Covini, nama pabrikan mobil asal Italia ini masih terdengar asing bagi sebagian besar dari kita. Tapi produk type ini, C6W sudah diproduksi sejak 2005 sampai sekarang, dalam jumlah yang amat terbatas, 6-10 buah pertahun. Amat eksklusif!.
Mobil ini mengusung mesin Audi 4.200 cc V8, dengan kecepatan maksimum 300km/jam, spesifikasi yang sama dengan Audi Quattro RS5V8 .
Dengan kapasitas mesin kelas menengah seperti ini, performancenya jangan dibandingkan dengan mobil sport kelas “otot” macam Chevy Corvette (7.300 cc) atau Dodge Viper yang 8.000 cc. Tapi kira-kira seimbang dengan sebuah Porsche 911 yang punya mesin 4.000 cc.
Mobil sport yang tidak tergolong bongsor (panjang 4,18m, lebar 1,99m dengan tinggi 1,08m) ini juga relatif ringan, hanya 1.150kg berkat bodynya yang terbuat dari serat fiber.
Tapi mengapa harus 6 roda?
Jelas, penggunaan 6 roda menjadikan mobil ini sebagai ‘eye-catcher’. Salah satu faktor penting untuk para pengguna mobil jenis ini. You are what you drive, aren’t you?
Secara teknis penggunaan 4 roda depan menjanjikan pengendalian yang lebih baik. Kalau ban depan salah satunya meleduk (yang berarti petaka buat mobil konvensional 4 roda, apalagi mobil dengan penggerak roda depan FWD), mobil ini masih layak-kendali. Resiko aquaplaning, ban yang kehilangan traksi akibat menerjang genangan air juga bisa diperkecil. Dan, mengerem dengan 6 roda akan lebih baik daripada hanya 4 roda, kan?
Tapi penggunaan 6 roda juga bukannya tanpa handicap. 6 roda berarti 6 ban, 6 set shock absorber, 6 unit sistim rem, suatu pemborosan yang tidak perlu. Tapi, buat konsumen mobil ini, siapa peduli? Sama juga dengan ketidak-pedulian akan konsumsi BBM yang mestinya juga sama sekali tidak irit…..
Sebenanya konsep menggunakan 6 roda ini bukan barang baru. Pabrikan besar asal Amerika Serikat, Ford, sudah menampilkan mobil konsep mereka, Ford Seattle-ite dalam World Fair di New York 1963. Tapi mobil konsep ini tidak pernah diproduksi secara massal.
Tapi, Ferruccio Covini, sang pemilik dan desainer Covini C6W bilang bahwa konsep mobilnya ini tidak mengekor pada Ford yang baru pada tahap prototype, tapi mengadopsi teknologi yang dipakai oleh mobil balap F1 yang juga menggunakan 6 roda yang berlomba di ajang musim balapan 1976-1977,
Tyrrell P34.
Tyrrell Racing Organisation Team adalah salah satu konstuktor berpengaruh di ajang balap Formula 1 (F1). Eksis sejak 1958 sebelum dijual oleh pemiliknya Ken Tyrrell kepada British America Racing 1998. Tyrrell sukses mengantar Jackie Stewart menjadi juara dunia F1 tahun 1969, 1971 dan 1973. Pada 1971 Tyrrell juga menjadi juara dunia Konstruktor.
Mobil P34 (Project no.34) ini adalah karya tim desainer yang dipimpin oleh Derek Gardner. Penampilan mobil balap 6 roda ini adalah satu-satunya di ajang F1. Sehingga P34 ini dijuluki sebagai mobil dengan Desain Paling Radikal sepanjang sejarah F1.
Didukung mesin V8 Ford Cosworth dengan sponsor utama perusahaan minyak Perancis Elf, sulit untuk mengatakan performance mobil ini sebagai sebuah blunder, atau sekadar cari sensasi. Tampil perdana di musim 1976, tim Tyrrell yang digawangi pebalap Jody Scheckter dan Patrick Depailler mampu duduk di peringkat 3 konstruktor. Bahkan di sirkuit Anderstorp, Swedia, Scheckter dan Depailler sukses finish di urutan 1 dan 2. Musim 1977 Scheckter meninggalkan tim dan diganti Ronnie Peterson. Mobil P34 direvisi ulang menjadi P34B, yang lebih berat 30kg. Prestasi P34B tidak terlalu sukses, dan proyek ini dihentikan tahun berikutnya karena terlalu mahal.
Kembali ke laptop, eh salah, ……………ke masalah mobil sport di atas.
Berapa sih harga yang harus ditebus untuk membawa pulang sebuah Covini C6W?
Meskipun saya tidak sedang jualan, tapi untuk sekedar informasi….. bolehlah.
Konon, di Amrik sono, harga mobil ini berkisar di angka USD 400,000. Dua kali lipat lebih mahal dibanding dengan sebuah Porsche 911 Carrera. Kalau Bapak dan Ibu sekalian berniat membawanya pulang ke Indonesia, paling tidak siapkan dana lagi kira-kira sebesar 200% nya untuk PPN-BM.
Dan kalaulah sudah menjadi salah satu penghuni garasi Bapak dan Ibu, saya himbau untuk tidak keisengan membawanya jalan-jalan ke Tanah Abang, Pasar Senen atau tempat-tempat lain semacamnya. Saya kuatir……. Bener!. Sumprit!
Kuatir kalau Angkot yang saya kendarai sekarang ini akan nyerempet mobil ini…..
Ahmad jayakardi
Sumber: http://teknologi.kompasiana.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar