Lokasinya di Tulungagung Jawa Timur, Menuju Lokasi Jalur pendakian menuju desa terakhir dari terminal tulungagung naik angkutan pedesaan (angkudes) menuju kedesa Sendang dan turun di Pertigaan koramil Sendang. Dari sini naik angkudes / ojek menuju kedesa penampe’an (penampihan).
Untuk diingat bahwa angkudes ini sangat jarang sehingga perlu adanya koordinasi proses pendakian didalam perhitungan kapan waktu pendakian dan kepulangan. Kalo perlu koordinasi dengan sopir karena angkudes hanya beroperasi jam 8-16 sore dan berangkat tiap 1 jam sekali.
Telaga Ngebel yang terletak di kaki gunung Wilis
Jika kita naik angkudes maka kita akan diturunkan ke desa terakhir dan perlu berjalan kaki 1/2 km untuk menuju ke candi penampihan, namun jika kita naik ojek akan diturunkan di candi penampihan sehingga lebih efisien waktu dan tenaga.Dari sinilah kita akan memulai pendakian sehinnga perlu adanya persiapan didesa terakhir ini.
Gunung wilis merupakan gunung non-aktif tertinggi (2563 dpl) di daerah Jawa Timur. Lokasinya diapit oleh 6 kota dijawa timur diantaranya Tulungagung, Kediri, Nganjuk , Madiun, Ponorogo, Trenggalek. Gunung tersebut merupakan gunung dengan 5 puncak yang masing-masing dapat dijangkau dari tiap kota misalnya Puncak Liman dapat dijangkau dari kota Nganjuk dan Kediri dan banyak puncak lain yang tidak dapat penulis ingat satu persatu dan konon katanya salah satu puncaknya ada yang belum pernah didaki dan juga belum ada yang berhasil ber Ekspedisi ke salah satu puncaknya tersebut Ada juga puncak lain(± 2300m dpl) yang dapat diakses lewat daerah Tulungagung yang merupakan puncak paling favorit didaki para pendaki karena selain medannya menantang, juga banyak ditemui pemandangan alami misalnya air terjun, situs purbakala/ candi , juga hamparan kebun teh yang terkenal dengan sebutan ‘Teh Hijau Kaki Wilis’.
Selain itu juga terkenal daerah penghasil susu sapi dan sayuran (kobis, kol,wortel,sawi dll). Gunung tersebut dapat dikatakan bahwa merupakan gunung yang masih dikatakan alami ‘Perawan’ karena pada dasarnya lokasinya yang jauh dari pusat kota dan keramaian apalagi akses ke lokasi dengan kendaraan umum juga lumayan sulit didapatkan sehingga jarang dijamah tangan pendaki yang usil.
Dalam setiap perjalanannya ke Puncak banyak juga ditemui tanaman alami khas pegunungan (suplir, Anggrek, namun jarang ditemui edelwise) yang tidak dapat ditemui dari gunung-gunung lain dan juga masih terkenal dengan binatang buasnya dan liar semisal harimau, ular phiton, monyet, babi hutan dan yang pasti ‘babi Ngépét’ tidak akan anda temui disini karena itu bukan makluk buas…tapi makhluk gaib.
Yang penulis dapat jelaskan adalah jalur lewat Tulungagung dimana merupakan jalur favorit masyarakat tulungagung dan sekitarnya. Jalur ini memakan waktu 6-8 jam (panjang jalur 7-9 km) dimana disini tidak ada yang namanya pos pendakian (base camp), pos penjaga dll. Selain itu air hanya dapat diperoleh di desa terakhir dan di air terjun yang lokasinya ¼ dari perjalanan. kepuncak Perlu diingat bahwa gunung ini banyak hewan penghisap darah (pacet) di sepanjang jalur sampai puncak.
Sebaiknya kita menyiapkan air yang lebih banyak jika kita mendaki 2 hari misalnya 1 malam menginap di watu godeg, semalam lagi di puncak dimana kita harus menyiapkan persediaan air di ½ perjalanan (watu godeg) dan di simpan (disembunyikan didaerah itu) sehingga jika kita pulang tidak takut kehabisan air dan dapat langsung beristirahat (memasak lagi di tengah perjalanan).
sehingga ketika turun badan sudah kembali fit.Dari watu godeg ke puncak maka sudah ada plang(tanda informasi ke puncak dimana watu godeg merupakan titik temu dari air terjun dengan jalur kedua, dan dari sinilah jalur menuju kepuncak akan menjadi satu jalur.Info Jalur pendakian menuju desa terakhir : dari terminal tulungagung naik angkutan pedesaan (angkudes) menuju kedesa Sendang dan turun di Pertigaan koramil Sendang. Dari sini naik angkudes / ojek menuju kedesa penampe’an (penampihan).
*Untuk diingat bahwa angkudes ini sangat jarang sehingga perlu adanya koordinasi proses pendakian didalam perhitungan kapan waktu pendakian dan kepulangan. Kalo perlu koordinasi dengan sopir karena angkudes hanya beroperasi jam 8-16 sore dan berangkat tiap 1 jam sekali*.
Jika kita naik angkudes maka kita akan diturunkan ke desa terakhir dan perlu berjalan kaki 1/2 km untuk menuju ke candi penampihan, namun jika kita naik ojek akan diturunkan di candi penampihan sehingga lebih efisien waktu dan tenaga.Dari sinilah kita akan memulai pendakian sehinnga perlu adanya persiapan didesa terakhir ini. Kalo perlu bekal ditambah misalnya beli sayuran untuk bekal memasak dan juga susu untuk menunjang gizi yang harganya relatif murah. Untuk susu didapat dengan membeli pada jam 8 pagi dan jam 3 sore karena selain jam tersebut susu sudah dikirim ke pabrik pengolah susu.
Jalur Pendakian
Dari sini (desa terakhir)menuju ke Puncak dapat dilewati melalui 2 jalur yaitu :
1. Jalur 1 air terjun ? Candi penampihan- Kebun teh- air terjun penampihan-watu Godeg(1/2 perjalanan)-Puncak.
2. Jalur 2 langsung puncak ?Candi Penampihan- Kebun Teh- Kebun sayur-langsung Watu godeg(1/2 perjalanan)- puncak.
Jalur tersebut sama-sama melewati kebun teh yang sangat hijau dan setelah kebun teh akan berpisah jalurnya dimana jika keair terjun ada dikiri dan jalur kedua kekanan menuju kebun sayuran.Dan yang pasti kedua jalur tersebut tidak ada yang menghindarkan dari gigitan pacet.
Dari 2 jalur ini masing-masing memiliki keunggulan yang relatif berbeda:
Setelah dari terjun ini pemandangannya bagus sekali dimana kita dapat melihat air terjun yang tingginya 30 meter.Perlu diingat bahwa disinilah pusat pacet paling banyak sehingga perlu berhati-hati jika mandi walaupun tidak berbahaya mungkin jika suatu misal kita terhisap 50 ekor saja, dapat dibayangkan berapa darah segar yang terbuang sia-sia sehingga dapat dipastikan kita bisa terserang anemia(kekurangan darah) dan malah bisa mengakibatkan hipotermia/ penurunan suhu tubuh.
Kekurangannya lagi dimana jalur dari air terjun ke watu godeg akan sangat berat karena kemiringan lerengnya relatif menanjak dengan sudut kemiringan 45 derajat sehingga butuh tenaga ekstra hingga setengah perjalanan (watu godeg). Untuk jalur ini tidak dianjurkan pada waktu musim penghujan karena licin, becek dan di sisi kiri adalah jurang sehingga perlu kehati2an dan keahlian khusus. Struktur tanahnya labil dan tersusun dari tanah liat sehingga sangat licin perlu memakai sepatu bot ataupun sepatu sepak bola.
Jalur ini tidak memiliki plang( tanda arah menuju watu godeg) sehingga perlu dilakukan penyisiran jalan agar tidak tersesat jika belum pernah mendaki gunung ini. Setelah sampai watu godeg (berwujud batu besar yang mengapit sebuah tanah datar yang lumayan lebar) dan ditanah ini kita bisa mendirikan base camp agar terhindar dari angin. Dari jalur ini kurang lebih memakan waktu 4 jam untuk sampai watu godeg. Dari sinilah jalur antara keduanya(jalur 1 dan jalur 2) akan bergabung dan terdapat penunjuk jalan ke puncak.
Jalur kedua, adalah jalur yang harus melewati kebun sayuran (ada rumah penyimpan sayuran) yang dihalaman luarnya ada kolam ikannya. Dijalan ini melewati satu anak sungai barulah kita menaiki bukit dan disinilah kita harus mencari jalan menuju puncaknya yang terlihat ada plang (penunjuk jalan).Jalur disini akan terlihat tertutup rerumputan sehingga harus jeli melihat manakah jalur air ataukah jalur setapak. Perlu diingat bahwa pada jalur ini sampai puncak tidak akan ada air lagi Untuk jalur ini jalurnya lebih jelas dan sudah terbentuk seperti anak tangga (ada plang jalurnya juga tiap berapa meter sekali) dan sangat rindang sekali, dikanan dan kirinya pepohonan khas hutan tropis indonesia.. Disini kemiringannya 20-30 derajat dan ada bonus trak mendatarnya juga sehungga lebih hemat tenaga. Namun perlu hati-hati juga karena jalurnya juga bercabang banyak menuju ke lembah atau bahkan ke turun lagi.
Perlu hati-hati memilih jalur, usahakan tetep berkonsentrasi terhadap jalur tipuan tersebut. Perlu diperhatikan dalam pencarian jalur ini usahakan cari jalur yang terlihat menanjak terus dan ada tanda keberadaan plang info jalur(hindari jalur turun yang curam karena menuju kedasar tebing). Jalur ini relatif cepat yaitu untuk kewatu godeg dapat ditempuh 3-3,5jam .
Setelah sampai watu godeg maka dapat bermalam dahulu. Baru melanjutkan lagi. Jalur ini tidak akan melewati air terjun lagi karena jika kita ke air terjun sama halnya kita kembali ke ¼ perjalanan lagi
Dari watu godeg ini jalur sudah bersatu dan hanya ada satu jalur yang menuju kepuncak namun tanah nya sangat labil, usahakan hindari tanah yang bergerak bila diinjak(tanahnya empuk seperti kasur) karena tanah tersebut biasanya akan membuat tepeleset atau kaki terkilir karena kaki kita tenggelam dan akhirnya terjatuh. Dan dalam perjalanan ini pastilah kita akan digigit pacet, karena pada tanah yang empuk tersebut biasanya merupakan sarang dari pacet, usahakan kaki dan tangan dilindungi dengan kaos kali tebal dan panjang, kalau perlu kaki diberi lotion anti nyamuk yang relatif efektif.
Jangan lupa membawa tembakau yang berguna untuk melepaskan dan menghentikan aliran darah yang keluar. Dalam perjalanan ini kita akan melihat banyak pohon besar yang akan kita lewati bagian tengah (sela-sela) batangnya. Setelah watu godeg ini jalurnya relatif ringan karena kita hanya menuruti jalan yang berada pada punggungan yang kiri dan kanannya berupa lembah curam (jurang) dan pastikan keselamatan diri dan barang bawaan karena ketika beristirahat kita pasti lupa penempatan barang-barang dilokasi yang aman, namun jangan salah jika hampir mendekati puncak maka jalannya akan menanjak terus sepanjang 2 km.
Ciri ciri akan mendekati puncak adalah banyaknya pohon cemara/ pinus dan mulai jarang tumbuhan yang lebat tetapi akan berganti menjadi pinus dan rerumputan dan lumut. Pada ketinggian ini maka banyak lumut akan hidup di batang pohon dan batuan Usahakan dalam mendaki dan hampir puncak kita membuka kompas dan hafalkan arah turunnya karena penulis dulunya pernah tersesat ½ hari hanya akibat salah perkiraan arah pulang.
Dan penulis ingatkan bahwa kita berangkat dari arah timur (desa terakhir) dan bergerak memgelilingi puncak dengan mengitari dari selatan puncak dan sampai puncak kita sudah berada di barat nya gunung/puncak, sehingga jangan salah tafsir karena biasanya pendaki pasti berfikir berangkat dari timur pastilah kita berada ditimur puncak. Apalagi biasanya pendakian dilakukan paling banyak dilakukan malam hari kita tidak bisa menafsirkan arah mata angin dengan rasi bintang, arah bulan maupun arah gemerlapnya kota.
Puncak ini tidak ada simbol keabadian puncak misalnya tugu puncak yang terbuat dari beton, tetapi hanya tugu yang tersusun dari bebatuan yang tertata setinggi 1 meter tanpa semen. Dari puncak wilis ini jika cuaca cerah maka kita dapat melihat puncak raksasa ’’MAHAMERU’’ yang merupakan puncak Gunung semeru dan merupakan gunung (aktif) tertinggi (3676 dpl) dijawa yang berada di timur kita.
Kita dapat melihat kepulan asap mahameru yang meletup tiap 15 menit sekali, yang menunjukkan kegagahannya dan kita pasti bangga karena kita seakan-akan berdiri tegap dan sejajar dengan gunung semeru, dan juga pasir putih yang mengelilingi semeru tsb. Pada sisi kiri (utara) semeru terlihat juga gunung bromo (2382 dpl) dan agak kebaratnya Gunung welirang (3156 dpl) dan gunung Arjuno (3338 dpl) yang terkenal keangkerannya dan misticnya dan juga gunung nonaktif Anjasmoro (2282 dpl). Dibarat nya lagi adalah gunung kawi dan Gunung kelud (1731 dpl) yang terkenal dengan kawah air hangatnya yang dapat menyembuhkan penyakit kulit.
Sungguh luar biasa yang penulis ucapkan karena hanya pada sisi timur puncak gunung wilis ini kita dapat melihat banyak gunung aktif dan non aktif yang tingginya menjulang 2000 dpl. Sungguh keagungan Allah Yang Esa, menciptakan gunung wilis sebagai gunung terindah , paling alami dari gunung yang lain, dapat melihat sisi lain dunia kita yang luas. Belum lagi bagian barat wilis kita dapat melihat gunung lawu (3265 dpl) yang merupakan gunung di perbatasan jawa timur- jawa tengah.
Tidak tertutup kemungkinan kita dapat melihat gunung Merapi, dijawa tengah (2911 dpl) dan Gunung merbabu(3142 dpl) tapi sayangnya pada posisi itu ( barat laut) maka kita akan tertutup oleh puncak wilis yang lain. Pada arah utaranya kita tidak dapat melihat apa-apa (termasuk kota kediri) karena juga tertutup oleh puncak lain yang berada diutara kita, namun yang justru mengherankan adalah pada posisi utara ini (bawah puncak liman dan sejajr dengan kita) kita dapat melihat sebuah Candi yang ada pada ketinggian 2300dpl.
Pastilah kita akan bertanya tanya bagaimana mereka dapat membuat, mengangkat dan menatanya....huh sungguh menakjubkan. Pada pandangan ke selatan kita dapat melihat kota Tulungagung yang terkenal sebagai ’’ kota marmer’’, dan pandangan jauh keselatan dapat dilihat air laut yang biru....bagaikan kita diujung langit, melihat hamparan laut yang luas.
Anda beruntung jadi seorang pecinta alam yang bisa keluar masuk hutan dan naik turunin tebing. Anda bisa leluasa memandang keindahan alam ciptaan Allah yang menakjubkan. Saya saja yang penduduk dekat dengan gunung liman tidak tahu pasti apa saja yang ada disana. Trimakasih atas informasimu tentang semua ini, aku tunggu informasi lain.
BalasHapussaya pulang hampir tersesat,,,, gunung yang penuh misteri,,,, padahal setial jalan kukasih tanda namun, saat plg hlg, dan jalannnya seperti tidak pernah dilewati,,,, namun dengan langkah pasti akhirnya bisa samapai pada candi penampihan
BalasHapus,,,
yohan
cool, informasinya lengkap
BalasHapus