(Diadaptasi dari Perbincangan Informal Seorang Teman)












Dalam sebuah perbincangan makan siang di K Junction Rundle Mall, di Pusat Kota Adelaide South Australia, seorang kawan asal Libya yang tahun lalu menyelesaikan PhD di Adelaide University sangat antusias menanyakan perkembangan ummat Islam di Indonesia. Fokusnya adalah sejarah kolonialisme di negara-negara Islam. Bermula dari sejarah keberadaan Indonesia hingga membahas kolonialisme barat terhadap negara Asia Afrika pada abad ke 19 dan 20.

Kemudian kawan ini bertanya, mengapa Indonesia begitu lama dijajah Belanda, yaitu 350 tahun, ketimbang Libya yang hanya kurang dari 50 tahun? Apakah sepanjang rentang waktu tersebut, ummat Islam di Indonesia tidak memberikan resistensi atau ‘revolt atau fightings for freedom’ melawan Belanda? Sudah terjajah 350 tahun ditambah pendudukan Jepang 3,5 tahun, plus Inggris (kalo tidak salah) 3 tahun waktu Jaman Raffles.

Dalam rentang waktu sepanjang itu, sejarah memang mencatat ratusan perlawanan menentang VOC, Netherland Indische, dan Dai Nippon, hingga setiap daerah di Indonesia memiliki pahlawan masing-masing. Setiap jalan di kota-kota dipenuhi nama-nama para pahlawan itu. Tetapi kawan dari Libya ini malah balik bertanya, “Selama itu kok gak berhasil ya?”

Benarkah kita dijajah 350 tahun?

Menurut Wikipedia, buku-buku sejarah, dan beberapa tokoh nasional, perhitungan kolonialisme di Indonesia dimulai tahun 1602 sampai 1945. Kurang lebih 350 tahun. Tahun 1603, the Dutch East India Company (VOC) mendirikan kantor dagang di Banten (Jawa Barat). Tahun 1611, the Dutch East India Company (VOC) baru mulai berekspansi ke Jayakarta (Batavia atau Jakarta sekarang). Tahun 1619, JP Coen menghancurkan Jayakarta dan menjadikannya jajahan pertama dengan mengganti nama Jayakarta menjadi Batavia . Hanya di Batavia, bukan di daerah lain. Bukan di Aceh, di Minangkabau, bukan di Lampung, bukan pula di Yogyakarta, juga bukan di Makassar, di Manado, dan tentu juga bukan di Ambon, apalagi di Merauke. Dari tahun ini Belanda mulai memperluas wilayah ke daerah-daerah lain. Tahun 1904, Aceh ditaklukkan, 1908 Bali dan Bone juga takluk. Namun demikian masih banyak perlawanan dari daerah-daerah lain berlanjut. Kemudian tahun 1930 Pemerintah Hindia Belanda mengumumkan Pax Neerlandica (ekspansi sudah selesai, semua daerah se-nusantara sudah takluk). Jika dihitung ulang, Indonesia yang secara terminologis dan geografis lahir sekitar tahun 1900-an, maka kurang obyektif jika ukuran waktu kolonialisme Indonesia adalah selama 350 tahun (malu juga ya…apalagi dikatakan mentalitas ‘inlander’). Mungkin ukuran 350 tahun itu diukur dari ekspansi VOC di Jayakarta. Tetapi Jayakarta bukanlah representasi dari nusantara (Indonesia). Juga, benarkah Indonesia ada tahun 1600-an? Secara jujur, kalo Pax Neerlandica (saat semua daerah di nusantara ditaklukkan oleh Belanda) dijadikan ukuran, maka 1942 dikurangi 1930 sama dengan 12. Artinya, Indonesia hanya dijajah oleh Belanda selama 12 tahun saja. Subhanallaah!! (Sugiono, SS, M.Ed SJ, Alumni Flinders University SA)