Ketua Tim Tanggap Darurat Gunung Bromo Gede Suantika yang dihubungi Media Indonesia mengatakan letusan kecil ini diprediksi sebagai letusan awal dan ada kemungkinan terjadi letusan besar selanjutnya.
Material vulkanis yang teramati dari dampak letusan adalah debu berwarna hitam keabu-abuan dengan tekanan sedang hingga kuat arah barat kawah. Letusan ini tidak pernah terjadi sejak Bromo berstatus awas.
"Gunung Bromo meletus. Letusan kecil atau minor tapi kontinyu menyemburkan material vulkanis debu hitam keabu-abuan, menyerupai cerobong pabrik," tegasnya.
Ia menyatakan kemungkinan akan terjadi letusan besar selanjutnya, sebab gempa tremor sudah mencapai 15 mm. Gempa tremor itu bisa meningkat drastis mencapai 40 mm saat terjadi letusan eksplosif seperti tahun 2000 dan 2004.
Sebelumnya pantauan visual dari pos pantau di Dusun Cemorolawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, menyebutkan gunung setinggi 2.329 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu masih menyemburkan debu vulkanis berwarna putih tebal bertekanan lemah setinggi 150-200 meter dari bibir kawah.
Pantauan kegempaan laporan Jumat (26/11) pukul 00.00-12.00 WIB menyebutkan gempa vulkanik dangkal yang terekam alat seismograf PS-2 sebanyak 69 kali. Sedangkan gempa tremor menerus dengan amplitudo maksimum 3-6 mm. "Status Bromo masih awas. Potensi meletus tetap besar," katanya.
Sumber: mediaindonesia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar