Pernyataan
Penanggung Jawab Timnas, Bernhard Limbong yang mengharamkan
naturalisasi membuat saya terheran-heran. Apakah benar PSSI ingin lebih
memberikan kesempatan kepada pemain-pemain asli Indonesia, atau ini
hanya perkara gengsi?
Seperti yang kita ketahui, naturalisasi sudah menjadi barang basi di dunia sepakbola. Banyak negara-negara kuat sepakbola di dunia
sudah menerapkan metode ini. Sebut saja tim nasional Jerman. Kalau
diperhatikan, di tiap lini Der Panzer kecuali kiper, ada pemain dari
negara lain.
Lalu timnas Italia. Ketika mereka memenangi Piala Dunia 2006, ada nama Camoranessi yang memiliki darah Argentina. Yang terbaru, nama seperti Osvaldo dan Balloteli menambah deretan naturalisasi Gli Azzuri.
Memang Naturalisasi banyak dipandang sebagai solusi jalan pintas. Ada pula negara yang gengsi dan tidak melakukan naturalisasi. Misalnya
Inggris. Namun, prestasi menjadi bukti. Tim nasional Inggris baru
meraih 1 titel Piala Dunia. Itupun di Piala Dunia 1966, ketika di
selenggarakan di tempat mereka sendiri. Jumlah yang jelas kalah dari
Jerman dan Italia yang sudah mengoleksi 2 dan 4 trophy.
Di pentas turnamen antar Eropa pun, Inggris hanya mentok di peringkat
3, berbeda dengan Jerman dan Italia yang pernah dinobatkan sebagai raja
Eropa.
Kini timnas Garuda telah mendapat efek positif dari naturalisasi. Pada turnamen AFF Cup tahun lalu, tambahan tenaga dari Christian Gonzales dan Irfan Bachdim mampu membuat timnas bermain lebih atraktif. Terakhir,
ketika SEA Games kemarin, kehadiran pemain berdarah Indonesia-Belanda,
Diego Michels mampu memperkokoh pertahanan Garuda Muda dengan hanya
kebobolan 3 gol sepanjang turnamen.
Oleh karena itu, asalkan memenuhi persyaratan kewarganegaraan, memiliki skill mumpuni, bisa “nyetel” dengan para pemain lokal, dan yang terpenting mencintai tanah air, tak ada salahnya jika solusi ini diteruskan.
Sebab, sepakbola bukan hanya gengsi. Toh gengsi sebuah tim akan naik sendiri jika tim tersebut berprestasi. Terbanglah Garudaku!
Gading Pasoepati
Sumber: http://olahraga.kompasiana.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar