Minggu, 24 Oktober 2010

Indonesia Ingin Dijadikan Negara Kristen


Wawancara Suara Islam (SI) dengan Ustadz Insan LS Mokoginta (Mantan Kristen, Ketua DDII Kota Depok Jawa Barat)
 
Rencana pembangunan Gereja liar di Ciketing Bekasi yang sudah berlangsung selama 20 tahun dan berakhir dengan bentrokan antara 9 pemuda Islam yang gagah berani melawan 200 jemaat HKBP yang melakukan provokasi, semakin membuka pandangan umat Islam Indonesia yang mayoritas, bahwa sesungguhnya sudah sejak lama berlangsung Kristenisasi secara massal dan massif di Indonesia.

Bermula dari penjajahan Belanda yang dimulai dengan berdirinya VOC tahun 1602. Kolonial Belanda datang ke negeri Nusantara yang mayoritas Islam dengan maksud tidak hanya ingin merampas harta kekayaan rakyat dengan dalih berdagang, tetapi ada maksud tersembunyi lainnya yakni menyebarkan agama Kristen. Tidak hanya Belanda yang mengekspor ajaran Kristen tetapi Spanyol, Potugis dan Inggris juga pernah menjajah dan menyebarkan Kristen ke Nusantara.

Namun berkat pertolongan Allah SWT, meski pernah dijajah kolonial Belanda selama 350 tahun dengan usaha Kristenisasi yang gencar, 90 persen rakyat Indonesia tetap memeluk Islam sebagai satu-satunya agama yang benar dan diridhoi Allah SWT. Terbukti Belanda gagal total mengkristenkan Indonesia, bahkan umat Islam mampu dan terus melakukan perlawanan dimana-mana sehingga meletuslah Perang Diponegoro, Perang Paderi, Perang Aceh hingga Proklamasi 1945.

Namun sekarang para pendeta, pastor dan misionaris Kristen yang merupakan para murid dan anak didik kolonial Belanda, berusaha mengubah kegagalan gurunya mengkristenkan Indonesia menjadi keberhasilan dalam jangka waktu 50 tahun sejak terbitnya SKB 2 Menteri, Mendagri Amir Mahmud dan Menag KH Ahmad Dahlan tahun 1969 lalu. Dengan demikian, ditargetkan paling lambat tahun 2019 nanti, Indonesia dari negara dengan mayoritas umat Islam terbesar di dunia  berubah menjadi Negara Kristen terbesar kedua di dunia setelah AS.

Meski sudah ada SKB 2 Menteri yang melarang penyiaran agama kepada orang yang sudah beragama, namun gerombolan Kristen tetap nekat dan terus berusaha mengkirstenkan umat Islam dengan berbagai cara dan menghalalkan segala cara dengan dana dan bantuan luar negeri yang mengalir deras. Mereka melihat kemiskinan rakyat Indonesia dapat dijadikan dalih untuk mengkristenkan mereka, seperti memberi lapangan pekerjaan, memberi sembako, menyekolahkan anak Islam ke sekolah Kristen, membangun Gereja dan sekolah Kristen secara besar-besaran meski mereka tahu disitu tidak ada umat Kristen dan mayoritas murid sekolah Kristen adalah anak anak muslim. Selain itu mereka juga menempuh cara-cara kotor dengan menghalalkan segala cara, seperti pura-pura masuk Islam tetapi setelah menikah memaksa istri atau suaminya menjadi Kristen, menghamili gadis muslim dan memaksanya masuk Kristen dan sebagainya.   

Selain itu kelompok Kristen bekerjasama dengan kaum sekuler menguasai media massa baik elektronik maupun cetak. Maka tidaklah mengherankan jika konten berita televisi, radio, internet, koran, majalah dan tabloid di Indonesia selalu mendiskreditkan umat Islam. Jika ada Masjid dibakar gerombolan Kristen seperti di Medan Sumatera Utara, media massa sama sekali tidak memberitakan. Tetapi ketika ada Gereja liar akan didirikan di Ciketing Bekasi meski melanggar Peraturan Bersama Menteri (PBM) dan ditolak masyarakat setempat, media massa ramai-ramai memberitakannya.

Bahkan umat Islam diberitakan media massa telah  berbuat anarkhis, seperti ketika terjadi bentrokan 9 pemuda Islam melawan 200 jemaat HKBP. Mereka memberitakannya sebagai panghadangan pemuda Islam terhadap jemaat HKBP di Ciketing Bekasi, padahal yang terjadi adalah bentrokan secara spontan akibat provokasi mereka. Apa mungkin 9 orang berani menghadang 200 orang yang sebagian membawa senjata tajam ? Namun anehnya, pihak Polri hanya menahan 9 pemuda Islam yang mengalami luka-luka termasuk tertusuk dan patah tulang akibat bentrokan, sementara jemaat HKBP yang membawa senjata tajam dan para pendeta yang rajin memprovokasi umat Islam Ciketing tidak ditahan. Lebih mengherenkan lagi media massa terutama televisi hanya memberitakan “korban” dari pihak Kristen, sementara korban dari umat Islam tidak pernah diberitakan.

Berikut ini wawancara dengan kristiolog, Ustadz Insan LS  Mokoginta, seputar upaya Kristenisasi di Indonesia dan peristiwa Ciketing Bekasi yang hingga sekarang masih terus memanas dan bagaimana solusinya.                
   
Mengapa Indonesia menjadi target utama Kristenisasi di dunia ?

Indonesia menjadi target utama Kristenisasi di dunia, sebab Indonesia merupakan salah satu negara yang rakyatnya beragama Islam terbanyak di dunia, yang dianggap tidak menerima Injil sebagai berita keselamatan, sehingga bagi mereka kita umat Islam termasuk domba-domba sesat yang perlu mereka Injili atau selamatkan.

Apa sebenarnya motif pihak Kristen dalam memperbanyak pendirian Gereja di Indonesia ?
Motifnya jelas. Pertama, untuk memberi kesan seolah-olah perkembangan Kristen di Indonesia sudah sangat luar biasa.  Kedua, untuk mempermudah jemaatnya beribadah, walau tidak sesuai PMB. Ketiga,  karena sekte Kristen sangat banyak, dimana satu sama lainnya berbeda ritualnya, sehingga walau kelompok kecil, mereka menghendaki punya tempat ibadah sendiri.

Apakah para pemimpin Kristen memiliki rencana terselubung untuk membuat Indonesia menjadi negara mayoritas Kristen dalam jangka waktu tertentu ?
Sejak dulu memang mereka punya rencana jangka panjang, untuk menjadikan Indonesia suatu saat menjadi negara mayoritas Kristen.

Mengapa pertumbuhan Gereja lebih pesat daripada Masjid, dimana Gereja mencapai 162 persen sedangkan Masjid hanya 60 persen pertahun ?

Pertumbuhan Gereja jauh lebih pesat dari Masjid, sebab dalam tubuh Kristen terjadi perpecahan demi perpecahan, dimana setiap pecahan sekte-sekte tersebut selalu memisahkan diri dan membangun Gereja baru sebagai komunitas baru, karena setiap sekte hanya mau beribadah sesuai dengan sekte mereka sendiri.
 
Dengan banyaknya sekte Kristen yang mencapai kurang lebih 360 sekte, apakah mereka ingin memiliki Gereja sendiri-sendiri ?

Sudah dijelaskan diatas, bahwa setiap sekte pasti ingin memiliki gedung Gereja sendiri, walaupun anggotanya hanya sedikit. Apalagi yang awalnya satu sekte lalu pecah menjadi dua atau tiga, ada kebencian antarsekte dalam pepecahan tersebut, baik jemaatnya dan juga pendetanya.

Apakah diantara sekte Kristen itu saling bermusuhan ?

Ada juga yang saling bermusuhan, seperti yang kita ketahui antara Katolik dan Protestan di Irlandia dan Inggris. Untuk dinegeri ini, tahun lalu di Bandung terdapat satu sekte dengan dua jemaat sehingga mereka berebut satu Gereja. Sampai-sampai mereka mengadakan ibadah terpisah, satu jemaat di dalam gedung Gereja dan satu jemaat lagi di halaman. Tapi secara umum sesama Kristen tidak akur, bahkan sesama mereka saling melakukan Kristenisasi. Artinya, tiap sekte berusaha untuk mengajak jemaat sekte lainnya agar bergabung dengan sekte mereka.

Apakah bantuan asing selama ini terus mengalir pada pihak Kristen di Indonesia. Apakah dalam hal ini Vatikan berperan besar? Berapa kira-kira besarnya bantuan asing kepada Gereja pertahunnya?

Berkembang pesatnya Kristen di Indonesia justru karena mendapatkan bantuan dari luar negeri. Tapi peran Vatikan hanya untuk memberikan bantuan kepada pihak Katolik, sementara Protestan mendapatkan bantuan bukan dari Vatikan. Tentang besar kecilnya kami tidak tahu.

Bagaimana pendapat anda mengenai adanya bisnis Gereja dibalik Kristenisasi di Indonesia ?
Bisnis Gereja cukup menguntungkan, karena sulitnya mereka dapatkan IMB. Salah satu sebab, jumlah jemaat mereka yang amat sedikit, tapi ingin membangun gereja, ini kan melanggar peraturan di negeri ini. Akhirnya banyak Ruko yang diperjual belikan atau disewakan menjadi Gereja. Bahkan di Bekasi, ada gedung yang sengaja dibangun untuk disewakan atau dijual kepada 6 Gereja yang semua sektenya berbeda, bangunannya berderet-deret.

 
Mengapa pihak Kristen begitu membenci umat Islam, padahal dalam sejarahnya umat Islam begitu toleran terhadap mereka ?

Pertama, karena perseturuan antara kedua istri Ibrahim, Sara & Hajar. Sara memperanakkan Ishaq yang menjadi Bani Israil / Yahudi (Yesus orang Yahudi), dan Hajar memperanakkan Ismail yang menjadi Bani Ismail (Arab). Sementara Nabi akhir zaman (Muhammad SAW) bukan dari Bani Ishaq tapi dari Bani Ismail. Kedua, karena Al Qur`an banyak mengkritik kandungan Alkitab (Taurat, Zabur & Injil). Ketiga,  karena Islam adalah pesaing utama dalam mendakwahkan ajarannya. Keempat, karena umat Islam dianggap orang-orang yang “anti Kristus” yang tidak mengakui  Yesus itu Tuhan, mati di Salib, Trinitas, penebusan dosa dan lain-lain. Kelima, karena Islam dianggap mengajarkan ajaran kejam, sadis dan teroris yang dianggap membahayakan mereka. Padahal jika dikaji kandungan kedua kitab tersebut justru sebaliknya.

Bagaimana tanggapan anda tentang pembakaran Al Qur`an yang dilakukan oleh Bob Old & Danny Allen di Amerika ? Benarkah bahwa yang mereka lakukan itu atas pesan ”Tuhan” ?
Mereka membakar Al Qur`an karena ketidak-tahuan mereka terhadap isi Al Qur’an, dimana Al Qur`an dianggap biang keladi terjadinya peristiwa 11 September beberapa tahun lalu. Mereka menganggap Al Qur`an mengajarkan kebohongan, kejam, sadis, bengis, dan teroris. Padahal jika mereka baca dan pelajari kandungan isi Al Qur`an, tidak akan mereka dapati satu ayat pun yang menyuruh melakukan teroris. Justru dalam Alkitab milik merekalah begitu banyak tertulis ayat-ayat yang kejam, sadis, biadab dan teroris. Jadi jika benar-benar dikaji, mestinya yang dibakar bukan Al Qur`an. Tapi kita umat Islam dilarang membakar Alkitab, walaupun isinya banyak pertentangan. Yang disuruh oleh Al Qur`an bukan membakar, tapi mendakwahkan mereka akan kebenaran Islam, dan mengajak mereka masuk Islam agar mereka selamat (QS 3:20) (Jelasnya, baca buku kami berjudul: ”Mana Yang Bisa Dipercaya Alkitab atau Al Qur`an ?”)

Dalam peristiwa Gereja liar di Ciketing Bekasi, mengapa pihak Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) begitu nekat meski bertentangan dengan Peraturan Bersama Menteri (PBM) ?
Karena memang sejak dahulu mereka tidak setuju dengan SKB 2 Menteri tahun 1969 dan PMB tahun 2006. Sebab bagi mereka PMB dianggap penghalang untuk mendirikan rumah ibadah. Nah, peristiwa Ciketing digunakan sebagai momentum dan dimanfaatkan secara maksimal untuk meraih tujuan mereka terhadap SKB dan PMB tersebut. 

 Mengapa pers di Indonesia begitu kompak mendiskreditkan umat Islam Bekasi. Padahal yang terjadi bukan penghadangan tetapi perkelahian tak seimbang antara 200 jemaah HKBP melawan 9 pemuda Islam ?

Pertama, mungkin pers mendapatkan informasi yang keliru, belum dicheck dan check lagi kebenaran informasi dan sebab musabab kenapa peristiwa itu terjadi, tapi sudah dimuat dengan bahasa yang menghebohkan negeri ini bahkan sampai keluar negeri. Kedua, mungkin karena sebagian besar pers dikuasai mereka. Ketiga, mungkin ada hal-hal lain yang menguntungkan mereka. Jika benar 200 jemaah HKBP melawan 9 pemuda Islam, jelas itu perkelahian yang tidak seimbang, apalagi menurut informasi dari 9 pemuda Islam banyak yang terluka seperti lebam-lebam, patah tulang bahkan  tertusuk, tetapi sama sekali tidak diberitakan oleh pers.

Mengapa saat ini pihak Kristen di Indonesia kampanye besar-besaran untuk mencabut SKB 2 Menteri mengenai penyiaran agama dan PBM mengenai pendirian tempat ibadah ? 
Mereka berusaha mencabut SKB 2 Menteri dan PMB dengan tujuan, pertama, agar mereka bisa dengan mudah membangun rumah ibadah dimana saja, walaupun anggota jemaatnya sedikit. Kedua, agar mereka bebas melakukan Kristenisasi (Matius 28:19), dan memberitakan Injil kepada semua manusia / mahluk (Markus 16:15).

Sejak terbitnya SKB 2 Menteri tahun 1969 hingga PBM tahun 2006, pihak Kristen selalu melakukan pelanggaran kesepakatan tersebut. Mengapa hal itu bisa terjadi ?

Mereka lakukan pelanggaran, pertama, SKB 2 Menteri intinya melarang menyebarkan agama kepada mereka yang telah beragama. SKB 2 Menteri tahun 1969 itu mereka anggap buatan manusia (Menteri), sementara mereka yakin Yesus menyuruh membaptis semua bangsa (Matius 28:19) dan menyebarkan Injil kepada segala mahluk (Markus 16:15). Jadi mereka lebih taat kepada perintah Yesus daripada Menteri. Kedua, PMB tahun 2006 itu mereka anggap mempersulit mereka membangun rumah ibadah. Padahal jika mereka patuh pada aturan Menteri, justru akan terjadi kerukunan antar umat beragama.

Jika kasus pembangunan Gereja liar di Ciketing Bekasi dibiarkan, apakah bisa menimbulkan konflik horisontal yang memicu perang agama seperti di Ambon Maluku tahun 2000 lalu ?
Jika PMB tahun 2006 dicabut, maka Gereja-Gereja liar seperti di Ceketing akan menjamur dimana-mana. Jika demikian, sangat mungkin terjadi konflik SARA yang berkepanjangan dan pertumpahan darah dimana-mana. Ada aturan saja mereka berani berbuat semaunya, apalagi tidak ada regulasinya.

Bagaimana saran anda untuk solusi kasus Gereja liar di Ciketing Bekasi ?

Solusinya mudah, penuhi saja persyaratan PMB tahun 2006, dan jangan mudah diprovokasi oleh pihak ketiga yang sengaja ingin menghancurkan kerukunan antar umat beragama di negara kita. Jemaat HKBP setempat harus menghormati warga sekitar yang berbeda agama.  

(Abdul Halim-Suara Islam)
www.voa-islam.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails