
Bangsa  Yahudi sering kali menggunakan istilah sebagai “bangsa terpilih”, yang  berarti juga sebagai sebuah bangsa yang paling disayang, terkadang  istilah sebagai “bangsa terpilih” ini begitu menganggu pikiran saya,  jika memang ada sebuah bangsa yang terpilih berarti harus ada bangsa  yang tidak terpilih, begitu juga ada bangsa yang tidak disayang, logika  yang sederhana dan berbalik seimbang. Tapi pertanyaannya, apakah Tuhan  memiliki sifat seperti itu, sifat yang hanya di miliki oleh manusia  seperti kita, sifat dasar sebagai manusia? sama seperti saya.  Dogma/Logika ini tentu sulit saya mengerti, tapi untuk beberapa hal saya  biarkan saja mereka (Yahudi) untuk meyakini dan memahami apa yang  mereka yakini.
Bani Israel/Israil pasca eksodus dari negeri Mesir. (sudut pandang study Islamic Archaeologi)
Salah  satu tujuan penting hijrahnya bangsa bani Israel/Israil adalah tentang  pengenapan janji Tuhan kepada mereka, tentang sebuah tanah yang telah di  janjikan bagi mereka, yaitu bumi Palestina. Wilayah – wilayah ini pada  mulanya di kuasai raja – raja Filishtin/ raja bangsa Palestina. Oleh  karena itu Al-Qur’an menggunakan kata kerja “mewarisi” untuk penyebutan  pengambilalihan bani Israel/Israil atas tanah suci ini (Palestina).
Al-Qur’an  juga menyebut bahwa tanah yang diwarisi buat mereka (Yahudi) hanyalah  bagian timur dan baratnya saja (Ini berbeda dengan realita sekarang).  Dalam sebuah dialog yang tercatat :
“  … ingatlah ketika Musa berkata kepada kaumnya, … Hai kaumku, masuklah  ke tanah suci (Palestina) yang telah di tentukan Allah bagimu, dan  janganlah kamu lari kebelakang (karena takut kepada musuh) dan  menjadikan kamu menjadi orang – orang merugi.”
“Mereka  berkata,” Hai Musa, sesungguhnya dalam negeri ini ada orang – orang  gagah perkasa, sesungguhnya kami sekali – kali tidak akan memasukinya  sebelum mereka keluar dari padanya, jika mereka keluar dari padanya,  pasti kami akan memasukinya.”
Dalam dialog ini jelas, bahwa klaim bangsa Yahudi bahwa tanah palestina adalah tanah tak bertuan dan tak memiliki penguasa gugur atas sebuah realita sejarah. Dan sejarah pun mencatat pada masa Musa, rakyat Israil hidup terlunta – lunta karena mereka tidak berani memasuki bumi (Palestina) ini.
Sampai  datangnya nabi Daud a.s yang memerangi bangsa Filishtin dan membunuh  raja mereka. Daud lalu mendirikan kerajaan Yahudi di atas tanah  Palestina untuk pertama kalinya dalam sejarah perjalanan bangsa  Israel/Israil setelah hidup terlunta – lunta di bumi ini, maka genaplah  janji Tuhan bagi mereka pada masa itu.
Puncak kejayaan bangsa ini terjadi pada masa nabi Sulaiman a.s. Kerajaan  Yahudi membentang luas, tapi sayangnya setelah kematian Sulaiman,  bangsa Yahudi terpecah belah dan membuat kerajaan mereka terpecah  menjadi dua. Satu di utara dan satu lagi di selatan. Penyebab perpecahan  mereka ialah sepuluh dari dua belas suku memberontak kepada raja  penganti yang berasal dari keluarga Sulaiman dan mereka mendirikan  kerajaan di utara dengan nama Israel.
Dalam  muqadimah kitab raja – raja disebutkan pada tahun 722 SM, bangsa  Assiria menyerang kerajaan Israil di bagian utara dan menghancurkannya.  Lalu di ikuti 130 tahun sesudahnya, bangsa Babilonia menghancurkan kerajaan Israil(Yahudza) di selatan.
Hampir  di semua buku – buku sejarah sepakat bahwa setelah kehancuran pertama  (1) Israel sebagai sebuah Kerajaan/ Negara tak pernah lagi ada kerajaan  atau negara yahudi yang berdiri kecuali baru pada tahun 1948 M di bumi  Palestina ini.
Masa pembuangan/ diaspora
Setelah  hancurnya kerajaan mereka di tangan Babilonia, bangsa Yahudi di usir  dari bumi ini, mereka di jadikan budak di negeri - negeri Babilonia.  Setelah Babilonia hancur oleh kerajaan Persia barulah kaum Yahudi ini di  ijinkan kembali tinggal di negeri Palestina.
Masa  pun berganti, tanah Palestina ini berada di bawah kekuasaan bangsa  Romawi, kali ini bangsa Yahudi kembali terusir akibat pemberontakan yang  gagal untuk mendapatkan otonomi dan kekuasaan di Palestina. Raja Romawi  akhirnya menghancurkan haikal (rumah ibadah) mereka dan mengusir mereka  keluar dari tanah Palestina dan itu terjadi pada tahun 70 M, dan pada  tahun 135 M seluruh sisa – sisa sejarah mereka di hapuskan sama sekali  di bumi Palestina ini. Dan  mereka mulai hidup “bergentanyang” di muka bumi selama ribuan tahun.
4 mitos Zionism untuk klaim atas tanah Palestina
Kaum  Yahudi yang hidup dalam pengasingan meyadari bahwa mereka harus kembali  lagi ke tanah yang telah di janjikan untuk mereka. Janji tentang tanah  dan kaum yang terpilih “berdengung” keras di hati, jiwa dan pikiran  mereka. Mereka butuh sebuah negara, sebuah wilayah yang berada di bawah  kekuasaan mereka, yang akan melindungi mereka, dan mereka akan aman di  dalamnya, inilah mimpi – mimpi yang di suarakan oleh kaum Zionism.
Theodore  Herzl, sebagai salah satu bapak Zionism terus mengkampanyekan tentang  tanah yang telah di janjikan ini, padahal di dalam benak kaum Yahudi  pada saat itu mereka tidak lagi menginginkan kembali ke tanah Palestina  karena sudah hidup dengan damai dan makmur di negara – negara Eropa.
Zionismlah yang akhirnya membentuk  sebuah kesadaran baru tentang pentingnya sebuah negara Yahudi, negara  yang akan melindungi dan menjaga mereka. Empat mitos dasar Zionism yang kemudian membentuk kesadaran semua orang tentang pentingnya masyarakat Yahudi tentang zionism.
Pertama  (1) adalah tentang “sebuah negeri tanpa bangsa, untuk bangsa tanpa  negeri”. Mitos ini secara licik telah di gunakan oleh orang – orang  zionism awal untuk menyebarkan friksi bahwa Palestina merupakan sebuah  tempat kosong, terpencil, tandus dan jauh dari keadaan yang siap untuk  di tempati. Klaim ini dengan cepat diikuti oleh penolakan adanya  identitas, kebangsaan dan kepemilikan absah bangsa Palestina pada negeri  yang di dalamnya bangsa Palestina telah tinggal sepanjang sejarah,  bahkan sebelum bangsa Yahudi datang ke negeri ini.
Kedua  (2) adalah mitos tentang demokrasi Israel. Cerita – cerita surat kabar  dan referensi televisi yang tak terhitung jumlahnya tentang negara  Israel di ikuti oleh penegasan bahwa Israel merupakan satu – satunya  demokrasi sejati di Timur dekat. Dalam kenyataannya, Israel tidak lebih  baik dari negara Apartheid di belahan Afrika. Kebebasan sipil yang  merupakan proses wajib dan hak hak asasi secara hukum menolak mereka  yang tidak memenuhi kreriteria rasial dan keagamaan.
Mitos  ketiga (3) adalah bahwa “keamanan” sebagai kekuatan penggerak  kebijaksanaan luar negeri Israel. Orang – orang Zionis mempertahankan  bahwa negaranya harus menjadi kekuatan militer terbesar keempat di  dunia. Sebab Israel “dipaksa” untuk “mempertahankan dirinya” melawan ancaman besar dari negara – negara Arab di sekitarnya.
Mitos  keempat (4) zionism sebagai pewaris moral dan korban – korban  Holocaust. Mitos ini merupakan yang paling tersebar dan mendalam dari  mitos – mitos tentang zionism. Para idiolog zionism telah membungkus  diri mereka dengan kain kafan kolektif dari enam juta (silahkan lihat dibuku THE HOLOCAUST INDUSTRI, NORMAN G. FINKELSTEIN, di  buku ini Norman menelanjangi tentang kebusukan dan pemerasan yang di  lakukan oleh organisasi Yahudi dalam memeras para bank – bank di Eropa  atas nama HOLOCAUST, di dalam buku ini Norma juga menolak klaim 6 juta  yang terbunuh atas penelitian yang di lakukannya terhadap keberadaan  kamp konstentrasi dalam melakukan pembersihan etnis) Yahudi yang menjadi korban pembunuhan massal Nazi. 
Israel/Israil masa kini
Rabbi  Fischam mengatakan pada komite penyelidikan khusus PBB pada tanggal 9  Juli 1947, dengan sombongnya ia mengatakan bahwa tanah yang di janjikan  Tuhan membentang dari sungai Mesir sampai sungai Eufrat, berarti itu  meliputi Suriah, Lebanon dan Jordania. Pada buku harian Thedore Herzl  pada volume II halaman 711 menyebutkan bahwa tanah Israel/Israil  membentang dari hulu Nil sampai ke Eufrat.
Ideologi dan paham inilah yang akhirnya menyeret sebuah perang panjang antara Yahudi dan negara  – negara Arab di sekitarnya. Dan sampai detik ini pun negara – negara  Arab tidak mengakui klaim sepihak dan rasis oleh bangsa Yahudi ini.
Beberapa  bulan yang lalu, pemimpin Israel mengatakan dalam sebuah forum di  Israel bahwa mimpi mereka mewujudkan Israel raya telah mati oleh  kenyataan dan realita, mimpi Israel Raya yang membentang seperti yang di  dengungkan oleh para bapak pendiri negeri ini telah terhancur dan pecah  dan berhamburan bagai buih di lautan. Tak ada lagi Israel Raya seperti  dahulu, ujar salah satu pemimpin mereka dengan tertunduk.
Israel  kini menghadapi kenyataan pahit yang belum pernah mereka alami, dunia  kini mulai sadar tentang kejahatan, pembunuhan, kekejaman, kebohongan, teror dan dusta yang dibangun oleh pemerintah mereka.
Kedigdayaan militer mereka pun akhirnya ambruk ketika mereka harus mengakui kalah dalam perang di Libanon/HIzbullah (2006) dan Di Gaza/Hammas  (2009-2010). Israel sebagai kekuatan militer di timur tengah pun  terancam dengan hadirnya kekuatan militer Iran yang mulai menunjukkan  taringnya, apalagi Iran berkali – kali melakukan ujicoba missil yang  mampu menerjang wilayah Israel. Apalagi Iran kini mulai menunjukkan  sebagai negara yang memiliki kekuatan nuklir.
“Musim semi”  di semenanjung Arab telah menjatuhkan pemimpin mereka yang zalim, yang  selama ini menghambakan diri mereka kepada Amerika/Israel. Tak di  pungkiri lagi, masa depan negara – negara Arab mulai berubah seiring detak jam sejarah. Raja – raja di negeri Arab mulai mencemaskan revolusi ini akan menghantam singgasana  mereka. Dan Israel paham benar bahwa sebagian besar pemimpin Arab yang  mulai tersisa hanya lah menunggu waktu untuk di jatuhkan oleh rakyat  mereka.
Tafsir ayat – ayat surat Al-isra tentang kehancuran Israel
Peristiwa  kejatuhan bangsa Yahudi sudah berlalu kurang lebih selama 500 tahun  ketika di tanah Arab turun rasul bernama Muhammad, sehingga wajar  apabila sebagian bangsa Arab pada saat itu melupakan bahwa di bumi ini  (Palestina) pernah tinggal (Bukan pemilik) satu bangsa yang bernama  Yahudi.
Pandangan  para mufasirin tentang tafsir sejarah berpendapat bahwa bangsa Yahudi  tidak pernah terwujud (negara) keberadaan mereka di tanah Al-Quds  setelah kaisar Romawi, Hadrian menghancurkan haikal dan mengusir mereka  dari tanah Palestina.
Ini adalah salah satu surat Al-Isra yang mengabarkan tentang hancurnya bangsa Yahudi (kembali) ini di bumi Palestina.
“Dan  telah kami tetapkan kepada bani Israil di dalam kitab (Taurat),  sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di bumi (Palestina) dua (2)  kali, dan sesungguhnya kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan  yang besar.” (Al-Isra 4).
“Maka apabila telah tiba janji pembalasan (atas kejahatan) untuk kali pertama (1) (lihat tulisan saya di bagian Bani Israel/Israil pasca eksodus dari negeri Mesir & masa pembuangan)  dari dua (2) janji pembalasan. Kami datangkan kepadamu hamba – hamba  kami yang tangguh dan hebat serangannya, lalu mereka menjelajah di  segala penjuru. (Dan peringatan ini) adalah sebuah janji yang pasti di  tunaikan.” (Al-Isra 5).
“Kemudian kami bangkitkan lagi kepadamu kekuasaan dari mereka (yang pernah mengalahkanmu) (lihat tulisan saya di bagian Israel/Israil masa kini), dan  kami membantu mu dengan harta dan kekayaan dan anak – anak lelaki yang  banyak. Serta kami jadikan kamu kaum yang banyak pasukannya.” (Al-Isra 6).
Setelah  1800 tahun berlalu, tak terlintas sedikit pun dari kalangan mufassirin  terdahulu, bahwa bangsa Yahudi akan kembali berkuasa di bumi Palestina  untuk kedua (2) (lihat surat Al-Isra 4,5) kalinya. Dan  itu adalah hal yang wajar, bukankah pada masa itu khilafah Umayyah,  Abbassiyah dan Ustaminayyah sangat kokoh dan luas wilayahnya.
Tafsir Analitik
“Dan  kami telah tetapkan dari bani Israil, yang di maksud dengan kaum bani  Israil berdasarkan Al- Qur’an dalam surat Ali Imran 93, Maryam 58 adalah  anak dari keturunan Nabi Ya’qub. Dalam surat Al- Isra ayat 5 telah di  sebutkan bahwa untuk pertama (1) kalinya bangsa Yahudi terwujudnya  sebagai sebuah bangsa/negara di hukum oleh Tuhan akibat kedurhakaan,  kesombongan, kejahatan dan penyelewengan mereka. Kerajaan mereka di  hancurkan oleh Tuhan dengan menggunakan tangan dari bangsa Assiria dan  Babilonia.
Hari ini, bangsa Yahudi di takdirkan kembali ke tanah  Palestina dan mereka berwujud sebagai sebuah bangsa/negara. Kelakuan  mereka pun tak ubahnya seperti kelakuan ennek moyang mereka. Mereka  melakukan pengusiran, pembunuhan, teror dan kejahatan – kejahatan  lainnya secara terbuka. Atas nama Tuhan mereka melakukan kejahatan/teror yang telah melanggar nilai – nilai kemanusiaan.
Peperangan demi peperang telah mereka lakukan demi sebuah impian Israel raya, kini setelah “tangan – tangan mereka lumpuh” oleh  kenyataan yang ada, mereka tidak lagi memiliki keberanian untuk  berperang atau menyerang negeri – negeri tetangga mereka demi sebuah  klaim atas tanah yang di janjikan. 
Tapi  kejahatan mereka terhadap bangsa Palestina masih berlanjut, anak – anak  Palestina mendekam di penjara dengan kondisi yang sangat mengkuatirkan,  hak – hak dan keselamatan harga diri mereka terancam oleh sistem  penjara Israel yang tidak memperbolehkan tawanan di jenguk oleh pihak  keluarga mau pun dari lembaga amnesti internasional.
Israel  telah mengambil paksa tanah miliki bangsa Palestina dengan pembunuhan,  teror dan kejahatan lainnya, yang membuat anak – anak Palestina hidup  dalam pengasingan dan tenda – tenda darurat. Mereka tidak dapat kembali  ke tanah mereka.
Kejahatan  Israel lainnya adalah memblokade sepihak atas Gaza dengan klaim mereka  yang di tolak oleh masyarakat Internasional, hanya Amerika dan Israel  saja yang memiliki logika yang sama tentang yang namanya “pembunuhan”  secara ekonomi dan sosial atas masyarakat Gaza. Dan mereka meyakininya  sebagai sebuah “hukuman” yang setimpal karena rakyat Gaza memilih Hamas  sebagai pelindung mereka, buka Fattah atau pun Amerika.
Israel  tidak lagi kuat seperti dulu, satu persatu negara – negara bangsa mulai  sadar jika mereka selama ini di butakan oleh kampanye media yang  dilakukan oleh pemerintahan Israel dan media massa yang menyembah kepada  kepentingan Israel dalam menutupi “kejahatan politik dan kemanusiaan”  yang selama di lakukan oleh bangsa Israel ini.
“Maka  apabila tiba janji hukuman yang terakhir (kami akan datangkan musuh –  musuhmu) supaya mereka memuramkan mukamu.” (Al-Isra 7)
“Maka  apabila telah datang janji hukuman yang terakhir, kami akan  mendatangkan kalian dalam keadaan bercampur baur.” (Al-Isra 104)
Setelah  kehancuran bangsa Yahudi oleh Babilonia, baru sekarang bangsa Yahudi  terwujud sebagai sebuah negara. Saat ini bangsa Yahudi sekarang tidak  lagi murni seperti nenek moyang mereka terdahulu. Para pakar geologi  berpendapat bahwa 90 % Yahudi sekarang bukan berasal dari keturunan bani  Israil, mereka hanyalah bangsa yang menganut agama Yahudi. Orang Yahudi  pun mengakui bahwa sebanyak sepuluh (10) cabang keturunan mereka telah  hilang, yaitu Raubin, Syam’un, Zabulun, Yasakir, Dan, Jad, Isyir,  Naftali, Afrayim dan Mansi.
“Maka apabila telah tiba janji pembalasan (atas kejahatan) untuk kali pertama (1) (lihat tulisan saya di bagian Bani Israel/Israil pasca eksodus dari negeri Mesir & masa pembuangan)  dari dua (2) janji pembalasan. Kami datangkan kepadamu hamba – hamba  kami yang tangguh dan hebat serangannya, lalu mereka menjelajah di  segala penjuru. (Dan peringatan ini) adalah sebuah janji yang pasti di  tunaikan.” (Al-Isra 5).
Ayat  ini bercerita tentang akan jatuhnya hukuman kedua kalinya untuk bangsa  Yahudi dalam wujudnya sebagai sebuah bangsa/Negara, sebagaimana yang  pertama kali mereka mendapatkan hukuman setelah wafatnya nabi Sulaiman.
Wahai bani Israil, bersiaplah menunggu hukuman (Kehancuran) kedua (2) bagi kalian
Dalam  sebuah hadist yang di riwayatkan oleh Abu Dawud dalam kitab Jihad di  sebutkan … “ Wahai Ibnu Hawwalah, jika kamu telah melihat kekalifahan  telah turun di tanah suci (Palestina) berarti telah dekat terjadinya  huruhara, prahara dan perkara – perkara besar …”
Ini  adalah dalil yang menunjjukkan bahwa kekilafahan turun kembali setelah  hilang dari muka bumi. Dalam sejaran khilafah pertama bermula di  Madinah, lalu ke Kufah, berjalan menuju Damascus, berpindah ke Bagdad  dan berdiri megah di Istanbul. Dan kelak akan turun sekali lagi di  Baitul Maqdis (Palestina) dan ini sesuai dengan sejarah bahwa  kekilafahan belum pernah sekalipun berpusat di Palestina.
“Mereka  berada di Baitul Maqdis dan di sekitar Baitul Maqdis” sesuai dengan  hadist nabi Muhammad SAW (saya lupa perawinya) kekalifahan berawal di  Madinah dan akan berakhir di Baitul Maqdis.
Wallahul muwaffiq
Sumber tulisan:
- Dr Bassam Nahad Jarrar, Zawal Israil 2022M nubuat qur’aniyyat an shodat raqniyyat
 - Dr Louay Fatoohi, Prof Shetha Al-Dargazelli, History testifies to the infillibility of the Qur’an
 - Norman G. Finkelstein, The Holocuast Industry
 - Raplh Schoenmman, The Hidden history of Zionism
 - Al- Quran
 - Al-Kitab (Lembaga Alkitan Indonesia 2011)
 
Sulaiman dan Daud bukanlah Yahudi, akan tetapi mereka adalah nabi yang menyerukan tauhid di tengah2 kalangan Yahudi.
BalasHapusPerlu diketahui bahwa Yahudi berasal dari kata Yudea, keturunan dari Ya'qub/Israil (sebagian pendapat ulama, Allahu a'lam). Ia ingin merubah kitab Taurat menjadi sesuai dengan ajaran yang ia yakini dan ia mencari pengikut sebanyak2nya. Hanya beberapa kalangan saja yang menolaknya, sebagian besar mengikuti apa yang diserukannya. Sedangkan saudara2 Yusuf yang lainnya telah menyebar ke berbagai wilayah di bumi. Maka wilayah yang banyak terdapat ajaran dari Yudea disebut sebagi Yahudi. Dan para nabi banyak sekali diturunkan untuk menyerukan tauhid pada mereka (pengikut Yudea/Yahudi)