Negarakretagama bagian 5
Pupuh LIV
1. Tersebut Baginda telah mengendarai kereta kencana
Tinggi lagi indah ditarik lembu yang tidak takut bahaya
Menuju hutan belantara, mengejar buruan ketakutan
Yang menjauhkan diri lari bercerai-berai meninggalkan bangkai
2. Celeng, kaswari, rusa dan kelinci tinggal dalam ketakutan
Baginda berkuda mengejar yang riuh lari bercerai-berai
Menteri, tanda dan pujangga di punggung kuda turut memburu
Binatang jatuh terbunuh, tertombak, terpotong, tertusuk, tertikam
3. Tanahnya luas lagi rata, hutannya rungkut, di bawah terang
Itulah sebabnya kijang dengan mudah dapat diburu kuda
Puaslah hati Baginda, sambil bersantap dihadap pendeta
Bercerita tentang caranya berburu, menimbulkan gelak tawa
Pupuh LV
1. Terlangkahi betapa narpati sambil berburu menyerap sari keindahan
Gunung dan hutan, kadang-kadang kepayahan kembali ke rumah
perkemahan
Membawa wanita seperti cengkerma; di hutan bagai menggempur negara
Tahu kejahatan satwa, beliau tak berdosa terhadap darma ahimsa
2. Tersebut beliau bersiap akan pulang, rindu kepada keindahan pura
Tatkala subakala berangkat menuju Banyu Hanget, Banir dan Talijungan
Bermalam di Wedwawedan, siangnya menuju Kuwarahan, Celong dan Dadamar
Garuntang, Pagar Telaga, Pahanjangan, sampai di situ perjalanan beliau
3. Siangnya perjalanan melalui Tambak, Rabut, Wayuha terus ke Balanak
Menuju Pandakan, Banaragi, sampai Pandamayan beliau lalu bermalam
Kembali ke selatan, ke barat, menuju Jejawar di kaki gunung berapi
Disambut penonton bersorak gembira, menyekar sebentar di candi makam
Pupuh LVI
1. Adanya candi makam tersebut sudah sejak zaman dahulu
Didirikan oleh Sri Kertanagara, moyang Baginda raja
Di situ hanya jenazah beliau sahaja yang dimakamkan
Kar’na beliau dulu memeluk dua agama Siwa-Buda
2. Bentuk candi berkaki Siwa, berpuncak Buda, sangat tinggi
Di dalamnya terdapat arca Siwa, indah tak dapat dinilai
Dan arca Maha Aksobya bermahkota tinggi tidak bertara
Namun telah hilang; memang sudah layak, tempatnya: di Nirwana
Pupuh LVII
1. Konon kabarnya tepat ketika arca Hyang Aksobya hilang
Ada pada Baginda guru besar, mashur, Pada Paduka
Putus tapa, sopan suci penganut pendeta Sakyamuni
Telah terbukti bagai mahapendeta, terpundi sasantri
2. Senang berziarah ke tempat suci, bermalam dalam candi
Hormat mendekati Hyang arca suci, khidmat berbakti sembah
Menimbulkan iri di dalam hati pengawas candi suci
Ditanya, mengapa berbakti kepada arca dewa Siwa
3. Pada Paduka menjelaskan sejarah candi makam suci
Tentang adanya arca Aksobya indah, dahulu di atas
Sepulangnya kembali lagi ke candi menyampaikan bakti
Kecewa! Tercengang memandang arca Maha Aksobya hilang
4. Tahun Saka api memanah hari (1253) itu hilangnya arca
Waktu hilangnya halilintar menyambar candi ke dalam
Benarlah kabaran pendeta besar bebas dari prasangka
Bagaimana membangun kembali candi tua terbengkalai?
5. Tiada ternilai indahnya, sungguh seperti surga turun
Gapura luar, mekala serta bangunannya serba permai
Hiasan di dalamnya naga puspa yang sedang berbunga
Di sisinya lukisan puteri istana berseri-seri
6. Sementara Baginda girang cengkerma menyerap pemandangan
Pakis berserak sebar di tengah tebat bagai bulu dada
Ke timur arahnya di bawah terik matahari Baginda
Meninggalkan candi Pekalongan girang ikut jurang curam
Pupuh LVIII
1. Tersebut dari Jajawa Baginda b’rangkat ke desa Padameyan
Berhenti di Cunggrang, mencahari pemandangan, masuk hutan rindang
Ke arah asrama para pertapa di lereng kaki gunung menghadap jurang
Luang jurang ternganga-nganga ingin menelan orang yang memandang
2. Habis menyerap pemandangan, masih pagi kereta telah siap
Ke barat arahnya menuju gunung melalui jalannya dahulu
Tiba di penginapan Japan, barisan tentara datang menjemput
Yang tinggal di pura iri kepada yang gembira pergi menghadap
3. Pukul tiga itulah waktu Baginda bersantap bersama-sama
Paling muka duduk Baginda, lalu dua paman berturut tingkat
Raja Matahun dan Paguhan bersama permaisuri agak jauhan
Di sisi Sri Baginda; terlangkahi berapa lamanya bersantap
Pupuh LIX
1. Paginya pasukan kereta Baginda berangkat lagi
Sang pujangga menyidat jalan ke Rabut, Tugu, Pengiring
Singgah di Pahyangan, menemui kelompok sanak kadang
Dijamu sekadarnya karena kunjungannya mendadak
2. Banasara dan Sangkan Adoh telah lama dilalui
Pukul dua Baginda t’lah sampai di perbatasan kota
Sepanjang jalan berdesuk-desuk, gajah, kuda, pedati
Kerbau, banteng dan prajurit darat sibuk berebut jalan
3. Teratur rapi mereka berarak di dalam deretan
Narpati Pajang, permaisuri dan pengiring paling muka
Di belakangnya, tidak jauh, berikut Narpati Lasem
Terlampau indah keretanya, menyilaukan yang memandang
4. Rani Daha, rani Wengker semuanyan urut belakang
Disusul rani Jiwana bersama laki dan pengiring
Bagai penutup kereta Baginda serombongan besar
Diiringi beberapa ribu perwira dan para ment’ri
5. Tersebut orang yang rapat rampak menambak tepi jalan
Berjejal ribut menanti kereta Baginda berlintas
Tergopoh-gopoh perempuan ke pintu berebut tempat
Malahan ada yang lari telanjang lepas sabuk kainnya
6. Yang jauh tempatnya, memanjat ke kayu berebut tinggi
Duduk berdesak-desak di dahan, tak pandang tua muda
Bahkan ada juga yang memanjat batang kelapa kuning
Lupa malu dilihat orang, karena tepekur memandang
7. Gemuruh dengung gong menampung Sri Baginda raja datang
Terdiam duduk merunduk segenap orang di jalanan
Setelah raja lalu, berarak pengiring di belakang
Gajah, kuda, keledai, kerbau berduyun beruntun-runtun
Pupuh LX
1. Yang berjalan rampak berarak-arak
Barisan pikulan bejalan belakang
Lada, kesumba, kapas, buah kelapa
Buah pinang, asam dan wijen terpikul
2. Di belakangnya pemikul barang berat
Sengkeyegan lambat berbimbingan tangan
Kanan menuntun kirik dan kiri genjik
Dengan ayam itik di k’ranjang merunduk
3. Jenis barang terkumpul dalam pikulan
Buah kecubung, rebung, s’ludang, cempaluk
Nyiru, kerucut, tempayan, dulang, periuk
Gelaknya seperti hujan panah jatuh
4. Tersebut Baginda telah masuk pura
Semua bubar masuk ke rumah masing-masing
Ramai bercerita tentang hal yang lalu
Membuat gembira semua sanak kadang
Pupuh LXI
1. Waktu lalu; Baginda tak lama di istana
Tahun Saka dua gajah bulan (1282) Badra pada
Beliau berangkat menuju Tirib dan Sempur
Nampak sangat banyak binatang di dalam hutan
2. Tahun Saka tiga badan dan bulan (1283) Waisaka
Baginda raja berangkat menyekar ke Palah
Dan mengunjungi Jimbe untuk menghibur hati
Di Lawang Wentar, Blitar menenteramkan cita
3. Dari Blitar ke selatan jalannya mendaki
Pohonnya jarang, layu lesu kekurangan air
Sampai Lodaya bermalam beberapa hari
Tertarik keindahan lautan, menyisir pantai
4. Meninggalkan Lodaya menuju desa Simping
Ingin memperbaiki candi makam leluhur
Menaranya rusak, dilihat miring ke barat
Perlu ditegakkan kembali agak ke timur
Pupuh LXII
1. Perbaikan disesuaikan dengan bunyi prasati, yang dibaca lagi
Diukur panjang lebarnya; di sebelah timur sudah ada tugu
Asrama Gurung-gurung diambil sebagai denah candi makam
Untuk gantinya diberikan Ginting, Wisnurare di Bajradara
2. Waktu pulang mengambil jalan Jukung, Jnyanabadran terus ke timur
Berhenti di Bajralaksmi dan bermalan di candi Surabawana
Paginya berangkat lagi, berhenti di Bekel, sore sampai pura
Semua pengiring bersowang-sowang pulang ke rumah masing-masing
Pupuh LXIII
1. Tersebut paginya Sri naranata dihadap para ment’ri semua
Di muka para arya, lalu pepatih, duduk teratur di manguntur
Patih amangkubumi Gajah Mada tampil ke muka sambil berkata:
“Baginda akan melakukan kewajiban yang tak boleh diabaikan
2. Atas perintah sang rani Sri Tribuwana Wijayatunggadewi
Supaya pesta serada Sri Rajapatni dilangsungkan Sri Baginda
Di istana pada tahun Saka bersirah empat (1284) bulan Badrapada
Semua pembesar dan Wreda menteri diharap memberi sumbangan.”
3. Begitu kata sang patih dengan ramah, membuat gembira Baginda
Sorenya datang para pendeta, para budiman, sarjana dan ment’ri
Yang dapat pinjaman tanah dengan Ranadiraja sebagai kepala
Bersama-sama membicarakan biaya di hadapan Sri Baginda
4. Tersebut sebelum bulan Badrapada menjelang surutnya Srawana
Semua pelukis berlipat giat menghias “tempat singa” di setinggil
Ada yang mengetam baki makanan, bokor-bokoran, membuat arca
Pandai emas dan perak turut sibuk bekerja membuat persiapan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar