GEJALA MASYARAKAT YANG KEHILANGAN ARAH
Oleh : Ki Ageng Mangir 
Kondisi  masyarakat bangsa Indonesia saat ini sungguh sangat menyedihkan, dengan  kondisi yang boleh dikatakan anarki. Aparat keamanan sama sekali tidak  dianggap, tidak lagi mampu mengendalikan keadaan, tidak lagi merupakan  lembaga yang kredibel bagi rakyat minta perlindungan. Di-kota-kota  besar, juga dijalanan antar kota para preman dan kriminal berkeliaran  mencari korban pemerasan tanpa rasa takut, setiap orang merasa was-was  yang setiap saat bisa menjadi korban kriminalitas ataupun kekerasan  dijalanan baik pada saat naik kendaraan maupun berjalan kaki.
Kita  mulai mempertanyakan apa yang telah dan sedang terjadi dengan bangsa  Indonesia yang membanggakan dirinya sebagai bangsa yang ramah tamah dan  banyak senyum? Apa jawaban dari gejala pertanda zaman ini? 
Mungkin  kita bisa melakukan analisa dan mencoba mencari penyebabnya dan mungkin  bisa menemukan obat mujarab untuk mengobati masyarakat bangsa Indonesia  yang sedang sakit. Bahwa bangsa Jawa dengan warisan Budaya-nya pernah  melukiskan suatu masa yang mirip dengan kondisi saat ini mungkin  hanyalah suatu kebetulan ataukah suatu prediksi yang akurat bahwa  kondisi seperti saat ini akan dialami oleh bangsa Jawa / Indonesia. 
Penulis  ber-ulang2 kali membaca Serat Centhini pada bagian tentang ramalan  Jayabaya dan mencoba untuk mengerti maknanya dan relevansinya dengan  zaman ini, terutama yang menjelaskan tentang masa yang dinamakan masa  Kalabendu. 
Note  : Serat Centhini adalah buku dalam bahasa Jawa (aslinya ditulis memakai  huruf Jawa) dalam bentuk tembang ‘macapat’ yang disuruh tulis oleh  Pangeran Adipati Anom yang kemudian menjadi raja Surakarta – Sunan  Pakubuwana V (1820 – 1823) pada kira-kira tahun 1814 yang terdiri dari  dua belas jilid yang berisi kisah pelarian dari kedua putra dan satu  putri dari Sunan Giri ketika kerajaan Giri di Jawa Timur dijatuhkan oleh  Sultan Agung dari Mataram dan kisah perjalanan ini yang merekam banyak  kisah, cerita, legenda, kepercayaan, tata-cara budaya Jawa dari ujung ke  ujung Pulau Jawa yang meliputi banyak daerah pedalaman maupun pinggiran  yang kadang-kadang tidak terpengaruh oleh kekuasaan kerajaan Mataram.  (Sumber penulisan artikel ini adalah Serat Centhini yang sudah  diterjemahkan dalam dalam bentuk huruf latin, tapi masih menggunakan  bahasa Jawa madya).
Ramalan Jayabaya.  
Banyak ramalan atau prediksi masa depan bangsa Jawa dan semua ramalan dinamakan ramalan
Jayabaya, penulis sendiri tidak tahu mana yang asli dan mana yang hanya sekedar dari mulut kemulut.
Jayabaya, penulis sendiri tidak tahu mana yang asli dan mana yang hanya sekedar dari mulut kemulut.
Satu-satunya  sumber yang menjadi referensi penulis adalah yang tertulis dalam Serat  Centhini pada akhir Jilid III pupuh 256 dan Jilid IV pupuh 257 dan 258.
Pada awal Pupuh 256 dikatakan : 
Kalanira sang Prabu, Jayabaya Kadhiri ngadhatun, katamuan pandhita saking Rum nagri, nama Molana Ngalimu, Samsujen tahu kinaot. 
Jadi  ramalan yang dikemukakan oleh Prabu Jayabaya berasal dari ajaran  Maulana Seh Ngali Samsujen yang dalam pupuh selanjutnya berdasarkan  Kitab Musarar. 
Selanjutnya  dalam ramalan yang bermula dari tarih Masehi membagi zaman menjadi  masing-masing tujuh ratus tahun yaitu zaman : Kaliswara, Kaliyoga, dan  Kalisi- ngareki. 
Masing2 tujuhratus tahun dibagi menjadi tujuh seratus tahunan sedangkan seratus tahunan dibagi menjadi tiga 33 tahunan. 
Dengan  pembagian tahun hanya sampai dengan tiga kali tujuh ratus tahun,  Jayabaya seolah-olah meramalkan bahwa akhir zaman akan terjadi pada abad  ke 21. 
Sedangkan  ramalan yang terjadi pada empat abad terakhir tentang tanah Jawa adalah  pada pupuh 256, tembang 44 s/d 47 sebagai berikut (yang merupakan  bagian dari tujuh abad jaman Kalisangireki) :
- Kaping pat arannipun, jaman Kalabendu werdinipun, estu Bebendu wahananeki, keh jalma saluyeng rembug, dumadya prang lair batos. 
- Ping   lima  arannipun,  jaman  Kalasuba tegesipun, jaman suka wahananira keh  jalmi, antuk kabungahan estu, rena lejar sakehing wong.
- Kaping   nem  arannipun, jaman Kalasumbaga puniku, werdi zaman Misuwur  wahanineki, keh jalma gawe misuwur, mrih kasusra ing kalakon. 
- Kasapta arannipun, jaman Kalasurata rannipun, werdi jaman Alus wahananoreki, akeh jalma sabiyantu, ing budining karahayon. 
Jadi setelah bangsa Jawa/Indonesia melewati zaman Kalabendu akan mengalami tiga abad zaman keemasan dan kemahsyuran sampai dengan akhir zaman. Cuma kalau menurut perhitungan Jayabaya zaman Kalabendu adalah periode tahun 1800-1900, sedangkan sampai saat ini tanda-tanda zamannya masih seperti zaman Kalabendu (yang mungkin periode 1900-2000) dan setelah melewati tahun 2000 sampai dengan akhir zaman bangsa Jawa/Indonesia akan mengalami masa kejayaannya.
Selanjutnya  pada pupuh 257, Jayabaya meramalkan akan ada tujuh kerajaan dimulai  dari kerajaan Pejajaran di tanah Jawa dan setelah itu tanah Jawa tidak  lagi ada kerajaan, yang terjadi pada saat zaman Kalabendu. 
Interpretasi  tujuh kerajaan adalah: Pejajaran, Majapahit, Pajang, Demak, Mataram,  Surakarta, Yogyakarta dan masa kemerdekaan yang tidak ada kerajaan lagi  di Indonesia. 
Dalam Pupuh 257 tembang 23 tercermin peralihan dari zaman kerajaan sebagai berikut : 
Sirnaning kang, kadaton jalaranipun, wawan-wawan lawan, bangsa sabrang kulit kuning, mawa srana tatunggul turun narendra. 
Yang  bisa diterjemahkan bahwa kedatangan bangsa sebrang kulit kuning  (Jepang) sebagai sarana tidak ada lagi kerajaan di Jawa / Indonesia. 
Jaman Kalabendu. 
Pada  pupuh 257 tembang 24 sampai dengan 44 dijelaskan secara terperinci  tanda-tanda zaman Kalabendu. Penulis sendiri belum pernah membaca Serat  Kalatidha karangan R.Ng. Ranggawarsita, yang kelihatannya telah disadur  dan dimasukkan dalam bagian dari Serat Centhini pada bagian ini – ini  sangat mungkin terjadi karena penulisan Serat Centhini terjadi pada satu  masa dengan masa kehidupan R. Ng. Ranggawarsita, bahkan pembukaan Serat  Centhini jilid 5, dibuat oleh beliau. 
Kemungkinan lain kenapa masa Kalabendu mendapat porsi yang lebih banyak dalam Serat Centhini : 
1. Interpretasi bahwa Kalabendu adalah zaman periode tahun 1800-1900 dimana saat penulisan Serat Centhini. 
2.   Serat Kalatidha yang disadur kedalam Serat Centhini pupuh 257 adalah  sekedar ilustrasi apa yang sedang terjadi pada zaman itu oleh  Ranggawarsita dan sama sekali bukan ramalan. 
Ilustrasi  apa yang terjadi pada masa Kalabendu sangat mirip dengan apa yang  sedang terjadi pada bangsa Indonesia saat ini, oleh karena itu terbuka  suatu interpretasi bahwa masa Kalabendu adalah periode yang akan  berakhir pada tahun 2000. Pertanda zaman sama sekali belum terlihat  tanda-tanda bahwa kita memasuki zaman Kalasuba yaitu suatu periode  setelah zaman Kalabendu berakhir (seperti yang di prediksi oleh  Jayabaya). 
Barangkali  kita bisa mencoba melihat ilustrasi dari masa zaman Kalabendu yang  dimulai dari tembang 28 s/d 44 pupuh 257 Serat Centhini jilid IV : 
- Wong agunge padha jail kurang tutur, marma jeng pamasa, tanpa paramarteng dasih, dene datan ana wahyu kang sanyata. 
Artinya: Para pemimpinnya berhati jail, bicaranya ngawur, tidak bisa dipercaya dan tidak ada wahyu yang sejati.
- Keh wahyuning eblislanat kang tamurun, apangling kang jalma, dumrunuh salin sumalin, wong wadon kang sirna wiwirangira. 
Artinya  : Wahyu yang turun adalah wahyu dari iblis dan sulit bagi kita untuk  membedakannya, para wanitanya banyak yang kehilangan rasa malu.
- Tanpa kangen mring mitra sadulur, tanna warta nyata, akeh wong mlarat mawarni, daya deye kalamun tyase nalangsa. 
Artinya  : Rasa persaudaraan meluntur, tidak saling memberi berita dan banyak  orang miskin ber-aneka macam yang sangat menyedihkan kehidupannya.
- Krep paprangan, sujana kapontit nurut, durjana susila dadra andadi, akeh maling malandang marang ing marga. 
Artinya  : Banyak peperangan yang melibatkan para penjahat, kejahatan/perampokan  dan pemerkosaan makin menjadi-jadi dan banyak pencuri malang melintang  di jalan-jalan.
- Bandhol tulus, mendhosol rinamu puguh, krep grahana surya, kalawan grahana sasi, jawah lindhu gelap cleret warsa. 
Artinya : Alampun ikut terpengaruh dengan banyak terjadi gerhana matahari dan bulan, hujan abu dan gempa bumi.
- Prahara gung, salah mangsa dresing surur, agung prang rusuhan, mungsuhe boya katawis, tangeh lamun tentreming wardaya. 
Artinya:  Angin ribut dan salah musim, banyak terjadi kerusuhan seperti perang  yang tidak ketahuan mana musuhnya yang menyebabkan tidak mungkin ada  rasa tenteram dihati.
- Dalajading praja kawuryan wus suwung, lebur pangreh tata, karana tanpa palupi, pan wus tilar
silastuti titi tata.
silastuti titi tata.
Artinya : Kewibawaan negara tidak ada lagi, semua tata tertib, keamanan, dan aturan telah ditinggalkan.
- Pra sujana, sarjana satemah kelu, klulun Kalathida, tidhem tandhaning dumadi, hardayengrat dening karoban rubeda. 
Artinya : Para penjahat maupun para pemimpin tidak sadar apa yang diperbuat dan selalu menimbulkan masalah / kesulitan. 
- Sitipati, nareprabu utamestu, papatih nindhita, pra nayaka tyas basuki, panekare becik-becik cakrak cakrak. 
Artinya  : Para pemimpin mengatakan se-olah-olah bahwa semua berjalan dengan  baik padahal hanya sekedar menutupi keadaan yang jelek.
- Nging tan dadya, paliyasing Kalabendu, mandar sangking dadra, rubeda angrubedi, beda-beda hardaning wong sanagara. 
Artinya  : Yang menjadi pertanda zaman Kalabendu, makin lama makin menjadi  kesulitan yang sangat, dan ber-beda-beda tingkah laku / pendapat orang  se-negara.
- Katatangi tangising mardawa-lagu, kwilet tays duhkita, kataman ring reh wirangi, dening angupaya sandi samurana. 
Artinya  : Disertai dengan tangis dan kedukaan yang mendalam, walaupun  kemungkinan dicemooh, mencoba untuk melihat tanda2 yang tersembunyi  dalam peristiwa ini. (kelihatanya ini adalah ungkapan hati pembuat  tembang ini).
- Anaruwung, mangimur saniberike, menceng pangupaya, ing pamrih melok pakolih, temah suha ing karsa tanpa wiweka. 
Artinya : Berupaya tanpa pamrih.
- Ing Paniti sastra wawarah, sung pemut, ing zaman musibat, wong ambeg jatmika kontit, kang
mangkono yen niteni lamampahan.
mangkono yen niteni lamampahan.
Artinya  : Memberikan peringatan pada zaman yang kalut dengan bijaksana, begitu  agar kejadiannya / yang akan terjadi bisa jadi peringatan (peringatan  dari R.Ng. Ranggawarsita).
- Nawung krida, kang menangi jaman gemblung, iya jaman edan, ewuh aya kang pambudi, yen meluwa edan yekti nora tahan. 
Artinya  : Untuk dibuktikan, akan mengalami jaman gila, yaitu zaman edan, sulit  untuk mengambil sikap, apabila ikut gila/edan tidak tahan.
-  Yen  tan  melu,  anglakoni  wus  tartamtu,  boya  keduman,  melik  kalling  donya  iki,  satemahe kaliren wekasane. 
 Artinya : Apabila tidak ikut menjalani, tidak kebagian untuk memiliki harta benda, yang akhirnya bisa kelaparan.
-  Wus dilalah, karsane kang Among tuwuh, kang lali kabegjan, ananging sayektineki, luwih begja kang eling lawan waspada. 
Artinya  : Sudah kepastian, atas kehendak Allah SWT, yang lupa untuk mengejar  keberuntungan, tapi yang sebetulnya, lebih beruntung yang tetap ingat  dan waspada (dalam perbuatan berbudi baik dan luhur).
- Wektu iku, wus parek wekasanipun, jaman Kaladuka, sirnaning ratu amargi, wawan-wawan kalawan memaronira. 
Artinya : Pada saat itu sudah dekat berakhirnya zaman Kaladuka. 
Kalau  kita perhatikan ilustrasi zaman Kalbendu adalah sangat mirip dengan  ‘bebendu’ atau ‘kekalutan’ yang sedang terjadi saat ini yang  kelihatannya tidaksatupun pemimpin yang mampu mengatasi (baik yang  formal yang sedang mejalankan roda pemerintahan maupun pimpinan informal  diluar pemerintahan – bahkan pimpinan ABRI yang punya senjatapun tidak  mampu mengatasi masalah – bahkan cenderung seperti orang bingung /  linglung – yang se-mata-mata terpengaruh oleh perbawa zaman Kalabendu  yang tidak mungkin bisa dihindari).
Jaman Kalasuba.
Pada  pupuh 258, dimulai suatu perubahan dari zaman Kaladuka ke zaman  Kalasuba yang lebih baik seperti pada tembang 1 s/d 6 sebagai berikut :
- Saka  marmaning Hayang Sukma, jaman Kalabendu sirna, sinalinan jamanira,  mulyaning jenengan nata, ing kono raharjanira, karaton ing tanah Jawa,  mamalaning bumi sirna, sirep dur angkaramurka.
Artinya  : Atas izin Allah SWT, zaman Kalabendu hilang, berganti zaman dimana  tanah Jawa/Indonesia menjadi makmur, hilang kutukan bumi dan angkara  murkapun mereda. 
- Marga  sinapih rawuhnya, nata ginaib sanyata, wiji wijiling utama, ingaranan  naranata, kang kapisan karanya, adenge tanpa sarana, nagdam makduming  srinata, sonya rutikedatonnya. 
Artinya  : Kedatangan pemimpin baru tidak terduga, seperti muncul secara gaib,  yang mempunyai sifat-sifat utama. (note : yang diterjemahkan banyak  pihak sebagai ‘satria piningit’).
- Lire  sepi tanpa srana, ora ana kara-kara, duk masih keneker Sukma, kasampar  kasandhung rata, keh wong katambehan ika, karsaning Sukma kinarya, salin  alamnya, jumeneng sri pandhita. 
Artnya:  Datangnya tanpa sarana apa-apa, tidak pernah menonjol sebelumnya, pada  saat masih muda, banyak mengalami halangan dalam hidupnya, yang oleh  izin Allah SWT, akan menjadi pemimpin yang berbudi luhur.
- Luwih  adil paraarta, lumuh maring brana-arta, nama Sultan Erucakra, tanpa  sangakan rawuhira, tan ngadu bala manungsa, mung sirollah prajuritnya,  tungguling dhikir kewala, mungsuh rerep sirep sirna. 
Artinya  : Mempunyai sifat adil, tidak tertarik dengan harta benda, bernama  Sultan Erucakra (note : penulis tidak tahu apa maksudnya, perlu  interpretasi tentang nama ini), tidak ketahuan asal kedatangannya, tidak  mengandalkan bala bantuan manusia, hanya kepercayaan/keimanan terhadap  Allah SWT prajuritnya dan senjatanya adalah se-mata-mata zikir, musuh  semua bisa dikalahkan (note: suatu indikasi bahwa pemimpin yang akan  muncul adalah seorang Muslim yang sangat taat beragama, yang semata-mata  iman yang sangat tebal kepada Allah SWT yang membimbingnya dan menjadi  kekuatannya).
- Tumpes  tapis tan na mangga, krana panjenengan nata, amrih kartaning nagara,  harjaning jagat sadaya, dhahare jroning sawarsa, denwangeni katahhira,  pitung reyal ika, tan karsa lamun uwiha. 
Artinya  : Semua musuhnya dimusnahkan oleh sang pemimpin demi kesejahteraan  negara,dan kemakmuran semuanya, hidupnya sederhana, tidak mau melebihi,  penghasilan yang diterima. (note : suatu indikasi bahwa kejujuran,  kesederhanaan, dan tidak mau melebihi apa yang menjadi penghasilannya –  tidak kurang tidak lebih – menjadi ciri utama dari pemimpin yang baru.  Dalam tembang ini sangat jelas dilukiskan kelemahan pemimipin adalah  sikap berlebih-lebih-an yang pada posisi sebagai pimpinan cenderung  tidak menerima apa yang secara murni diberikan oleh negara sebagai  penghasilannya sehingga menimbulkan banyak ‘kreativitas’ untuk  mendapatkan ‘tambahan’ penghasilan yang sulit dikontrol batas-batas-nya  yang merugikan rakyat banyak yang contoh nyatanya adalah situasi  kehidupan para pimpinan/pejabat pemerintahan selama 32 tahun rezim  Soeharto berkuasa dan juga sampai dengan saat ini).
- Bumi  sakjung pajegira, amung sadinar sawarsa, sawah sewu pametunya, suwang  ing dalem sadina, wus resik nir apa-apa, marmaning wong cilik samya,  ayem enake tysira, dene murah sandhang teda. 
Artinya : Pajak orang kecil sangat rendah nilainya, orang kecil hidup tentram, murah sandang dan pangan.
- Tan  na dursila durjana, padha martobat nalangas, wedi willating nata, adil  asing paramarta, bumi pethik akukutha, parek lan kali Katangga, ing  sajroning bubak wana, penjenenganin sang nata. 
Artinya: Tidak ada penjahat, semuanya sudah bertobat, takut dengan kewibawaan sang pemimpin yang sangat adil dan bijaksana. 
Kesimpulan. 
Ilustrasi  zaman Kalabendu adalah mirip dengan kondisi bangsa Indonesia pada saat  ini sebagai pertanda zaman dimana masyarakat kehilangan arah yang  merupakan tahap akhir sebelum bangsa Indonesia bisa mengatasi dengan  kedatangan pemimpin yang adil dan bijaksana. Bisa saja hal ini adalah  sekedar suatu ‘angan-angan’ atau suatu harapan apabila suatu bangsa atau  masyarakat mengalami tekanan kesulitan yang sangat sulit diatasi  seperti pada saat ini sehinga harapan akan munculnya Ratu Adil (Satria  Piningit) adalah sekedar suatu pelampiasan sumbat sosial agar masyarakat  masih menaruh harapan akan datangnya suatu perbaikan. 
Waktulah  yang akan membuktikan bahwa apa yang menjadi ilustrasi dari budaya Jawa  baik oleh Prabu Jayabaya dari Kediri maupun R. Ng. Ranggawarsita adalah  sekedar ilustrasi pada masanya yang kebetulan berulang pada saat ini  dan bisa saja berulang lagi dimasa yang akan datang atau merupakan  prediksi yang mungkin bisa terjadi yang kita mengalami masa Kalabendu  tahap akhir yang akan menuju masa Kalasuba yang penuh harapan. 
Tujuan tulisan ini adalah : 
- Mengemukakan suatu ilustrasi zaman sesuai dengan referensi budaya Jawa.
- Mengingatkan  kembali bahwa dalam menghadapi kesulitan, kebingungan, kekakhawatiran  yang amat sangat pada saat ini, peringatan R. Ng. Ranggawarsita adalah  sangat relevan untuk kita cermati kembali ‘luwih begja kang eling lan  waspada’ yaitu kunci keselamatan agar kita tetap mampu mengontrol  tingkah laku kita untuk tidak ikut-ikutan gila / edan walaupun dalam  kesulitan seberapapun besarnya untuk menjaga perbuatan kita agar tetap  menjaga sifat budi luhur tidak ikut-ikutan korupsi, tidak ikut-ikutan  menjarah, tidak ikut-ikutan merampok dijalanan, tidak ikut-ikutan  merusak, menyerahkan semuanya dengan ikhlas kepada Allah SWT yang hanya  atas izinnya semata semua kejadian akan bisa berlaku apakah seseorang  mendapat suatu kesulitan / musibah ataupun dipermudah jalannya.  (Walaupun tidak mudah bersikap seperti ini pada zaman ini – dan ini  nyata-nyata cobaan buat diri kita semua – dan tidak semua orang mampu  lulus ujian melewati zaman Kalabendu dengan selamat kecuali ‘yang eling  lan waspada’).
- Memberikan  harapan bahwa keadaan akan lebih baik bila zaman Kalabendu berakhir dan  perbawa (kewibawaan) pemimpin bisa kembali dengan datangnya zaman  Kalasuba. 
Note:  Terjemahan dari tembang Jawa kedalam Bahasa Indonesia adalah bedasarkan  interpretasi pribadi penulis dengan banyak keterbatasan pemahaman  bahasa Jawa madya. Penulis menyilahkan kalau ada pembaca yang ingin  memberikan koreksi untuk terjemahan/interpretasi
yang lebih akurat.
yang lebih akurat.
Sumber: alangalangkumitir 
 
 
 

Antalya
BalasHapusKonya
Adana
Ankara
Van
LJY
erzincan
BalasHapusvan
antep
elazığ
urfa
VKTG
görüntülüshow
BalasHapusücretli show
8NWS
kırıkkale evden eve nakliyat
BalasHapusamasya evden eve nakliyat
kayseri evden eve nakliyat
istanbul evden eve nakliyat
sakarya evden eve nakliyat
0WS0TT
ankara evden eve nakliyat
BalasHapusmalatya evden eve nakliyat
antep evden eve nakliyat
giresun evden eve nakliyat
kayseri evden eve nakliyat
OC0Q
53371
BalasHapusHatay Lojistik
Kırşehir Şehirler Arası Nakliyat
Kırıkkale Şehirler Arası Nakliyat
Bilecik Şehirler Arası Nakliyat
Hotbit Güvenilir mi
Antep Şehirler Arası Nakliyat
Urfa Parça Eşya Taşıma
Mamak Parke Ustası
Erzurum Şehirler Arası Nakliyat
99F92
BalasHapus%20 binance komisyon indirimi
81AB3
BalasHapus%20 referans kodu
76B49
BalasHapustunceli random görüntülü sohbet
yabancı görüntülü sohbet
kars telefonda canlı sohbet
eskiÅŸehir sohbet sitesi
adıyaman canlı görüntülü sohbet
sakarya telefonda rastgele sohbet
kilis bedava sohbet
giresun görüntülü sohbet odaları
istanbul sesli sohbet
6B28E
BalasHapusedirne görüntülü sohbet ücretsiz
urfa görüntülü sohbet odaları
bilecik görüntülü sohbet kızlarla
osmaniye canlı sohbet ücretsiz
kayseri sohbet odaları
rize canli goruntulu sohbet siteleri
adana ücretsiz sohbet siteleri
tunceli ucretsiz sohbet
antalya görüntülü canlı sohbet
30673
BalasHapusReferans KimliÄŸi Nedir
Binance Nasıl Üye Olunur
Btcturk Borsası Güvenilir mi
Hamster Coin Hangi Borsada
Parasız Görüntülü Sohbet
Kripto Para Oynama
Binance Kaldıraçlı İşlem Nasıl Yapılır
Threads İzlenme Satın Al
Bitcoin Nasıl Alınır
88B4B
BalasHapusOmlira Coin Hangi Borsada
Pitbull Coin Hangi Borsada
Bitcoin Nasıl Oynanır
Twitter Trend Topic Satın Al
Parasız Görüntülü Sohbet
Binance Referans Kodu
Binance Hesap Açma
Coin Nasıl Üretilir
Wabi Coin Hangi Borsada
21F2F
BalasHapusBtcst Coin Hangi Borsada
Bitcoin Madenciliği Nasıl Yapılır
Mith Coin Hangi Borsada
Görüntülü Sohbet
Mexc Borsası Kimin
Binance Para Kazanma
Twitter Trend Topic Satın Al
Sohbet
Raca Coin Hangi Borsada
4F3B1
BalasHapusSpotify Takipçi Hilesi
Hexa Coin Hangi Borsada
Bitcoin Kazma Siteleri
Görüntülü Sohbet Parasız
Pinterest Takipçi Satın Al
Coin Nasıl Çıkarılır
Anc Coin Hangi Borsada
Linkedin BeÄŸeni Hilesi
Tiktok İzlenme Hilesi
BA072
BalasHapusSuÅŸehri
Döşemealtı
Demirköy
Bayat
Murgul
BaÅŸakÅŸehir
Sütçüler
Bünyan
TuÅŸba
6FB01
BalasHapusKurÅŸunlu
TaÅŸova
Sorgun
İdil
Tuzluca
Hamur
Muradiye
Gölbaşı
Selendi
2DDE68BFF8
BalasHapusAnadoluslot Güncel Giriş Adresi
Anadoluslot
Anadoluslot GiriÅŸ Adresi
Anadoluslot Güncel Adres
Trwin
Trwin
Trwin Yeni Adres
Trwin
Trwin Yeni Adres
AC992692E1
BalasHapusgerçek türk takipçi
instagram beğeni satın al
garantili takipçi
takipçi paketi
takipçi
90AE7D459D
BalasHapusbayan takipçi instagram
twitter beğeni satın al
gerçek takipçi
kaliteli takipçi
instagram takipçi
02B879E360
BalasHapustakipçi tiktok
tiktok beğeni satın al
bot takipçi
ucuz takipçi
bot takipçi
B94CE67867
BalasHapusmmorpg oyunlar
sms onay servisi
mobil ödeme bozdurma
takipci satın alma
-