Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, menyemburkan guguran awan panas, Kamis (4/11).
Kepala Pos Pantau Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur, Suparno mengatakan, guguran awan panas terjadi pada pukul 06.15 WIB, dengan jarak luncuran sepanjang 4 kilometer dari puncak Semeru (Mahameru).
"Jarak luncuran awan panas masih jauh dari pemukiman warga karena jarak pemukiman warga dengan puncak Semeru sekitar 11 kilometer, sehingga masih aman," kata Suparno.
Suparno menjelaskan, guguran awan panas Gunung yang memiliki ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl) ini disebabkan lidah lava longsor karena ada pertumbuhan kubah lava sepanjang 500 meter dari puncak Semeru.
"Lidah lava yang berada di titik sekitar 100 meter dari puncak kawah Semeru longsor sepanjang 4.000 meter atau 4 kilometer, hingga menyebabkan terjadinya guguran awan panas," tuturnya.
Suparno mengatakan, lava pijar muncul dari kawah Gunung Semeru sekitar empat bulan lalu, kemudian menjadi lidah lava.
"Guguran awan panas dari lidah lava yang longsor sepanjang 4 kilometer baru terjadi pada hari ini, sehingga PPGA meningkatkan pemantauan terhadap aktivitas Semeru," paparnya menjelaskan.
Untuk itu, kata dia, PPGA Semeru di Gunung Sawur melaporkan terjadinya guguran awan panas kepada Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (Satlak PBP) Lumajang dan pihak ESDM di Surabaya.
"Kami sudah melaporkan kepada sejumlah pihak yang berkompeten, terkait dengan terjadinya guguran awan panas Gunung Semeru, hari ini," ucapnya menegaskan.
Data di PPGA Semeru yang berada di Gunung Sawur yang terletak di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang mencatat, gempa tremor sebanyak 35 kali, gempa tektonik jauh sebanyak satu kali, gempa embusan sebanyak 24 kali, dan gempa guguran sebanyak empat kali.
Secara terpisah, Sekretaris Satlak PBP Lumajang Rochani, membenarkan terjadinya guguran awan panas di gunung api tertinggi di Pulau Jawa itu.
"Kami sudah mendapat informasi dari PPGA Semeru di Gunung Sawur, sehingga informasi itu sudah kami sampaikan kepada aparat desa yang terdekat di lereng Semeru," ucap Rochani.
Menurut Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Lumajang itu, pemukiman yang terdekat adalah Desa Rowobaung, Kecamatan Pronojiwo, jaraknya sekitar 11 kilometer dari Mahameru.
"Alhamdulillah, guguran awan panas itu masih aman dan tidak menghambat aktivitas warga Lumajang karena masih jauh dari pemukiman penduduk," tuturnya.
Ia mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap aktivitas Gunung Semeru, namun warga Lumajang tidak perlu panik karena guguran awan panas masih jauh dari pemukiman.Sumber: Era Baru News
Tidak ada komentar:
Posting Komentar