Jumat, 07 Januari 2011
RI Dipermainkan Seorang Gayus
Pengamat Hukum Internasional Universitas Sumatera Utara Suhaidi mengatakan, jika benar Gayus HP Tambunan pergi ke Singapura dan Macau dengan menggunakan paspor asli tapi palsu, ini menunjukkan penegakan hukum di Indonesia sangat lemah dan memprihatinkan.
“Tindakan Gayus itu juga telah mencoreng muka Indonesia di mata dunia, dan ini sangat memalukan,” kata guru besar FH USU itu di Medan, Rabu 5 Desember 2010.
Dugaan Gayus berada di luar negeri itu, menurut dia, akan berdampak pada semua sektor. Sehingga pemerintah perlu segera melakukan pembenahan yang lebih serius terhadap institusi hukum di tanah air.
Gayus mulai meramaikan jagat hukum Indonesia setelah berhasil ditangkap Satgas Pemberantasan Mafia Hukum di Singapura, akhir Maret 2010.
Ia ditangkap karena diduga menjadi mafia pajak beromset ratusan miliar rupiah dan mafia hukum dengan membeli keadilan lewat kekuatan uang panasnya. Sejak itu, berbagai aksi lanjutannya di dalam dan luar penjara seperti terus mengobok-ngobok lemahnya pondasi hukum negeri ini.
Gayus bukan hanya sekadar mampu menyeret orang-orang besar yang membuka boroknya dan pernah menguras duit panasnya ke penjara. Ia juga membeli para polisi yang menjaga Rutan Mako Brimob untuk bebas keluar masuk tahanan. Termasuk untuk bepergian ke luar negeri dan Bali.
Selama 11 bulan itu pula, nyaris tiada hari tanpa isu panas dari Gayus tentang bobroknya hukum dan aparat yang menjalankan penegakannya.
Suhaidi mengatakan kehebatan Gayus dalam membuat kalang kabut Indonesia selama 11 bulan pasti tidak berdiri sendiri. “Jelas ada orang berduit lain yang berada di belakangnya,” ungkapnya
Suhaidi berharap, pemerintah harus bekerja ekstra keras untuk menata kembali institusi hukum yang masih banyak masalah dan gampang dibeli dengan uang receh orang-orang yang tidak menginginkan Indonesia tertib.
Sumber: matanews.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar