Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) boleh dikatakan masih tergolong Kabupaten baru, dibanding Kabupaten lainnya yang lebih dulu berkembang, kendati demikian Pasbar juga memiliki berbagai potensi alam yang tidak tidak kalah indahnya dengan Kabupaten lain yang berada di Sumatra Barat (Sumbar).
Dengan potensi wisata alam Gunung Talamau dan Gunung Pasaman membuat Pasaman Barat menjadi lebih perkasa dan seolah-olah seperti raksasa bangun dari tidur dengan harapan dapat mensejajar diri dengan Kabupaten lainnya di Sumbar.
Gunung Talamau memang megah, terletak di Pinagar Nagari Aur Kuning Kecamatan Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar), kayu yang manjulang tinggi menandakan Gunung Talamau memang masih asri, mempunyai ketinggian sekitar 2.900 km diatas permukaan laut, Talamau didampingi Puluhan Air terjun, serta puncaknya dihiasi belasan telaga dan dikelilingi hamparan warna-warni bunga membuat keindahan Gunung Talamau semakin memikat hati.
Dari penelusuran saya, bersama Kelompok Pecinta Alam (KPA) Gabher Pasaman Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) selama satu Minggu di Gunung Talamau, tahap awal untuk melakukan perjalanan menuju puncak Gunung Talamau dapat dimulai dari pusat Kota Kabupaten Pasbar yakni Bundaran Simpang Empat Kecamatan Pasaman, dengan menggunakan kendaraan roda dua atau empat menuju Simpang Pintu Air irigasi persis di kaki Gunung tersebut kemudian baru diteruskan dengan berjalan kaki dengan rute pendakian yang cukup menantang memakan waktu hingga mencapai sekitar 1 jam, barulah akan mencapai selter pertama yakni Bukit Harimau Campo.
Dengan potensi wisata alam Gunung Talamau dan Gunung Pasaman membuat Pasaman Barat menjadi lebih perkasa dan seolah-olah seperti raksasa bangun dari tidur dengan harapan dapat mensejajar diri dengan Kabupaten lainnya di Sumbar.
Gunung Talamau memang megah, terletak di Pinagar Nagari Aur Kuning Kecamatan Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar), kayu yang manjulang tinggi menandakan Gunung Talamau memang masih asri, mempunyai ketinggian sekitar 2.900 km diatas permukaan laut, Talamau didampingi Puluhan Air terjun, serta puncaknya dihiasi belasan telaga dan dikelilingi hamparan warna-warni bunga membuat keindahan Gunung Talamau semakin memikat hati.
Dari penelusuran saya, bersama Kelompok Pecinta Alam (KPA) Gabher Pasaman Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) selama satu Minggu di Gunung Talamau, tahap awal untuk melakukan perjalanan menuju puncak Gunung Talamau dapat dimulai dari pusat Kota Kabupaten Pasbar yakni Bundaran Simpang Empat Kecamatan Pasaman, dengan menggunakan kendaraan roda dua atau empat menuju Simpang Pintu Air irigasi persis di kaki Gunung tersebut kemudian baru diteruskan dengan berjalan kaki dengan rute pendakian yang cukup menantang memakan waktu hingga mencapai sekitar 1 jam, barulah akan mencapai selter pertama yakni Bukit Harimau Campo.
Pada bukit Harimau Campo ini para pendaki dapat bermalam dengan mendirikan tenda atau hanya sekedar bisa juga melapas lelah sejenak sambil menikmati keindahan dengan memandang lepas bagaimana Tatanan Kota Simpang Empat, dan Indahnya matahari sore yang tenggelam di Pantai Sasak Kecamatan Sasak Ranah Pasisia. Selain beristirahat sambil menikmati pemandangan indah dari Bukit Harimau Campo.
sekitar 100 meter pendaki juga dapat menikmati indahnya air terjun lenggogeni, kabarnya air terjun tersebut mempunyai legenda yang menarik untuk diketahui, konon ceritanya air terjun lenggogeni merupakan tempat pemandian para putri raja pada zaman dahulu. Usai beristirahat dibukit harimau campo, perjalanan kemudian diteruskan menuju selter selanjutnya yakni selter II atau biasa dikatakan para pendaki yakni Rindu Alam, dengan menempuh perjalanan sekitar 4 jam, para pendaki harus ekstra hati-hati sebab untuk menuju Rindu Alam harus melewati beberapa anak sungai dengan bebatuan yang licin, jalan setapak yang menantang serta ditambah binatang penghisap darah yakni pacet (Sejenis Lintah) yang siap menempel dan menghisap darah para pendaki. Selain beristirahat dan mengisi air untuk perbekalan minum ke selter selanjutnya dikawasan rindu alam pendaki dapat juga memeriksa pacet yang menempel dikaki atau ditangan.
sekitar 100 meter pendaki juga dapat menikmati indahnya air terjun lenggogeni, kabarnya air terjun tersebut mempunyai legenda yang menarik untuk diketahui, konon ceritanya air terjun lenggogeni merupakan tempat pemandian para putri raja pada zaman dahulu. Usai beristirahat dibukit harimau campo, perjalanan kemudian diteruskan menuju selter selanjutnya yakni selter II atau biasa dikatakan para pendaki yakni Rindu Alam, dengan menempuh perjalanan sekitar 4 jam, para pendaki harus ekstra hati-hati sebab untuk menuju Rindu Alam harus melewati beberapa anak sungai dengan bebatuan yang licin, jalan setapak yang menantang serta ditambah binatang penghisap darah yakni pacet (Sejenis Lintah) yang siap menempel dan menghisap darah para pendaki. Selain beristirahat dan mengisi air untuk perbekalan minum ke selter selanjutnya dikawasan rindu alam pendaki dapat juga memeriksa pacet yang menempel dikaki atau ditangan.
Sementara dari rindu alam menuju selter III atau Bumi Sarasah perjalanan pendakian akan memakan waktu sekitar 6 jam. Setelah mencapai Bumi Sarasah kemudian para pendaki akan menjelajahi pendakian yang paling menantang yakni rute menuju paninjauan atau selter IV dengan jalan bebatuan yang terjal disini pendaki akan semakin teruji kalau tidak hati-hati akan tergelincir karena bebatuan yang terjal dan licin perjalanan dari Bumi Sarasah menuju paninjauan memakan waktu sekitar 4 jam.
Setelah melakukan pendakian yang bertahap mulai dari selter I, II, III dan IV, akhirnya sampai di Padang siranjano, tidak lupa kami mengucapkan "Assalamu'alaikum" ketika memasuki Kawasan Padang Siranjano karena disini tempatnya belasan telaga, seperti talago Biru.Talago Rajo Bagindo, Talago Puti, Talago Lumuik dan talago lainnya.
Setelah melakukan pendakian yang bertahap mulai dari selter I, II, III dan IV, akhirnya sampai di Padang siranjano, tidak lupa kami mengucapkan "Assalamu'alaikum" ketika memasuki Kawasan Padang Siranjano karena disini tempatnya belasan telaga, seperti talago Biru.Talago Rajo Bagindo, Talago Puti, Talago Lumuik dan talago lainnya.
Setelah satu hari berjalan akhirnya cita-cita tercapai yakni sampai di Puncak tertinggi atau TOP Talamau Puncak Rajawali, ketinggian sekitar 2900 Meter diatas permukaan laut, di puncak talamau letih,lelah tak terasa lagi indahnya alam menjadi obat bagi kami, indahnya ciptaan tuhan memang tiada duanya sejauh mata memandang,"Talamau Aku Cinta Kamu" setelah puas memandang alam bebas dari Puncak G. Talamau , kami mengambil gambar, kami kembali dengan memakan waktu sekitar 6 jam untuk ke kota simpang empat.
Gunung Talamau dengan ketinggian 2982 meter dari permukaan laut (dpl), merupakan gunung tertinggi di Provinsi Sumatera Barat. Karakteristik Gunung Talamau termasuk salah satu dari gunung api, tetapi Talamau termasuk gunung yang tidak aktif. Gunung tersebut menyimpan segudang pesona yang sayang untuk di lewatkan. Kawasan hutan yang masih perawan, ditingkahi kicauan burung yang bersahutan berpadu dengan keindahan puluhan telaga yang terserak di kawasan gunung, membuat perjalanan panjang para wisatawan takkan terasa sia-sia.
Kota Bukittinggi dengan latar belakang Gunung Talamau
Berdasarkan hasil penelitian Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Gunung Talamau berasal dari berbagai jenis batuan, yaitu batuan vulkanik produk Galau (campuran) Talamau, yang dari Major Elemen yang menunjukkan batuan beku di kawasan itu dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu jenis batuan basa (basalt), menengah (andesit), agak asam (dasit), dan granit (asam).
· Tinggi : 2920 mdpl.
· Letak : di Desa Pinagar Kec. Pasaman Kab. Pasaman Sumatera Barat. (Peta JANTOP TNI AD tahun 1982 helai peta 1225-II).
· Karakteristik : gunung api tidak aktif, ditutupi hutan hujan tropis, mempunyai 13 telaga pada ketinggian 2750 mdpl, trek pendakian tidak begitu terjal.
· Jalur Pendakian Pinagar
-Titik start : desa Pinagar (250 mdpl), Kec. Pasaman Kab. Pasaman, lama pendakian normal + 7 jam. Berjarak + 190 Km dari Padang.
· Transportasi : MAPALA UNAND-Terminal Regional Bingkuang Padang , Terminal Bingkuang–Terminal Pasaman dengan Bus jurusan Padang-Pasaman PO. Mandala, Pastra dan sebagainya Terminal Pasaman–Desa Pinagar.
· Kondisi Medan :
* Desa Pinagar (Pos I)–Pos II + 2,5 jam (+4 km): landai/jalan berbatu, ladang penduduk, terdapat sumber air.
* Pos II-Shelter I (600 mdpl) + 2,5 jam (+ 3,5 km) : tanjakan ringan sampai agak terjal, hutan sekunder - hutan primer - hutan sekunder, terdapat sumber air.
* Shelter I–Shelter II (1800 mdpl) + 3 jam (+ 3 km): tanjakan terjal, terdapat sumber air.
* Shelter II–Shelter III (2500 mdpl) + 2 jam (+ 2,5 km): tanjakan terjal, terdapat sumber air.
* Shelter III–Puncak + 1,5 jam : tanjakan ringan, padang rumput, telaga, medan terbuka, sumber air telaga banyak.
. Perizinan :
Surat tugas dari organisasi, bagi pendaki cewek harus ada surat izin dari orang tua dan lapor di Pos II atau pada kepala desa di desa terakhir. Untuk pendakian Gunung Talamau dikenakan biaya Rp. 4000 yang bayar di pos II.
· Potensi : Telaga 13 buah, bunga Edelweiss, Panorama gunung Talang, Marapi, Singgalang dan Samudera Hindia.
* Ongkos transportasi selalu mengalami perubahan tarif.
http://www.youtube.com/watch?v=baukAl-MbAY
BalasHapus