Wakil Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Madya TNI Marsetio mengatakan TNI Angkatan Laut segera menambah armada tempurnya yakni tank amfibi BMP-3F dari Rusia hingga menjadi satu batalyon.
"Akan segera kita tambah armadanya hingga menjadi satu kekuatan penuh, sekitar 54 unit," katanya ketika dikonfirmasi ANTARA usai membuka Lomba Pembinaan Satuan Korps Marinir di Markas Komando Brigif-2 Marinir, Cilandak, Jakarta, Senin.
Laksamana Madya Marsetio mengemukakan penambahan tank BMP-3F itu akan dilakukan secara bertahap sesuai rencana srategis TNI Angkatan Laut hingga 2024 dalam kerangka pembangunan kekuatan pokok minimum.
"Tentu kita lakukan bertahap pengadaannya, sesuai rencana strategis TNI Angkatan Laut," katanya.
Wakasal menuturkan Korps Marinir merupakan salah satu komponen Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) selain kapal perang, pesawat udara dan pangkalan TNI Angkatan Laut.
"Karena itu, Korps Marinir juga memerlukan perkuatan baik dari segi personel maupun persenjataan," katanya.
"Pembinaan SDM terus dilakukan baik secara fisik maupun jasmani. Persenjataannya pun perlu terus ditingkatkan. Sehingga prajurit-prajurit marinir siap ditempatkan di mana pun, dalam waktu relatif singkat dalam kondisi apapun," ujar Marsetio.
Korps Marinir Indonesia telah mengoperasikan 17 unit tank amfibi BMP-3F dari Rusia sejak 11 Desember 2010. Kendaraan tempur infantri itu bahkan ikut dikerahkan pada operasi pembebasan kapal MV Sinar Kudus di Somalia pada April 2011. BMP-3F merupakan ranpur terkuat yang dimiliki angkatan bersenjata Indonesia dibandingkan PT-76 dan BVP-2 bahkan lebih mematikan dari tank yang dimiliki Angkatan Darat.
Semula Indonesia pada tahap pertama akan membeli 20 unit tank amfibi BMP-3F dengan anggaran Rp445 miliar pada 2009. Namun karena penyusutan nilai kurs rupiah maka dengan anggaran sebesar itu, Indonesia baru bisa membeli 17 unit.
Sumber: www.antaranews.com