Tidurlah saja agar kenanganmu hilang sejenak seiring hembusan nafas yang kau lepas,
agar masa lalumu sembunyi di balik meja-meja rumahmu,
sampai terbangun karena butiran cahaya jatuh tepat mengenai kelopak matamu melalui lubang-lubang kecil ventilasi,
hingga ku lihat sedihmu bukan tawamu. . .
aku suka sedihmu daripada tawamu,
tawa yang kau perlihatkan begitu berlebihan ,
sedih yang kau tunjukkan nampak tegar
laksana puing-puing tebing yang akan jatuh saat terinjak
tapi tidak jatuh juga. . .
(Kahlil Gibran)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar