Para pemain Timnas Indonesia merayakan gol yang dilesakkan Bambang Pamungkas (tengah)
saat bertemu Thailand dalam partai penutup Grup A Piala AFF 2010 di Jakarta, 7 Desember 2010.
AFP PHOTO/Bay ISMOYO
Bambang Pamungkas angkat tulisan menanggapi tuduhan adanya pengaturan pertandingan pada leg pertama final Piala AFF di Malaysia, Desember tahun lalu. Salah satu pemain dalam skuad tim nasional ini ikut merasa terpukul dengan tuduhan yang dianggapnya mengada-ada tersebut meski tidak puas dengan knerja PSSI.
Awal pekan ini pecinta sepakbola di Tanah Air digemparkan surat elektronik dari seorang bernama Eli Cohen. Orang yang mengaku pegawai pajak Kementerian Keuangan ini mengklaim adanya skandal penjualan laga final Piala AFF demi keuntungan pribadi sejumlah petinggi PSSI (Baca: Inilah Surat Eli Cohen Soal Pengurus PSSI). Ketua Umum PSSI Nurdin Halid dan Nugraha Besoes selaku Sekretaris Jenderal PSSI diduga menjadi dalangnya.
Bepe, melalui laman pribadinya, dengan lugas menjabarkan kronologis kegiatan tim Garuda sebelum, di, dan setelah meninggalkan Stadion Bukit Jalil, tempat pertandingan dimana Indonesia dikalahkan Malaysia tiga gol tanpa balas. Striker Persija Jakarta ini menjamin tidak ada� pertemuan dengan petinggi PSSI atau pihak luar selama menginap di Hotel Palace of the Golden Horses sebelum laga pertama final tersebut.
Pun ketika berada di ruang ganti stadion. Bepe, panggilan akrab sang striker, menyatakan, pelatih Alfred Riedl kecewa karena tidak ada pengurus PSSI yang masuk ke ruang ganti ketika tim mengalami kekalahan. Barulah perihal itu—ketidakhadiran Nurdin—ditanyakan langsung ketika berada di hotel usai pertandingan.
Dan cerita Bepe, Nurdin tidak masuk karena tidak diperbolehkan petugas dari panitia lokal lantaran tidak memiliki ID card yang berkepentingan. Padahal, menurutnya, para pemain sangat berharap adanya pernyataan yang bisa membuat tim lebih tenang menyikapi kekalahan mengecewakan tersebut.
Bepe menggarisbawahi percakapannya dengan Nurdin sebagai kunci dari e-mail Eli Cohen. "Bagaimana mungkin Ketua Umum PSSI tersebut dapat memasuki ruang ganti dan memberi instruksi jika beliau tidak memiliki ID card?" cetus Bepe dari laman resmi miliknya. "Dan memang pada kenyataannya, beliau memang tidak pernah sekalipun memasuki ruang ganti."
Bepe yakin jika tuduhan itu benar maka dibutuhkan campur tangan dari pemain atau wasit yang memimpin jalannya pertandingan. Bepe yakin rekan-rekannya tidak akan menjual harkat dan martabat bangsa. Sedangkan dari sisi wasit, Bepe juga yakin AFF sebagai penyelenggara tidak akan mengambil risiko kehilangan muka menugaskan wasit yang tidak berkompeten.
"Sejujurnya, saya juga termasuk orang yg tidak puas dengan kinerja dari organisasi bernama PSSI. Akan tetapi, dengan menyebarkan isu adanya kolusi, kok rasanya orang yg bersangkutan tidak lebih baik dari seorang pengecut, tidak berani secara fair muncul. Tuduhan itu juga saya anggap kejam dan tidak manusiawi," imbuhnya.
Sumber: liputan6.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar