Seperti yang sudah pernah dibahas dalam Discovery Channel Military tentang pasukan khusus terbaik di dunia (Top Elite Special Forces In The World).
Maka saat itu seluruh pasukan khusus di dunia dinilai kinerjanya dengan
parameter-parameter tertentu, dan tentu saja dihimpun juga
pendapat-pendapat dari berbagai pengamat militer dan para ahli sejarah.
Menurut siaran Discovery Channel
tersebut terlihat hasil yang cukup membanggakan tanah air tercinta kita
Indonesia ini. Posisi pertama ditempati SAS (Inggris), peringkat kedua
MOSSAD (Israel), dan peringkat ketiga adalah KOPASSUS (Indonesia). Narator dari Discovery Channel Military
menjelaskan kenapa pasukan khusus Amerika Serikat tidak masuk
peringkat. Ternyata dikarenakan mereka terlalu bergantung pada peralatan
yang berbasis teknologi super canggih, akurat dan serba digital.
Sedangkan menurut penilaian bahwa sebuah
pasukan khusus yang hebat adalah pasukan yang mampu mencapai kualitas
sempurna dalam hal kemampuan individu. Tentu saja termasuk di dalamnya
adalah kemampuan bela diri, bertahan hidup (survival), kamuflase, strategi, daya tahan, gerilya, membuat perangkap. Dan lain sebagainya.
Kemampuan yang tidak terlalu mengandalkan dan bergantung pada teknologi canggih dan memiliki skill di atas rata-rata pasukan elit luar negeri lainnya menjadi nilai plus bagi Kopassus. Mungkin karena itu pulalah muncul ungkapan bahwa 1 prajurit Kopassus setara dengan 5 prajurit biasa. Dan mungkin juga karena kehebatan Kopassus itu jugalah yang menyebabkan sekitar tahun 90-an Amerika begitu keberatan, dan Australia menjadi ketakutan ketika Indonesia akan memperbesar jumlah anggota Kopassusnya.
Komando Pasukan Khusus (Kopassus), dulunya
bernama Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopasandha), dilatih untuk
mengumpulkan data intelijen, berbagai teknik operasi khusus, sabotase,
dan pendaratan lewat udara dan air. Didirikan pada tanggal 16 April
1952, Kopassus dirombak dan dikecilkan jumlahnya di tahun 1985, dan pada
tahun 1992 kekuatan Kopassus hanya berjumlah 2.500 orang. Mereka, yang
dapat dengan mudah dikenali karena baret merahnya, dibagi dalam dua grup
operasi dan satu grup pelatihan.
Pada tahun-tahun akhir di dasawarsa 1990-an
Kopassus kembali menambah jumlah anggotanya menjadi 6.000 orang. Dengan
bermarkas besar di Cijantung, Jakarta Timur, Kopassus berkembang menjadi
lima grup, dimana Group IV secara khusus menangani operasi intelijen
bersama dengan Satuan Gabungan Intelijen (SGI) Kopassus.
Beberapa kiprah Kopassus yang membanggakan antara lain pernah penjadi juara satu sniper (penembak jitu) dalam pertemuan Pasukan Elite Asia Pacific Desember 2006. Waktu itu nomor duanya adalah dari SAS. Kemudian mereka menduduki posisi nomor 2 dari 35 pasukan khusus yang ikut terlibat dalam hal keberhasilan dan kesuksesan operasi militer (intelijen-pergerakan-penyusupan-penindakan) pada pertemuan Elite Forces in Tactical Deployment and Assault di Wina Austria. Pada saat itu yang menjadi nomor satu adalah Delta Force USA. Negara-negara Afrika Utara hingga Afrika Barat memiliki acuan teknik
pembentukan dan pelatihan pasukan khusus mereka dengan sekitar 80% pelatih mereka adalah perwira-perwira Kopassus. Bahkan pasukan pengawal presiden (PASPAMPRES) Kamboja adalah sebuah pasukan elite yang dilatih oleh Kopassus. Unit Kopassus pernah terlibat dalam operasi pembebasan sandera dalam pesawat Garuda Airline Woyla pada tahun 1981.
Ternyata kita memiliki pasukan elite yang
sungguh luar biasa. Karenanya besar harapan pasukan elite ini tidak
hanya mengangkat citra Indonesia di mata dunia, tapi juga mampu membantu
stabilitas dalam negeri. Tentu saja di dalamnya ada harapan bahwa
Kopassus juga dapat membantu “mengamankan” Papua, dan daerah-daerah
konflik lainnya.
Data & Pic. Source: Kopassus off.Site, Discovery Channel USA.
Michael Sendow
Sumber: www.kompasiana.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar