Perkembangan kasus Sisminbakum yang menyeret mantan Menkumham dan Mensesneg Yusril Ihza mahendra (YIM) makin menarik. Bukan hanya karena kegaduhan publik yang coba diciptakan oleh ybs berkenaan dengan tudingan ilegalitas terhadap Jaksa Agung Hendarman Supandji (HS), tetapi yang lebih serius adalah pengungkapannya mengenai keterlibatan SBY dan inner circlenya dalam permasalahan ini.
Paling akhir adalah pengungkapan atas keterlibatan Sudi Silalahi dan SBY sendiri dalam upaya “menyingkirkan” YIM dari Kabinet dan dakwaan keterlibatan dalam tindak pidana korupsi kasus Sisminbakum tersebut.
Mengapa saya mengatakan serius? Sebab jika publik dapat dipengaruhi oleh YIM melalui pengungkapan-pengungkapan latarbelakang politik dari masalah yang menimpanya, niscaya akan semakin menambah beban Pemerintah dan juga pribadi SBY dan lingkaran dalamnya yang, pada gilirannya, akan menganggu legitimasi politik yang semakin banyak dipertanyakan oleh lawan-lawan politik serta sebahagian publik di negeri ini.
YIM, yang notabene pernah menduduki posisi strategis dalam Kabinet SBY, sudah pasti memiliki banyak “kartu” dan “informasi dari dalam” yang dapat dipergunakan untuk tawar-menawar politik atau, jika tidak diakomodasi, membuat suasana tidak kondusif bagi elite kekuasaan yang ada.
Contoh yang paling gres tentu adalah pengungkapannya mengenai bagaimana YIM sejatinya telah diincar oleh SBY, Sudi, dan Hendarman untuk dijatuhkan bahkan ketika ia masih menjabat sebagai Mensesneg.
Seperti yang kita baca dalam tautan posting ini, YIM ingin menampilkan dirinya sebagai pihak yang didzolimi kendati telah berjasa besar kepada SBY dan Pemerintahannya, termasuk menjadi Ketua panitia Konferensi Asia-Afrika pada 2005 yang dianggap sukses dan mampu mendongkrak citra Republik dan SBy di dunia internasional!
YIM terkesan ingin menampilkan sebuah gambaran yang sangat negatif mengenai kondisi pemerintahan dan Kabinet SBY dan, sebaliknya, menunjukkan bahwa dirinya menolak untuk terus bergabung di dalamnya dengan meminta mundur.
Dalam penuturan YIM, sangat transparan bagaimana ketiga pihak yang bekerjasama untuk menjatuhkan YIM kemudian saling mengingkari bahwa ada upaya tersebut, namun YIm bergeming dengan pendapatnya.
Jika hal ini kemudian berkembang luas dalam wacana publik dan media juga memberikan coverage secara terus menerus dan meluas, bukan tidak mungkin pengungkapan YIM ini akan bisa mengalahkan semua kasus yang sekarang sedang menjadi perhatian publik, termasuk heboh tentang rekening gendut oknum Polri, kasus tayangan porno Luna Maya, Cut Tari dan Ariel, dan kasus Susno, Gayus, dan juga Anggodo vs KPK.
Sebab, perguliran dari kasus yang diungkapkan YIM akan sangat eksplosif bagi posisi politik Pemerintah dan SBY yang saat ini justru sedang babak belur karena berbagai kegagalannya dalam mengelola pemerintahan dan memberikan solusi-solusi bagi masalah ekonomi dan kesejahteraan rakyat.
Jika parpol pendukung pemerintahan SBY yg tergabung dalam Setgabsi tidak memahami masalah ini, saya khawatir mereka akan semakin terpojok dan segera mendapati diri dalam pertikaian yang lebih parah. Apalagi kalau hal ini bergabung dengan issu reshuffle Kabinet, maka pertikaian intra koalisi akan menemukan momentumnya yang akan dapat membuat kinerja Kabinet benar-benara akan sangat terganggu.
Hasil akhir dari semua ini tentu sudah dibayangkan oleh YIM dan lawan politik SBY: kondisi politik yang kacau balau dan semakin melemahnya kemampuan Kabinet dan koalisi parpol untuk menjalankan fungsi mereka! Indonesia akan terancam menghadapi krisis kepemimpinan dan sistem politik yang tidak kalah parahnya dengan masa sebelum Soeharto jatuh.
Catatan: Tulisan Prof. Dr. Muhammad AS Hikmam ini aslinya berjudul “Pengungkapan Yusril atas Keterlibatan SBY & Inner Circle-nya Kalahkan Semua Kasus” yang telah dimuat dalam beberapa media online. Tulisan ini saya terbitkan kembali di sini, untuk menambah wawasan implikasi tentang sisminbakum (YIM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar