Dari
data yang dilansir oleh Direktoran Jenderal Pengendalian Penyakit
Menular (PPML), melaporkan per Semptember 2011 dari 10 provinsi dengan
kumulatif ditemukan kasus AIDS terbanyak, terdapat variasi data jumlah
yang tertular, tiga yang terbanyak adalah Jatim sebanyak 4318 orang,
Papua 4005 orang, dan DKI Jakarta 3998 orang. Namun secara umum
prevalensi orang dengan dengan HIV terbanyak, banyak terdapat di
kota-kota besar di Indonesia. Belum lagi banyak yang mengatakan bahwa
fenomena ini, ibarat fenomena gunung es atau mata buaya, yang mana yang
tidak kelihatan lebih banyak dari yang kelihatan.
Masalah ini perlu
menjadi perhatian kita semua, karena kalau dibiarkan begitu saja maka
akan banyak lagi orang yang akan tertular. Beberapa ide sudah dilakukan
namun belum maksimal diantara memberikan sosialisasi tentang pengetahuan
pencegahan penularan AIDS, dan yang lain perlu pemahamaan kepada
masyarakat bahwa stigma dan diskriminasi, orang dengan HIV adalah orang
yang amoral perlu dihilangkan. Dengan begitu orang akan sadar dan mau
bersama-sama bermasyarakat dan juga akan membuka diri bagi orang dengan
HIV untuk mendatakan diri ke pihak-pihak terkait demi untuk mencegah
penularan HIV yang lebih luas lagi.
Senyawa penyembuh AIDS ditemukan
Baru-baru ini seperti
dilansir oleh MedicalXpress, Zhilei Chen, Asisten profesor di A&M
Texas University, berkolaborasi dengan Scrips Resears Institute telah
menemukan sebuah temuan yang efektif membunuh virus HIV yakni senyawa PD
404. 182. Seperti penemuan bersar lainnya yakni ditemukan dengan tidak
disengaja, Senyawa PD 404. 182 untuk membasmi HIV pula demikian. Semula
para peneliti menggunakan senyawa PD 404. 182 ini dimaksudkan untuk
mengembangkan senyawa yang secara efektif melawan virus Hepatitis C.
Namun ketika Chen dkk. mencoba menggunakannya untuk membunuh HIV
ternyata lebih efektif.
Senyawa PD
404. 182 bekerja lebih spesifik dengan cara menyerang material bagian
dalam virus HIV, merusak RNA nya, sehingga RNA virus HIV tidak stabil
yang menyebabkan HIV sulit berevolusi dan berkembangbiak dan menjadi
resisten dan akhirnya tidak dapat menginfeksi. Senyawa ini berbeda
dengan senyawa lain yang membunuh sel virus dengan cara menyerang
material luar (dinding sel) dari virus, sehingga agak berbahaya karena
dinding sel HIV sama seperti dinding sel manusia dan berakibat fatal
bila senyawa lain tersebut digunakan pada manusia.
Patutlah kita
mengapresiasi kerja Chen dkk. Karena kekhawatiran orang dengan HIV
seolah tidak memiliki harapan untuk menikmati kehidupan dengan lebih
bebas tanpa stigma dan diskriminasi yang seharunya dihilangkan oleh
masyarakat. Tapi jangan terlalu bergembira kegirangan, karena pada
proses pengembangan obat baru tidak otomatis senyawa yang secara In
vitro (Laboratorium) berkhasiat, langsung diproduksi untuk diberikan
kepada manusia. Namun, setidaknya 10 tahun lagi semenjak ditemukan
senyawa baru baru bisa digunakan pada manusia.
Pada proses
pengembangan obat baru, terdapat tiga tahapam yang harus dilalui sebelum
senyawa (obat) tersebut digunakan oleh masyarakat luas yaitu 3-4 tahun
dicobakan pada Hewan (Probandus), 4-5 tahun dicobakan pada Manusia
(probandus), 2-3 tahun untuk registrasi. Dalam proses pengembangan obat
baru ini, kadangkala tidak sesuai harapan, banyak obat yang berkhasiat
pada saat di laboratorium dan ketika di ujikan pada hewan dan manusia
ternyata tidak berkhasiat bahkan tidak memberikan efek sedikitpun. Oleh
karena itu, harapan yang tinggi sekaligus was-was agar senyawa ini bisa
digunakan kepada manusia tetap kita apresiasi dan dukung.
Ditemukan Varian HIV langka
Ditengah harapan kuat,
dan kegembiraan terhadap penemuan senyawa PD 404. 182. Seperti dilansir
oleb BBC. Seorang Pria Prancis, 57 tahun terjangkit Varian HIV langka,
sepulang dari negara Kamerun. Pria itu terjangkit HIV langka yaitu HIV-1
grup N yang sebelumnya pernah ditemukan pada tahun 1998 yang
menginfeksi seorang perempuan kamerun, setelah berhubungan seksual
dengan pasangan wanitanya di negara tersebut. Karena keluhannya demam
tinggi, timbul ruam dan bisul, maka pria tersebut dibawa ke RS Saint
Loise. Dari hasil pemeriksaan oleh Tim dokter yang dipimpin oleh
Profesor Francois Simon menemukan di dalam tubuh pria tersebut terdapat
varian HIV langka ini.
Oleh karena ini, perlu
dihimbau agar badan otoritas yang berwewenang diseluruh dunia untuk
segera mengawasi epidemi virus ini agar tidak menyebar lebih luas lagi.
Sekaligus menghimbau masyarakat agar lebih memahamkan diri tetang
cara-cara penularan virus ini dan menghindarkan diri untuk tertulari.
Ini penting karena walaupun ada sedikit kabar gembira tentang senyawa PD
404.182 yang dapat membunuh HIV, namun senyawa PD 404. 182 belum tentu
secara efektif membunuh varian HIV langka ini karena perbedaan material
pembentuknya.
Azanuddin Umaee
Image dari bbs.freetalklive.com
Sumber: http://kesehatan.kompasiana.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar