebut, lantas ia pun tetap ingin bertahan di kursi PSSI sampai batas waktu yang ia “inginkan”

Dalam wawancara dengan salah satu station TV SWASTA ia mengatakan tidak kecewa terkait kekalahan telak Timnas Indonesia. Timnas akan belajar dari pengalaman tersebut, lhoe? belajar tanpa henti-hentinya ya Om?

Di luar negeri tidak ada tuntutan menurunkan Ketua Umum jika Timnas kalah, ya itu ujar Nurdin, bagaimana dengan Supporter?
 
Sebelum pertandingan tersebut Nurdin Juga sempat “Mengemis” dana RP.1,5 Triliun kepada DPR RI.

Nurdin Halid menyatakan, sepakbola hanya bisa maju jika pemerintah menyediakan dana Rp 1,4 trilyun. “Dana itu bukan untuk PSSI melainkan untuk infrastruktur sepak bola di daerah-daerah,” katanya. Dalam Wawancara di Station TV Swasta.

Teriakan agar Nurdin Halid mundur dari Ketua PSSI tidak hanya terlontar saat pertandingan Timnas Indonesia melawan Uruguay, Jumat (8/10).  sebuah media di Bandung, yakni Pikiran Rakyat mencatatkan, ada berbagai komentar yang mencemooh kinerja Nurdin Halid.

Seorang pembaca bernama Toro mengomentari permintaan Nurdin agar pemerintah menyediakan infrastruktur agar sepakbola bisa maju. Menurutnya, percuma infrastruktur bagus bila pembinaannya tidak maksimal. “Bukan cuma berpikir membangun fasilitas megah tapi kualitas pemain masih di bawah,” tulisnya.
Pembaca lain memberi komentar atas pengajuan dana PSSI sebesar Rp 1,4 trilyun. “Saya tidak akan meng approve Nurdin  karena program dan aplikasi penggunaan uang tidak transparan,” tulisnya.

Sementara itu, tulisan mencemooh paling tajam diberikan oleh seseorang bernama Aby. Menurutnya, Peran Nurdin Halid tidak berguna bagi perkembangan sepakbola di tanah air. Maka, dia meminta Nurdin mundur dari jabatannya. “Udah tau nurdin halid tidak berguna masih aja mmpin pssi. Apa susahnya sh kamu itu mengundurkn dri dr jbatan kmu skrng,” tulisnya.

Anggota Komisi X DPR RI, Dedi Gumelar, berharap KONI memiliki keberanian politik untuk melakukan intervensi kepada PSSI, sehingga bisa mengubah sistem dalam seluruh proses pembinaan olahraga tersebut di Indonesia.

“Meskipun PSSI adalah organisasi mandiri dan intervensi oleh negara terhadap organisasi tersebut melanggar aturan FIFA, tetapi itu akan lebih baik untuk perkembangan olahraga sepak bola Indonesia di masa yang akan datang,” kata Dedi Gumelar di sela uji publik RUU Cagar Budaya di Yogyakarta, Sabtu (9/10/2010).

Dedi mengatakan hal itu menanggapi kekalahan pahit tim Indonesia saat menjamu tim Uruguay dengan skor 1-7 di Stadion Gelora Bung Karno, Jumat (8/10/2010) malam.
Menurut dia, PSSI selama ini juga tidak memiliki kiprah atau prestasi yang cukup baik di FIFA, sehingga apabila nantinya federasi sepak bola internasional tersebut akan menjatuhkan sanksi kepada PSSI, maka sanksi tersebut tidak akan berpengaruh negatif untuk Indonesia.

“Saat ini, Indonesia masih sulit untuk bisa mendominasi pertandingan internasional, misalnya di SEA Games, atau Asian Games,” katanya.
Dedi bahkan menilai, apabila Indonesia mendapatkan sanksi dari FIFA, maka Indonesia justru akan memiliki banyak waktu untuk memperbaiki sistem pembinaan olahraga tersebut dan kemudian berprestasi.

“Selama ini, sistem pembinaan yang dilakukan salah. Kompetisi dilakukan hanya untuk pertandingan saja. Pembinaan harus dilakukan sejak dini, bukan menggabung-gabungkan pemain dari satu klub dengan klub lain,” katanya.

Ia mengatakan, pembinaan sejak dini tersebut sangat diperlukan, karena di Indonesia sepak bola belum menjadi sebuah budaya tetapi baru sebatas olahraga hiburan.
Pembinaan sejak dini tersebut, lanjut dia, juga sekaligus menjadi penolakan terhadap rencana naturalisasi pemain asing ke dalam tim nasional sepak bola Indonesia, meskipun pemain asing tersebut dikatakan memiliki darah Indonesia.

“Harusnya bangsa Indonesia malu dengan rencana naturalisasi itu. Penduduk di Indonesia sangat banyak, sehingga pasti ada banyak pemain yang bisa direkrut untuk menjadi pemain sepak bola di masa depan,” katanya.

Naturalisasi, lanjut dia, juga belum memberikan jaminan tentang perbaikan sepak bola di Indonesia, di samping jaminan menyangkut rasa nasionalisme pemain-pemain hasil naturalisasi tersebut. “Naturalisasi bukanlah solusi jangka panjang,” katanya.

Kami pecinta sepak bola Indonesia meminta aksi dan bukti berupa prestasi…bukan hanya sekedar janji !!
Katakan benar bila benar, katakan salah bila salah !
Dalam permainan kalah menang sudah biasa, yang penting mari saling bahu membahu untuk… Indonesia ! 
Sudahlah Nurdin Halid.. segera lepas jabatanmu, Supporter sudah Muak dengan tingkah dan beragam kegagalanmu.

Sumber: suporter-indonesia.com

Tak Dapat Tiket, Calon Penonton Teriak Turunkan Nurdin Halid

Tak Dapat Tiket Calon Penonton Teriak Turunkan Nurdin Halid

Antrean panjang penonton yang akan memasuki Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, sesaat sebelum menyaksikan pertandingan Piala AFF 2010 antara Indonesia melawan Filipina, Kamis (16/12/2010)

Animo masyarakat yang begitu besar untuk melihat pertandingan semi final Piala AFF Cup 2010 antara Indonesia melawan Malaysia harus menelan kekecewaan karena hari ini panitia tidak membuka loket penjualan tiket pertandingan.

Menurut Wawan seorang petugas keamanan menjelaskan bahwa puncak pembelian tiket terjadi tadi malam dan di tutup tepat pada pukul 24.00 WIB. Sedangkan hari ini tiket tidak dijual. "Sisa tiket baru dijual besok," kata Wawan saat ditemui di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Sabtu (18/12/2010).

Kini ribuan masyarakat masih bergerombol didepan ruang PSSI di GBK menunggu loket penjualan karcis dibuka. Sejak kemarin dari 12 loket yang disediakan dibuka 6 loket. "Saya tidak tahu, tetapi sepertinya sisa tiket masih ada," ujar Wawan.

Kecewa tak bisa dapat tiket hari ini, cacian pun terlontar dari mulut sporter yang berniat membeli tiket. Cibiran terhadap san Ketua PSSI Nurdin Halid pun terlontar. "Nurdin turun, Nurdin turun," ucap seorang yang akan membeli tiket dengan wajah kesal.

Meskipun sudah ada pengumuman bahwa penjualan tiket dilakukan pada tanggal 14, 16, 17 Desember 2010 merupakan waktu penjualan tiket, dan besok, Minggu (19/12/2010), penjualan sisa tiket baru dilakukan. "Besok mungkin tiket dibuka pukul 10.00 WIB," kata Wawan menjelaskan.

Lanjutnya, untuk mengantri mungkin harus menunggu dari pagi buta jika ingin kebagian tiket. "Mungkin harus pagi sekali bila ingin dapat tiket karena antrean semalam aja panjang sekali," imbuh Wawan.

Masyarakat yang ingin menonton pertandingan Indonesia melawan Filipina besok saat ini masih bertahan sambil berteriak. Minta dibuka kan pintu loket penjualan karcis. "Buka, buka, buka, buka," itulah kata-kata yang dieluh-eluhkan masyarakat yang saat ini belum mendapatkan karcis.

Sumber tribunnews.com