5. Mahkota Dewa
Tumbuhan ini tergolong kedalam keluarga Thymelaece, tinggi batang
berkisar 1,5 meter sampai 2,5 meter. Berdaun tunggal. Daunnya berbentuk
lonjong dan lancip pada bagian ujung. Buahnya berwarna merah tua jika
sudah matang. Buah ini mengandung Alkaloid, Saponin, Flavonoid, tannin,
sterol dan terpen.
Mahkota Dewa berkhasiat sebagai detoksifikasi, meningkatkan kekebalan
tubuh, mengurangi kadar gula darah, anti radang, mencegah pertumbuhan
kanker, menurunkan asam urat. Buahnya bersifat sitotoksit terhadap sel
kanker rahim dan sel leukemia. Hampir semua bagian dari tumbuhan ini
dapat dijadikan obat, mulai dari daging buah, kulit buah sampai daun.
Daun dan kulit buah bisa digunakan dalam keadaan segar atau yang telah
dikeringkan, sedangkan buahnya (daging buah) dapat digunakan setelah
dikeringkan.
Selain khasiat yang telah disebutkan di atas, kulit dan daging buah
dapat digunakan untuk mengobati disentri, psoriasis dan jerawat. Daun
dan bijinya dapat digunakan untuk mengobati penyakit kulit seperti ekzim
dan gatal-gatal. Tetapi harus diwaspadai, karena bagian buah Mahkota
Dewa mengandung racun terutama bijinya. Jika buah segar langsung dimakan
dapat menyebabkan mulut bengkak, sariawan, mabuk, kejang hingga
pingsan.
6. Waru
Waru
(Hibiscus tiliaceus L.)
Familia: malvaceae.
Uraian:
Tumbuhan tropis berbatang sedang, terutama tumbuh di pantai yang tidak
berawa atau di dekat pesisir. Waru tumbuh liar di hutan dan di ladang,
kadang-kadang ditanam di pekarangan atau di tepi jalan sebagai pohon
pelindung. Pada tanah yang subur, batangnya lurus, tetapi pada tanah
yang tidak subur batangnya tumbuh membengkok, percabangan dan
daun-daunnya lebih lebar. Pohon, tinggi 5-15 m. Batang berkayu, bulat,
bercabang, warnanya cokelat. Daun bertangkai, tunggal, berbentuk jantung
atau bundar telur, diameter sekitar 19 cm. Pertulangan menjari,
warnanya hijau, bagian bawah berambut abu-abu rapat. Bunga berdiri
sendiri atau 2-5 dalam tandan, bertaju 8-11 buah, berwarna kuning dengan
noda ungu pada pangkal bagian dalam, berubah menjadi kuning merah, dan
akhirnya menjadi kemerah-merahan. Buah bulat telur, berambut lebat,
beruang lima, panjang sekitar 3 cm, berwarna cokelat. Biji kecil,
berwarna cokelat muda. Daun mudanya bisa dimakan sebagai sayuran. Kulit
kayu berserat, biasa digunakan untuk membuat tali. Waru dapat
diperbanyak dengan biji.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH Sumatera: kioko, siron, baru, buluh, bou, tobe, baru, beruk,
melanding. Jawa: waru, waru laut, waru lot, waru lenga, waru lengis,
waru lisah, waru rangkang, wande, baru. Nusa Tenggara: baru, waru, wau,
kabaru, bau, fau. Sulawesi: balebirang, bahu, molowahu, lamogu,
molowagu, baru, waru. Maluku: war, papatale, haru, palu, faru, haaro,
fanu, halu, balo, kalo, pa. Irian jaya: kasyanaf, iwal, wakati. NAMA
ASING Tree hibiscus. NAMA SIMPLISIA Hibisci tiliaceus Folium (daun
waru), Hibisci tiliaceus Flos (bunga waru).
Penyakit Yang Dapat Diobati
Daun berkhasiat antiradang, antitoksik, peluruh dahak, dan peluruh
kencing. Akar berkhasiat sebagai penurun panas dan peluruh haid.
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian yang digunakan adalah daun, akar, dan bunga.
INDIKASI
Daun waru digunakan untuk pengobatan :
TB paru-paru, batuk, sesak napas,
Radang amandel (tonsilitis),
Demam,
Berak darah dan lendir pada anak, muntah darah,
Radang usus,
Bisul, abses,
Keracunan singkong,
Penyubur rambut, rambut rontok,
Akar digunakan untuk mengatasi :
terlambat haid,
demam.
Bunga digunakan untuk pengobatan :
radang mata.
CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, gunakan daun segar sebanyak 50-100 g atau 15-30 g bunga. Rebus dan air rebusannya diminum.
Untuk pemakaian luar, giling daun waru segar secukupnya sampai halus.
Turapkan ramuan ini pada kelainan kulit, seperti bisul atau gosokkan
pada kulit kepala untuk mencegah kerontokan rambut dan sebagai penyubur
rambut.
CONTOH PEMAKAIAN:
TB Paru
1.Potong-potong 1 genggam daun waru segar, lalu cuci seperlunya.
Tambahkan 3 gelas minum air bersih, lalu rebus sampai airnya tersisa
sekitar 3/4-nya. Setelah dingin, saring dan tambahkan air gula ke dalam
air saringannya, lalu minum, sehari 3 kali, masing-masing 3/4 gelas
minum.
2.Sediakan daun waru, pegagan (Centella asiatica L.), dan daun legundi
(Vitex trifolia L.) (masing-masing 1/2 genggam), 1/2 jari bidara upas
(Merremia mammosa Lour.), 1 jari rimpang kencur (Kaempferia galanga L.),
dan 3 jari gula enau. Cuci semua bahan-bahan tersebut, lalu
potong-potong seperlunya. Masukkan ke dalam periuk tanah atau panci
email. Masukkan 3 gelas minum air bersih, lalu rebus sampai airnya
tersisa 3/4nya. Setelah dingin, saring dan air saringannya siap untuk
diminum, sehari 3 kali, masing-masing 3/4 gelas.
Batuk
Cuci 10 lembar daun waru segar, lalu potong-potong seperlunya. Tambahkan
3 gelas minum air bersih, lalu rebus sampai airnya tersisa 3/4 bagian.
Setelah dingin saring dan air saringannya diminum, sehari 3 kali,
masing-masing 1/3 bagian. Sebelum diminum, tambahkan madu secukupnya.
Batuk berdahak
Cuci 10 lembar daun waru yang masih muda sampai bersih, lalu tambahkan
gula batu seukuran telur burung merpati. Tambahkan 3 gelas air bersih,
lalu rebus sampai airnya tersisa 3/4 bagian. Setelah dingin, saring dan
air saringannya diminum, sehari 3 kali minum, masing-masing 1/3 bagian.
Radang amandel
Cuci 1 genggam daun waru segar, lalu rebus dalam 2 gelas air bersih
sampai air rebusannya tersisa 1 1/2 gelas. Setelah dingin, saring dan
air saringannya digunakan untuk berkumur (gargle), terus diminum, sehari
3-4 kali, setiap kali cukup seteguk.
Radang usus
Makan daun waru muda yang masih kuncup sebagai lalap.
Berak darah dan lendir pada anak
Cuci 7 lembar daun waru muda (yang masih kuncup) sampai bersih.
Tambahkan 1/2 cangkir air sambil diremas-remas sampai airnya mengental
seperti selai. Tambahkan gula aren sebesar kacang tanah sambil diaduk
sampai larut. Peras dan saring menggunakan sepotong kain halus. Minum
air saringan sekaligus.
Muntah darah
Cuci 10 lembar daun waru segar sampai bersih, lalu giling halus.
Tambahkan 1 cangkir air minum sambil diremas-remas. Selanjutnya, saring
dan tambahkan air gula secukupnya ke dalam air saringannya, lalu minum
sekaligus.
Rambut rontok
Cuci 301embar daun waru segar dan 20 daun randu segar ( Ceiba
pentandra Gaertn.), lalu giling sampai halus. Tambahkan 2 sendok makan
minyak jarak dan air perasan 1 buah jeruk nipis, sambil diaduk sampai
rata. Saring ramuan tersebut menggunakan sepotong kain sambil diperas.
Gunakan air perasannya untuk menggosok kulit kepala sambil dipijat
ringan. Lakukan sore hari setelah mandi, lalu bungkus rambut dengan
handuk atau sepotong kain. Selanjutnya, cuci rambut keesokan harinya.
Lakukan 3 kali seminggu.
Penyubur rambut
Cuci 15 lembar daun waru muda, lalu remas-remas dalam 1 gelas air bersih
sampai airnya seperti selai. Selanjutnya, peras dan saring menggunakan
sepotong kain. Embunkan cairan yang terkumpul selama semalam. Keesokan
paginya, gunakan cairan tersebut untuk membasahi rambut dan kulit
kepala. Alhasil, kepala menjadi sejuk dan rambut akan tumbuh lebih
subur.
Komposisi :
Daun mengandung saponin, flavonoida, dan polifenol, sedangkan akarnya mengandung saponin, flavonoida, dan tanin.
Sumber: http://kyaimbeling.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar