Semangat go green tengah dikumandangkan di seluruh penjuru dunia. Tak hanya membangkitkan kesadaran untuk lebih mencintai alam, tapi juga sampai ke gaya hidup. Termasuk pemilihan materi kayu untuk tempat tinggal agar lebih menyatu dengan alam. Kini, setiap manusia harus menjadi bagian dari program "go green". Mulai dari isu yang global hingga ke hal yang paling dekat dengan kehidupan kita, sebut saja rumah. Material dan konsep yang kini mulai banyak dilirik dalam pembuatan rumah cenderung disesuaikan dengan tema go green atau semangat back to nature. Konsep rumah ini lalu dikenal dengan sebutan rumah ramah lingkungan. Lantai, tiang-tiang penyangga, atap, pintu dan jendela, kisi-kisi rumah, furnitur, sampai pada hal yang sangat detail, bisa dibuat dengan semangat ini. Antara lain sejumlah ornamen pendukung di taman pada bagian depan atau belakang rumah, yang semuanya mulai banyak menggunakan material yang ramah lingkungan. Lalu, apa sih sebenarnya efek dari pemilihan sejumlah material back to nature ini terhadap suasana rumah? Sudah barang tentu, kayu dapat memberi kesan hangat, membangun suasana alami, serta ramah lingkungan. Sehingga tak heran bila kini semakin banyak orang beralih dari konsep rumah minimalis ke konsep green house agar dapat sekaligus berpartisipasi dalam program go green. Selain memanfaatkan material kayu di dalam bangunan rumah utama, sebenarnya ada cara lain untuk membangun semangat go green, terutama bila kondisi rumah sudah permanen dan sulit untuk diubah ke gaya rumah hijau. Salah satu caranya, dengan membuat rumah pohon atau gazebo di halaman rumah. Imajinasi Si Kecil Bagaimana dengan rumah pohon? Ya, semua anak pasti pernah bermimpi memiliki ‘rumah pohon'. Andai saja punya rumah di atas pohon, betapa menyenangkan, bukan? Si Kecil bisa berpetualang, memanjat pohon dan menikmati pemandangan dari atas sana. Meski ruang di dalamnya cenderung tak terlalu luas, namun pengalaman berada di dalamnya pasti akan memiliki kesan tersendiri buat Si Kecil. Banyak sekali ragam desain rumah pohon, dan bahan yang digunakan tentu saja kayu. Salah satunya adalah rumah pohon yang terbuat dari bahan kayu dolken yang dikombinasi tripleks dan atap rumbia. Menurut Yanto, desainer rumah pohon dari Soda Design Communication, kayu yang digunakan untuk dinding rumah pohon sebaiknya dipilih yang masih bertekstur alami. "Tekstur alami kayu akan membuat rumah pohon menyatu dengan pohon utamanya. Rumah pohon memang sebaiknya dibuat di atas pohon berbatang besar yang kuat dan berada di halaman yang cukup luas. Tapi, sekarang banyak orang punya halaman luas, tapi enggak punya pohon. Akhirnya banyak yang bikin rumah kayu disangga kayu, seperti rumah panggung kecil sebagai pengganti pohon," papar Yanto. Ukuran rumah pohon bervariasi, disesuaikan diameter pohon penyangganya. Pada salah satu rumah pohon yang dibuat Soda Design, ukurannya sekitar 2m X 2,8m, tinggi bangunan sekitar 4 meter, dan tinggi dari atas tanah sekitar 2 meter. Uniknya, rumah pohon ini seolah menyender ke dinding. Ini dikarenakan pohon penyangganya berada dekat dinding halaman belakang rumah. Agar tampak makin natural, pohon ini juga menjadi bagian dari rumah pohon, dengan batang yang masuk sebagian ke dalam rumah. Atapnya dari rumbia yang dipilin amat kuat sehingga tak tembus air. Model rumah pohon ini dibuat menyerupai balkon. Tanpa dinding disetiap sisinya, hanya pagar pembatas saja. "Rumah pohon ini lebih berfungsi sebagai tempat untuk bersantai saja, bukan ruang yang dapat ditinggali. Agar lebih nyaman, beri karpet dan bantal besar yang empuk," saran Yanto seraya menjelaskan, harga pembuatan rumah pohon sekitar Rp 2 - 2,5 juta/ m2. Namun, dalam pembuatan rumah pohon - yang lebih banyak „dihuni" anak-anak - sebaiknya memperhatikan beberapa hal. Idealnya, ketinggian rumah pohon dari atas tanah tak lebih dari 2 meter, agar tak membahayakan anak-anak yang kerap naik turun menyambanginya. Pondasi baja dapat dipilih agar kondisi rumah pohon lebih kuat. Tentu saja ini demi keselamatan dan keamanan Si Kecil yang senang berimajinasi di rumah mungilnya. Desain dan finishing-nya dapat dibuat lebih atraktif tapi tetap aman buat anak. Untuk lebih memenuhi jiwa petualang Si Kecil, tangganya dapat dibuat dari tali tambang, atau ‘fireman's pole' untuk turun naik lebih cepat. Tambahkan pula perosotan dan ayunan dibawahnya, pasti seru! Anak-anak jadi lebih dekat dengan alam, sekaligus berolah raga di alam terbuka. Lucy Maulana, Intan Y. Septiani Foto: Adrianus Adrianto/NOVA |
Selasa, 12 Oktober 2010
Rumah Pohon untuk si Buah Hati
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar