Momentum 30 September “dirayakan” dengan cara yang mulia oleh ratusan pemuda dari berbagai belahan bumi, antara lain dari Belanda, Rusia, Nigeria, Somalia, Pakistan, India, dan Timor Leste. Selama dua hari, Kota Pattimura ini diramaikan oleh duta-duta perdamaian dunia yang menghadiri World Assembly of Youth di Ambon, Maluku.
Mengelilingi Monumen Gong Perdamaian Dunia yang berdiri tegak di jantung Kota Ambon, mereka bertekad membangun dunia baru, dunia tanpa permusuhan. 1 Oktober 2011 ketika seluruh bangsa Indonesia tengah merayakan Hari Panca Sila Sakti, para peserta World Assembly of Youth itu menyerukan PERDAMAIAN DUNIA yang berisikan lima poin :
1) Mengecam keras segala bentuk kekerasan dan kesewenang-wenangan yang terjadi di seluruh dunia
2) Menyerukan penghapusan segala bentuk diskriminasi yang terkait suku, agama, dan ras
3) Menyerukan untuk saling menghargai, menghormati, dan menyebarkan budaya dalam semua aspek kehidupan dalam mencegah dan menyelesaikan kekerasan dan konflik.
4) Menyerukan kepada pemerintah dan seluruh pemimpin dunia untuk serius dalam mencegah dan menyelesaikan segala bent uk kekerasan dan konflik melalui pendekatan keadilan, pendidikan, dan kesejahteraan dengan tetap memperhatikan kearifan lokal setiap bangsa.
5) Berkomitmen untuk terlibat aktif menjadi pelopor dan pelaku dalam mewujudkan dunia yang penuh dengan damai, harmonis, dan cinta.
Usai deklarasi itu dibacakan, Pemerintah Provinsi Maluku dan Pemerintah Kota Ambon melepas sejumlah burung merpati sebagai simbol perdamain.
Sebagai bangsa yang cinta damai, kita ambil hikmah dari momentum ini untuk membangun hidup baru di bumi pertiwi ini. Hidup berdampingan dengan sesama anak bangsa tanpa membeda-bedakan latar belakang suku, agama, budaya dan warna kulit.
Semoga isi deklarasi ini dapat mencerahkan kelompok-kelompok tertentu yang masih gemar menggunakan pedang, peluru bahkan bom kendatipun atas nama keadilan dan kebenaran yang dia sendiri tak benar-benar paham substansinya. Jangan ada lagi tangan-tangan jahil di belahan bumi manapun merusak keharmonisan hidup bangsa-bangsa, dengan menciptakan arena-arena “sumbu pendek”, karena peperangan, adu-domba dan kerusuhan massal tidak pernah menyelesaikan apapun.
Roy Paty
www.kompasina.com