Negarakretagama bagian 6
Pupuh LXIV
1. Ketika saatnya tiba, tempat telah teratur sangat rapi
Balai Witana terhias indah, di hadapan rumah-rumahan
Satu di antaranya berkaki batu karang, bertiang merah
Indah dipandang, semua menghadap ke arah takhta Baginda
2. Barat, mandapa dihias janur rumbai, tempat duduk para raja
Utara, serambi dihias berlapis ke timur, tempat duduk
Para isteri, pembesar, menteri, pujangga serta pendeta
Selatan, beberapa serambi berhias bergas untuk abdi
3. Demikian persiapan Sri Baginda memuja Buda Sakti
Semua pendeta Buda berdiri dalam lingkaran bagai saksi
Melakukan upacara, dipimpin oleh pendeta Stapaka
Tenang, sopan, budiman faham tentang sastra tiga tantra
4. Umurnya melintasi seribu bulan, masih belajar tutur
Tubuhnya sudah rapuh, selama upacara harus dibantu
Empu dari Paruh selaku pembantu berjalan di lingkaran
Mudra, mantra, dan japa dilakukan tepat menurut aturan
5. Tanggal dua belas nyawa dipanggil dari surga dengan doa
Disuruh kembali atas doa dan upacara yang sempurna
Malamnya memuja arca bunga bagai penampung jiwa mulia
Dipimpin Dang Acarya, mengheningkan cipta, mengucap puja
Pupuh LXV
1. Pagi purnamakala arca bunga dikeluarkan untuk upacara
Gemuruh disambut dengan dengung salung, tambur, terompet serta genderang
Didudukkan di atas singasana, besarnya setinggi orang berdiri
Berderet beruntun-runtun semua pendeta tua muda memuja
2. Berikut para raja, parameswari dan putera mendekati arca
Lalu para patih dipimpin Gajah Mada maju ke muka berdatang sembah
Para bupati pesisir dan pembesar daerah dari empat penjuru
Habis berbakti sembah, kembali mereka semua duduk rapi teratur
3. Sri Nata Paguhan paling dahulu menghaturkan sajian makanan sedap
Bersusun timbun seperti pohon, dan sirih bertutup kain sutera
Persembahan raja Matahun arca banteng putih seperti lembu Nandini
Terus-menerus memuntahkan harta dan makanan dari nganga mulutnya
4. Raja Wengker mempersembahkan sajian berupa rumah dengan taman bertingkat
Disertai penyebaran harta di lantai balai besar berhambur-hamburan
Elok persembahan raja Tumapel berupa perempuan cantik manis
Dipertunjukkan selama upacara untuk mengharu-rindukan hati
5. Paling haibat persembahan Sri Baginda berupa gunung besar Mandara
Digerakkan oleh sejumlah dewa dan danawa dahsyat menggusarkan pandang
Ikan lambora besar berlembak-lembak mengebaki kolam bujur lebar
Bagaikan sedang mabuk diayun gelombang, ditengah tengah lautan besar
6. Tiap hari persajian makanan yang dipersembahkan dibagi-bagi
Agar para wanita, menteri, pendeta dapat makanan sekenyangnya
Tidak terlangkahi para kesatria, arya dan para abdi di pura
Tak putusnya makanan sedap nyaman diedarkan kepada bala tentara
Pupuh LXVI
1. Pada hari keenam pagi Sri Baginda bersiap mempersembahkan persajian
Pun para kesatria dan pembesar mempersembahkan rumah-rumahan yang terpikul
Dua orang pembesar mempersembahkan perahu yang melukiskan kutipan kidung
Seperahu sungguh besarnya, diiringi gong dan bubar mengguntur menggembirakan
2. Esoknya patih mangkubumi Gajah Mada sore-sore menghadap sambil menghaturkan
Sajian perempuan sedih merintih di bawah nagasari dibelit rajasa
Menteri, arya, bupati, pembesar desa pun turut menghaturkan persajian
Berbagai ragamnya, berduyun-duyun, ada yang berupa perahu, gunung, rumah, ikan….
3. Sungguh- sungguh mengagumkan persembahan Baginda raja pada hari yang ketujuh
Beliau menabur harta, membagi-bagi bahan pakaian dan hidangan makanan
Luas merata kepada empat kasta, dan terutama kepada para pendeta
Hidangan jamuan kepada pembesar, abdi dan niaga mengalir bagai air
4. Gemeruduk dan gemuruh para penonton dari segenap arah, berdesak-desak
Ribut berebut tempat melihat peristiwa di balai agung serta para luhur
Sri Nata menari di balai witana khusus untuk para puteri dan para istri
Yang duduk rapat rapi berimpit, ada yang ngelamun karena tercengang memandang
5. Segala macam kesenangan yang menggembirakan hati rakyat diselenggarakan
Nyanyian, wayang, topeng silih berganti setiap hari dengan paduan suara
Tari perang prajurit, yang dahsyat berpukul-pukulan, menimbulkan gelak-mengakak
Terutama derma kepada orang yang menderita membangkitkan gembira rakyat
Pupuh LXVII
1. Pesta serada yang diselenggarakan serba meriah dan khidmat
Pasti membuat gembira jiwa Sri Rajapatni yang sudah mangkat
Semoga beliau melimpahkan berkat kepada Baginda raja
Sehingga jaya terhadap musuh selama ada bulan dan surya
2. Paginya pendeta Buda datang menghormati, memuja dengan sloka
Arwah Prajnyaparamita yang sudah berpulang ke Budaloka
Segera arca bunga diturunkan kembali dengan upacara
Segala macam makanan dibagikan kepada segenap abdi
3. Lodang lega rasa Baginda melihat perayaan langsung lancar
Karya yang masih menunggu, menyempurnakan candi di Kamal Pandak
Tanahnya telah disucikan tahun dahana tujuh surya (1274)
Dengan persajian dan puja kepada Brahma oleh Jnyanawidi
Pupuh LXVIII
1. Demikian sejarah Kamal menurut tutur yang dipercaya
Dan Sri Nata Panjalu di Daha, waktu bumi Jawa dibelah
Karena cinta raja Erlangga kepada dua puteranya
2. Ada pendeta Budamajana putus dalam tantra dan yoga
Diam di tengah kuburan Lemah Citra, jadi pelindung rakyat
Waktu ke Bali berjalan kaki, tenang menapak di air lautan
Hyang Mpu Barada nama beliau, faham tentang tiga zaman
3. Girang beliau menyambut permintaan Erlangga membelah negara
Tapal batas negara ditandai air kendi, mancur dari langit
Dari barat ke timur sampai laut; sebelah utara, selatan
Yang tidak jauh, bagaikan dipisahkan oleh samudera besar
4. Turun dari angkasa sang pendeta berhenti di pohon asam
Selesai tugas kendi suci ditaruhkan di dusun Palungan
Marah terhambat pohon asam tinggi yang puncaknya mengait jubah
Mpu Barada terbang lagi, mengutuk asam agar jadi kerdil
5. Itulah tugu batas gaib, yang tidak akan mereka lalui
Itu pula sebabnya dibangun candi, memadu Jawa lagi
Semoga Baginda serta rakyat tetap tegak, teguh, waspada
Berjaya dalam memimpin negara, yang sudah bersatu padu
Pupuh LXIX
1. Prajnyaparamitapuri itulah nama candi makam yang dibangun
Arca Sri Rajapatni diberkahi oleh Sang pendeta Jnyanawidi
Telah lanjut usia, faham akan tantra, menghimpun ilmu agama
Laksana titisan Empu Barada, menggembirakan hati Baginda
2. Di Bayalangu akan dibangun pula candi makam Sri Rajapatni
Pendeta Jnyanawidi lagi yang ditugaskan memberkahi tanahnya
Rencananya telah disetujui oleh sang menteri demung Boja
Wisesapura namanya, jika candi sudah sempurna dibangun
3. Candi makam Sri Rajapatni tersohor sebagai tempat keramat
Tiap bulan Badrapada disekar oleh para menteri dan pendeta
Di tiap daerah rakyat serentak membuat peringatan dan memuja
Itulah suarganya, berkat berputera, bercucu narendra utama
Pupuh LXX
1. Tersebut pada tahun Saka angin delapan utama (1285)
Baginda menuju Simping demi pemindahan candi makam
Siap lengkap segala persajian tepat menurut adat
Pengawasnya Rajaparakrama memimpin upacara
2. Faham tentang tatwopadesa dan kepercayaan Siwa
Memangku jabatannya semenjak mangkat Kertarajasa
Ketika menegakkan menara dan mekala gapura
Bangsawan agung Arya Krung, yang diserahi menjaganya
3. Sekembalinya dari Simping, segera masuk ke pura
Terpaku mendengar Adimenteri Gajah Mada gering
Pernah mencurahkan tenaga untuk keluhuran Jawa
Di pulau Bali serta kota Sadeng memusnahkan musuh
Pupuh LXXI
1. Tahun Saka tiga angin utama (1253) beliau mulai memikul tanggung jawab
Tahun rasa (1286) beliau mangkat; Baginda gundah, terharu, bahkan putus asa
Sang dibyacita Gajah Mada cinta kepada sesama tanpa pandang bulu
Insaf bahwa hidup ini tidak baka, karenanya beramal tiap hari
2. Baginda segera bermusyawarah dengan kedua rama serta ibunda,
Kedua adik dan kedua ipar tentang calon pengganti Ki patih Mada
Yang layak akan diangkat hanya calon yang sungguh mengenal tabiat rakyat
Lama timbang-menimbang, tetapi seribu sayang tidak ada yang memuaskan
3. Baginda berpegang teguh, Adimenteri Gajah Mada tak akan diganti
Bila karenanya timbul keberatan, beliau sendiri bertanggung jawab
Memilih enam menteri yang menyampaikan urusan negara ke istana
Mengetahui segala perkara, sanggup tunduk kepada pimpinan Baginda
Pupuh LXXII
1. Itulah putusan rapat tertutup
Hasilnya yang diperoleh perundingan
Terpilih sebagai wredamenteri
Karib Baginda bernama Mpu Tandi
2. Penganut karib Sri Baginda Nata
Pahlawan perang bernama Mpu Nala
Mengetahui budi pekerti rakyat
Mancanegara bergelar tumenggung
3. Keturunan orang cerdik dan setia
Selalu memangku pangkat pahlawan
Pernah menundukkan negara Dompo
Serba ulet menaggulangi musuh
4. Jumlahnya bertambah dua menteri
Bagai pembantu utama Baginda
Bertugas mengurus soal perdata
Dibantu oleh para upapati
5. Mpu Dami menjadi menteri muda
Selalu ditaati di istana
Mpu Singa diangkat sebagai saksi
Dalam segala perintah Baginda
6. Demikian titah Sri Baginda Nata
Puas, taat teguh segenap rakyat
Tumbuh tambah hari setya baktinya
Karena Baginda yang memerintah
Pupuh LXXIII
1. Baginda makin keras berusaha untuk dapat bertindak lebih bijak
Dalam pengadilan tidak serampangan, tapi tepat mengikut undang-undang
Adil segala keputusan yang diambil, semua pihak merasa puas
Mashur nama beliau, mampu menembus zaman, sungguhlah titisan batara
2. Candi makam serta bangunan para leluhur sejak zaman dahulu kala
Yang belum siap diselesaikan, dijaga dan dibina dengan saksama
Yang belum punya prasasti, disuruh buatkan piagam pada ahli sastra
Agar kelak jangan sampai timbul perselisihan, jikalau sudah temurun
3. Jumlah candi makam raja seperti berikut, mulai dengan Kagenengan
Disebut pertama karena tertua: Tumapel, Kidal, Jajagu,Wedwawedan
Di Tuban, Pikatan, Bakul, Jawa-jawa, Antang Trawulan, Kalang Brat dan Jago
Lalu Balitar, Sila Petak, Ahrit, Waleri, Bebeg, Kukap, Lumbang dan Puger
Pupuh LXXIV
1. Makam rani : Kamal Pandak, Segala, Simping
Sri Ranggapura serta candi Budi Kuncir
Bangunan baru Prajnyaparamitapuri
Di Bayalangu yang baru saja dibangun
2. Itulah dua puluh tujuh candi raja
Pada Saka tujuh guru candra (1287) bulan Badra
Dijaga petugas atas perintah raja
Diawasi oleh pendeta ahli sastra
Pupuh LXXV
1. Pembesar yang bertugas mengawasi seluruhnya sang Wiradikara
Orang utama, yang saksama dan tawakal membina semua candi
Setia kepada Baginda, hanya memikirkan kepentingan bersama
Segan mengambil keuntungan berapa pun penghasilan candi makam
2. Desa-desa perdikan ditempatkan di bawah perlindungan Baginda
Darmadyaksa kasewan bertugas membina tempat ziarah dan pemujaan
Darmadyaksa kasogatan disuruh menjaga biara kebudaan
Menteri her-haji bertugas memelihara semua pertapaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar