Manis, asam, pedas, dan sedikit wangi berpadu menjadi sebuah selera rasa yang khas. Begitu unik dan siap menggoda selera bagi siapapun yang mencicipinya.
Biasanya kita mengenal ketoprak, kupat tahu, atau tahu telur. Di Magetan ada sajian kuliner yang mirip dengan ketiganya. Dan, mengenai rasa cukup unik dan bikin ketagihan.
Menu tepo tahu, rasanya mirip seperti ketoprak atau tahu lontong. Sajian kuliner khas Magetan ini terdiri dari irisan tahu berbentuk dadu yang digoreng agak kering.
Untuk kemudian tahu gorengan itu dicampur dengan kuah yang unik. Terbuat dari campuran kacang tanah goreng, cabai, bawang putih, dan sedikit garam yang digoreng bersama daun jeruk, untuk kemudian digerus bersama air gula dan kecap secukupnya. Namun, pada tepo tahu tidak menggunakan petis sebagai bumbu utamanya, melainkan diganti dengan kecap manis.
Rasa manis dan asam begitu kental terasa di lidah saat kita mencicipi kuahnya. Tepo tahu, sekali merasakan dijamin bikin ketagihan, untuk terus memburu kekhasan dan keunikannya.
Setelah itu bisa ditambahkan kecambah pendek, daun seledri secukupnya. Tambahan daun seledri inilah yang kerap menggugah selera para penikmat tepo tahu.
Untuk tepo sebagai bahan utama dapat dibilang masih berkerabat dengan lontong pada umumnya. Tepo terbuat dari beras, lalu dibungkus dengan daun pisang berbentuk limas atau piramida. Setelah itu direbus berjam-jam hingga matang.
Khas Magetan
Tepo tahu, demikian masyarakat Kabupaten Magetan menyebutnya. Makanan ini begitu populer di kabupaten seluas 662,7 kilometer persegi itu. Bahkan penggemar makanan ini tak hanya diburu dari dalam Magetan saja, melainkan juga masyarakat dari daerah lain yang kebetulan singgah di kota itu.
Mencari penjual tepo tahu, paling mudah di pagi hari. Selain masih banyak penjualnya. Tepo tahu dapat dijumpai di lorong Pasar Sayur Jalan Mayjend Sungkono Sukowinangun, Panekan, di depan rumah sakit Jalan Jenderal Sudirman Tambran, dan di Jalan Pahlawan, Magetan.
Para penjual tepo tahu menjajakan dengan duduk di bangku kecil sambil sedikit bersimpuh di tanah, dan bakulnya pun dari kayu usang serba tradisional. Mbah Cikrak, 80 tahun, salah satu penjual tepo tahu asal Sukowinangun menuturkan, setiap hari dirinya berjualan di dalam Pasar Sayur, Sukowinangun, Magetan.
sumber: magetan-city.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar