Kaliadem merupakan kawasan wisata di lereng merapi, tepatnya disisi sebelah selatan Gunung Merapi, berada pada ketinggian 2.965 meter diatas permukaan laut persis diatas rumah tinggal sang Juru Kunci yang fenomenal waktu itu Alm. Mbah Marijan yakni salah satu tokoh masyarakat yang di percaya oleh Keraton Yogyakarta untuk menjaga kawasan Merapi ini. Dengan jarak pandang sekitar 2 km kita bisa melihat puncak merapi yang menjulang dari tempat ini. Untuk menuju tempat ini anda bisa melewati jalan Kaliurang sesampainya di pertigaan Pakem sebelum Pasar Pakem belok ke timur terus ke utara kemudian ikuti petunjuk arah yang terpasang disisi jalan. Secara Administratif daerah ini masuk di desa Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta kurang lebih 30 km arah utra kota yogyakarta.
Dahulunya kaliadem merupakan tempat wisata sekaligus sebagai bumi perkemahan dengan berbagai fasilitas. Tempat yang begitu luas, sejuk, dengan pemandangan dengan latar belakang gunnug merapi, sangatlah elok Kaliadem dimasa lalu. Kondisi berubah seiring kekuatan alam yang tak dapat dihindarkan Erupsi merapi beberapa kali menerjang tempat ini sehingga apa yang kita lihat di masa lalu tersebut seolah tak pernah ada. Hamparan bebatuan dan pasir yang merupakan muntahan Gunung merapi sebgai salah satu gunung teraktif didunia.
Gunung Merapi mengalami erupsi beberapa kali, tercatatat erupsi yang dahsyat terjadi pada Tahun 1872, tepatnya tanggal 15 s/d 20 April 1872 selama 120 jam tanpa jeda dan memusnahkan seluruh pemukiman sekitar. Kemudian tahun 1822 s/d 1823 membentuk kawah yang berdiameter 600 meter dan meluncuran awan panas mengarah ke Kali Apu, Blongkeng dan woro ,dan mengubur delapan desa. Antara tahun 1832 dan 1836 kembali letusan besar letusan terjadi tengah malam 25 desember 1832 hingga pukul 18.35.
Selanjutnya tahun 1930 sejauh 20 km terjangan awan panas lebih sering disebut Wedhus Gembel menerjang ke arah barat mengubur 13 desa dan menewaskan 1.369 jiwa . Kawasan selatan yang menjadi korban erupsi merapi terjadi pada Tahun 1994, Kawasan Turgo dan Kaliurang terkena luncuran awan panas yang tadinya dianggap aman dan menelan 64 korban jiwa.
Sejarah Kaliadem tertulis menjadi bukti terjangan erupsi pada tahun 2006 meluluh lantakkan wisata kaliadem bahkan memakan korban jiwa relawan yang bertugas. Mereka tertimbun didalam Bunker yang tadinya dianggap sebagai tempat berlindung jika terjadi terjangan awan panas, namun apa dikata ke dahsyat terjangan awan panas telah mengubur kedua relawan ini terpanggang dengan suhu lebih dari 600 0C. Kembali tahun 2010 terjangan awan panas semakin meratakan tempat ini dengan lebih dahsyat sekitar pukul 17.00 WIB tanggal 26 oktober 2010 terjadi beberapa letusan dan menyemburkan material vulkanik setinggi 1,5 Km dan terjangan awan panas menelan korban jiwa sebanyak 43 jiwa termasuk sang juru kunci, Mbah Marijan yang ditemukan dalam posisi sujud. Sampai bulan Desember tercatat korban jiwa terupdate mencapai lebih dari 270 jiwa karena masih banyak yang tertimbun material vulkanik.
Saat ini taman wisata Kaliadem hanya nampak sebagai hamparan pasir dan bebatuan yang merupakan material vulkanik, dan berubah menjadi wisata lava tour sebagai saksi bisu kedahsyatan kekuatan alam. Keindahan alam yang didapat saat ini merupakan hasil bencana di masa lalu dan juga bencana saat ini sebagai terciptanya keindahan dimasa mendatang, maka cintailah alam ini.
Sumber: http://panduanwisata.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar