
Kanjeng Nyai Jimat (1740-1750)
Assalamu'alaikum!
Semalam pas jalan-jalan malam keliling Jogja, saya membayangkan beberapa tahun lalu yang pada jam 12-an malam, Jogja sudah teramat sepi. Pernah membayangkan ndak, Jogja jaman eyang-eyang kita masih gadis dulu seperti apa? ... Kebetulan saya punya beberapa gambar Jogja tempo dulu.
Dilaman tersebut saudara juga bisa tahu keterangan mengenai gambar-gambar dibawah ini...
Ada dua bagian yang bisa anda nikmati, yang pertama mengenai kegiatan warga jogja jaman dulu dan yang kedua bangunan-bangunan yang ada di Jogja tempo dulu. Hmm..sebenarnya ada beberapa gambar yang saya edit, dengan maksud sekadar untuk terlihat lebih rapi.
Selamat menikmati...


Gadis pemetik padi (1935); Dolanan anak ular2an (1914an)


Dolanan anak: dakon; Sluku-sluku bathok (1935)


Bocah Jogja; Main kartu


Perlakuan terhadap padi; Jualan dipinggir jalan


Perempuan sedang alu padi; Jual jajanan keliling


Susahnya memakai destar (ikat kepala); Perempuan pemijat


Alun-alun Kidul (1920); Ringin kurung di Alun-alun Lor (1888)


Masjid Agung Kauman (1888; Masjid Agung Kauman (1925)


Gunungan Putri (1888) dan Gamelan Kyai Naga (1888)


Alun-alun Lor (1980an); Pagelaran Keraton (1980an)


Siti Hinggil (1935); Batu Gilang dan Batu Gateng Kotagede


Senisono (1915); Tamansari (1935)


Tamansari (1881)


Kanal air depan benteng Vredesburg (1920); Benteng Vredesburg (1970)


Pasar Ngasem dan Plengkung Ngasem (1809)


Pacinan (1910) dan (1925)


BNI 46 (1925); Kantor Pos Besar (1955)


Hotal Jogja (sekarang Garuda) (1941); Ngejaman (1957)


Malioboro (1936) dan (1949)


Kedaton Plered (1928); Museum Sana Budaya (1939)


Pasar Beringharjo (1910); Toko Oen (1936)


Gedung Agung (1939); Gedung DPRD (1950)


Jl. KH Ahmad Dahlan (1930); Gedung Societet (1941)


Jl. Senopati (1895); Gereja Kotabaru (1937)


Jl. Surotomo (1895); Kampung Djogonegaran (1920)


Tugu Jogja (1928); Gondolayu (1937)


RS Mata Dr. Yap (1937) dan Kampus UGM (1956)


Stasiun Tugu (1887; Kaliurang (1939)


Candi Prambanan (1914)
![]() |
Add caption |

Kyai Djetayu; Kyai Coupe Driekwart (1900)