- Lusi mulai menunjukkan model perkembangan dari mud volcano Bleduk Kuwu di Jawa Tengah, dimana semburan dengan Kick lumpur tanpa disertai aluran lumpur, namun diingat bahwa pada Lupsi masih lumpur panas.
- Kecepatan aliran sedimen lebih kecil dari kecepatan subsidence, sehingga terjadi perubahan dari pertumbuhan positif sebelumnya menjadi saat ini negatif, di citra satelit terjadi propagasi secara radial.
- Walaupun pada 31 Mei 2010 flow rate semburan relatif kecil ~5000 atau mendekati 0 m3/hari, namun fakta lapangan Lusi terus menari serimpi bergerak secara perlahan dengan pola tertentu.
- Pada 7 Mei saat dilakukan pemantauan sebelum naskah ini ditulis, di sebelah baratdaya Semburan Utama kembali muncul semburan baru, sebagaimana biasanya berevolusi dari bentuk bubble (gelembung), menjadi semburan dengan kick lumpur tanpa semburan uap, dan bila berlanjut akan dibarengi dengan semburan uap putih (akan dipantau).
- Para ahli kebumian dari manca negara saat ini sudah cenderung tidak mempermasalahkan lagi (diterima secara universal) bahwa keberadaan Lusi sebagai suatu Mud Volcano dari yang berkembang ribuan di dunia, yang merupakan remobilisasi lumpur bertekanan berlebih (over pressure) dari dalam bumi (interior Earth) ke permukaan bumi.
- Sedangkan yang sejak kelahirannya yang lebih dipermasahkan oleh Para Ahli Kebumian sejagad adalah penyebab (causing) dan pemicu (trigering) dengan dua kelompok besar antara man-made mud volcano dipicu oleh pemboran eksplorasi atau natural-mud volcano dipicu gempabumi Yogyakarta yang mengaktifkan kembali Patahan Watukosek.
- Pengalaman sejarah Ilmu Kebumian terhadap suatu kontroversi sudah merupakan hal yang biasa. Contoh saat datangnya teori Plate Tectonics versus hipotesis Geosyncline, dimana pada akhirnya seiring perjalanan waktu (sekitar sepuluh tahun) dengan bukti-bukti baru yang meyakinkan akhirnya akan diterima secara universal salah satu diantaranya (atau perpaduan diantaranya).
Dalam contoh ini akhirnya tanpa suatu voting teori Plate Tectonics diterima oleh ahli kebumian untuk menjelaskan pengendali mekanisme asal-usul bumi dan proses tektonik dunia baru (new global tectonics), termasuk terbentuknya sumber daya alam tidak terbarukan (non-renewable resources) dan terjadinya bencana alam/geologi (natural/geological hazzard) seperti gempabumi/tsunami, letusan gunung api, longsoran, dan mud volcano.
Dalam fenomena di atas tidak ada ahli kebumian yang merasa menang atau kalah, semuanya berlangsung dengan alami walupun memerlukan waktu sampai suatu kebenaran dianggap dapat diterima secara universal, setelah itu semuanya memasuki tahap implementasi PARADIGMA BARU TEKNONIK DUNIA BARU DENGAN PENGENDALI MEKANISME PLATE TECTONICS.
- Dari segi kebencanaan mud volcano Lusi sebagai paradigma baru Lusi 31 Mei 2010, dengan tanpa perubahan yang mendasar, maka potensi bahaya geologi (geohazard) yang ditimbulkan langsung semburan Lupsi relatif menurun.
Demikian dengan flow rate yang relatif kecil (tipe Bleduk Kuwu) maka potensi ancaman dari luapan lumpur panas yang langsung juga menurun. Dalam hal ini kekecualian adalah masih berpotensinya Tanggul Jebol karena akumulasi air yang ekstrim, namun biasanya Lumpur Padu sulit bergerak, kecuali lumpur encer dan fluida air di permukaan (lesson learns sejak tahun 2006).
- Ke depan yang masih terus menjadi tantangan adalah deformasi geologi (geohazard) karena Danau Lusi telah terakumulasi sedimen Lusi yang relatif tebal pada daerah yang luas (sejak Juni 2006), sehingga masih menimbulkan efek beban (loading effect).
Karena itu tugas ke depan yang merupakan tantangan adalah bagaimana mengurangi akumulasi sedimen padu di Danau Lusi terutama sektor Barat, dalam hal ini menggunakan senjata yang ada Kapal Keruk.
- Hal yang cukup menggembirakan dari Paper Andreas dan Abidin H. yang dipresentasikan di Australia April 2010 disampaikan kecepatan subsidence Lusi sangat spektakuler mengalami penurunan, bila dibandingkan dengan kurun waktu 2006-2007.
- Bila kita melihat suatu realita bahwa LUSI merupakan mud volcano yang sedang dalam pengorganisasian menuju model Bleduk Kuwu, namun masih terus menari (masih sangat dinamis), sehingga penulis menilai suatu realitas bahwa LUPSI masih SULIT DIHENTIKAN.
- Dalam kaitan bahwa MUD VOLCANO LUSI MASIH SULIT DIHENTIKAN, kita menyimak satu acuan nyata yang bisa digunakan sebagai pertimbangan: Ahli Kebumian Mark Tingay (2009) dari Asutralia yang sering menulis bersama ahli Mud Volcano Davier R (Durham UK) menyatakan Hanya Ada Satu Mud Volcano yang dihentikan yaitu di lepas pantai Brunei Darusalam, inipun memerlukan waktu 20 Tahun dan menggunakan 20 Relief Well.
- Davies R. yang sejak kelahiran Lupsi menjadi populer dengan diagram model perkembangan mud volcano Lusi yang beranggapan Lusi dipicu oleh kegiatan pemboran eksplorasi didekat lokasinya, yang sekaligus menyanggah Manzzini, A (2007) dengan teori Lusi dipicu oleh gempabumi Yogyakarta.
Pada Artikel berjudul menarik DAVID AND GOLITAH BATTLE AGAINST MUD VOLCANO (3 April 2007) pada http://www.terradailly.com/report/David And Goliath Battle Aggainst Mud Volcano 999.html dari hasil wawancara AFP menyatakan "NO ONE HAS EVER STOPPING A MUD VOLCANO", ditambahkan 'the plumbing of the mud volcano is probably not simple, it could be composed of a number of complek fractures'.
(Atas) Karakteristik Mud Volcano Lupsi dan sekitarnya perhatikan daerah gunung yang asimetri dengan bagian utara melebar, dan berpropagasi ke selatan. Utara Pond Utama (biru muda) mengalami penukikan (subduksi) ke utara ke Pusat Semburan, sementara bagian selatan Danau makin ekspansi ke selatan.
Citra satelit CRISP dan ASTER DMCII dengan pengambilan hari yang berbeda untuk memperkuat fakta lapangan bahwa LUPSI MENARI SERIMPI terus bergerak dengan pola tertentu (dikendalikan patahan?).
(Atas) Gambaran operasi Kapal Keruk di P25 pasca banjir bandang yang membanjiri lumpur padu dingin, sebelumnya merupakan Basin dengan akumulasi air.
Banjir Bandang Lumpur pekat ke arah Basin P25, hanya dalam 1 malam permukaan lumpur naik 1,5 m kapal keruk karam di lautan lumpur.
Atas Semburan Ganda Lupsi dilihat dari utara (TAS) dicirikan puing-puing sisa bangunan warga yang telah dibanjiri lumpur. Akumulasi air meningkat karena lokasinya relatif jauh dari kawah.
Postur Umum Mud Volcano LUSI pada HUT ke 4 tahun (2006-2010), perhatikan aliran lumpur panas dari kawan dan kaldera ke lereng bawah sangat minim sesuai kondisi lapangan flow rate kecil, ada kick tanpa wave lumpur panas sehingga sesuai model Bleduk Kuwu
(Bawah) Semburan ganda dilihat dari baratlaut (Osaka), perhatikan sisa Osaka yang porak poranda dihantam Banjir Bandang even ke 2009, Lereng bawah telah menyentuh di bagian timurnya.
Semburan Ganda (double eruptions) melingkar Gunung Lusi 28 Mei 2010, 31 Mei semburan menjadi satu (lihat Citra CRISP 31 Mei 2010)
Sumber: lusi4tahun.blogspot.com
Kepada yth. Noenkcahyana yang saya hormati dan banggakan,
BalasHapusSaya Hardi Prasetyo, sebagai penulis naskah tersebut sangat berterima kasih karena Bapak Noenkcahyana (saya panggil Cahyana) telah memuat makalah tersebut, dengan menempatkan kembali secara sangat apik dan menjadi menarik.
Saya juga sangat tergugah dengan kata kunci yang sangat ikhlas dan sangat filosofis ‘Di manapun, jalan untuk mencapai kesucian hati adalah melalui kerendahan hati.....
Kebetulan latar belakang saya Prof. Dr. di bidang Ilmu Kebumian. Karena Lusi masih penuh misteri maka sampai saat ini masih banyak dari aspek anatomi, pengendali mekanisme. Apa lagi bila masuk ke aspek penyebab (causing) dan pemicunya (trigerring), secara realitas di sini masih membentang luas suatu perbedaan pendapat.
Namun kami di BPLS dan saya pribadi tidak ingin terjebak pada kontroversi tersebut, yang sangat dibutuhkan saat ini adalah bagaimana kita melihat hasil akhir Lusi sebagai suatu mud volcano, apapun causing and triggering, untuk mencarikan solusi permenen yang holistik.
Karena Bapel BPLS tempat saat ini saya mendapatkan tugas adalah bukan sebagai Super Body (yang segala bisa dan dapat dilakukan), sehingga biarlah kontroversi tersebut dapat diselesaikan oleh teman-teman di Perguruan Tinggi dan Institusi Penelitian. Dan selama ada masalah mendasar bisa jadi topik untuk kandidat PhD (saya bersedia menjadi promotornya).
Saya masih banyak puluhan tulisan lainnya yang belum sempet saya muat. Bila berkenan saya dengan senang hati untuk mengkontribusikannya kepada Pak Cahyana, dan anda silahkan untuk menyempurnakannya agar dapat dengan mudah dibaca dan dipahami oleh publik yang tidak berlatar belakang geologi. Semua ini dilakukan dengan niat dan motivasi mencari solusi dan proses pendidikan baik umum atau ilmu kebumian. Katanya ‘Ilmu’ harus diamalkan.
Salah satu inovasi yang baru muncul, Dari rekaman citra satelit dengan resolusi 4m yang terbaru, saya telah dapat membandingkan anatomi kawah Lusi saat ini yang sudah menuju ke perioda dormant (istirahat) dengan Bubble disebut Bubble Mary yang berkembang di P42, kebetulan juga telah dormant (kita bisa langsung mengamatinya, bahkan telah dikuras agar jelas anatominya). Saya sebagai geolog selalu menggunakan prinsip The Present is the key to the past, dan menggunakan analogi-analogi untuk menggambarkan suatu proses geologi yang terjadi jutaan tahun yang lalu.
Nanti saya kirimkan suatu ilustrasi TEKTONIK KARATE, dengan satu gambar saya gunakan untuk menjelakan proses tektonik yang komplek, yaitu tumbukan tektoik antara tepian benua Australia, Lempeng Samudera Pasifik dengan Lempeng Eurasia. Kartun tersebut juga telah saya gunakan untuk sidang orasi Phd diUCSC, dan saat Orsi Ahli Peneliti Utama (Profesor Riset).
Lainnya sebagai kontribusi nyata saya sebagai Professor Riset dalam pemacuan IPTEK dan sebagai Paradigma Baru Lusi dari Kontroversi ke Solusi serta dari Bencana ke Manfaat saat ini telah dikembangkan LUSI LIBRARY, ditempatkan di www.bpls.go.id, saat ini masih generasi 1, dalam waktu dekat akan ditempatkan lebih dari 100 judul. Termasuk Naskah ini, pokoknya semuanya kontribusi tentang LUSI yang tertulis (bukan hanya dikatakan) akan disatukan menjadi suatu yang utuh. Silahkan kunjungi dan bila berminat untuk menempatkannya pada Blog Pak Cahyana kami sangat bersenang hati.
Salam untuk teman-teman semua, lanjutkan terus inovasi dan kreasi, semuanya pasti akan ada manfaatnya.
Salam Hormat
Hardi Prasetyo
hardiprasetyo9@gmail.com
lusi.library@hotmail.com
Note:Beberapa makalah sudah ada di www.rovicky.wordpress.com silahkan memilihnya
Yth. Bpk. Hardi Prasetyo
BalasHapusSalam kenal buat Bapak.
Sangat berterima kasih sekali, dan mohon maaf, kalau tulisan Bapak ini kami "comot" begitu saja dari Bapak. Tapi maksud kami adl menyebarkan ttg ilmu kebumian kpd khalayak yg luas ttg kebenaran yg terjadi di LUSI. krn dari keprihatinan hati kami akan masalah ini yg masih "mengambang".
harapannya tulisan Bapak tsb bisa membuka cakrawala baru dan memperkaya khasanah kita dlm berpikir ttg Lusi scr "ilmu kebumian".
dan juga, kasus tsb tdk sampai terseret ke ranah politik, yg nantinya akan semakin spt benang kusut yg sulit terurai.
sekali lagi, saya sangat berterima kasih kpd Bapak.
dan kami akan sangat senang menunggu karya "buah pikiran" dari Bapak, yg bisa bermanfaat manambah wawasan kita semua ttg "ilmu kebumian"...
salam hormat,
noenk CAHAYA