Jumat, 17 Desember 2010

Luar Biasa Suporter Timnas Indonesia!


Luar biasa!

Pelatih Tim Nasional (Timnas) Pilifina Simon Alexander McMenemy sama sekali tak menyangka betapa hebatnya suporter Indonesia. "Saya tak menyangka bakal seperti ini," kata McMenemy. Bertempat di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Kamis 16 Desember 2010, Indonesia sukses mengalahkan filipina di leg pertama semifinal Piala AFF.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWkxCTH6HPJjvCTW6FxEzOO2aV2rw_zgqJR0jkKj7ELD-jDY-et90Ri7HBaDMeq_aYJ5702Ng-Nu4dvcXMLtgByYi6n9CHR2qyUY5lBkSgqSOIXPnkOajzGuMDMrqNF5IYeE_zgk9E4oRY/s1600/suporter.jpg

Ribuan suporter Indonesia tumpah ruah, termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Tak kenal lelah, suporter Indonesia terus mendukung Firman Utina dan kawan-kawan. Dukungan berupa mars Garuda Di Dadaku, tepuk tangan, dan teriakan 'huuu...' membuat anak-anak asuh McMenemy salah tingkah.

"Suasana begitu berisik. Salah sedikit, kami langsung disoraki. Sebaliknya, tim Anda mendapat dukungan begitu hebat," kata McMenemy.

McMenemy wajar terheran-heran. Masyarakat Indonesia sangat mencintai tim nasional-nya. Membludaknya suporter tak hanya ketika kontra Pilifina, tapi juga kala Firman Utina dan kawan-kawan berhadapan dengan tim lain di Grup A, yakni Malaysia, Laos, dan Thailand.

http://indra1082.files.wordpress.com/2010/06/suporter-indonesia1.jpg


Eskalasi penonton setiap kali Tim Merah Putih bertanding mengalami kenaikan siginifikan. Jika Indonesia melaju ke final, bisa dipastikan jumlah penonton akan lebih bertambah.

Siapakah suporter Indonesia itu? Jawabannya beragam. Bisa jadi mereka adalah fans klub peserta DISL (Djarum Indonesia Super League) semacam Jak Mania (Persija Jakarta), Bobotoh (Persib Bandung), Singa Mania (Sriwijaya FC), Aremania (Arema Indonesia), dan lain-lain. Bisa jadi pula mereka adalah individu-individu tak punya afiliasi ke salah satu klub. Katakanlah seperti orang kantoran, politisi, seniman, bahkan preman. Semua lebur jadi satu: Suporter Indonesia.

Dalam sebuah tim, tak terkecuali timnas, kehadiran suporter sangat dibutuhkan. Dengan kata lain, suporter merupakan elemen yang terpisahkan dari pertandingan sepak bola. Kehadiran mereka sangat dinanti, sebab mereka adalah 'pemain ke-12'.

Wajar jika setiap kali memetik kemenangan, pelatih Alfred Riedl dan pemain yang diwakili sang kapten Firman Utina selalu mengucapkan terima kasih kepada semua suporter, baik yang ada di rumah terlebih yang datang ke stadion.

Bisa dibayangkan, jika saja McMenemy suatu saat nanti menukangi salah satu tim sepak bola di Indonesia. Pelatih berusia 33 tahun tentu tak akan kaget, sebab setiap kali laga DISL digelar ribuan fans tuan rumah menyatroni stadion.

Sebelum laga, McMenemy yakin anak-anak asuhnya tak akan terpengaruh dengan kehadiran suporter. Saat bertemu Vietnam sebagai tuan rumah Grup B, Alexander Charles Luis dan kawan-kawan mampu tampil gemilang. Padahal, laga berlangsung di hadapan pendukung tuan rumah. Atas dasar inilah, McMenemy tak terlampau merisaukan publik Stadion Utama Gelora Bung Karno.

Akan tetapi, McMenemy meleset. Indonesia bukanlah Vietnam. Jakarta bukan Hanoi. Soal militansi dan loyalitas, Vietnam tak ada apa-apanya. Di kompetisi DISL, boleh dibilang tak pernah sepi dari penonton. Minimal, 20 sampai 30 ribu pendukung tuan rumah hadir di stadion.

http://www.supersoccer.co.id/uploads/RTEmagicC__txdam14395_db6610.jpg.jpg
Jak Mania, misalnya. Setiap kali Macan Kemayoran melakoni laga kandang, sedikitnya 30 ribu Jak Mania hadir guna mendukung perjuangan Bambang Pamungkas dan kawan-kawan. Ini juga tersuguhkan di Bandung, Malang, Papua, Palembang, Balikpapan, Makassar, Jepara, Pekanbaru, Padang, kota-kota lainnya peserta DISL.

Maka dari itulah, jika McMenemy terpukau, baiklah kita mahfum. Suporter Indonesia memang tak ada matinya. Luar biasa!

Sumber: vivanews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails