Di dalam sebuah kisah, tepatnya di dalam sebuah kitab klasik yang ditulis oleh Imam Nawawi diceritakan. Seorang tokoh hebat yang memiliki ratusan bahkan ribuan santri (murid). Ia seorang agamawan yang rajin beribadah. Berjubah, berwibawa, disegani lawan maupun kawan. Hampir dipastikan, lelaki itu public figure yang sempurna. Melihat kondisi orang seperti ini, Iblispun berusaha bagaimana caranya menyesatkan orang ahli ibadah ini.
Sudah menjadi kewajiban bagi Iblis dan sekutunya untuk mengajak manusia agar supaya menyekutukan tuhan, atau berhianat, atau mengajak durhaka manusia atas perintah-Nya. Dan, orang-orang yang selamat ialah, mereka yang senantiasa tidak menuruti hawa nafsunya. QS al-Naziat (79:40-41) yang artinya:” Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, Maka Sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya). Dan, sebagian besar manusia itu masuk Neraka, karena tidak bisa menahan hawa nafsunya. Apalagi, manusia sekarang memupuk nafsu itu dengan makanan dan minuman yang serba lezat. Puasa dan sholat malam sebagai tameng (perisai) jarang dilakukan, sehingga dengan mudah tergoda rayuan Syetan.
Barsisa…! seorang lelaki sekaligus tokoh agama adalah seorang ahli ibadah, ternyata tergoda rayuan Iblis. Ini mengisaratkan bahwa iblis sentiasa mencari peluang untuk menyesatkan manusia. Iblis tidak akan tinggal diam, sekecil apa-pun, Iblis akan menggunakan kesempatan itu untuk menjauhkan manusia dari tuhan.
Salah satu kelemahan manusia ialah nafsu syahwatnya. Barsisa adalah seorang ahli ibadah Bani Israil. Kuat beribadah, tetapi kurang berilmu, sehingga mudah tertipu oleh Iblis. Oleha karena itu, orang yang ber-ilmu itu lebih baik dari pada orang yang ahli ibadah. Iblis pernah akan mengoda orang yang akan melaksanakan sholat di dalam Masjid. Tetapi, dia ragu dan takut ketika akan memasuki masjid. Setelah ditanya oleh Malaikat, Iblis menjawab:” Saya memang akan menganggu orang sholat itu, tetapi karena ada orang yang sedang tidur, maka saya urungkan niatku”.
Lantas Malaikat itu kaget dan tertegun, kemudian menanyakan kepada Iblis:” memang kepana dengan orang tidur itu? Iblis menjawab lagi;” orang yang sedang tidur itu bukan orang biasa, dia orang yang ber-ilmu. Tidurnya orang yang ber-ilmu itu lebih menakutkan dari pada orang bodoh yang ahli ibadah”. Penjelasan Iblis itu mengisaratkan, bahwa orang yang ber-ilmu itu memang selalu mengatur hati (niat) di dalam setiap langkahnya. Orang yang ber-ilmu, ketika akan beranjak tidur, tidak lupa mengambil Air wudhu terdahulu dan berdo’a kepada-Nya.
Kisah di dalam kitab tabihu al-Ghofilin, yang ditulis oleh Imam al-Nawawi menceritakan:”Ibn Abbas r.a. mengisahkan bahawa pada zaman dahulu terdapat seorang lelaki yang sangat salih bernama Barsisa, yang telah beribadat di satu tempat ibadat selama 70 tahun. Dia tidak pernah melakukan maksiat biarpun sedikitpun.
Pada suatu hari Iblis mengumpulkan sekelopok golongan syaitan dan sekutunya, lantas bertanya di antara mereka:” Siapakah di antara kalian yang sanggup membinasakan Barsisa”.
Salah satu dari hadirin menjawab:” Saya bisa melakukannya”. Si Iblis mengatur langkah dan strategi dengan untuk membinasakan Barsisa. Sang Iblis mengenakan busana seperti busana yang dikenakan Barsiso, agar supaya menunjukkan bahawa dia adalah seorang rahib yang shalih dan ahli ibadah. Kemudian ia pergi ke tempat Barsisa beribadat. Setibanya di sana dia terus memberi salam, tetapi tidak mendapat jawapan. Barsisa tidak berhenti daripada sembahyangnya kecuali setelah 10 hari.
Ketika sedang bermunajat (ibadah), Barsiso cukup lama. Melihat kondisi seperti ini, berari cara mengoda Barsiso juga lewat ibadahnya. Melihatkan kondisi demikian Iblis menyatakan bahwa dirinya ingin berguru kepada Barsisa. Agar supaya dapat beribadah seperti dirinya.
Singkat cerita. Ahirnya Iblis berpura-pura menjadi orang yang ahli beribadah sehingga bisa mengalahkan ibadahnya Barsisa. Setiap sembayang, Sang Iblis yang menyamar menjadi seorang Ustdah dengan berbaju putih bersih itu selalu meneteskan air mata. Berhar-hari, Iblis melakukan demikian. Tidak terasa, Barsisa ahirnya terkagum-kagum dengan air mata yang mengalir deras itu.
Lantas Barsisa bertanya kepada Iblis yang menyamar itu:” kenapa engkau begitu nikmat dan lezat ketika sedang beribadah kepada Allah? Tanya Barsisa. Iblis menjawab:”Sebab, saya telah mengakui kesalahan yang sudah saya lakukan. Saya benar-benar menyesal dan bertaubat kepada Allah Swt, karena dosa-dosa saya begitu banyak dan besar. Mendengar jawaban ini, Barsisa mulai kagum dengan ibadahnya Iblis itu. Ahirnya keduanya terlibat dalam sebuah dialog.
Iblis:” tahukan engkau, kenikmatan taubat itu tidak mungkin bisa didapatkan kecuali telah melakukan dosa. Dan aku benar-benar telah menikmati indahnya bertaubat kepada-Nya. Ibaratnya orang yang tidak pernah sakit, tidak bisa menikmatinya nikmatnya sehat. Ibarat orang akan merasakan manisnya madu, jika dia pernah merasakan pahitnya jamu. Begitulah logi Iblis untuk menyakinkan Barsiso.
‘‘Lantas apa yang harus saya lakukan agara bisa merasakan nikmatnya taubat? Tanya Barsiso. Iblis menjawab:” lakukan saja dosa, seperti; membunuh, atau berbuat zina”. Barsiso menjawab:” tidak mungkin saya melakukan dosa yang demikian, itu adalah dosa besar dihadapan Allah Swt”. Iblis-pun memutar otaknya untuk meyakinkan Barsiso, kemudian mengatakan:” bagaimana dengan minuman keras (nyabu)? masih menurut Iblis:” nyabu itu bisa dikamar (hotel), dan tidak ada yang mengetahuinya.
Setelah mendengar penjelasan Iblis. Barsiso ahirnya terperdaya, di dalam hatinya dia mengatakan:” bener juga ya…..!minuman keras (nyabu), dikamar tidak ada yang melihatnya, baru kemudian saya bertaubat kepada Allah Swt. Tawaran ini ternyata masuk akal dan diterima, lantas segera dicobanya. Setelah beberapa waktu. Barsiso mengambil minuman keras, lantas meneguknya dikamar. Setelah pusing dan mabuk, Barsiso melihat seorang wanita yang sedang lewat depan kamarnya. Karena sudah dirasuki syetan dan syarafnya sudah tidak sadar. Ahirnya Barseso juga melakukan perbuatan zina. Ahirnya orang-orang mengetahui bahwa Barseso berbuat jahat. Belum sempat bertaubat Barsiso dihajar masa ahirnya meninggal dalam ke-adaan Suul Khotimah (trgias).
Minuman keras itu adalah awal dari sebuah kejahatan. Yoyo, Kangen Band, Iyut bin Slamet, Rivaldo, Cicitnya Pak Harto, Roy Marten, adalah orang-orang yang terperdaya Iblis. Jika dilihat dari sejarah Barseso, orang yang menjadi budak minuman keras (nyabu) bisanya dibarengi dengan perbuatan amoral (medok). Sebab, nyabu dan medok seolah-olah menjadi pasangan (komplementer) yang tidak bisa dipisahkan. Semoga, pemerintah terus tegas menindak pelaku dan pengedar. Yang terlanjur, semoga tuhan memberikan hidayah dan senantiasa berjalan pada jalan yang lurus. Wallahu a’lam.
Abdul Adzim
Sumber: kompasiana.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar