VALENTINO ROSSI dilahirkan di Urbino tanggal 16 Februari 1979. Anak dari Graziano Rossi (juara tiga 250 cc World Championship tahun 1979), Valentino, mulai membalap di kejuaraan motor mini pada tahun 1992.
Tahun 1993 memulai debutnya bersama Cagiva di kejuaraan Italiano Sport Production kelas 125 cc dan menduduki posisi ke-12 musim itu. Tahun 1994 masih bersama Cagiva ia menduduki urutan pertama di klasemen. Tahun 1995 ia pindah ke tim Sandroni-Aprilia dan memenangkan kejuaraan 125 cc Italia dan di tahun yang sama berada di urutan ketiga di kompetisi Eropa.
Tanggal 31 Maret 1996, kesempatan itu datang juga, debut di kejuaraan dunia kelas 125 cc masih bersama Aprilia di tim Scuderia AGV, Valentino terbang ke Malaysia untuk balapan pertamanya. Dia masih berusia 17 tahun, berat 70 kg, termasuk pemain paling berat di kelasnya. Saat itu dia finish di urutan keenam. Kemudian di seri berikutnya di Spanyol dan Italia, Valentino finish di urutan keempat.
Kemudian Valentino akhirnya berhasil naik podium di Austria, saat dia finish di urutan ketiga. Hari itu tanggal 4 Agustus 1996. Tavullia pun mengadakan pesta. Itu belum semuanya. Dua minggu kemudian dia menang di Brno dan kemudian berada di posisi kelima saat berlomba di Imola. Dengan sedikit kecewa, karena Imola hanya sepelemparan batu dari kota kelahirannya!
- Final Championship position [125 cc musim 1996] : urutan ke-9 dengan 111 angka.
- Menang: 1 kali [GP Ceko]
Pada tahun 1997, Valentino kembali mencoba merintis jalan untuk meraih gelar juara dunia di kelas 125 cc dan kali ini dia berhasil, meraih 11 kemenangan dalam satu musim: diantaranya termasuk kemenangan di Mugello dan Imola. Setiap kemenancan Valentino selalu dimeriahkan dengan aksi kreatif khas Vale: mulai dari bergaya ala Robin Hood sampai dengan membawa sebuah boneka karet yang diberikan oleh fansnya.
- Menjadi pembalap termuda kedua [18 tahun 196 hari] yang meraih gelar juara dunia 125 cc bersama Nastro Azzura Aprilia Team.
- Final Championship position [125 cc musim 1997] : urutan ke-1 dengan 321 angka.
- Menang : 11 kali [Malaysia, Spanyol, Italia, Perancis, Belanda, Imola, Jerman, Brasil, Inggris, Catalunya dan Indonesia]
Tahun 1998 Vale naik ke kelas 250cc, tetap bersama tim Aprilia Nastro Azzura, dan setelah melalui awal yang buruk [banyak sekali mengalami kecelakaan saat membalap], Vale memenangkan lima seri terakhir musim itu meskipun tidak bisa meraih gelar juara dunia [sebagai catatan, musim itu setiap kali Vale berhasil finish tidak pernah di luar tiga besar, selalu naik podium].
- Final Championship position [250 cc musim 1998] : urutan ke-2 dengan 201 angka
- Menang : 5 kali [Belanda, Imola, Catalunya, Australia dan Argentina]
Tahun 1999 Vale yang masih betah di Aprilia, memulainya dengan tidak menggembirakan, tapi setelah dua seri, dia bangkit dan memulai serangkaian sukses sampai akhir musim dengan 9 gelar juara seri, dan membawanya menjadi juara dunia kelas 250 cc saat dia baru berusia 20 tahun.
- Menjadi pembalap termuda [20 tahun 250 hari] yang meraih gelar juara dunia 250 cc bersama Aprilia Grand Prix Racing Team
- Final Championship position: urutan ke-1 dengan 309 angka.
- Menang : 9 kali [Spanyol, Italia, Catalunya, Inggris, Jerman, Ceko, Australia, Afrika Selatan dan Brasil]
Tahun 2000, Valentino berkat pendekatan dari Michael Doohan, memutuskan pindah ke tim baru, Nastro Azzuro Honda, dan hijrah ke kelas lebih tinggi 500 cc. Sampai setengah musim Vale tampak berusaha menyesuaikan diri dengan motor barunya, dia sering terjatuh, sama seperti saat dia baru masuk ke kelas 125 cc dan 250 cc, dan kemudian bangkit di pertengahan musim. Vale mulai stabil naik podium demi podium, tapi kebangkitannya sudah terlambat, karena selisih nilai dengan Kenny Roberts terlanjur jauh.
Sampai akhir musim Vale mengoleksi dua gelar juara [Inggris dan Brasil], 3 posisi kedua dan 5 posisi kelima dengan total poin 209, dan itu sudah cukup membuatnya menduduki urutan kedua dunia dan menyabet gelar Rookie of The Year. Dengan kata lain, Vale harus menunggu gelar juara dunianya sampai musim 2001.
Tahun 2001, seperti diperkirakan pengamat, menjadi tahunnya Rossi. Empat seri pertama musim ini menjadi milik Valentino. Dan gp seri 14 di Phillip Island circuit Australia jadi saksi penobatan Rossi sebagai juara dunia, melengkapi koleksi gelar juara dunia menjadi tiga kali dan pembalap termuda sepanjang sejarah yang pernah meraih juara dunia di tiga kelas yang berbeda.
Lahir untuk balap
Rossi memang dilahirkan untuk menjadi pembalap, Ia tumbuh dilingkungan yang sangat mendukung karirnya. Ayahnya, Graziano Rossi adalah seorang pembalap besar dimasa ’70-an. Otomatis ia besar dilingkungan yang kental atmosfer balap. Ketika anak-anak seusianya asyik dengan mainannya, Rossi bermain dengan motor balap sungguhan di tengah paddock pembalap ternama Luca Cadalora ataupun Loris Reggiani.
Entertainer
Saat pertama bergabung di Gp 500cc bersama tim bekas Doohan, yang dikepalai oleh seorang mekanik handal Australia bernama Jerremy Burgess, suasana paddock sangat terpengaruh perangai Doohan yang temperamental. Semua mekanik dan staff tim tampak serius dan cenderung penuh tekanan. Suasana ini buat Rossi sungguh tak masuk akal, menurutnya ia tak bisa membayangkan membalap tanpa merasa fun, kemudian waktu ia mulai menang, ia bertekad untuk merayakan besar-besaran, menurutnya ia cuma ingin melakukan sesuatu yang baru, menunjukkan emosi memenangkan balap.
Sejak saat itulah, pesta kemenangan jadi ciri khasnya. Tak hanya bersama teman, juga ribuan pendukungnya yang memadati sirkuit. Dengan aksi-aksinya, Rossi bagaikan magnet yang menarik orang untuk menonton GP. Para pecinta GP tentu masih ingat akan aksinya memboncengkan fansnya yang berkostum ayam berkeliling sirkuit, aksinya memboncengkan fans yang berpakaian dokter, ia juga pernah membonceng angka satu raksasa sebagai simbol juara dunia, juga aksi wheelie dan burnout nya yang sudah tak terhitung setiap memperoleh kemenangan. Ia juga kerap memberikan kneepad atau topi nya kepada fansnya dengan melemparnya saat berada di podium. “Valentino itu petarung hebat. Tetapi ia juga tahu kalau kita berada ditengah bisnis hiburan. Jadi ia juga suka menghibur,” kata Burgess.
Julukan Rossi
Dalam perjalanan balapnya rossi kerap berganti julukan dan melakukan hal-hal yang menarik perhatian dan menghibur. Ia beralasan bahwa semuanya itu dilakukan dimulai dengan niat bersenang-senang dan melakukan sesuatu yang lucu.
Rossifumi Julukan Rossi yang diciptakan oleh temannya saat Rossi membalap di kelas 125cc julukan ini tercipta karena Rossi kagum dengan pembalap Jepang yang khas dengan rambut panjangnya, Norick Abe yang saat itu berumur 17 tahun dan dengan gigih bertarung dengan Michael Doohan dan Kevin Scwantz dikelas 500cc, karena nama asli pembalap Jepang itu Norifumi Abe maka Rossi dijuluki Rossifumi.Tahun 2004 Rossi dan Abe sama-sama membela Yamaha berada dalam beda tim namun satu grafis,yaitu dominasi warna biru.Rossi berada di tim Gauloises Fortuna Yamaha Team sedangkan Abe bernaung di Fortuna Gauloises Tech 3 Yamaha Team.
Valentinik Julukan ini berasal dari tokoh kartun Daffy Duck yang menjadi superhero yang di Italia bernama Paperinik. Julukan ini dipakainya pada saat membalap di kelas 250cc.
The Doctor Setelah naik ke kelas 500cc pada musim 2000 Rossi menjuluki dirinya dengan The Doctor karena membalap di kelas 500cc butuh keseriusan dan ia merasa dirinya bukan anak kecil lagi, selain itu ia juga menyukai ide sebagi illmuwan gila dan melakukan eksperimen edan, ia menganggap pantas memakai julukan itu setelah mendapatkan prestasi sebagai juara dunia.”Di balap 500cc kita tidak butuh superhero. Yang kita perlukan cuma tenang, kalem, dan pemikir seperti dokter,”ucapnya. Disamping itu, nama Valentino di Italia kebanyakan digunakan oleh para dokter. Ia juga mulai mengurangi perayaan kemenangan yang dianggapnya sudah tak pantas ia lakukan. “Cukup dengan melambai seperti pembalap lain, lalu malamnya pesta habis-habisan bareng sahabat-sahabat saya.”
Pindah ke Yamaha
Pada akhir musim 2003 menjelang musim 2004 Valentino Rossi membuat keputusan yang mengejutkan. Ia memutuskan hijrah dari tim yang dibelanya waktu itu yaitu tim pabrikan Honda, Repsol Honda HRC yang telah mengantarkan dirinya meraih juara dunia 2002 dan 2003 serta membawa Doohan merebut juara dunia 1994, 1995, 1996, 1997, 1998 juga Alex Criville menjadi juara dunia 1999. Rossi memutuskan meninggalkan tim super tersebut dan memilih bergabung bersama tim Yamaha, yang terakhir meraih juara dunia pada tahun 1992 melalui pembalap Wayne Rainey. Rossi tidak pindah ke tim Yamaha sendirian, ia juga membawa Jerremy Burgess, kepala mekaniknya yang dahulu juga menangani Doohan dan Criville. Mereka melakukan serangkaian tes membenahi teknologi motor Yamaha YZR M1 milik Rossi agar mampu menandingi motor terkuat di MotoGP saat itu, RC211V milik Honda.
Mengenai kepindahannya ini, banyak yang tak mengira dan pesimis ia akan mampu mempertahankan gelar juaranya. Salah satu pernyataan pesimis datang dari Max Biaggi, musuh bebuyutannya mengatakan, “Aku tak menyangka ia pindah ke Yamaha, tapi bagaimanapun juga akan sulit mengalahkan Honda. Bahkan Rossi sendiri kurang optimis ia mampu mempertahankan juara dunianya. “Kami membutuhkan waktu untuk tampil kompetitif, untuk menang pada musim pertama bersama Yamaha jelas sangat sulit”. Tapi ia mementahkan semua pandangan pesimis tersebut. bahkan pada seri pertama musim 2004 di GP Welkom, Afrika Selatan ia mengalahkan Max Biaggi yang mengendari motor Honda, meskipun dengan perlawanan yang sangat ketat, dengan motor yamaha, yang terakhirnaik podium tahun 1992 !! bahkan pada tahun 2004 dan 2005 Rossi mejadi juara dunia bersama Yamaha! dan menjadi pembalap yamaha pertama yang paling banyak juara dalam satu musim (rossi juara 9 x pada musim 2005).
Rossi Raih Kemenangan ke 100
Juara dunia MotoGP 2008 Valentino Rossi berhasil menggenapkan jumlah kemenangannya menjadi 100 kali, setelah menjuarai kelas MotoGP di sirkuit Assen Belanda kemarin malam waktu Indonesia. Pencapaian Rossi hanya kalah dari Giacomo Agostini yang telah mengemas rekor 122 kali kemenangan di semua kelas. Jika mampu mempertahankan performanya hingga beberapa tahun ke depan, maka mungkin saja rekor tersebut akan dipecahkan Rossi.
Balapan kemaren sebenarnya tidak seseru balapan sebelumnya yang sempat melibatkan duel hingga tikungan terakhir. Rossi yang start dari pole position langsung menempati posisi terdepan di lap lap awal. Saingannya Stoner, Pedrosa dan Lorenzo berkejaran membuntutinya. Sial bagi Dani Pedrosa, pembalap mungil tersebut harus terjatuh beberapa saat setelah posisinya diambil alih Lorenzo. Duel perebutan posisi kedua langsung dimenangkan Lorenzo. Stoner dalam lomba kali ini tampak tidak mampu mengejar pasangan pembalap Fiat Yamaha di depannya.
Bukan Rossi namanya bila tidak melakukan perayaan unik di kemenangan spesialnya. Ketika melakukan victory lap, Rossi sempat berhenti dan “mengibarkan sebuah bendera” yang berisikan gambar-gambar kemenangannya hingga mencapai angka 100.
Balapan kemaren sebenarnya tidak seseru balapan sebelumnya yang sempat melibatkan duel hingga tikungan terakhir. Rossi yang start dari pole position langsung menempati posisi terdepan di lap lap awal. Saingannya Stoner, Pedrosa dan Lorenzo berkejaran membuntutinya. Sial bagi Dani Pedrosa, pembalap mungil tersebut harus terjatuh beberapa saat setelah posisinya diambil alih Lorenzo. Duel perebutan posisi kedua langsung dimenangkan Lorenzo. Stoner dalam lomba kali ini tampak tidak mampu mengejar pasangan pembalap Fiat Yamaha di depannya.
Bukan Rossi namanya bila tidak melakukan perayaan unik di kemenangan spesialnya. Ketika melakukan victory lap, Rossi sempat berhenti dan “mengibarkan sebuah bendera” yang berisikan gambar-gambar kemenangannya hingga mencapai angka 100.
Pindah ke Ducati
Setelah berprestasi di Yamaha selama 7 tahun dengan 4 gelar Juara Dunia (2004 - 2010), Rossi di tahun ini mengucapkan perpisahn dengan tim Yamaha untuk pindah ke tim Ducati mulai tahun 2011.
Di musim balapan tahun 2010 ini gelar Juara Dunia sudah berada dalam genggaman Lorenzo, rekan satu timnya di Yamaha. Kita tunggu aksi-aksi spektakuler dari Rossi, apakah di Ducati dia masih bisa memberikan gelar Juara Dunia!!! Apakah dengan usianya yang sudah tidak muda lagi (di tahun 2011, dia sudah berumur 31 tahun), dia masih bisa memberikan yang terbaik untuk timnya yang baru.
Prestasi tertinggi:
1985 Go-kart pertama.
1989 Debut balap karting 60cc.
1990 Juara kejuaraan karting regional 60cc, menang sembilan kali.
1991 Peringkat 5 di Kejuaraan Junior go-kart Italia ; pertama terjun dalam balapan minimoto.
1992 Juara Italian minibike Endurance.
1993 Peringkat 12 Italian 125cc Sport Production championship, dengan motor Cagiva.
1994 Juara Italian 125cc Sport Production, dengan motor Cagiva.
1995 Juara nasional Italia 125cc; peringkat 3 125cc Kejuaraan Eropa; peringkat 11 di Kejuaraan, Spanish Open 125cc semuanya dengan motor Aprilia.
1996 Peringkat 9 Grandprix 125cc, Scuderia AGV, peringkat 10 kejuaraan Eropa 125cc dengan motor Aprilia.
1997 Juara Dunia Grandprix 125cc, Nastro Azzurro Aprilia, Meraih 11 kemenangan dari 15 balapan, Termasuk menjuarai GP di sirkuit Sentul.
1998 Runner up Grandprix 250cc, Nastro Azzurro Aprilia.
1999 Juara Dunia Grandprix 250cc, Aprilia Grand Prix.
2000 Runner up Grandprix 500cc, Nastro Azzurro Honda.
2001 Juara Dunia Grandprix 500cc, Nastro Azzurro Honda.
2002 Juara Dunia MotoGP, Repsol Honda Team.
2003 Juara Dunia MotoGP, Repsol Honda Team.
2004 Juara Dunia MotoGP, Gauloises Fortuna Yamaha Team.
2005 Juara Dunia MotoGP, Gauloises Yamaha Team.
2006 Runner up MotoGP, Camel Yamaha Team.
2007 Peringkat 3 MotoGP, Fiat Yamaha Team.
2008 Juara Dunia MotoGP, Fiat Yamaha Team.
2009 Juara Dunia MotoGP, Fiat Yamaha Team.
www.lintasberita.com