Sabtu, 16 Oktober 2010

Lontong Tuyuhan, Kuliner Khas Rembang























SIANG yang panas dan terik. Di sebuah sudut jalan desa Tuyuhan, ada sebuah warung makanan yang khas di Rembang, yakni Lontong Tyuhan.

Marni (49), salah seeorang penjual lontong tuyuhan "Citra Rasa" menuturkan, Desa Tuyuhan yang terletak di jalur Lasem-Pamotan, semenjak tahun 80-an memang cukup terkenal dengan lontongnya. Mulai pukul 10.00-16.00, sepanjang jalan yang membelah perkebunan dan persawahan yang luas itu, puluhan warga mendirikan warung untuk berdagang lontong.

Awalnya, kata dia, lontong tersebut hanya dijajakan untuk para petani yang sedang menggarap sawah. Namun lambat-laun, karena semakin ramainya orang melintas jalur Lasem-Pamotan, akhirnya terkenalah lontong tersebut.

Lontong tuyuhan memang sangat khas. Berbeda dari lontong opor di daerah lain, lontong tuyuhan memiliki kekuatan pada kuah opornya yang benar-benar gurih dan daging yang empuk. Selain itu, lontong yang dibungkus daun pisang berbentuk segitiga tersebut juga dibikin dengan resep khusus, sehingga rasa dagingnya empuk dan lembut di mulut.

"Untuk membuat lontong ini, memerlukan keahlian khusus," ujar Marni. Lontong tuyuhan selalu diimbuhi dengan sedikit pandan, sehingga menimbulkan aroma nasi yang khas.

"Pandannya juga tidak boleh terlalu banyak. Agar rasa nasinya juga tetap terasa di lontong ini," tuturnya.

Selain lontong, opor ayam yang disajikan juga memiliki cara pemasakan yang khusus. Daging yang digunakan harus ayam kampung yang masih muda. Hal itu dimaksudkan agar daging yang dihasilkan lebih lembut. Selain itu, saat perebusan juga ditambahkan dengan bumbu-bumbu yang membuat daging terasa gurih.


Air Kendi

Selain hidangan lontong, pengunjung juga bisa menikmati segarnya air kendi selepas makan. Semua warung di sana memang masih mempertahankan air kendi sebagai minuman utama. "Namun beberapa di antaranya sudah menambah sajian air teh botol dan sebagainya," tuturnya.

Pemandangan daerah sekitar Desa Tuyuhan dengan kebun tebu ataupun sawah di musim penghujan, membuatnya seperti makan di tengah-tengah sawah.
Sumber : Suara Merdeka

Ayam Goreng Lesehan Pak Sholeh Pandaan



Salah satu faktor yang harus dipikirkan pada saat merencanakan suatu usaha adalah lokasi usaha yang strategis. Artinya akses pencapaian ke dan dari lokasi dapat dicapai dengan mudah. Biasanya lokasi strategis sebuah usaha diupayakan berada ditempat keramaian atau mendekati pasar (sasaran). Hmmm, ternyata hal tersebut tidak berlaku pada saat perencanaan RM lesehan Pak Soleh Pandaan.

Yup, lokasi yang sama sekali jauh dari jalan utama dan pusat keramaian ternyata tidak mematahkan usaha penyediaan menu berbagai ayam ini. Walaupun sempat diterjang isu persaingan namun toh rumah makan Pak Soleh ini tetap eksis lebih dari 10 tahun. Hebat.....

Promosi dari mulut kemulut memang lebih TOPCER ketimbang iklan bertehnologi canggih. Entah mengapa, orang - orang akan lebih tertantang dan ingin membuktikan sendiri bila promosi dilakukan secara verbal. Hmmm, bisa jadi karena biasanya yang menyampaikan berita tersebut merupakan orang yang dapat dipercaya langsung ya..seperti saudara, teman, sahabat atau rekan bisnis.

Melewati jalan raya menuju kota Bangil, kira - kira 10 - 15 menit dari perempatan pasar Pandaan maka kita dapat menemukan papan nama RM Pak Soleh dipinggir jalan. Setelah itu memasuki jalan kecil yang diapit sawah dan masih jarang terlihat rumah. Bila malam hari masih agak minim pencahayaannya. Tepat diujung jalan, suasana sepi dan gelap seketika berubah menjadi ramai dan terang benderang. Lahan parkir terlihat penuh dengan kendaraan roda empat maupun roda dua. Lalu lalang pramusaji dan pengunjung seakan tak ada habis - habisnya.

Yup, apalagi dimusim liburan seperti sekarang ini...hmmm, agak susah menemukan lesehan yang kosong. Dan demi kelezatan ayam bakar, ayam goreng, sambal lalapan, berbagai menu ikan dan udang maka para pengunjung rela untuk antri bahkan menunggu sampai berjam - jam untuk mendapatkan tempat kosong. Yup, walaupun ada juga yang angkat kaki juga karena situasi tersebut..entah karena sudah habis kesabarannya atau sudah tidak dapat menahan rasa laparnya sehingga memutuskan mencari alternatif rumah makan hehehe.

Seperti saat ini, saya dan keluarga harus menunggu hampir 2 jam loh...hampir habis rasa lapar....hampir habis kesabaran..dan hampir habis juga minuman yang kami pesan namun menu ayam bakar dan ayam goreng yang kami pesan tak kunjung datang. Hmmm, sepertinya pihak rumah makan agak kewalahan menghadapi pengunjung yang datang kebanyakan berombongan ini. Satu persatu rombongan keluarga disebelah kami beranjak pergi meninggalkan lokasi. Jagoan sudah mulai bersungut - sungut dan mengajak mengikuti jejak yang lain. Ahhh, akhirnya setelah sekian kalinya saya menanyakan pesanan kai kepada pramusaji akhirnya pesanannya DATANG JUGA.

Sebenarnya kondisi seperti ini tidak akan terjadi dihari - hari biasa..agak spesial memang bila hari libur. Pelayanan yang cepat, tempat yang luas, menu yang bervariasi dan harga yang terjangkau membuat RM. Lesehan Pak Soleh menjadi pilihan yang tepat saat berwisata kuliner bersama keluarga.
Yup, sekalian menikmati suasana yang berbeda juga loh..jauh dari kebisingan...suasana alam yang masih alami..hmmm, rasanya memang cocok deh selain melepas lapar dan dahaga juga melepas penat setelah menempuh perjalanan maupun berjalan - jalan ditempat wisata.
*Wanna taste..be there..!!!!
www.lintasberita.com

Swike Purwodadi

Harum Gurih si Swike Purwodadi 
 
Jika Anda gemar makan kodok, siang ini boleh menghangatkan badan dengan sajian kodok dari Jawa Tengah. Paha kodok diolah dengan bumbu tauco yang wangi gurih dengan kuah agak kental. Enak disuap dengan nasi hangat plus sambal rawit. Dijamin kenyang dan segar!

Swike merupakan salah satu olahan daging kodok gaya Cina yang banyak dijajakan. Dari kelas restoran hingga warung makan kaki lima. Daerah Purwodadi merupakan salah satu daerah di Jawa Tengah yang terkenal dengan olahan ini. Maklum saja, karena kodok sawah yang jadi bahan utama banyak ditemui di daerah ini.

Yang diolah biasanya bagian paha kodok saja. Bagian badan dan kepala yang kecil tak berdaging tidak ikut diolah. Justru lidah kodok sering ditambahkan dalam racikannya. Bumbunya hanya bawang putih dan tauco saja. Karena itu rasanya dominant gurih.

Kuah yang kecokelatan dan paha kodok yang montok biasanya dilengkapi dengan sambal rawit plus taburan kucai atau daun bawang. Hmm... setelah diaduk dengan sedikit nasi dna kuahnya jadi nyemek alias sedikit basah, rasanya jadi makin dahsyat.

Paha kodok gampang dimakan karena dagingnya mudah dilepaskan. Karena itu jangan khawatir kerepotan memakannya. Swike biasa dimakan dengan nasi putih dan beberapa warung makan menyediakan pepes telur kodok sebagai pelengkapnya.

Jika ingin mencicipi swike khas Purwodadi, siang ini mampir saja ke salah satu rumah makan berikut ini.
detikFood

Soto Girin, Kuliner Khas Sragen

















Soto ini memang lain dari yang lain, seolah memiliki aura magic soto ini mampu menghipnotis setiap pelangganya dengan kuah segar beraroma khas kuali dan perapian arang kayu. Soto ini telah puluhan tahun silam didirikan dan diwariskan secara turun temurun pada anak cucunya, bagi masyarakat kota Sragen pasti sudah tidak asing lagi dengan soto ini tak terkecuali saya yang telah 5 tahun ini merantau di Balikpapan. Akan terjadi lonjakan pengunjung yang sangat dahsyat pada saat musim lebaran tiba, telah menjadi tradisi setiap selesai melakukan sholat ied keluarga saya dan juga keluarga2 lain untuk menyerbu warung soto ini.

Yap soto ini menggunakan brand “Soto Girin” yang telah dirintis oleh Pendirinya bapak Girin di sebuah sudut kota Sragen puluhan tahun silam dan kini telah diteruskan oleh anak cucunya, dilingkungan keluarga kami Soto Girin sangat populer hingga selalu menjadi alasan kekangenan kami pulang ke kampung halaman Sragen.

Rahasia kehebatan soto ini adalah terletak pada cara memasaknya yang tidak pernah di rubah dari sejak didirikan oleh Bapak Girin, soto ini dimasak didalam kuali yang terbuat dari tanah liat dan menggunakan kayu bakar sebagai perapianya dan tentunya menggunakan bumbu2 rahasia yang tidak akan pernah saya ketahui rahasianya, konon sekitar tahun 1980an pernah seorang pengusaha sukses dari ibu kota menawarkan ratusan juta untuk membeli bumbu soto ini tapi ditolak dengan sopan oleh Bapak Girin dengan alasan bahwa sebenarnya tidak ada rahasia bumbu pada soto ini hanya saja sesepuhnya  Bapak Girin mengatakan kalau soto ini akan berubah rasa apabila di buka di lain tempat.

Percaya tidak percaya tetapi saya pribadi pernah mencoba cabang soto ini di kota Solo tetapi memang rasanya sangat lain dari tempat asalnya Sragen, saya juga mendengar kalau soto ini juga tidak terlalu sukses di kota Karanganyar. Jadi jika anda penasaran jangan sampai kelewatan untuk mencicipi soto ini ketika anda berkunjung di kota Sragen.

Nikmatnya Tepo Tahu, Makanan Khas Magetan

 














Manis, asam, pedas, dan sedikit wangi berpadu menjadi sebuah selera rasa yang khas. Begitu unik dan siap menggoda selera bagi siapapun yang mencicipinya.
Biasanya kita mengenal ketoprak, kupat tahu, atau tahu telur. Di Magetan ada sajian kuliner yang mirip dengan ketiganya. Dan, mengenai rasa cukup unik dan bikin ketagihan.
Menu tepo tahu, rasanya mirip seperti ketoprak atau tahu lontong. Sajian kuliner khas Magetan ini terdiri dari irisan tahu berbentuk dadu yang digoreng agak kering.

Untuk kemudian tahu gorengan itu dicampur dengan kuah yang unik. Terbuat dari campuran kacang tanah goreng, cabai, bawang putih, dan sedikit garam yang digoreng bersama daun jeruk, untuk kemudian digerus bersama air gula dan kecap secukupnya. Namun, pada tepo tahu tidak menggunakan petis sebagai bumbu utamanya, melainkan diganti dengan kecap manis.



















Rasa manis dan asam begitu kental terasa di lidah saat kita mencicipi kuahnya. Tepo tahu, sekali merasakan dijamin bikin ketagihan, untuk terus memburu kekhasan dan keunikannya.
Setelah itu bisa ditambahkan kecambah pendek, daun seledri secukupnya. Tambahan daun seledri inilah yang kerap menggugah selera para penikmat tepo tahu.
Untuk tepo sebagai bahan utama dapat dibilang masih berkerabat dengan lontong pada umumnya. Tepo terbuat dari beras, lalu dibungkus dengan daun pisang berbentuk limas atau piramida. Setelah itu direbus berjam-jam hingga matang.


Khas Magetan
Tepo tahu, demikian masyarakat Kabupaten Magetan menyebutnya. Makanan ini begitu populer di kabupaten seluas 662,7 kilometer persegi itu. Bahkan penggemar makanan ini tak hanya diburu dari dalam Magetan saja, melainkan juga masyarakat dari daerah lain yang kebetulan singgah di kota itu.
























 Mencari penjual tepo tahu, paling mudah di pagi hari. Selain masih banyak penjualnya. Tepo tahu dapat dijumpai di lorong Pasar Sayur Jalan Mayjend Sungkono Sukowinangun, Panekan, di depan rumah sakit Jalan Jenderal Sudirman Tambran, dan di Jalan Pahlawan, Magetan.
Para penjual tepo tahu menjajakan dengan duduk di bangku kecil sambil sedikit bersimpuh di tanah, dan bakulnya pun dari kayu usang serba tradisional. Mbah Cikrak, 80 tahun, salah satu penjual tepo tahu asal Sukowinangun menuturkan, setiap hari dirinya berjualan di dalam Pasar Sayur, Sukowinangun, Magetan.
sumber: magetan-city.blogspot.com

Dumbleg yang Manis, Makanan Khas Nganjuk

dsc02189
Dumbleg adalah jajanan tradisional khas nganjuk jawa timur, tepatnya didaerah kec. Gondang dan sekitarnya. Makanan yang unik ini emang mirip pudak (makanan khas Gresik) tapi yang bikin beda adalah rasa dan tampilannya. Rasa dumbleg ini manis legiit dan bentuknya panjang kayak lontong. Jajanan ini yang terbuat dari tepung beras, gula jawa & santan yang dibungkus dari pelepah jambe.

Saking tradisionalnya Jajanan ini biasa ditemui dikota kecil di Pasar Pon Gondang, bahkan di kota nganjuk pun susah di jumpai makanan ini. Bahkan banyak juga yang cimon ketahui orang-orang nganjuk tidak begitu banyak mengenal makanan lezzat ini. (hhmmm). Hal ini karena kurang populer dan promosi jajanan khas nganjuk yang unk ini. Bahkan dumbleg kalah populer dengan Tahu Taqwa dari Kediri, Brem dari Madiun dan Ledre dari Bojonegoro. Hanya Nganjuk dan Jombang (Gupal) yang kurang promosiin jajanan khasnya yang unik ini.Bojonegoro yang merupakan tetangga Nganjuk yang udah populer dengan jajanan khasnya.

Ketoprak, Makanan Tradisional Kota Jakarta

Ketika pertama kali mendengar kata ketoprak, bisa saja akan terpikirkan oleh salah satu jenis kesenian jawa yang dipentaskan di atas panggung. Atau bagi yang doyan makan, maka akan terasosiasikan ke salah satu jenis makanan tradisional khas betawi atau Ibukota Jakarta. 
Tetapi jangan salah persepsi jika makanan tersebut hanya akan ditemui di Jakarta.

Baca Lagi Ah!
 

Ketoprak tersusun atas ketupat, bihun, tahu, tauge, ketimun, kerupuk, emping mlinjo dan bumbu kacang. Terkadang dengan tambahan telur atau tempe. Sekilas mirip lotek atau gado-gado. Tetapi tidak memakai sayur hijau-hijuan. Harganya jelas merakyat. Enam ribu cukup. Rasanya sederhana tetapi cukup untuk menggoyang lidah dan menentramkan perut.

Sate Ambal Kebumen


 

Sate Ayam Ambal konon katanya memang mempunyai sejarah dari daerah kecamatan Ambal Kebumen. Di sanalah banyak berjajar pengusaha sate yang cukup terkenal, khususnya sepanjang jalur selatan mudik Jawa Tengah. Tetapi sate ayam ambal tidak hanya dijual di lokasi aslinya kini. Misalnya di dekat pasar Kutowinangun Kebumen. Salah satu warung sate yang terkenal adalah milik pak solikhin. Di samping juga terdapat banyak pedagang kaki lima di sepanjang jalan. Pembeli dapat membeli sate dengan ukuran porsi sesuai keinginan, misalnya satu porsi berisi sepuluh tusuk. Jika musim lebaran, harga bisa mencapai 10 ribuan satu porsi. Berbeda dengan sate ambal yang dijual di lokasi aslinya, satu porsi bisa mencapai 25 tusuk. Sehingga bagi yang belum terbiasa akan cukup kaget, pun dengan harganya menyesuaikan.

Lalu apa yang menjadi khas sate ini? Tentu saja satenya dan bumbunya. Sate berwarna kuning karena sudah diolah dalam jangka waktu yang cukup lama dengan minyak dan bumbu lainnya, sehingga tidak berwarna hitam terbakar seperti sate pada umumnya. Bumbunya pun sangat khas, bumbu kacang kedelai sambal. Disajikan terpisah. Jadi jikalau menyempatkan diri berkunjung ke Kebumen Jawa Tengah, jangan lupa mencicipi kuliner yang satu ini. Dijamin akan ketagihan cita rasa khasnya.

Jajanan Khas Mojokerto, ya Onde - Onde

   
 

















Kebanyakan orang sering menanyakan tentang khas mojokerto yaitu onde-onde.
Mungkin mereka tahu dari sejarah bukan dari realita, bisa jadi juga dari sekedar cerita untuk buah bibir etika tegur-sapa. Padahal aku juga bingung, seperti di mojosari-mojokerto sendiri sebenarnya onde-onde juga tidak mudah di dapatkan sewaktu-waktu dan tak pikir sama saja seperti daerah-daerah yang lain yang kalau di pasar mestinya ada Cuma bukan menjadi trend daerah , tapi hanya sekedar komoditi makanan pasar. Jadi, kadang kalau mereka meminta bawa oleh-oleh, saya belikan aja di perjalanan seperti di bis yang kadang juga ada.

Pengalaman, biasanya di sekitar tempatku kalau ada orang lagi punya gawe dan ingin menyajikan hidangan kue onde-onde, tingal pesan ke orang yang terkenal special buat onde-onde, tapi dia bukan pedagang, hanya specialis terima pesanan.
Kabarnya juga di daerah Mojokerto kota ada toko khusus penyedia kue ini, tapi cuma satu. Lantas dimana onde-onde itu..? untuk temen-temen yang tahu lengkap tentang informasinya silahkan kabarkan kepada saya lewat email, comment, atau bersuaralah di shoutbox. Mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi yang lain.

Selamat untuk kota mojokerto yang merayakan ulang tahunnya kemarin dengan mengadakan kegiatan festival goreng onde-onde. Memang identitas itu sebenarnya bukan dimiliki kota atau kabupaten tapi oleh seluruh warga. Jadi siapapun yang berjasa terhadap daerah ini, harus kita kasih dukungan.  Maju terus kuliner mojokerto.

Sumber: mojokert-blog.blogspot.com

Tape Manis Bondowoso

Makanan khas Bondowoso adalah Tape Manis Bondowoso, yang umumnya dikemas dalam bèsèk (anyaman dari bambu berbentuk kotak). tape ini terbuat dari ketela pohon , wisatawan mancanegara menyebutnya fermented of cassava, mirip seperti peyeum tapi rasa tape manis bondowoso lebih khas.


Banyak wisatawan dari luar Bondowoso yang rela datang ke bondowoso hanya untuk membeli tape manis ini
merk tape manis yang terkenal antara lain Tape manis 82, tape manis 31, dll.
Toko penjual tape manis Bondowoso pada umumnya terkonsentrasi di Jalan Jendral Sudirman atau lebih dikenal daerah Pecinan.

tape_bondowoso_01

Nasi Geghog, Makanan Khas Trenggalek


Sejak dulu, masyarakat Trenggalek sudah terkenal dengan nasi tiwulnya. Ternyata masyrakat Trenggalek, juga mempunyai makanan khas lainnya yakni nasi geghog.

Nasi geghog ini sudah menjadi menu sehari-hari masyarakat Trenggalek. Khususnya di Desa Srabah, Kecamatan Bendungan. Yang khas dari nasi geghog ini adalah ikan teri dan rasa pedasnya. Bahkan rasa pedasnya nasi geghog ini diyakini warga, bisa menghilangkan rasa pusing di kepala dan hidung yang tersumbat akibat influenza menjadi plong.

Nasi khas pedesaan dibuat dari bumbu-bumbu yang sederhana, antara lain cabe, bawang merah dan putih serta beras dan ikan teri. Beras yang sudah dibersihkan dimasak hingga setengah matang, lalu setiap satu bungkus nasi setengah matang ditambahi sambal teri dan dibungkus daun pisang dan dimasak hingga 15 menit.
Untuk memberi rasa pedas yang luar biasa, sambal terinya memakai cabe rawit. citarasa pedas inilah yang menjadi pilihan penikmat nasi gegok didaerah pegunungan ini.

Menurut Ibu Gasum, yang berjualan sejak 2005 ini, masakan ini dinamakan nasi geghog, karena usai menyantap nasi geghog ini, perut terasa kenyang dan tubuh terasa panas karena dalam nasi tersebut terdapat campuran cabe dengan jumlah banyak. Sehingga badan bisa meghak-meghok, atau bergoyang-goyang.

Harganya yang murah, hanya seribu rupiah per bungkus , makanan khas Trenggalek ini banyak diserbu pelanggannya .

Jika Anda ingin mencoba citarasa nasi gegok, cobalah berkunjung ke sekitar pegunungan Srabah Bendungan, di Trenggalek, Jawa Timur.
(indosiar.com)

Sedapnya Kupang Lontong Kraton Pasuruan

Menyebut kupang, terdengar seperti nama daerah di Indonesia bagian timur. Ah bukan, yang sedang kita bahas tak ada kaitannya dengan itu. Ini ihwal jenis kuliner khas daerah pesisir yang ada di Pasuruan. Makanan sedap berkuah yang berbahan dasar hewan laut berukuran kecil bernama kupang.

Kupang sekilas bentuknya memang hampir mirip dengan kerang, hanya saja ukurannya lebih mungil. Kupang juga punya cangkang. Tapi lebih tipis.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2b45jmhWies3i-jJq76y33GbdsFUv5ttC4FzmUPfMh_UjtSmRUgqb71BSteF4QIpPSeNbZrwPOtNwmcxV4wHI7wPVsOFubg01KlKs5D6E8Q28tRqrI5_wLAhZ8eIahCPEmh5i80hRSlw/s320/kupang69.JPG

Hmmmm, disajikan di piring bersama lontong dan kuah bumbu petis. Rasanya ada manisnya, juga ada sedikit kecut yang berasal dari jeruk nipis. Bagi yang suka pedas, bisa juga meminta ditambah cabe rawit. Sensasi rasanya pun menjadi lebih nikmat. Perpaduan antara manis, asam, dan pedas.

Kupang lontong ini merupakan makanan khas Pasuruan. Ada banyak penjual kupang lontong yang bertebaran di situ. Salah satu yang terkenal adalah warung milik Bu Ning. Berlokasi di Pasar Kraton Pasuruan. Berjarak sekitar 10 Km dari pusat Kota Pasuruan. Bila anda bepergian dari arah Surabaya menuju Probolinggo, Jember, Lumajang maka anda akan melewati pasar Kraton ini. Ada di sebelah kiri jalan. Buka mulai pukul 07.00 sampai pukul 22.00.

Begitu duduk di warung panjang sederhana di kupang kraton Bu Ning, maka akan ada suguhan khas pendamping lainnya. Mulai dengan sate kerang, tahu goreng dan lentho. Lentho adalah sejenis gorengan yang terbuat dari kedelai (kacang tolo) dan parutan singkong, serta kelapa. Sangat nikmat dan patut dicoba. Apalagi harganya sangat terjangkau.

Bahan utama yang digunakan dalam makanan ini adalah kupang. Yaitu hewan laut semacam kerang, bentuknya kecil sekira 3-5 milimeter. Kupang adalah hewan yang hidup hanya di laut, warna tubuhnya coklat agak pucat. Kalau dalam kondisi sudah dimasak maka pada bagian kepalanya berwarna hitam.

Di Jawa Timur penangkapan kupang ini bisa ditemui di daerah pesisir utara antara lain di pantai Surabaya, Sidoarjo, dan Pasuruan. Kupang yang diolah menjadi sebuah makanan yang khas yang hanya bisa ditemui di sekitar daerah penangkapannya.

Selain kupang lontong Bu Ning, di kawasan Pasar Kraton itu juga ada banyak warung kupang lainnya. Lantaran mudah dicari di daerah Kraton inilah, makanan khas itu disebut dengan Kupang Kraton.

Salah satu hidangan pelengkap untuk kupang adalah sate kerang. Daging kerang yang sudah lepas dari cangkangnya lalu ditusuk dengan lidi. Sate kerang kerap disantap dengan sambel yang terbuat dari petis udang yang dicampur dengan gula merah.

"Sate kerang bisa dimakan sekalian dengan kupang lontongnya. Tapi juga boleh disantap dengan dicocol ke sambel yang bisa diminta ke penjualnya," kata Khoiron, (28), seorang pembeli kupang Kraton di warung Bu Ning, yang terlihat asyik menyantap kupang lengkap dengan sajian sate kerang.


Ditutup dengan Es Degan

Ketika perut terasa kenyang menikmati santapan kupang dan sate kerang, biasanya minum yang selalu tersedia adalah es kelapa hijau atau es degan. Sebagai 'filter' atau penawar di perut supaya tidak terasa panas, penjual makanan di sana biasanya akan menawarkan es kelapa hijau atau es degan.

"Es degan biasanya dijadikan sebagai penawar. Sebab, untuk makanan jenis kupang, atau kerang ada sebagian orang yang tidak tawar. Makanya, es degan hijau seperti ini harus selalu siap," jelas Ginah, dari warung Kupang Kraton Bu Ning. 
(jawapos.com)

Nasi Tiwul + Kalakan Hiu Khas Pacitan



http://images.detik.com/content/2010/01/05/290/sltiwulbsr.jpg
Sumber: detikfood.com


Mencari makanan yang khas di Pacitan ini memang membuat mata merem-melek. Daging kalakan hiu yang gurih sangat pas beradu dengan sambal mentah yang pedas menyetrum lidah. Nasi tiwul, kenikir plus siraman kuah jangan kalakan hiu membuat makan siang kali ini... uenake poll!
Pencarian warung membuat perut ini semakin keroncongan. Akhirnya kami tiba di sebuah warung yang berada di atas bukit pantai Teleng Ria Pacitan. Warung ini bernama Warung Tiwul Bu Gandos. Setelah memarkir mobil di pinggir jalan karena memang tidak ada tempat khusus parkir, kami memasuki warung Bu Gandos yang ternyata sudah dipenuhi pengunjung.

Konsep warung lesehan ini memiliki pemandangan langsung pantai teleng ria. Angin pantai yang semilir sungguh menjadi nilai tambah tersendiri bagi warung ini.

Sayapun memulai mengambil tiwul yang terlihat kemebul dan sedikit saya tambahi nasi putih sebagai pelengkap. Ketika pindah ke meja berikutnya pemandangan urap kenikir campur kacang panjang kesukaan saya tersaji menggoda. Nasi tiwul yang sudah ditemani urap kenikir selanjutnya diguyur jangan kalakan hiu .

Tak banyak kuah yang saya siramkan tetapi hanya sekedar membuat nasi tiwul sedikit nyemek-nyemek yang kemudian dilengkapi beberapa potong ikan kalakan. Sayur kalakan sendiri merupakan salah satu makanan khas kabupaten Pacitan. Sayur ini terbuat dari daging ikan kelong (hiu) muda yang di potong-potong kecil. Kemudian ikan setengah dibakar atau diasap sampai sedikit sangit dengan tampilan layaknya sate. Nah, setelah itu barulah kalakan hiu disayur dengan kuah santan puedes.

Saya rasa makanan yang saya ambil sudah cukup namun pandangan saya terhenti pada udang goreng besar-besar yang terlihat menggiurkan. Saya pun tak tega jika tidak mengikutsertakan udang goreng dalam petualangan kali ini. Sebagai penutup sambal mentah berada di samping udang goreng.

Suapan pertama sungguh menggetarkan lidah. Paduan tiwul, kenikir, kalakan, dan sambel, hmm... membuat lidah bergoyang. Rasa pedes krenyes-krenyes kenikir mendominasi. Rasa yang begitu dahsyat membuat saya terpaksa meninggalkan sendok. Ternyata menikmati hidangan ini pakai tangan membuat saya lebih lahap lagi menyantapnya.

Saya yang doyan pedas sangat kagum dengan tonjokan sambel mentahnya. Daging kalakannya juga terasa gurih. Tak butuh waktu lama untuk menghabiskan menu yang ternyata sangat pas dengan lidah saya. Apalagi sangat sulit mendapati menu seperti ini di perantauan wah uenake poll.

Sebagai penutup es kelapa perawan menetralkan rasa pedas di lidah. Pemandangan pantai dengan angin yang semilir makin menambah nikmat makan siang kali ini. Setelah selesai makan kami pun menuju kasir dan betapa terkejutnya ketika membayar makan siang kali ini. Total habis hanya Rp 20.000,00 saja.

Warung Tiwul Bu Gandos
Jl. Raya Pacitan Solo KM 5
Pacitan (Barat Pantai Teleng Ria)


Sumber: detikfood.com

Pisang Agung dan Kenitu , Buah Khas Lumajang


Pasar Buah Ranuyoso

Pisang Agung

Jika ke Lumajang, ingatlah untuk membeli oleh-oleh berupa pisang. Namun, pisang yang dimaksud itu bukan sembarang pisang lho! Melainkan, Pisang Agung yang bentuk dan ukurannya memang seperti tanduk yanga bentuknya sangat panjang. Ukurannya bisa mencapai 2 atau 3 kali lebih panjang  jika dibandingkan ukuran pisang biasa.

Pisang-pisang tanduk yang digantung untuk ditawarkan ke pembeli

Satu dari sekian tempat sasaran untuk berburu pisang khas Lumajang ini adalah di Pasar Buah Ranuyoso. Di sana, Anda bisa menemukan deretan lengkung-lengkung pisang berwarna kuning berukuran selengan yang tergantung berikut tandannya dan terlihat begitu menggoda.


Selain pisang agung, sebetulnya Anda pun bisa menemukan beberapa buah lainnya. Misalnya, pisang susu, nangka, alpukat, petai, dan makecu atau kenitu. Untuk alpukat dan makecu, buah-buah ini diletakkan di dalam wadah dengan jumlah yang sudah disesuaikan berdasarkan timbangan. Sementara itu untuk makecu, selain diletakkan berdasarkan timbangan, buah ini juga diletakkan dalam wadah yang disesuaikan dengan kategori ukuran, besar dan kecil.

Untuk urusan harga, kisaran pisang tanduk sendiri adalah sekitar 20 hingga 30 ribu rupiah satu tandannya. Satu tandan sendiri bisa terdiri dari satu sampai dua atau tiga sisir pisang. Namun, harga itu biasanya sudah berdasarkan lobi alot antara pembeli dengan penjual.
Pengalaman saya beserta keluarga sewaktu mengunjungi pasar ini adalah pengalaman mendapati harga pisang yang ditawarkan sebesar 50 sampai 65 ribu rupiah. Kontan sewaktu mendengar itu, kagetlah om dan bulek saya. Karena seingat mereka tak lama sebelumnya, om saya sempat pulang membawa pisang itu dan hanya berharga 10 sampai 15 ribu satu tandannya.

Setelah saya pikir-pikir, ini pasti ada penyebabnya dari plat mobil yang kami gunakan. Kebetulan, mobil yang kami gunakan waktu itu adalah huruf B yaitu berasal dari Jakarta. Melihat kondisi para pedagang yang hanya sedikit menurunkan harga, langsung saja, om saya pun memainkan bahasa maduranya! Ajaibnya, langkah ini ternyata lumayan berhasil lho!
Sementara itu untuk harga makecu, satu wadah yang terdiri dari ukuran besar makecu agar dihargai 10 ribu rupiah. Sedangkan untuk satu wadah yang terdiri dari makecu kecil, harganya sekitar lima ribu sampai tujuh ribu rupiah.

Tapi, hati-hati saat membelinya. Karena dalam satu wadah makecu, Anda harus memilih-milih dulu apakah di antara makecu yang sudah terwadahi dalam wadah-wadah itu erkondisi bagus. Pasalnya jika Anda agak sedikit jeli, dalam satu wadah itu akan dicampur dengan beberapa makecu keras yang tentu saja masih mentah, atau beberapa makecu berwarna cokelat yang sudah sangat tua.


Makecu / Kenitu

Apakah Anda merasa asing dengan buah makecu atau kenitu. Buah yang sifatnya musiman itu berwujud luar seperti apel hijau atau markisa yang masih hijau. Sedangkan wujud daging dan bijinya mirip dengan sawo. Bedanya, buah ini memiliki warna yang putih.

Buah makecu atau kenitu
Buah yang dislogani sebagai apel susu oleh para penjual di sana ini memiliki rasa yang sangat manis! Ibaratnya, jika buah sawo rasa manisnya seperti makanan yang ditambahi gula aren, makecu ini ibaratnya makanan yang diberi gula pasir.
Selain rasa manis, buah yang terkadang disertai dengan air yang juga terasa legit ini juga memiliki sensasi lengket jika kita usai memakannya. Penyebabnya tak lain adalah adanya getah yang juga cukup terkandung di dalam buah ini. Apalagi di dekat bagian kulitnya. Namun jangan khawatir. Setelah memakannya, Anda cukup berkumur atau mengusap mulut Anda dengan air untuk menghilangkan kesan lengket dari getahnya.

Ayam Lodho, Kuliner KhasTulung Agung


Sehabis jalan-jalan tentulah perut pasti keroncongan. Sebenarnya kami ingin mencoba makan di sekitar waduk Wonorejo tetapi karena cuaca mendung dan hujan yang tiba-tiba turun membuat kami memilih langsung keluar dari kawasan waduk tersebut. Kami bermaksud membeli makan di dalam kota Tulung Agung.

Sebelumnya kami sempat mampir melihat-lihat sentra kerajinan batik di daerah Kauman. Masuk ke salah satu galeri yang bernama Batik Barong Gung. Dimana di tempat ini merupakan salah satutempat pengrajin batik khas Tulung Agung. Beragam jenis kain yang digunakan sebagai bahan dasar untuk membatik yaitu sutra, katun dan sebagainya serta dilakukan secara cap, printing maupun tulis. Motip khas Tulung Agung cukup bagus dengan warna beranekaragam. Bisa dibilang bersaing dengan batik dari Solo, Jogya maupun Pekalongan.

Sesudah berkunjung ke sentra batik ini kami mencari tempat makan di Tulung Agung. Entah apa karena hari Minggu banyak warung/depot yang tutup sehingga kami sangat kesulitan mencari rumah makan. Padahal keingininan kami cuma satu, makan ayam lodho khas Tulung Agung.

Selanjutnya akami menuju ke warung Ayam Lodho Bakar dimana keluarga dan teman-temanku berkumpul. Ternyata nama warungnya Warung Lodho Bakar pak Mat. Selain ayam, warung ini juga menjual menu gurami, bebek dan lele. Kami memesan nasi ayam lodho, nasi bebek lodho, nasi gurami lodho. Terus terang mesti bersabar dalam menunggu disajikan alias lama sekali. Untungnya es teh lebih dulu diberikan hingga kami bisa minum dulu. Kemudian semua makanan siap disajikan. 

Baik bebek maupun ayam tersedia dalam bentuk potongan. Dagingnya dibakar dulu dan empuk dengan rasa lezat. Karena bumbunya meresap. Nasi gurihnya uenak apalagi diguyur bumbu lodoh warna kuning membuatnya tambah maknyus. Sambal terasinya juga enak dan pedas. Urapnya yang terdiri dari daun bayam, dan kecambah dengan bumbu kelapa cukup enak pula. Menu yang paling besar porsinya jelas gurami lodoh. Gurami goreng yang dibumbu lodho ini sangat lunak dan mudah dimakan. Lumayan lezat. Yang jelas bisa diulang deh jika ke Tulung Agung lagi. Bila Anda tertarik ikut makan disini, lokasi tepatnya ada di jalan WR Supratman depan Barata Cafe.  
Sumber: rachmira.blogspot.com

Lontong Bumbu Petis, Makanan Khas Lumajang


















Saat pulang ke kampung halaman, salah satu hal yang akan dicari adalah makanan khasnya. Di Lumajang, Jawa Timur, menjelang Lebaran pun ada berbagai jenis makanan yang tidak bisa ditemui di hari biasa.





"Di sini ada makanan yang unik dan hanya ada saat Lebaran, yaitu lontong," kata salah seorang warga Lumajang yang tinggal di desa Bades Pasirian, Muhammad Nur Hayid.

Makanan-makanan seperti lontong, ketupat, dan lepet yang dibuat oleh warga Lumajang ini berbeda dari yang biasanya. Kalau biasanya lontong yang dikenal biasanya berbentuk lonjong, lontong lumajang ini berbentung prisma.

"Sayurnya untuk lontong juga berbeda, ada daging ayam, telur, tahu, kentang diolah jadi satu. Ditambah dengan petis," kata dia.

Petis di Lumajang juga berbeda dengan di tempat lain. "Di Lumajang petis dikasih bawang putih, dikasih jahe. Lalu untuk variasi dikasih kulit ayam digoreng dicampur dengan udang, daging sapi, telur besar atau telur puyuh," jelas Hayid.

Seperti di daerah lain, ketupat juga menjadi salah satu makanan khas yang banyak ditemui saat Lebaran di Lumajang. Selain itu ada juga lepet yang nikmat untuk disantap bersama dengan keluarga dan para tamu saat lebaran.

"Macam-macam isinya, ada lepet isi kacang, ketan, dan pisang," ujar dia.

Sumber: ramadhandetik

Sekilas tentang Probolinggo




Peta Kabupaten Probolinggo
pkab-probolinggo
 
 Lambang Kabupaten Probolinggo
Lambang_Kabupaten_Probolinggo











Geografi

Kabupaten Probolinggo memiliki luas sekitar 1.696,166 Km persegi, tepatnya pada 112° 51′ – 113° 30′ Bujur Timur dan 7° 40′ – 8° 10′ Lintang Selatan, berada pada ketinggian 0 – 2500 m dpl.
Batas Wilayah Administratif Kabupaten Probolinggo adalah, di sebelah Utara berbatasan dengan Selat Madura, di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Situbondo dan Kabupaten Jember, di sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Pasuruan, di sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Lumajang & Kabupaten Malang. Di tengah-tengah Kabupaten Probolinggo terdapat Kota Daerah Otonom yaitu Pemerintah Kota Probolinggo. 


Sejarah Kabupaten Probolinggo

Ketika seluruh Wilayah Nusantara dapat dipersatukan di bawah kekuasaan Majapahit tahun 1357 M ( Th.1279 Saka ), Maha Patih Mada telah dapat mewujudkan ikhrarnya dalam Sumpah Palapa, menyambut keberhasilan ini, Sang Maha Raja Prabu Hayam Wuruk berkenan berpesiar keliling negara. Perjalanan muhibah ini terlaksana pada tahun 1359 ( Th 1281 Saka ). Menyertai perjalanan bersejarah ini, Empu Prapanca seorang pujangga ahli sastra melukiskan dengan kata-kata, Sang Baginda Prabu Hayam Wuruk merasa suka cita dan kagum, menyaksikan panorama alam yang sangat mempesona di kawasan yang disinggahi ini. Masyarakatnya ramah,tempat peribadatannya anggun dan tenang,memberikan ketentraman dan kedamaian serta mengesankan.
Penyambutannya meriah aneka suguhan disajikan, membuat Baginda bersantap dengan lahap. Taman dan darma pasogatan yang elok permai menyebabkan Sang Prabu terlena dalam kesenangan dan menjadi kerasan. Ketika rombongan tamu agung ini hendak melanjutkan perjalanan, Sang Prabu diliputi rasa sedih karena enggan untuk berpisah. Saat perpisahan diliputi rasa duka cita, bercampur bangga. Karena Sang Prabu Maha Raja junjungannya berkenan mengunjungi dan singgah berlam-lama di tempat ini. Sejak itu warga disini menandai tempat ini dengan sebutan Prabu Linggih. Artinya tempat persinggahan Sang Prabu sebagai tamu Agung. Sebutan Prabu Linggih selanjutnya mengalami proses perubahan ucap hingga kemudian berubah menjadi Probo Linggo. Maka sebutan itu kini menjadi Probolinggo. 



Objek Wisata di Kabupaten Probolinggo

Kabupaten Probolinggo mempunyai banyak obyek wisata, diantaranya       Gunung Bromo, air terjun Madakaripura, Pulau Giliketapang dengan     taman lautnya, Pantai Bentar, Ranu Segaran dan Sumber Air Panas yang    terletak di Desa Tiris serta candi Jabung yang mencerminkan kejayaan        masa lalu.


1. Gunung Bromo
brom
Gunung Bromo (dari bahasa Sansekerta/Jawa Kuna: Brahma, salah  seorang Dewa Utama Hindu), merupakan gunung berapi yang masih aktif   dan paling terkenal sebagai obyek wisata di Jawa Timur. Sebagai sebuah  obyek wisata, Gunung Bromo menjadi menarik karena statusnya sebagai    gunung berapi yang masih aktif.
Bromo mempunyai ketinggian 2.392 meter di atas permukaan laut itu berada dalam empat wilayah, yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Kabupaten Malang. Bentuk tubuh Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi. 


2. Pantai Bentar Indah
bentar1
Bentar Indah adalah obyek wisata Pantai yang terletak di tepi jalan raya Surabaya –Banyuwangi, termasuk wilayah Kecamatan Gending yang jaraknya 7 kilometer dari Kota Probolinggo, kea rah timur. Obyek wisata ini sangat potensial mengingat lokasinya merupakan lintasan wisata dari Bali – Surabaya- Yogyakarta – Jakarta dan sebaliknya.


 3. Rafting Sungai Pekalen
Start Rafting

Kabupaten Probolinggo memiliki tempat wisata minat khusus berupa arena arung jeram. Wisatawan dapat dengan mudah menikmati derasnya Jeram Sungai Pekalen yang mengasyikkan hanya dengan menempuh jarak 26 km dengan mobil dari Kota Probolinggo atau selama 30 menit ke arah Selatan.

Sungai Pekalen yang menjadi arena olah raga mendebarkan ini, berketinggian 500 m dpl. Dengan tingkat kesulitan bervariasi mulai grade I sampai dengan grade III plus dengan jeram sebanyak 30 jeram. Arung jeram ini hanya boleh diikuti wisatawan usia 10-60 tahun. Jarak arung jeram sejauh 9km ditempuh selama 2,5 sampai 3 jam, termasuk istirahat ditengah perjalanan sambil menikmati buah kelapa muda (degan).

  
4.Candi Jabung
cjabung
Salah satu peninggalan sejarah dan purbakala di Probolinggo ialah Candi Jabung yang terletak di Desa Jabung Candi, Kecamatan Paiton. 

5. Air Terjun Madakaripura
madakaripura

Air terjun Madakaripura  adalah suatu tujuan wisata sakral yang identik dengan legenda Mahapatih Majapahit Gajah Mada. Namun tidak semua masyarakat mengetahui obyek wisata tersebut. Padahal, selain menyimpan sisi legenda yang menarik, pemandangan alamnya sungguh menakjubkan.   Konon, air terjun Madakaripura merupakan salah satu obyek wisata terindah yang ada di Indonesia.



Makanan Khas Probolinggo

1. Nasi Aron
nasi aron

Terdiri dari sebakul besar nasi beserta sayur dan tempe dibumbu kecap.


2. Mangga dan Anggur
oleh-oleh-probolinggo


3. Soto Kraksaan
images


4. Krupuk Ikan Tengiri
75-119-home 
Sumber: febykurniawati.student.umm.ac.id
 

Nasi Aron, Makanan Khas Tengger yang Mulai Langka


Cetak E-mail
Bahan Sulit Didapat, Cara Membuat Ribet

Salah satu makanan khas suku Tengger adalah nasi aron. Namun, saat ini makanan ini mulai langka. Padahal dahulu, nasi Aron ini jadi makanan pokok sehari-hari. Mengapa?
Saat itu, gerimis membasahi Desa Pandansari, Kecamatan Sumber, Kabupaten Probolinggo. Namun, beberapa warga masih terlihat berkerumun di lapangan desa setempat.

Tidak demikian dengan suasana desa setempat. Saat itu cukup sepi. Warga memilih berdiam diri di dalam rumah, karena di luar gerimis. Termasuk seorang ibu sambil menggendong anaknya yang tertidur pulas.
Saat kami bertandang ke rumah tersebut, wanita yang mengaku bernama Mami, 25, itu mempersilakan kami masuk. Tak berselang lama, sang suami Satukri datang dari belakang rumah.

"Silakan masuk. Tidak usah malu-malu. Kebetulan saya sedang masak cukup banyak. Jadi makan di sini saja ya, bapak-bapak," ajak Mami ramah.
Tak berselang lama Mami mengeluarkan hidangannya. Terdiri dari sebakul besar nasi beserta sayur dan tempe dibumbu kecap. Mami menjelaskan, makanan yang ada di bakul itu adalah nasi aron.
"Ini namanya nasi aron. Makanan pokok khas warga Tengger sekitar sini. Kebetulan saat ini saya masak cukup banyak, karena beberapa keluarga datang untuk melihat penanaman bibit kopi di lapangan itu," beber Mami.

http://febykurniawati.student.umm.ac.id/files/2010/01/nasi-aron.JPG
Selanjutnya Satukri menjelaskan, meski nasi aron ini merupakan makanan pokok khas Tengger, namun akhir-akhir ini mulai sulit ditemui. Warga setempat jarang mengonsumsinya.
Sulitnya mendapatkan bahan untuk membuat nasi aron menjadi kendala sendiri. Selain proses pembuatannya yang juga agak ribet. Jika tidak mengerti cara membuatnya, maka nasi aron tidak akan jadi.
Untuk membuat nasi aron, kata Satukri, bahan pokoknya dari jagung putih. Sedangkan saat ini, di wilayah kecamatan Sumber, kebun jagung putih sangat jarang ditemukan. "Beberapa tahun ini masyarakat enggan menanam jagung putih. Kebanyakan memilih sayur-sayuran. Seperti kubis, kentang, wortel dan yang lainya," beber Satukri.

Menurut Satukri, menanam sayur-sayuran lebih menjanjikan. Pasalnya, panennya lebih cepat dibanding menanam jagung putih, yang panennya enam bulan sekali. Selain itu, jagung putih dinilai kurang cocok jika ditanam di dataran tinggi seperti daerahnya. Sehingga pertumbuhannya agak lama bila dibandingkan ditanam di dataran rendah.
Namun Satukri mengaku masih menanam jagung putih. Ia menanam jagung putih untuk keperluan makan sehari-harinya. Keluarganya memang salah satu keluarga yang masih menggunakan nasi aron sebagai makanan sehari-harinya.

Untuk membuat nasi aron dijelaskan Mami gampang-gampang sulit. Mulanya jagung putih direndam dengan air. Kemudian jagung itu ditumbuk sampai halus. Barulah setelah itu direbus sampai dua kali.
"Kalau dahulu, yang dimakan langsung jagung putihnya. Tetapi sekarang dicampur nasi. Agar rasanya lebih enak. Kasihan keluarga saya kalau makan jagung putih itu tanpa direbus," beber Mami.
Mami cukup bersyukur karena keluarganya tidak masalah memakan nasi aron. Karena, ia tidak pusing jika harga beras naik. Satu bulan, dia bisa menghabiskan 10 ikat jagung putih yang berisi 35 tongkol jagung. Dengan mengonsumsi nasi aron, dia mengaku bisa menghemat sampai tiga kali lipat dibanding jika makan nasi putih saja.

Selain itu, nasi aron lebih tahan lama. Bahkan, sampai satu minggu belum basi. Namun, Mami mengaku tidak setiap hari makan nasi aron. "Ya beberapa hari diselingi makan nasi putih biar tidak bosan," ujar mami.
Mesti, 37, warga lainnya mengaku sudah jarang memakan nasi aron. Pasalnya, untuk membuat nasi aron cukup ribet. Terlebih proses menumbuk jagung putih dinilai yang paling menyulitkan.
"Wanita di Pandansari biasa mencangkul di sawah. Jadi, kalau harus menumbuk lagi ya nggak kuat capeknya. Tetapi terkadang kalau lama tidak makan nasi aron, ya kangen, terus langsung masak," beber Mesti.
Diakui Mesti, dahulu, untuk membuat nasi aron cukup mudah. Soalnya ada yang menjual hasil tumbukan jagung putih (geret). Namun saat ini mulai berkurang.

Salah satu penjualnya adalah Narti, 62. Wanita usia lanjut ini mengaku sudah tidak kuat lagi bekerja sebagai penjual geret. "Saya ini sudah tua, jadi tidak kuat menumbuk kembali," bebernya.
Meski saat ini mulai jarang warga Tengger yang mengonsumsi nasi aron. Tetapi, sebagian masyarakat Pandansari sepakat melestarikan resep nenek moyangnya itu. Mami, Mesti dan Narti, mengaku akan mengajari dan memberikan resep membuat nasi aron kepada penerusnya.
(radar_bromo)