Kasus pemotongan bibir Sumiati belum tuntas ditangani oleh pihak-pihak yang berkompeten, kesehatannya belum pulih benar, dan baru beberapa jam yang lalu bibir yang tergunting itu belajar makan secara normal, kini sudah datang pula kabar duka yang menimpa TKI disana. Ironisnya kabar tersebut dikirimkan secara berantai oleh relawan pospertki PDI-P di Abha ke Korwil PDI-P di Arab Saudi dan diteruskan ke berbagai media di Indonesia.
Sedang dimana Konjen RI di Abha, kesibukan apa yang dilakukan oleh Dubes kita di Arab Saudi, bagaimana Marti Natalegawa menangani WNI yang berada diluar negeri, sehingga berita terbunuhnya seorang anak bangsa tak terdengar oleh mereka, dan yang lebih memilukan lagi mayatnya dibuang kedalam tong sampah, bagaimana ini bisa terjadi, dan ketika dikonfirmasi ke Kemlu jawabnya koq malah baru mau cek kebenarannya, enteng sekali, padahal bangsa ini sudah dipermalukan sedemikian rupa.
Kasus terbunuhnya Keken ini tidak hanya merupakan tindakan kriminal belaka, tapi lebih dari itu adalah penghinaan yang luar biasa terhadab bangsa dan negara ini. Pembunuhan disatu sisi merupakan tindakan kriminal dan disisi lain membuang mayat kedalam tong sampah merupakan penghinaan yang tak bisa ditolerir. Meskipun pelakunya bukan negara, tetapi seorang warga Arab saudi, tapi tindakan itu sama saja melecehkan bangsa ini dimana mayat warganya cukup dilempar begitu saja kedalam timbunan sampah yang kotor dan bau.
Dari dulu hingga sekarang, sejak zaman rezim orde baru hingga ke Pemerintahan yang terkini, kita tetap saja tak berubah. Urusan TKI masih saja centang perenang, bagaikan benang kusut yang tak jelas ujung pangkalnya. Para Elite negeri ini tak pernah mau belajar dari pengalaman masa lalu, pengalaman pahit yang menimpa para TKI tak pernah membuat kita sadar dan berbenah diri.
Seyogyanya, dengan banyaknya kasus penganiayaan terhadap TKI diluar negeri, Pemerintah (Kemenaker) harus bisa mengambil langkah, membuat kebijakan yang menjamin kemananan dan keselamatan mereka dalam bekerja diluar negeri, sehingga bangsa ini tidak menjadi seekor keledai yang terjebak secara berulang-ulang pada lobang yang sama. Itupun jika kita masih mau menyebut diri kita sebagai bangsa yang peduli akan nasib para TKI, jika tidak , ………… maka perlu dipertanyakan kembali “apakah kita masih memiliki akal dan pikiran yang sehat ?”
Asmari Rahman
Sumber: kompasiana.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar