Timnas sepakbola Indonesia mendapat suntikan amunisi pemain asing naturalisasi dalam rangka menghadapi piala AFF bulan November 2010, yaitu Christian Gonzales dan Irfan Bachdim. Walaupun Christian Gonzales bisa dikatakan sudah “berumur”, tetapi reputasinya di persepakbolaan di Indonesia tidak perlu diragukan lagi. Bagi anda yang belum mengetahui kisah, profil dan biografi Christian Gonzales yang sekarang bermain untuk klub Persib Bandung, silahkan baca profilnya berikut ini di Infoselebindo.
BIODATA:
Nama lengkap: Christian Gerard Alvaro Gonzalez
Templat, tanggal lahir: Montevideo, Uruguay, 30 Agustus 1976
Tinggi / Berat Badan: 177 cm / 80 Kg
Posisi: Striker
Julukan: El Loco
Istri: Eva Nurida Siregar
Anak: Fernando, Florencia, Amanda, Michael
Nomor Punggung Klub: 99
Klub:
1990-1995 Defensor Sporting
1995-1997 Sud America – Main 1 – Gol 0
1997-1999 Huracan Ctes (status: pinjaman) – Main 3 – Gol 0
1999-2000 Sud America – Main 12 – Gol 1
2000-2003 Deportivo Maldonado – Main 22 – Gol 1
2003-2005 PSM Makassar – Main 26 – Gol 27
2005-2008 Persik Kediri – Main 83 – Gol 88
2008-2009 Persib Bandung (status: pinjaman) – Main 16 – Gol 14
2009- Persib Bandung – Main 38 – Gol 32
Ia adalah salah satu Penyerang yang paling mematikan sepanjang sejarah kompetisi sepakbola Indonesia. Kemampuannya dalam menendang, mencetak gol, penempatan posisi, visi permainan, dan sundulan adalah andalannya. Disamping kemampuannya, ia juga terkenal memiliki fisik yang prima.
Pada saat bermain di Uruguay, ia ditugaskan sebagai gelandang serang, tapi produktivitasnya dalam mencetak gol sangatlah kurang. Di penghujung tahun 2002, setelah sempat bermain untuk sebuah klub di Portugal, Campo Mayor, Cristian Gonzales memutuskan menerima sebuah tawaran bermain di Indonesia, negeri asal istrinya, Eva Nurida Siregar. Karena itu, pada Liga Indonesia (LI) IX/2003, Gonzales sudah berkostum PSM Makassar, klub pertamanya di Indonesia.
Setelah tinggal di Indonesia yang sebagian besar penduduknya muslim, Gonzales bisa mengenal lebih jauh dunia Islam. Karena sudah berinteraksi dengan masyarakat Indonesia, Gonzales mengenal Islam tidak hanya dari istrinya, tapi juga dari lingkungan sekitarnya. Tidak mengherankan kalau pria yang terkenal pendiam ini semakin memiliki kesan positif terhadap Islam.
Akhirnya, setelah menuntaskan musim pertamanya di Indonesia dengan mencetak 33 gol dan mengantarkan PSM menjadi runner-up LI IX/2003, Gonzales memutuskan masuk Islam pada tanggal 9 Oktober 2003.
Ustaz Mustafa, seorang ahli masjid di Masjid Agung Al-Akbar Surabaya, merupakan orang yang mengislamkan Gonzales. Sebagai seorang mualaf yang baru memeluk agama Islam, Gonzales masih memerlukan pembimbing.
Selain Ustaz Mustafa, Gonzales juga memiliki dua guru spiritual lainnya, yaitu Hj. Fatimah asal Mojosari dan Hj. Nurhasanah di Gresik.Seperti dituturkan Eva, Hj. Fatimah merupakan seorang kepala dusun yang sudah menjabat selama 30 tahun di daerah Mojosari. Sedangkan Hj. Nurhasanah adalah pemilik sebuah majelis zikir di Gresik.
“Mereka adalah ibu angkat Gonzales dan keluarga kami. Mereka sangat sayang dan selalu memberikan bimbingan buat Gonzales dan keluarga kami sampai sekarang,” tutur Eva. Setelah menikah, ia memiliki paspor Indonesia, istrinya adalah wanita Indonesia bernama Eva Nurida Siregar. Dari pernikahannya, ia memperoleh dua orang anak (Fernando dan Florencia). Ia juga telah mempunyai dua anak hasil pernikahan sebelumnya (Amanda dan Michael).
Pada musim 2006, ia adalah pemain termahal di Liga Indonesia menurut data Badan Liga Indonesia dengan bayaran Rp 1,2 milyar. Sebenarnya keinginannya untuk menjadi WNI (warga Negara Indonesia) sudah sangat lama. ”Saya sangat ingin jadi WNI. Bahkan saya sudah pernah mencoba bertanya ke imigrasi. Tapi, hingga sekarang belum ada hasil yang memuaskan. Saya merasa dipersulit,” ujarnya, dengan nada tinggi.
Saat ke imigrasi itu, ada oknum yang menawari Gonzales. Dia bisa mulus keinginannya menjadi WNI, asal diminta uang. Berapa? Gonzales menyebut kisarannya sekitar ratusan juta. ”Jelas saya keberatan. Kalau pun ada uang, ndak sebanyak itu. Apalagi kami harus memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari,” ujarnya.
Dia mengatakan, selama berusaha mengurus administrasi untuk menjadi WNI, tidak ada pihak yang membantunya. ”Padahal, tujuan saya, ingin menjadi bagian dari Timnas agar sepak bola Indonesia bisa berprestasi di level internasional,” tuturnya.
Gonzales merasa, pengurus elite PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) tidak menghendaki dia menjadi WNI. Padahal, lanjutnya, banyak negara lain yang melakukan itu. ”Kenapa PSSI tidak melakukan itu? Alasan untuk memakai pemain muda sampai sekarang juga belum berhasil,” tuturnya.
Dia menandaskan, keinginannya menjadi WNI sudah muncul sejak 2003. ”Selama berkarir di sini, saya sangat jarang pulang ke Uruguay. Terhitung baru sekali kembali ke Uruguay, yakni pada Agustus 2005. Itu pun hanya sepekan, ketika orang tua saya sakit keras hingga koma,” jelasnya.
Gonzales merasa sudah tak beda dengan WNI lainnya. Dia begitu mencintai Indonesia. ”Apalagi istri saya orang Indonesia,” tandasnya. Akankah tekatnya untuk menjadi WNI masih tetap menggelora, sementara upayanya banyak menemui kendala? ”Mungkin saya harus bersabar. Yang jelas, saya tidak akan meninggalkan Indonesia, meski nanti saya sudah tak lagi bermain bola,” katanya.
El Loco Sang Temperamental, yang Moncer Prestasinya
Christian Gérard Alvaro González lahir di Montevideo, Uruguay, 34 tahun silam. Ia adalah pesepakbola berdarah asing pertama yang bermain di tim nasional Indonesia melalui proses naturalisasi.
Christian Gonzales memulai karirnya di Indonesia pada tahun 2003 silam. Klub labuhan pertamanya di Indonesia adalah PSM Makassar. Di klub tersebut, Gonzales menunjukkan ketajamannya dengan mencetak 27 gol selama satu musim, sekaligus mengantar klub tersebut menjadi runner up (juara 2) ISL. Namun di musim berikutnya, Christian dikenai sangsi larangan bermain selama semusim dan denda Rp. 20 juta oleh PSSI, karena memukul seorang offisial dari tim Persita Tangerang.
Setelah bebas dari skorsing, Christian memperkuat tim Persik Kediri pada tahun 2005. Selama 4 tahun membela klub tersebut, ia mencetak total 100 gol dari 102 pertandingan dan menjadi top skorer Liga Indonesia selama dua musim berturut-turut (2005 dan 2006). Pada tahun 2006, Christian Gonzales dinobatkan sebagai pemain termahal Indonesia dengan gaji mencapai Rp 1,2 miliar per tahun.
Ketajaman Christian Gonzales berbanding lurus dengan keberingasannya. Di tahun 2008, ia kembali diskors oleh PSSI karena tindakan tidak sportif. Pada tahun yang sama pula, pemain yang mendapat julukan El Loco (Si Gila) ini mengalami konflik dengan manajemen Persik. Pasalnya krisis finansial yang dialami Persik membuat manajemen harus melakukan rasionalisasi gaji. El Loco tidak menyetujui keputusan tersebut.
Pada awal tahun 2009, ia hengkang ke Persib dengan status pinjaman, remisi (penangguhan) yang diberikan ketua PSSI Nurdin Halid membuatnya mampu bermain kembali di Liga Indonesia. Gajinya di klub asal Bandung tersebut mencapai 60 juta rupiah per bulan. Kembali El Loco mengganas. Ia mampu mencetak 14 gol dari 16 pertandingan di paruh musim tersebut, dan berhasil masuk ke jajaran top skorer Liga Indonesia musim 2009, hanya kalah dari Boas Salossa dengan torehan 28 gol.
Setelah musim 2008 berakhir, Persib mengontrak El Loco sebagai pemain tetap, karena ia berstatus bebas-kontrak setelah kontraknya di Persik Kediri habis.
Disamping ketajamannya sebagai penyerang, Christian Gonzalez dikenal dengan sikapnya yang tempramental. Sejak pertama kali merumput di Indonesia tahun 2003, dia sudah mendapat hukuman dari Komisi Disiplin PSSI sebanyak lima kali karena perilaku kekerasan terhadap lawan dan pelecehan terhadap wasit. Akan tetapi hukumannya hampir tidak pernah dilaksanakan secara efektif karena ketua umum PSSI Nurdin Halid yang terkesan melindunginya. Bahkan untuk kasusnya yang ke-5, Badan Liga Indonesia mengaku tidak bisa berbuat apa-apa ketika hukuman larangan bermain yang seharusnya 12 bulan dibatalkan oleh Nurdin Halid ketika hukuman baru berjalan 3 bulan. Hal ini dipertanyakan beberapa pihak, termasuk PSMS Medan yang menyatakan bahwa PSSI telah menghilangkan unsur pembelajaran dan Nurdin Halid sangat pilih kasih dalam memberi ampunan.
Berikut daftar ‘kasus’ yang pernah dibuat oleh El Loco selama merumput di Indonesia:
- Pada putaran kedua Liga Indonesia 2004, Christian Gonzalez memukul pengurus Persita Tangerang di Stadion Benteng. Dia dihukum setahun oleh Komdis PSSI, namun bisa merumput kembali ketika hukuman baru berjalan 6 bulan.
- Pada putaran final Liga Indonesia 2006, Christian Gonzalez menanduk penyerang PSIS Semarang, Emanuel de Porras. Dia dihukum sebanyak tiga pertandingan untuk itu, namun tidak pernah dijalankannya.
- Pada tahun 2007, dia meludahi wasit Hidayat ketika Persik Kediri dijamu Pelita Jaya. Dia dihukum sebanyak tiga pertandingan untuk itu, namun tidak pernah dijalankannya.
- Di babak delapan besar Liga Indonesia 2007, dia berkelahi dengan bek Persija Jakarta, Abanda Herman. Namun lagi-lagi hukuman tiga pertandingan yang didapatkannya tidak pernah dilaksanakan.
- Pada bulan November 2008, Komdis PSSI menjatuhkan hukuman larangan bermain 1 tahun kepadanya karena memukul bek PSMS Medan, Erwinsyah Hasibuan. Dia mengajukkan banding ke Komisi Banding PSSI, namun bandingnya ditolak, dan Komisi Banding ikut menguatkan sanksi yang diberikan oleh Komisi Disiplin. Akan tetapi pada Februari 2009 dia dinyatakan boleh bermain untuk Persib Bandung setelah Ketua Umum PSSI Nurdin Halid memberikannya pengampunan.
Meskipun berperilaku beringas di lapangan, Gonzales amat mencintai Indonesia. Ia menikah dengan wanita berdarah Batak, Eva Nurida Siregar, dan memiliki 2 orang anak dari pernikahan tersebut. Christian juga memiliki 2 orang anak dari perkawinannya sebelumnya. Gonzales adalah seorang muslim. Ia menjadi mualaf setelah menikah dengan Eva Siregar yang beragama Islam.
Rasa cinta Gonzales tidak hanya demikian. Ketika ayahnya jatuh sakit dan meninggal beberapa waktu lalu pun dirinya tidak kembali ke Uruguay untuk menjenguk sang ayah. Sejak lama Gonzales sudah meminta agar kewarganegaraannya diubah, ia sangat ingin membela timnas Indonesia. Pada tanggal 1 November 2010, impiannya terkabul. Christian Gonzales resmi menjadi Warga Negara Indonesia dan pada tanggal 21 november ia melakukan debut perdananya bersama timnas sepakbola Indonesia. Kini ia termasuk satu dari 22 pemain yang dipanggil pelatih Alfred Riedl untuk membela timnas Indonesia di ajang AFF Cup.
Gol pertama El Loco di ajang resmi adalah ketika Indonesia melibas Malaysia pada ajang piala AFF 4 Desember silam. Pada pertandingan-pertandingan berikutnya, ia kerap menciptakan peluang bagi Indonesia. El Loco mengaku bahagia mengenakan jersey Merah-Putih. Ia ingin bermain membela Indonesia sampai umur 40 tahun.
Kita lihat apakah ketajaman Gonzales dapat menjadi ‘paruh’ Garuda Merah Putih untuk kembali disegani di kancah internasional.
Profil singkat Christian Gonzales:
Nama lengkap : Christian Gérard Alvaro González
Nama beken : El Loco (“Si Gila”)
Tempat / Tanggal lahir : Montevideo, Uruguay / 30 Agustus 1976 (umur 33)
Tinggi :185 cm
Posisi bermain : Striker
Karir klub:
Sud America (1995-1997)
Huracan Ctes (1997)
Sud America (1998-2000)
Deportivo Maldonado (2000-2003)
PSM Makassar (2003-2004)
Persik Kediri (2005-2009)
Persib Bandung (2009 / Pinjaman)
Persib Bandung (2009-sekarang)
Timnas:
Indonesia : (6/3)
Prestasi :
Klub
- Juara Liga Indonesia 2006-2007
- Pencetak Gol Terbanyak Liga Indonesia 2003-2004 dengan 27 gol
- Pencetak Gol Terbanyak Liga Indonesia 2005-2006 dengan 30 gol
- Pencetak Gol Terbanyak Liga Indonesia 2006-2007 dengan 32 gol
- Pencetak Gol Terbanyak Liga Indonesia 2007-2008 dengan 26 gol
- Pencetak Gol Terbanyak Indonesia Super League 2008-2009 dengan 28 gol
- Pencetak Gol Terbanyak Kedua Indonesia Super League 2009-2010 dengan 18 gol
- Pencetak Gol Terbanyak Kedua Piala Indonesia 2005-2006 dengan 10 gol
- Pencetak Gol Terbanyak Kedua Piala Indonesia 2006-2007 dengan 8 gol
- Pencetak Gol Terbanyak Kedua Piala Indonesia 2007-2008 dengan 5 gol
- Pencetak Gol Terbanyak Kedua Piala Indonesia 2008-2009 dengan 7 gol
- Pencetak Gol Terbanyak Piala Indonesia 2009-2010 dengan 10 gol
Christian Gonzales Resmi Menjadi WNI
Pemain sepakbola asal Uruguay yang telah lama menetap di Indonesia, Christian Gonzalez, telah resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) dengan kepemilikan Pasport bernomor W149516 yang dikeluarkan Imigrasi Kelas I Jawa Barat.
Dengan Pasport yang dikeluarkan pada 3 November 2010, dan ditandatangani Agus S Sirega berarti pemain Persib Bandung itu telah resmi menjadi WNI. Dia dapat bermain untuk tim nasional Indonesia jika lolos seleksi.
"Gonzalez sudah resmi menjadi warga negara Indonesia. Sebagai buktinya dia telah memiliki pasport. Dokumennya sudah lengkap dan dengan demikian persoalan kewarganegaraan Gonzalez sudah tidak ada permasalahan lagi," ujar Ketua Badan Tim Nasional (BTN) PSSI, Iman Arif, kepada wartawan di Jakarta, Jumat (5/11).
Iman Arif sendiri sengaja mendatangkan pemain yang akrab disapa "El Loco" ini bersama istrinya Eva Siregar dan dihadirkan dalam konferensi pers tersebut.
"Ini suatu pengorbanan yang sangat besar bagi Gonzalez bahwa dia telah melepaskan kewarganegaraannya di Uruguay, dan telah pula mendapat restu dari ibunya. Kita harapkan dia akan membuat kontribusi yang luar biasa bagi persepakbolaan nasional," ujar Iman Arif.
Meski demikian Gonzalez tidak secara otomatis menjadi anggota tim nasional PSSI. Sebab ia harus menjalani prosedur yang belaku yakni bersaing dalam seleksi di Pelatnas.
Nama Gonzalez sendiri sudah resmi dimasukkan BTN ke dalam deretan 25 pemain yang dipanggil ke Timnas, dan didaftarkan ke Asosiasi Sepakbola ASEAN untuk calon pemain Timnas Indonesia di ajang Piala AFF pada Desember mendatang.
"Sekarang tinggal bagaimana kita mengantisipasi situasi ini, sebab akan ada enam striker yang berkompetisi memperebutkan tempat di tim nasional," kata Iman Arif.
Christian Gonzalez yang tahun lalu tampil sebagai pencetak gol terbanyak di Liga Super Indonesia pun menyatakan bahwa keteguhan hatinya untuk menjadi WNI sudah sejak lama.
"Benar, saya sudah enam tahun belum pernah pulang ke negara saya sejak bermain sepakbola di sini. Dan saya memperistri orang Indonesia. Keinginan saya didukung oleh ibu saya yang berada di Uruguay," ujar Gonzalez.
Bahkan, Gonzalez mengungkapkan, ketika ayahnya sakit hingga meninggal dunia dia pun tak pulang ke negaranya. Demikian pula ketika adik kandungnya meninggal.
Ketika ditanyakan alasannya tak pulang, dengan berseloroh Gonzalez menjawab "Karena tak punya uang".
Eva Siregar sendiri ikut memperkuat keputusan Gonzalez.
"Ini memang keputusan yang sangat berat buat dia (Gonzalez). Dia telah rela meninggalkan negara dan keluarganya. Sejak lama dia sudah memutuskan ingin tinggal bersama istri dan anak-anaknya di sini, dan dia juga sudah lama mendapat restu dari Ibunya," ujar Eva Siregar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar