Jika kebetulan melintas di Kota Pamekasan Madura, Anda bakal menemukan aneka pilihan kuliner. Selain sate, soto dan rujak cingur, Anda bisa juga mencicipi menu kuliner bernama Kaldu Kokot.
Di Kota Pamekasan sendiri, kaldu kokot cukup populer. Malahan warung yang menyajikan menu kaldu kokot tersebar merata di seputaran kota. Seperti di Jalan Pintu Gerbang, Jalan Joko Tole, Jalan Mandilaras dan Jalan Diponegoro.
Kaldu kokot sebenarnya mirip soto di Pulau Jawa. Seluruh bahan bumbunya persis sama. Yakni, bawang merah, bawang putih, jahe, pala dan daun bawang yang seluruhnya dimasak sebelum dimasukkan ke dalam kuah kaldu. Yang membedakan hanya pada bahan dagingnya saja.
"Jika soto diberi daging ayam atau babat, sedangkan kaldu kokot diberi kokot atau bagian kaki sapi," kata Ny Halifah, pemilik warung kaldu kokot di Jalan Pintu Gerbang.
Selain itu perbedaan lainnya ada pada rebusan kacang hijau tanpa bumbu. Cara
penyajiannya ada yang langsung diceburkan ke dalam kuah kaldu, ada pula yang diberi wadah mangkok khusus kacang hijau.
Kokot sendiri merupakan istilah Madura yang berarti telapak kaki hewan mamalia seperti kambing dan sapi. Di kalangan warga Madura, mengkonsumsi kokot diyakini mampu memberi tambahan nutrisi otak dan pendongkrak stamina.
Di musim pancaroba seperti sekarang ini, kaldu kokot bisa mengusir hawa dingin di kala hujan. "Itu sebabnya, konsumen yang mampir ke warung saya kebanyakan dari kalangan kaum Adam," seloroh Pak Rahem, pemilik Warung Kaldu Kokot 76 di Jalan Mandilaras.
Menurut kakek 5 orang cucu itu, konsumennya tidak hanya menyantap kaldu kokot di warungnya. Tidak jarang, konsumen yang membungkus 1 sampai 5 porsi kaldu kokot untuk dimakan di rumahnya. Seporsi kaldu kokot dilepas seharga Rp 15.000.
www.surabaya.detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar