Syamsuddin Ahmad Al-Aflaki berkisah tentang cerita unik sang Sufi besar, Jalaluddin Rumi penulis kitab Matsnawi.
Suatu ketika, seorang tukang jagal membeli seekor sapi di pasar. Kemudian dia membawanya ke tempat penyembelihan. Melihat gelagat tak enak, seekor sapi tersebut berontak hingga terlepas dari pegangan tukang jagal itu. Tukang jagal, dengan dibantu orang-orang yang ada di sana segera mengejar seekor sapi sambil berteriak memanggil-manggilnya.
Sapi tersebut sangat marah. Sehingga ia lari sekencang-kencangnya. Tak tahu tujuannya ke mana yang penting selamat dari kejaran manusia-manusia itu. Sesampainya di persimpangan jalan, seekor sapi tersebut menghentikan langkahnya. Semua orang yang mengejarnya terheran-heran. Di antara mereka ada yang nyeletuk, “Kenapa sapinya berhenti. Ada apa gerangan?” yang lain menanggapinya, “Kesambet kali atau sakit kepala?!!!”.
Sebelum kebingungan mereka terjawab, mereka terus mengamati langkah seekor sapi tersebut. Ternyata, seekor sapi itu menghampiri seorang tua yang berpakaian rapi dan bersembunyi di balik orang tua itu. Makhluk beda jenis ini pun kemudian berkomuniasi dari hati ke hati. Seakan akan hewan ini minta perlindungan dari orang tua tersebut. Orang tua itu pun tampak paham akan apa yang diinginkan binatang tersebut, dia menepuk pelan serta mengusap-usap tengkuknya.
Semua yang menyaksikan adegan itu bertambah bingung, heran dan menakjubkan. Tukang jagal dan semua orang yang ikut mengejarnya mendekati seorang tua yang sedang bersama seekor sapinya itu. Setelah dekat mereka baru menyadari bahwa seorang tua yang berpakaian rapi itu adalah Jalaluddin Rumi.
Di hadapan orang-orang, Jalaluddin Rumi berkata, “Jika seekor binatang yang digiring ke tempat penjagalan, melepaskan diri lalu berlindung kepadaku, sehingga Allah Swt., berkenan memanjangkan umurnya. Maka, apalagi dengan manusia yang berlindung kepada Allah dengan sepenuh hati, yang dengan ketulusan dan kesungguhan mencari keridhaan-Nya. Tentu saja, Allah Swt. akan melindungi orang itu, menyelamatkannya dari ganasnya api neraka, serta memasukkannya ke dalam surga untuk tinggal di sana selamanya.”
Selaras dengan adegan di atas, Allah sudah menegaskan melalui kitab Suci-Nya, Al-Qur’an:
“Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan setan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (QS. Al-A’raaf,7:200).
Sekarang timbul pertanyaan. Bagaimana caranya? Harits Al-Asyari menuturkan hadis Nabi, beliau bersabda:”Aku perintahkan kepada kalian agar selalu berdzikir kepada Allah. Sesungguhnya, perumpamaan orang yang berdzikir itu seperti seorang yang dicari-cari musuhnya. Mereka menyebar mencari orang tersebut sehingga dia sampai pada suatu benteng yang sangat kokoh dan dia dapat melindungi dirinya di dalam benteng tersebut dari kejaran musuh. Begitu juga setan, seorang hamba tidak akan dapat melindungi dirinya dari setan, kecuali dengan berdzikir kepada Allah Swt.”
Oleh: Dedy Susanto
Sumber: dzuzant.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar