31. Ciplukan
Tanaman ini banyak dicari dan ditemukan oleh anak-anak pedesaan pada
saat musim panen palawija tiba. Biasanya pada saat musim panen kacang
tanah. Begitu kacang tanah dipanen (dicabut), yang tinggal hanyalah
rumput-rumput yang tumbuh di sela-sela kacang tanah, termasuk
diantaranya pohon ciplukan.
Pada musim seperti ini biasanya pohon ciplukan sudah cukup umur dan
banyak buahnya yang sudah masak, dengan kulit buah agak mengering dan
buah ciplukannya sendiri sudah menguning. Di samping mencari kacang
tanah yang tersisa/tertinggal setelah dipanen, biasanya anak-anak juga
memunguti buah ciplukan yang memang sangat manis dan enak rasanya.
Tumbuhan ini tumbuh dengan subur di dataran rendah sampai ketinggian
1550 meter diatas permukaan laut . Ceplukan merupakan tumbuhan semak
semusim. Tumbuh di tanah-tanah kosong yang tidak terlalu becek, pinggir
selokan, pinggir kebun dan sawah. Bunganya berwarna kuning, buahnya
berbentuk bulat dan berwarna hijau kekuningan bila masih muda, tetapi
bila sudah tua berwarna coklat dengan rasa asam-asam manis. Buah
Ciplukan yang muda dilindungi cangkap (kerudung penutup buah).
Ciplukan (Physalis minina) temasuk ke dalam famili tumbuhan
Solanaceae. Nama lain dari ceplukan antara lain adalah Morel berry
(Inggris); Ciplukan (Indonesia); Ceplukan (Jawa); Cecendet (Sunda);
Yoryoran (Madura); Lapinonat (Seram); Angket, Kepok-kepokan, Keceplokan
(Bali), Dedes (Sasak); Leletokan (Minahasa).
Sifat tumbuhan ini analgetik (penghilang rasa sakit), peluruh air
seni (diuretic), menetralkan racun, meredakan batuk, mengaktifkan fungsi
kelenjar-kelenjar tubuh dan anti tumor. Tumbuhan ini mempunyai
kandungan kimia berupa Chlorogenik acid, asam citrun, fisalin,
flavonoid, saponin, polifenol. Buah mengandung asam malat, alkaloid,
tannin, kriptoxantin, vitamin C dan gula. Biji mengandung elaidic acid.
Dengan ramuan ceplukan, ternyata berbagai penyakit dapat disembuhkan, antara lain :
1. Hipertensi. Sediakan 5 gram brankas (herba kering) ceplukan dan
masukan kedalam air 110 ml. Rebus campuran tersebut selama 10-15 menit
sambil sesekali diaduk selanjutnya saring dan biarkan sampai dingin. Air
rebusan tersebut diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, masing-masing
100 ml. Sebagai perhatian, air rebusan yang sudah disimpan lebih dari 24
jam tidak boleh diminum karena sudah rusak.
2. Kencing Manis. Untuk mengobati kencing manis, sediakan 10 gram
brankas ciplukan dan air 400 ml. Cara pembuatan ramuan dan aturan
pemakaiannya sama dengan untuk mengobati hipertensi.
3. Bisul. Untuk mengobati bisul, sediakan 1 genggam daun ciplukan, 1
sendok teh adas pulasari, 1 lembar daun sirih, dan sedikit garam.
Campurkan semua bahan tersebut dan diremas-remas hingga menjadi lembut.
Oleskan sekitar bisul. Bisul akan cepat pecah dan cepat kering.
4. Borok. Ambil 1 genggam daun ciplukan dan tambahkan 2 sdt air kapur
sirih. Tumbuk sampai halus, lalu tempelkan ke bagian yang sakit.
5. Gusi Berdarah. Karena kaya vitamin C, buah ciplukan bisa digunakan
untuk menyembuhkan gusi berdarah, caranya, makanlah 30 buah ciplukan
segar setiap hari.
6. Diabetes Mellitus. Caranya, tumbuhan ciplukan yang sudah berbuah
dicabut beserta akar-akarnya dan dibersihkan, lalu dilayukan dan direbus
dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga tingga 1 gelas, kemudian
disaring, dan diminum 1 kali sehari.
7. Sakit paru-paru. Caranya, tumbuhan ciplukan lengkap (akar, batang,
daun, bunga dan buahnya) direbus dengan 3-5 gelas air sampai mendidih
dan disaring, diminum 3 kali sehari 1 gelas.
8. Ayan. Caranya, 8-10 butir buah ciplukan yang sudah dimasak, dimakan setiap hari secara rutin.
9. Borok. Caranya, 1 genggam daun ciplukan ditambah 2 sendok air kapur
sirih, ditumbuk sampai halus, lalu ditempelkan pada bagian yang sakit.
Sekarang ini sudah banyak tersedia ceplukan dalam kemasan kapsul yang
dapat dimanfaatkan untuk mengatasi berbagai keluhan penyakit.
32. Kecubung
Di daerah pedesaan khususnya di Jawa Tengah, kecubung sebagai tanaman
liar yang tumbuh di kebun-kebun yang kadang dipakai sebagai pagar
pekaranga. Buahnya yang bulat dan berbintil-bintil menjadi alat
permainan anak-anak yang sangat menyenangkan.
Tanaman ini termasuk keluarga Solanaceae, sekerabat dengan terung dan
kentang. Kecubung biasanya berbunga putih dan ungu, namun hibridanya
berbunga aneka warna. Diperkirakan tanaman ini pertama kali dipakai
sebagai obat-obat pada abad kesepuluh. Kecubung ada yang berasal dari
Asia Tenggara, namun ada juga yang berasal dari Benua Amerika.
Sebenarnya jenis tanaman kecubung yang dapat dimanfaatkan sebagai
obat sangat banyak, di antaranya Datura Stramonium, Datura tatura, dan
Brugmansia suaviolens, namun daya khasiat masing-masing jenis kecubung,
berbeda-beda. Penyalahgunaan kecubung memang sering terjadi, sehingga
bukan obat yang didapat malah racun (menyebabkan pusing/teler) yang
sangat berbahaya.
Hampir seluruh bagian tanaman kecubung dapat dimanfaatkan sebagai obat.
Hal ini disebabkan seluruh bagiannya mengandung alkaoida atau disebut
hiosamin (atropin) dan scopolamin, seperti pada tanaman Atropa
belladona.
Alkahoid ini bersifat racun sehingga pemakaiannya terbatas pada bagian
luar. Biji kecubung mengandung hiosin dan lemak, sedangkan daunnya
mengandung kalsium oksalat. Berkhasiat mengobati rematik, sembelit,
asma, sakit pinggang, bengkak, encok, eksim, dan radang anak telinga.
Ketiga alkaloida ini bersifat antikolinergik. Sampai saat ini digunakan
oleh industri farmasi sebagai sumber utama hyosciamin yang berkhasiat
memberi efek menenangkan kejang-kejang, khususnya perut. Daunnya
mengandung hyasciamin dan scopolamin yang berkhasiat mengobati asma,
encok (linu tulang) dan penyakit kulit.
Kecubung dimanfaatkan untuk mengatasi berbagai keluhan penyakit, antara lain :
1. Rematik. Caranya, ambil daun dan bunga kecubung
secukupnya, bawang merah secukupnya, dan jahe secukupnya. Tumbuk
bahan-bahan tersebut sampai halus, tempelkan pada bagian yang sakit.
2. Sembelit. Caranya, ambil dua lembar daun kecubung
lalu olesi dengan minyak kelapa dan kemudian dipanggang di atas api
hingga daunnya layu. Daun yang telah dipanggang tempelkan di bagian
bawah perut. Lakukan 2-3 kali sehari.
3. Asma. Caranya, ambil beberapa lembar daun kecubung
lalu iris-iris halus. Hasil irisan dijemur hingga kering. Daun dibuat
lintingan seperti rokok, lalu diisap seperti mengisap rokok.
4. Sakit pinggang. Caranya, ambil 5-10 lembar daun
kecubung yang berbatang ungu dan kapur sirih secukupnya lalu tumbuk
hingga halus. Tempelkan hasil tumbukan tersebut pada pinggang yang
sakit. Lakukan 2-3 kali sehari.
5. Bengkak. Caranya, ambil satu lembar daun kecubung
dan basahi dengan minyak kelapa kemudian dipanggang dan diremas-remas.
Tempelkan pada bagian yang bengkak 2-3 kali sehari.
6. Encok. Caranya, ambil delapan lembar daun kecubung
hitam, cuci bersih dan giling hingga halus kemudian diremas-remas
bersama air kapur. Gosokkan ramuan tersebut pada bagian yang sakit dua
kali sehari.
7. Eksim. Caranya, ambil kira-kira 25 gram daun
kecubung, lalu tumbuk hingga halus, dan beri minyak kelapa secukupnya,
lalu panaskan di atas api. Tempelkan ramuan tersebut pada eksim dan
biarkan sampai beberapa saat.
8. Bisul. Caranya, ambil 5 lembar daun kecubung, lalu tumbuk hingga halus. Tempelkan ramuan tersebut pada bisul agar segera matang.
9. Radang anak telinga. Caranya, ambil 10 lembar daun
kecubung, lalu cuci dan tumbuk hingga halus. Campur ramuan/gilingan daun
tersebut dengan dua sendok makan minyak kelapa yang telah dihangatkan
terlebih dahulu. Lalu, peras dan saring. Minyak perasan diteteskan pada
anak telinga yang sakit, lakukan dua kali sehari sebanyak lima tetes.
10. Ketombe. Siapkan 7 lembar daun kecubung kering dan 5
sdm minyak kelapa. Masukan daun kecubung dan minyak kelapa kedalam
botol, lalu tutup. Jemurlah dibawah terik matahari selama seminggu.
Selanjutnya, oleskan minyak tersebut pada kulit kepala 2 kali sehari,
pagi dan sore. Ulangi selama beberapa hari sampai ketombe hilang.
Sumber: http://kyaimbeling.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar