Kali ini kuliner aga sedikit menjauh dari hingar bingar kota, dimana tepatnya ?
Saya menuju kota Pandaan, tepatnya sih bukan di kota, tapi masih di pinggiran kota pandaan. Yang beruntung saya kunjungi kali ini adalah RM. Pak Sholeh ( hehe…sudah kaya artis kuliner aja ). Letaknya sih bisa dibilang sangat tidak strategis, jauh dari pusat kota pandaannya itu sendiri ( +/- 3 km ). Melewati jalan raya menuju kota Bangil, kira – kira 10 – 15 menit dari perempatan pasar Pandaan maka kita dapat menemukan papan nama RM Pak Soleh dipinggir jalan. Setelah itu memasuki jalan kecil yang diapit sawah dan masih jarang terlihat rumah. Bila malam hari masih agak minim pencahayaannya. Tepat diujung jalan, suasana sepi dan gelap seketika berubah menjadi ramai dan terang benderang.
Awal usahanya Pak sholeh bersama istrinya bukan menjual rujak, melainkan jualan rujak. Atas saran dari beberapa warganya, Pak Sholeh pun disarankan untuk berjualan ayam goreng. Karena di daerahnya 30 persen dari warganya penjual ayam. Singkat cerita Pak Sholeh pun selain berjualan rujak, beliau pun jualan ayam goreng. Ternyata peminatnya lumayan banyak hingga suatu saat datang lah salah seorang pengunjung dari kota Surabaya bernama Bu Endang yang juga seorang pengusaha katering cukup sukses memberikan resep jitu kepada Pak Sholeh, dan Pak Sholeh pun menerapkan resep yang diberikan, dan sejak itu pula para pembeli semakin ramai hingga para tetangganya pun banyak yang direkrut untuk membantu.
Pengunjung yang datang ke tempat ini selalu ramai, mulai dari perorangan hingga beberapa rombongan datang silih berganti. Pernah tersiar kabar tak sedap yang menjelek-jelekan ayam bakar Pak Soleh. Tetapi ternyata hal itu hanya isu belaka karena ada oknum-oknum tertentu yang iri dengan keberhasilan usaha ayam bakar Pak Soleh. Saya kurang tahu tepatnya mulai membuka rumah makan ini, yang pasti pagi hingga malam jam 8an masih buka.
Cabang dari rumah makan Pak Sholeh ini bisa di temui di Karang Ploso, Malang ( (0341) 468005 ) dan di Tongas Probolinggo.
Saya bersama teman-teman memesan 1 ekor ayam goreng, 1 ekor ayam bakar, 1 porsi tempe penyet, 1 porsi terong penyet, dan 1 porsi cah kangkung. Untuk minumnya saya memilih es beras kencur. Tak sabar saya pun pertama mencicipi dari ayam gorengnya, jujur rasanya sih biasa, belum bisa di bilang istimewa, akan tetapi dagingnya empuk. Begitu di di cocol dengan sambalnya, hmmmm…ini baru nikmat. Jadi rasa ayam goreng biasa bisa tertutupi dengan rasa sambal yang yahud, tidak terlalu pedas, pas dihati ( hehehe ). Beralih ke ayam bakarnya, ini yang membuat saya terkiwir-kiwir, enak sekali bumbu yang melekat pada ayamnya, hanya dalam tempo waktu yang singkat saja sudah ludes dilahap. Cah kangkung, yang menjadi salah satu andalan juga di rumah makan ini enak, pas sekali menemani ayam bakar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar