Beberapa spesies burung endemik bahkan terancam punah. Berikut merupakan 10 jenis burung di Indonesia yang terancam punah..
1. Jalak Bali
Jalak bali (Leucopsar rothschildi) adalah sejenis burung pengicau
berukuran sedang, dengan panjang lebih kurang 25cm, dari suku Sturnidae.
Jalak Bali merupakan burung endemik pulau Bali dan dinobatkan sebagai
lambang fauna provinsi Bali. Jalak bali dinilai statusnya sebagai kritis
di dalam IUCN Red List serta didaftarkan dalam CITES Appendix I.
2. Maleo Senkawor
Maleo Senkawor atau Maleo, yang dalam nama ilmiahnya Macrocephalon
maleo adalah sejenis burung gosong berukuran sedang, dengan panjang
sekitar 55cm, dan merupakan satu-satunya burung di dalam genus tunggal
Macrocephalon. Diperkirakan jumlahnya kurang dari 10.000 ekor saat ini.
Berdasarkan dari hilangnya habitat hutan yang terus berlanjut,
tingkat kematian anak burung yang tinggi, populasi yang terus menyusut
serta daerah dimana burung ini ditemukan sangat terbatas, Maleo Senkawor
dievaluasikan sebagai terancam punah di dalam IUCN Red List. Spesies
ini didaftarkan dalam CITES Appendice I.
3. Elang Jawa
Elang Jawa atau dalam nama ilmiahnya Spizaetus bartelsi adalah salah
satu spesies elang berukuran sedang yang endemik di Pulau Jawa. Satwa
ini dianggap identik dengan lambang negara Republik Indonesia, yaitu
Garuda. Dan sejak 1992, burung ini ditetapkan sebagai maskot satwa
langka Indonesia.
Mempertimbangkan kecilnya populasi, wilayah
agihannya yang terbatas dan tekanan tinggi yang dihadapi itu, organisasi
konservasi dunia IUCN memasukkan elang Jawa ke dalam status EN
(Endangered, terancam kepunahan). Demikian pula, Pemerintah Indonesia
menetapkannya sebagai hewan yang dilindungi oleh undang-undang.
4. Merak Hijau
Merak Hijau atau dalam nama ilmiahnya Pavo muticus adalah salah
satu burung dari tiga spesies merak. Seperti burung-burung lainnya yang
ditemukan di suku Phasianidae, Merak Hijau mempunyai bulu yang indah.
Merak Hijau dievaluasikan sebagai rentan di dalam IUCN Red List. Spesies
ini didaftarkan dalam CITES Appendix II.
5. Kuau Kerdil Kalimantan
Kuau-kerdil Kalimantan, Polyplectron schleiermacheri, adalah jenis
kuau-kerdil berukuran sedang yang berhabitat di hutan hujan dataran
rendah Pulau Kalimantan. Kuau ini adalah jenis kuau merak yang paling
langka dan sudah jarang ditemui. Cirinya adalah ukuran tubuhnya yang
maksimal dapat tumbuh sampai 50 cm dengan bintik-bintik pada tubuhnya.
Kuau merak Kalimantan masih berkerabat dengan kuau-kerdil Malaya dan
kuau-kerdil Palawan.
Burung ini memiliki status konservasi EN (endangered) atau terancam punah oleh IUCN red list.
6. Kakatua Kecil Jambul Kuning
Kakatua-kecil Jambul-kuning atau dalam nama ilmiahnya Cacatua
sulphurea adalah burung berukuran sedang, dengan panjang sekitar 35 cm,
dari marga Cacatua.
Berdasarkan dari hilangnya habitat hutan dan
penangkapan liar yang terus berlanjut untuk perdagangan, serta daerah
dan populasi dimana burung ini ditemukan sangat terbatas, kakatua-kecil
jambul-kuning dievaluasikan sebagai kritis di dalam IUCN Red List.
Spesies ini didaftarkan dalam CITES Appendix I.
7. Kasuari Gelambir Ganda
Kasuari Gelambir-ganda atau dalam nama ilmiahnya Casuarius
casuarius adalah salah satu burung dari tiga spesies Kasuari. Burung
Kasuari mempunyai kaki yang besar dan kuat dengan tiga buah jari pada
masing-masing kakinya. Jari-jari kaki burung ini sangat berbahaya karena
diperlengkapi dengan cakar yang sangat tajam. Seperti umumnya spesies
burung-burung yang berukuran besar, burung Kasuari Gelambir-ganda tidak
dapat terbang. Burung Kasuari biasanya hidup sendiri, berpasangan hanya
pada waktu musim berbiak. Anak burung dierami dan dibesarkan oleh burung
jantan.
Penangkapan liar dan hilangnya habitat hutan mengancam
keberadaan spesies ini. Kasuari Gelambir-ganda dievaluasikan sebagai
rentan (vulnerable, VU) di dalam IUCN Red List.
8. Gosong Maluku
Gosong Maluku yang dalam nama ilmiahnya Eulipoa wallacei adalah
sejenis burung gosong berukuran kecil, dengan panjang sekitar 31cm, dan
merupakan satu-satunya spesies di dalam genus tunggal Eulipoa.
Berdasarkan dari hilangnya habitat hutan yang terus berlanjut, keamanan
yang tidak stabil di Maluku yang menghambat usaha perlindungan spesies
serta populasi yang terus menyusut dan daerah dimana burung ini
ditemukan sangat terbatas, Gosong Maluku dievaluasikan sebagai rentan
(vulnerable, VU) di dalam IUCN Red List.
9. Bangau Tongtong
Bangau Tongtong, Leptoptilos javanicus, adalah spesies burung dari
familia bangau atau Ciconiidae. Tersebar di selatan Asia mulai dari
India timur sampai pulau Jawa.
Tingginya sekitar 110-120 cm,
berat 5 kg dan rentang sayap 210 cm. Spesies ini adalah yang terkecil
dalam genus Leptoptilos. Bagian atas tubuhnya dan sayapnya berwarna
hitam, namun perut dan bagian bawah ekor berwarna putih. Kepala dan
lehernya botak. Paruhnya berwarna pucat, pancang dan tebal. Burung muda
warnanya lebih kusam daripada burung dewasa.
Status konservasi burung ini menurut IUCN adalah rentan (vulnerable, VU).
10. Mentok Rimba
Mentok Rimba atau dalam nama ilmiahnya Cairina scutulata adalah
sejenis burung dari keluarga bebek (suku Anatidae). Spesies ini termasuk
salah satu burung air yang paling langka dan terancam punah di dunia.
Pada masa lalu, Mentok Rimba hidup tersebar luas mulai dari India timur
laut, Bangladesh, Asia Tenggara, Sumatra hingga Jawa. Pada tahun 2002
populasinya di seluruh dunia tinggal lagi 800 ekor; dengan sekitar 200
ekor menyebar di Laos, Thailand, Vietnam dan Kamboja, sekitar 150 ekor
di Sumatra, terutama di Taman Nasional Way Kambas, dan 450 ekor di
India, Bangladesh dan Myanmar.
Jenis unggas ini masuk dalam daftar IUCN red list sebagai fauna yang terancam punah (endangered, EN).
Mungkin masih banyak spesies burung endemik Indonesia yang terancam
kelestariannya akibat perbuatan manusia yang tidak bertanggung jawab.
Semoga ke depannya kelestarian dan keanekaragaman hayati di
Indonesia tetap tinggi karena itu juga penting buat masa depan bangsa
ini.
Sumber: Kicau Papua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar