Minggu, 26 Desember 2010
Perjalanan Rohani Kiper Indonesia,Markus Horison
MARKUS Horison dilahirkan di sebuah daerah bernama Pangkalan Brandan, Sumatra Utara, 14 Maret 1981. Ia terlahir sebagai bungsu dari empat bersaudara pasangan Julius Rihihina dan Yenny Rosmawati. Seperti seluruh anggota keluarganya, sejak dilahirkan Markus merupakan pemeluk agama Kristen.
Pada tahun 2004, ketika berkostum PSMS Medan, Markus mendapatkan hidayah dari Allah SWT. Ketika itu, penjaga gawang yang mengawali kiprahnya di sepak bola dengan bergabung bersama SSB Brandan Putra ini memutuskan memeluk Islam dan mengganti namanya menjadi Muhammad Haris Maulana.
"Saya masuk Islam tanpa ada paksaan dari siapa pun. Masuk Islam merupakan keinginan saya sendiri," katanya seperti dirilis Republika Online.
Kendati baru masuk Islam ketika usianya menginjak 23 tahun, Markus sebenarnya sudah mengenal Islam sejak bocah. Sebab ibunya yang orang Aceh, terlahir dari keluarga muslim. "Ibu saya awalnya Islam. Sejak menikah, ibu berganti kepercayaan mengikuti kepercayaan ayah," tuturnya.
Diceritakan Markus, sejak kecil ia memang memiliki kedekatan dengan keluarga dari pihak ibu. Tak heran, setiap kali liburan sekolah, Markus sering menghabiskan waktunya di rumah kerabat ibunya di Aceh. Makanya, Markus kecil sudah mengenal peribadatan umat Islam, seperti salat, puasa, dan mengaji. "Waktu kecil, saya suka ikut saudara-saudara ke masjid, ikut salat, dan mengaji. Dari situlah saya mendapatkan gambaran tentang Islam," katanya.
Dalam kesehariannya sebagai pemain sepak bola, Markus juga banyak bergaul dengan para pemain yang kebanyakan beragama Islam. Tak terkecuali rekan-rekannya di PSMS. Menurut Markus, pergaulan dengan para pemain yang kebanyakan beragama Islam itu semakin mengenalkannya terhadap kehidupan seorang muslim.
Sempat Ditentang Keluarga
KENDATI sudah memiliki nama muslim, yaitu Muhammad Haris Maulana, nama Markus Horison tetap digunakan dalam kesehariannya. Pasalnya nama ini kadung populer di pentas sepak bola nasional, jauh sebelum Markus memutuskan masuk Islam pada tahun 2004.
Karena menyangkut agama dan keyakinan, keputusan Markus menjadi mualaf mendapatkan rintangan. Orang pertama yang menentang keputusan kiper berkepala plontos ini tentu saja ayah dan ketiga kakaknya. "Awalnya tentu saja mereka merasa keberatan," ujarnya kepada Republika.
Tapi tentangan dari orang-orang terdekat yang sangat dicintainya ini tidak membuat Markus surut. Dengan segala keyakinannya, penjaga gawang yang namanya berkibar bersama PSMS Medan ini tetap pada keputusannya menjadi "manusia baru", seorang pemeluk agama Islam.
Karena keteguhan hatinya pula ayah dan ketiga kakaknya akhirnya mengerti keputusan hidup yang diambil Markus. "Pada akhirnya, mereka menyadari saya sudah cukup dewasa dan bisa menentukan jalan hidup yang saya rasa terbaik untuk saya," lanjutnya.
Markus tentu saja sangat sadar dengan berbagai risiko yang harus dihadapi atas keputusannya tersebut. Tak terkecuali menjalani berbagai ritual keagamaan sendirian, berbeda dengan seluruh anggota keluarganya. Meski awalnya diakui sangat berat, Markus akhirnya terbiasa beribadah sendiri.
Salah satu contoh terberat yang harus dilakoni Markus sendirian adalah ketika bulan suci Ramadhan tiba. Di bulan penuh hikmah itu, Markus harus bangun untuk sahur, berbuka, dan menjalankan tarawih sendirian. Begitu juga ketika merayakan hari raya Idulfitri dan Iduladha.
Belajar beribadah
Markus memutuskan untuk masuk Islam pada tahun 2004. Itu adalah tahun keduanya bersama PSMS Medan yang baru saja promosi kembali ke Divisi Utama Liga Indonesia (LI). Dalam skuad PSMS tahun 2004 yang ketika itu ditangani pelatih Sutan Harhara, sebagian besar rekannya merupakan pemeluk agama Islam.
Menurut Markus, rekan-rekannya sesama pemain PSMS berperan sangat besar dalam memberikan dukungan moral di awal-awal ia menjadi seorang mualaf. Dari sesama pemain PSMS itulah Markus belajar tata cara sejumlah peribadatan dalam Islam, seperti salat dan berpuasa. "Saya sering salat, belajar, dan bertanya hal-hal seputar Islam kepada mereka," cerita Markus kepada Republika Online.
Bersama para pemain PSMS pula, Markus menjalankan ibadah puasa wajib pertamanya di bulan Ramadan. Meski tidak ada pertandingan, kompetisi LI X/2004 belum usai. Karena itu, pada bulan Ramadan pertamanya sebagai seorang mualaf, Markus dan rekan-rekannya masih menjalani latihan cukup berat.
Bukan lantaran masih bersemangat sebagai muslim baru, Markus tidak menganggap rasa lapar dan haus sebagai halangan untuk menjalani latihan keras. Tapi, Markus sadar benar kalau puasa merupakan sebuah kewajiban yang harus tetap dilakoninya dalam kondisi seberat apa pun.
Atas kesadaran itulah, bulan puasa pertamanya menyisakan kesan tersendiri buat Markus. Sebab, meski latihan berat harus tetap dijalaninya, Markus berhasil menjalankan ibadah puasanya sebulan penuh. Tidak sekalipun ia membatalkan puasanya.
Markus sempat tidak percaya dengan apa yang telah dilakukan sepanjang bulan Puasa pertamanya. Sebab, Markus mengaku, dalam kesehariannya, ia paling tidak tahan menahan lapar. "Ternyata saya bisa. Bahagianya saya," tutur Markus, mengenang bulan Puasa pertamanya.
Nama Muslimnya digunakan di Kancah Sepak bola
SEPERTI diceritakan di awal tulisan, setelah menjadi mualaf, Markus punya nama muslim Muhammad Haris Maulana. Meski demikian, Markus tetap menggunakan nama lamanya karena kadung dikenal banyak orang.
Tapi pada tahun 2009 atau lima tahun setelah menjadi mualaf, Markus mulai menggunakan nama muslimnya di kancah sepak bola, baik secara nasional maupun internasional. Klub pertama yang mendaftarkan Markus dengan nama M. Haris Maulana adalah Arema Indonesia dalam daftar skuadnya menuju Liga Super Indonesia (LSI) 2009/2010 pada bulan September 2009.
Di pentas internasional, nama M. Haris Maulana pertama kali muncul dalam daftar susunan pemain, ketika tim nasional Indonesia menghadapi Singapura dalam sebuah pertandingan persahabatan di Stadion Nasional Kallang, Singapura, 4 November 2009. Dalam pertandingan yang berakhir 3-1 untuk kekalahan "Merah-Putih" itu, Markus bermain selama 71 menit sebelum digantikan kiper Sriwijaya FC, Ferry Rotinsulu.
Untuk pertandingan internasional Indonesia selanjutnya, seperti dalam empat laga tersisa di babak kualifikasi Piala Asia 2011 melawan Kuwait, Oman, dan Australia, nama M. Haris Maulana terus dipakai Markus. Ketika dinobatkan sebagai salah satu nomine penjaga gawang terbaik Asia (AFC) pada bulan Oktober 2009, nama yang muncul juga M. Haris Maulana.
Meskipun demikian, penjaga gawang yang akhirnya hijarh ke Persib Bandung pada putaran kedua LSI 2009/2010 ini mengatakan, dalam kesehariannya ia tetap dipanggil Markus. "Panggilan saya tetap Markus," katanya, sesaat setelah menandatangani kontrak dengan manajemen Persib.
Memimpikan Bisa Menginjakkan Kaki di Tanah Suci
SEBAGAI seorang mualaf, Markus terus berusaha memperbanyak jumlah amalan ibadahnya. Bukan hanya ibadah-ibadah wajib seperti salat dan berpuasa, beberapa amalam yang hukumnya sunat pun mulai dilakoninya. Markus juga terus berupaya meningkatkan dan menyempurnakan kualitas ibadahnya.
Selain bertanya langsung, baik kepada ahlinya maupun teman-temannya, cara lain yang dilakukan Markus untuk meningkatkan pengetahuannya tentang Islam adalah membaca buku-buku Islam. Untuk itu, Markus tidak segan-segan membeli buku bacaan, seperti buku panduan salat dan kumpulan doa.
Meskipun masih memiliki keterbatasan dalam hal membaca huruf Arab, keinginan Markus untuk belajar tak pernah surut. "Saya biasanya membaca tulisan latinnya saja, karena memang bacaan arab saya masih kurang lancar," akunya kepada Republika Online.
Selain ibadah wajib, Markus pun mulai belajar menjalankan ibadah sunat seperti puasa Senin-Kamis. Markus juga mengaku terus belajar mengaji bacaan-bacaan Alquran.
Satu hal lagi, seperti halnya umat muslim lainnya, Markus pun ternyata memimpikan bisa menginjakkan kakinya di Tanah Suci Mekah. Markus berharap, suatu saat kelak ia bisa menjalankan ibadah umrah, dan bahkan haji ke tanah suci umat Islam itu.
"Pastilah, sebagai muslim saya ingin sekali bisa menjalankan ibadah umrah ataupun haji," ujarnya.
Umrah Bersama Keluarga Wakil Manajer Persib
KIPRAH Markus bersama Arema Indonesia --klub pertama yang mendaftarkan nama muslimnya-- tidak tuntas. Karena ada konflik dengan pelatih Robert Rene Alberts (Belanda), Markus terdepak dari skuad Arema. Meskipun demikian, Markus bisa terus mengibarkan namanya bersama Persib Bandung yang menampungnya di putaran kedua Liga Super Indonesia (LSI) 2009/ 2010.
Adalah hubungan baiknya dengan Manajer Persib, H. Umuh Muchtar yang membawa Markus ke Bandung. Di klub kebanggaan bobotoh ini pula kemudian Markus diperkenalkan dengan seorang pengusaha tinta bernama H. Deddy Firmansyah yang menjabat sebagai Wakil Manajer Persib.
Selain bisa terus mempertahankan eksistensinya di pentas sepak bola nasional, di Persib, Markus pun semakin banyak memiliki kesempatan belajar agama Islam. Keinginannya yang kuat untuk belajar ditunjukkan Markus dengan rajinnya ia mengikuti pengajian dan doa bersama yang selalu dilaksanakan seluruh pemain dan ofisial tim Persib setiap menjelang pertandingan. Markus bisa memperdalam pengetahuannya tentang Islam, karena dalam setiap acara pengajian dan doa bersama itu, Persib selalu menghadirkan para ustaz untuk memberikan tausiah.
Bahkan, sekitar bulan Juli 2010, Markus akhirnya bisa mewujudkan impiannya menginjakkan kaki di Tanah Suci Mekah. Ketika itu, tepatnya menjelang babak 8 Besar Piala Indonesia 2010, Markus berangkat ke Tanah Suci untuk menjalankan ibadah umrah bersama keluarga Wakil Manajer Persib.
"Meski sempat tertunda beberapa hari akibat kendala visa, waktu itu kami berlima, termasuk Markus, alhamdulillah bisa berangkat menunaikan ibadah umrah," kata Deddy.
"Selain berdoa untuk diri sendiri, di sana (Mekah, red), saya juga mendoakan kesuksesan Persib," ujar Markus sekembalinya dari Tanah Suci.
Sambil menunggu kesempatan berikutnya untuk menunaikan ibadah haji yang masih tetap diimpikannya, Markus berharap, kualitas ibadahnya semakin meningkat sekembalinya dari Tanah Suci. Amin.
Mengakhiri Masa lajangnya dengan Menikahi Kiki Amalia
Kiper Tim Nasional Indonesia Markus Haris Maulana alias Markus Horison resmi mengakhiri masa lajangnya, Sabtu (27/11). Kiper yang memperkut klub Persib Bandung itu mempersunting selebriti Kiki Amalia.
Respesi pernikahan Markus dan Kiki Amalia berlangsung di Gedung Kriya Asri, Jalan Ampera Raya, Jakarta Selatan. Selain dihadiri rekan-rekan pemain timnas dan Persib Bandung, pernikahan Markus juga dihadiri kalangan selebritis.
Andi Darussalam Tabussala, Presiden Direktur PT Liga Indonesia bertindak sebagai wali kedua mempelai.
Tadinya, Markus yang pernah menjadi nominator pemain terbaik Asia 2009 ini berencana menikahi Kiki Amalia setelah tampil di pertandingan Piala AFF, Desember mendatang. Namun karena ada pertimbangan lain, pernikahan keduanya dilangsungkan lebih cepat
Nama lengkap : Markus Horison Ririhina
Nama Muslim : Muhammad Haris
Tempat, Tanggal lahir : Pangkalan Brandan, Medan, 14 Maret 1981
Orang Tua : Ayah = Julius Ririhina
Ibu = Yenny Rosmawati (Almh)
Anak ke : 4 (bungsu) dari empat bersaudara
Tinggi Badan : 186 cm
Berat Badan : 75 Kg
Posisi : Penjaga Gawang
Klub Sekarang : PSMS Medan
Klub remaja : Diklat PPLP Sumatra Selatan (1998-2000)
Klub profesional :
- (2000-2001) : PSL Langkat
- (2001-2002) : Persiraja Banda Aceh
- (2002-2003) : PSKB Binjai
- (2003-2008) : PSMS Medan
- (2008) : Persik Kediri
- (2008-Sekarang) : PSMS Medan
Karier di Timnas: (2007-Sekarang)
Debut Timnas : Indonesia vs Korea Selatan di Piala Asia di Jakarta (0-1)
Prestasi :
- 2004 : Juara Turnamen Piala Emas Bang Yos Bersama PSMS Medan
- 2005 : Juara Turnamen Piala Emas Bang Yos Bersama PSMS Medan
- 2006 : Juara Turnamen Piala Emas Bang Yos Bersama PSMS Medan
- 2006 : Pemain Terbaik Piala Emas Bang Yos
- 2007-2008 : Penjaga Gawang Terbaik versi Liga Indonesia
- 2007-2008 : Runner Up Liga Indonesia (PSMS Medan)
- 2008 : Juara Piala Kemerdekaan 2008 melawan Libya (3-1, Libya WO)
- 2008 : Runner Up Grand Royal Challenge 2008 di Myanmar (3-1).
sumber ;persibonline dan berbagai sumber
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar