Rabu, 19 Januari 2011
Aksi Tokoh Lintas Agama Akan Berakhir Kebohongan Juga
Sejumlah tokoh lintas agama yang beraksi mengkritik kebohongan pemerintah telah bertemu dengan Presiden SBY. Kritikan tokoh agama ini dinilai akan berakhir seperti sebuah kebohongan juga.
Hal itu diungkapkan anggota Badan Pekerja Forum Tokoh Lintas Agama, Abdul Mu’ti. Menurutnya, dengan tidak adanya tenggat waktu yang diberikan kepada pemerintah untuk menjawab kritik, maka aksi tokoh agama akan berakhir sia-sia.
“Selama ini dalam pembicaraan Badan Pekerja belum pernah ada penentuan batas waktunya. Memang kalau seperti ini akan seperti kasus-kasus kebohongan pemerintah juga,” ungkapnya kepada matanews.com di Jakarta, Rabu 19 Januari 2011.
Mantan Ketua Pemuda Muhammadiyah ini mengatakan, hingga kini belum ada pembahasan lebih lanjut dalam forum lintas agama, aksi apa yang akan ditempuh bila pemerintah tidak menjawab kritik kebohongan keberhasilan SBY-Boediono. Meski begitu, ia menegaskan, pemakzulan bukanlah solusi yang akan diambil.
Penggagas pertemuan tokoh agama dengan Presiden SBY, Din Syamsuddin menjelaskan, kritik yang disampaikan sejumlah tokoh lintas agama merupakan sikap dan pernyataan bersama. Din membantah bila kritik tersebut merupakan sikap pribadinya.
“Itu sikap secara kolektif yang disetujui 8 tokoh lintas agama. Saya dinyatakan provokator, itu sikap keliru, karena ini sikap bersama berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan. Para tokoh agama itu bersatu adalah karena didorong rasa tanggung jawab terhadap negara. Jika ada penyimpangan dan penyelewengan maka kita terdorong untuk meluruskannya,” terang Din.
Menurut Din, dialog antara SBY dengan tokoh lintas agama belum menyentuh substansi dari kritik yang disampaikan. Ia menyatakan, dialog yang digelar di Istana Negara, Senin malam 17 Januari 2011 itu hanyalah dialog basa-basi.
“Ini baru di pintu gerbang belum masuk ke rumah permasalahan. Gerakan moral tokoh agama ini didukung 65 lembaga masyarakat madani yang punya keahliannya masing-masing dan punya data-data yang akurat, sehingga gerakan ini bukan asal ngomong tapi berdasarkan fakta. Kami tegaskan, kritikan kami tidak bertujuan pemakzulan. Kita tidak setuju dengan tradisi demokrasi yang menjatuhbangunkan pemerintah,” imbuhnya.
Sumber: matanews.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar